DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL SHOLIHIN
2240199
AKSELERASI 22
I. Judul
Uji krom total (Cr-T) secara Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) - nyala
II. Metode Acuan
SNI 6989.17.2009
Air dan air limbah – bagian 17 : Cara uji krom total (Cr-T ) secara
Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) - nyala
III. Matriks
Air limbah
IV. Instrument
Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) - nyala
V. Ruang Lingkup
Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar logam krom total ( Cr-T) dalam air
dan air limbah secara Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ) –nyala pada
kisaran kadar Cr 0,2 mg/l sampai dengan 10 mg/l dengan panjang gelombang
357,9 nm
VI. Cara Uji
a) Prinsip
Analit logam krom dalam nyala udara-asetilen diubah menjadi bentuk atomnya,
menyerap energi radiasi elektromagnetik yang berasal dari lampu katoda dan
besarnya serapan berbanding lurus dengan kadar analit.
b) Bahan
Bahan yang digunakan dalam metode uji ini yaitu contoh uji air limbah, air bebas
mineral, Asam Nitrat (HNO3) pekat p.a., Krom trioksida (CrO3) atau Kalium
dikromat (K2Cr2O7), Gas asetilen (C2H2) HP dengan tekanan minimum 100 psi,
Larutan HNO3 0,05 M sebagai pengencer, larutan HNO3 5% (v/v) sebagai
pencuci, dan udara tekan HP atau udara tekan dari kompresor.
c) Alat
Peralatan yang digunakan dalam metode uji ini terbagi menjadi dua, yaitu perlatan
instrumen dan peralatan pendukung. Peralatan instrumen meliputi
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)-nyala yang dilengkapi dengan lampu
katoda berongga (Hollow Cathode Lamp / HCL) krom. Peralatan pendukung yang
digunakan adalah gelas piala 100 mL dan 250 mL, piet volumetrik 10 mL dan 50
mL,labu ukur 50 mL;100 mL;1000 mL, erlenmeyer 100 mL, corong gelas, kaca
arloji, pemanas listrik, saringan
d) Pembuatan Larutan
1) Pembuatan larutan baku logam krom 100 mg Cr/l
Pembuatan larutan baku logam krom 100 mg Cr/L dapat dibuat
dengan dua cara. Cara pertama yaitu dengan melarutkan ± 0,192 g CrO3
atau ± 0,282 g K2Cr2O7 dengan air mineral dalam labu ukur 1000,0 mL
(≈100 mg Cr/L), lalu ditambahkan 10 mL HNO3 pekat dan diencerkan
dengan air bebas mineral hingga tanda tera kemudian dihomogenkan.
Setelah itu dapat dihitung kadar krom berdasarkan hasil penimbangan.
Cara ke dua yaitu dengan membuat larutan ini dari larutan standar 1000
mg Cr/L siap pakai.
2) Pembuatan larutan baku logam krom 10 mg Cr/l
Pembuatan larutan baku logam krom 10 mg Cr/L dapat dibuat
dengan cara memipet 10,0 mL larutan standar logam krom 100 mg/L ke
dalam labu ukur 100,0 mL, lalu ditambahkan dengan larutan pengencer
(HNO3 0,05 M) sampai tanda tera lalu dihomogenkan
3) Pembuatan larutan kerja logam krom
szPembuatan larutan kerja logam krom dapat dibuat dengan cara
menyiapkan deret larutan kerja dengan satu blanko dan minimal tiga kadar
yang berbeda secara proporsional dan berada pada rentang pengukuran.
e) Persiapan Sampel
Contoh uji dihomogenkan lalu dipipet 50,0 mL dan dimasukkan ke dalam
gelas piala 100 mL atau erlenmeyer 100 mL. Kemudian ditambahkan 5 mL HNO3
pekat, apabila menggunakan gelas piala maka ditutup dengan kaca arloji, apabila
menggunakan erlenmeyer maka corong digunakana sebagai penutup. Setelah itu
dipanaskan perlahan sampai tersisa volume 15 – 20 mL. Jika destruksi belum
sempurna (tidak jernih) maka ditambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat kemudian
gelas piala atau erlenmeyer ditutup lalu dipanaskan kembali (tidak mendidih),
proses ini dilakukan secara berulang sampai hasilnya menunjukkan logam larut,
ditandai dengan warna endapan dalam contoh uji menjadi agak putih atau contoh
uji menjadi jernih. Apabila destruksi tidak sempurna, maka dapat dilihat tabel
pada lampiran B. Setelah itu kaca arloji dibilan dan air bilasannya dimasukkan ke
adalam gelas piala. Lalu contoh uji dipindahkan ke dalam labu ukur 50,0 mL (bila
perlu disaring) dan ditambahkan air bebas mineral sampai tepat tanda tera dan
dihomogenkan.kemudian contoh uji siap diukur serapannya.
Y = a + bx
Keterangan :
a = intersep (abs)
b= slope (abs/mg/l)
y= absorbansi (abs)
x= konsentrasi (mg/l)
Sedangkan untuk menghitung kadar krom total (Cr-T) dalam sampel menjadi :
Cr-T (mg/L) = C x Fp
Keterangan :
C = kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L)
Fp = Faktor pengenceran
VII. Spesifikasi Kriteria Keberterimaan, Validasi Metode Uji Krom Total (Cr-T) seccra
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) – Nyala
Miftahul Sholihin
2240199