4. Konsentrasi Oksigen
5. Sumber Nitrogen
6. Suhu
7. Derajat Keasaman (pH) Fisik
Air terikat kuat TIDAK punya kecenderungan untuk keluar dari bahan pangan sebagai uap air
→ Shg tekanan parsialnya di permukaan bahan (p) mendekati atau = 0
→ Alias zero effective water activity →Aw ~ 0
Aktivitas Air
• Ketika sel mikroba direndam dalam misalnya 5% larutan garam, maka konsentrasi air di dalam
sel lebih besar dari di luar sel, dimana konsentrasi H2O adalah tertinggi ketika konsentrasi larutan
garam adalah terendah.
• Dalam difusi, air berpindah dari area dengan konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi lebih
rendah. Dalam hal ini, air keluar dari sel dengan laju yang lebih besar dari laju masuknya air ke
dalam sel.
• Hal ini menghasilkan peristiwa plasmolysis, dan mengakibatkan penghambatan pertumbuhan
dan kematian sel.
• Garam harus digunakan dalam konsentrasi yang cukup untuk menghasilkan efek kondisi
hipertonik. Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin tinggi efek pengawetan dan
pengeringan.
Mekanisme Penurunan Aw dengan Penambahan Gula
• pH
Mikroorganisme adalah paling resisten terhadap panas pada pH optimum pertumbuhannya, dimana
biasanya pada pH 7,0. Jika pH di atas atau di bawah optimum pertumbuhannya maka berakibat
pada meningkatnya sensitivitas terhadap panas. jika pemanasan diberikan pada makanan dengan
kandungan asam tinggi, maka diperlukan suhu pemanasan yang lebih rendah.
• Umur mikroba
Sel bakteri memiliki resistensi terhadap panas yang tinggi pada fase pertumbuhan stasioner (sel
tua) dan resistensinya menurun pada fase logaritmik.
Resistensi terhadap panas juga ditunjukkan pada pertumbuhan sel fase Lag dan menurun pada saat
memasuki fase log.
Spora bakteri yang berumur tua juga lebih resisten terhadap panas disbanding spora sel muda.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan panas pada mikroba
• Mikroorgansime yang tahan terhadap panas.
• Ketahanan panas mikroba berkaitan dengan suhu optimum pertumbuhannya.
Psikrotrof paling sensitive terhadap panas diikuti oleh mesofil dan termofil paling
resisten terhadap panas.
• Bakteri pembentuk spora lebih resisten terhadap panas dibanding bakteri non
pembentuk spora, dan termofil pembentuk spora lebih resisten dibanding mesofil
pembentuk spora.
• Gram posistif lebih resisten di banding Gram negative, dan bentuk coci lebih
resiten dari bentuk rod. Khamir dan kapang sensitive terhadap panas.
• Khamir pembentuk spora lebih resisten dari sel vegetative khamir.
• Spora aseksual kapang lebih resisten dari miselium kapang.
• Endospore mempunyai ketahanan panas yang tinggi karena berkaitan dengan
adanya dehidrasi protoplasma, mineralisasi, dan adaptasi terhadap panas.
Destruksi Thermal Mikroorganisme
• Untuk tahu seberapa kerusakan mikroorganisme oleh panas
dalam pengawetan makanan, perlu diketahui konsep dasar dan
istilah/terminology berikut ini:
• Thermal Death Time (TDT) → TDT adalah waktu yang
diperlukan untuk membunuh sejumlah mikroorganisme pada
suhu tertentu
• Thermal death point (TDP) → suhu yang diperlukan untuk
membunuh sejumlah mikroorganisme pada waktu tertentu,
biasanya 10 menit.
• Kalau kita manasin suatu bahan di suhu dan waktu
tertentu, sebenernya seberapa banyak mikrobia yang
bisa dibunuh?
• KALAU kita tahu jumlah mikrobianya sejumlah ini
nih…berapa lama bahan pangan musti dipanasin?
• Berapa suhunya?
• Biar bisa ngitung, kita musti PAHAM dulu beberapa
hal berikut
Z
a
a a
b Y Y
b b
X X X
cfu/g
Kriteria kerusakan
Ketiga parameter