bumbu/rempah, bahan tambahan pangan (terutama anti mikroba dan antioksidan) pada pangan; pengeksposan pangan dengan bahan kimia (mis: pengasapan) • Tujuan utama: menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba Penggolongan Pengawet Kimiawi anti mikroba
• Pengawet yg ditambahkan tak dibatasi peraturan: garam, gula,
asam organik alami dan garamnya ( laktat, malat, sitrat dsb), vinegar (asam cuka alami), rempah-rempah dan minyaknya, asap kayu, CO2, N2 • Bahan generally recognized as safe (GRAS) untuk tambahan pangan : asam propionat, sodium dan kalsium propionat, asam kaprilat, asam sorbat dan garamnya (sodium dan kalsium), asam benzoat, benzoat dan turunannya (metilparaben, propilparaben), diasetat, sulfur dioksida dan sulfit, potasium dan sodium bisulfit dan metabisulfit, sodium nitrit • Bahan kimia yg termasuk food additive (bahan tambahan pangan) • Bahan kimia yg terbukti aman dan disetujui oleh Badan yg berwenang (mis: FDA di AS, BPOM di Indonesia) Pengasinan • Menggunakan garam NaCl • Garam bersifat antimikroba • Konsentrasi sampai 6 % dapat menghambat mikroba pembusuk • Konsentrasi 10 -12 % dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen termasuk Clostridium botulinum, kecuali Staphylococcus aureus • Kebanyakan bakteri berhenti tumbuh pada konsentrasi garam sekitar 15 % • Lactobacillus dan Leuconostoc dapat tumbuh dg cepat jika ada garam, tapi asam yg terbentuk dapat menghambat mikroba lain yg tidak dikehendaki • Pada larutan garam jenuh (26,5% pd suhu 21,1⁰C) bakteri, kapang dan khamir tidak mampu tumbuh, mungkin karena tidak ada air bebas yg tersedia bagi pertumbuhan mikroba • Bakteri halofilik dapat tumbuh pada larutan garam jenuh Aksi antimikroba NaCl : • meningkatkan tekanan osmosis → plasmolisis sel mo • mendehidrasi : menarik dan mengikat air → Aw↓ dan dapat mendehidrasi sel mikroorganisme. • mengion; ion Cl bersifat toksik bagi mikroorganisme • menurunkan kelarutan O2 dalam air • membuat sel mikroorganisme peka terhadap CO2 • merintangi aksi enzim proteolitik. Penetrasi garam kedalam bahan pangan
• Prosesnya lambat pada keping bahan pangan
yang besar • Faktor yg mempengaruhi: Kemurnian garam Temperatur brine (larutan garam) Konsentrasi garam Volume larutan Pengadukan brine Kemurnian garam • Secara kimiawi garam tidak pernah murni NaCl • Kemurnian 96 % NaCl • Impurities: pasir dan meterial lain tak larut 0,6%, garam kalsium 1,36%, magnesium sulfat 3,9%, dan magnesium klorida 2,7% • Ion kalsium dan magnesium menurunkan laju penetrasi NaCl. Kalsium Khlorida (CaCl2) merintangi uptake garam Temperatur brine • Mempengaruhi laju penetrasi garam • Makin tinggi temperatur, makin cepat Pada 0⁰C lambat, pada 15⁰C lebih cepat, pada 30⁰C paling cepat • Pada potongan daging atau ikan yg tebal yg disimpan pd temperatur tinggi mendukung aktivitas mikroba, dan pembusukan dapat terjadi sebelum garam berpenetrasi penuh ke pusat. Oleh karenanya penggaraman dikombinasikan dengan pendinginan pada temperatur 0 - 15⁰C utk menjamin mutu tertinggi Konsentrasi garam • Perbedaan konsentrasi garam antara bahan dan brine → difusi bertahap garam kedalam makanan • Konsentrasi garam yg tinggi → cepat menarik air → protein permukaan bahan (daging/ikan) mengalami denaturasi dan case hardening → garam lebih lambat berdifusi lewat permukaan dibanding bila menggunakan konsentrasi garam rendah pada awalnya • Peningkatan konsentrasi garam → difusi progresif dan sempurna kedalam bahan Volume brine • Volume brine yg proporsional relatif kecil thd bahan → konsentrasi garam kecil → sedikit garam yg berdifusi ke dalam bahan setelah tahap awal penggaraman • Dengan volume brine yg besar → garam kontinyu berdifusi kedalam bahan sampai terjadi keseimbangan dg sekelilingnya (isotonis) Pengadukan brine • Bila brine diaduk sekitar bahan, garam akan cepat-cepat berdifusi ke dalam bahan • Pada tahap awal penggaraman, area brine sekitar bahan diencerkan dengan air yang tertarik keluar oleh karena osmosis • Garam dari tempat brine lambat berdifusi ke dalam area yang terencerkan • Jika brine diaduk, difusi lebih cepat →Penetrasi garam dalam brine berikutnya akan kontinyu Pemanisan • Menggunakan gula • Gula banyak digunakan utk pengawetan buah (bisa utuh atau potong-potong, ekstrak jus buah) yg dimasak dalam air mencapai konsentrasi 40 – 65% atau sampai level gula sukrosa jenuh • Konsentrasi tinggi (70%) dapat menghambat pertumbuhan bakteri • Umumnya disertai dg teknik pengawetan lainnya, mis: dikombinasi dg pH rendah, pasteurisasi, penyimpanan suhu rendah, pengeringan, penambahan bahan kimia lain (SO2, benzoat) Gula • Utamanya untuk citarasa • Menghalangi efek keras kasar dari garam dengan mencegah hilangnya air • Berinteraksi dengan gugus amino protein → browning product → citarasa ↑ • Pengawet yang efektif / menghambat pertumbuhan bakteri Aksi gula • Menarik air dari bahan dan juga air sel mikroba secara osmosis melalui membran sel sehingga mengurangi air dalam produk akhir shg tidak favorable utk kebanyakan mikroba, kecuali osmofil (umumnya khamir dan kapang yg butuh Aw rendah) • Adanya asam dan pektin, walaupun tidak penting tapi ikut membantu gula dalam proses pengawetan ➢ Jumlah asam yg memadai membantu dalam pengawetan. Bakteri takut utk tumbuh di media asam ➢ Pektin dalam buah mengikat air, membentuk gel dg adanya gula dan asam pada konsentrasi yg cocok, shg air tidak bisa digunakan oleh mikroba Pengasaman Sifat antimikroba asam: • pH: • toksik: khas dari asam-asam yg tidak terdisosiasi Keberadaan dalam produk pangan: • Penambahan • Hasil fermentasi Disamping sbg bahan pengawet: • Buffering • Pengkhelat • Penambah gizi • Flavor enhancer Jenis: • Asam organik: asam asetat, propionat, laktat, sitrat, sorbat, benzoat • Asam anorganik: khlorida, nitrat dan nitrit, sulfit Mekanisme: • Pada kekuatan yg cukup asam mendenaturasi protein bakteri • Asam organik mempengaruhi sintesis dinding sel prokaryotik • Asam organik beraksi pada level membran sitoplasma, menembus bilayer membran, dan sekali berada dalam sel ia berdisosiasi karena di dalam sel mempunyai pH yg lebih tinggi daripada di luar sel Daftar Pustaka • Frazier, W.C. and D.C. Westhoff. 1988. Food Microbiology. 4th Ed. McGraw Hill Book Company, New York • M.P. Guzman. Introduction to Food Preservation. Bookmark, Manila. • T.R. Muchtadi dan Sugiyono. 2013. Prinsip Proses & Teknologi Pangan. Penerbit Alfabeta, Bandung