Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

ANALISA AIR (KESADAHAN)

Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Rahma Fitria Widhanti (P1337431216047)
2. Irine Seylla Ayu D. (P13374312160)
3. Rahajeng Emira Putri (P13374312160)
Kelas : DIV Gizi Reg B Semester 5

PROGRAM STUDI DIV GIZI SEMARANG


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
I. PENDAHULUAN
Kesadahan air hampir seluruhnya ditentukan oleh adanya garam kalsium dan
magnesium, kadang-kadang zinc dan besi terdapat dalam bentuk karbonat atau sulfat,
adanya Co atau sejumlah besar NaCl dapat pula meningkatkan kesadahan air.
Kesadahan air dinyatakan dengan CaCO3 dalam ppm. Penggolongan kesadahan
dibagi dalam empat kriteria :

Ppm CaCO3 Kondisi


Kurang dari 50 ppm Lunak
50 – 100 ppm Agak sadah
100 – 200 ppm Sadah
Diatas 200 ppm Sangat sadah

Ada dua jenis kesadahan, yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara.
Kesadahan sementara disebabkan oleh ion-ion bikarbonat, kalsium dan magnesium.
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan, tetapi kesadahan tetap
tidak dapat dihilangkan.

Standar air untuk keperluan umum misalnya untuk pencucian, pengolahan dan
sanitasi umum adalah 100 – 500 ppm CaCO3 dengan toleransi tidak lebih dari 250
ppm CaCO3. Kesadahan untuk pengalengan adalah tidak boleh > 85 ppm CaCO3,
untuk pengalengan kacang polong, buncis atau kacang-kacangan harus mempunyai
kesadahan nol, karena kacang-kacangan akan mengekstrak kesadahan air sehingga
produk menjadi keras. Hal ini berlaku pula untuk air pencuci botol, tong dan
pasteurisasi.

II. TUJUAN PRAKTIK


Tujuan Umum :
Setelah mengikuti praktikum pada mata kuliah ini mahasiswa akan dapat melakukan
analisis dan mendiskripsikan hasil pada analisis kesadahan air.
Tujuan Khusus :
1. Menganalisis kesadahan air
2. Menyimpulkan nilai kesadahan air berdasarkan standart
III. ALAT
1. Erlenmeyer
2. Buret
3. Hot plate
4. Beker glass
5. Pipet gondok
6. Pipet tetes
7. Corong
8. Kertas saring
9. Labu gondok

IV. BAHAN
1. Reagen : HCl 0,1 N, MR, NaOh 0,1 N, H2O
2. Air yang diperoleh langsung dari tempat-tempat tertentu yang fungsinya sebagai
berikut :
a. Air limbah pengolahan
b. Air untuk mencuci
c. Air untuk mengolah makanan
d. Air minum (isi ulang dan AMDK)

V. PROSEDUR KERJA
 Standarisasi asidi alkalimetri bertingkat
a. Standarisasi NaOH dengan asam oxalat 0,1 N
1. Ambil 10,0 ml asam oxalat
2. Tambahkan 3 tetes PP 0,1%
3. Titrasi dengan NaOH 0,1 N
4. TAT pink
b. Standarisasi larutan HCl dengan NaOH 0,1 N
1. Ambil 10,0 ml NaOH
2. Tambahkan 3 tetes PP 0,1%
3. Titrasi dengan HCl 0,1 N
4. TAT pink hilang (jernih)
 Blanko
1. Ambil 100 ml aquadest secara kuantitatif.
2. Tambahkan 3 tetes MR dan titrasi dengan HCl 0,1 N sampai netral (a ml).
3. Tambahkan 25,0 ml NaOH 0,1 N, panaskan 10 menit, dinginkan, lalu
encerkan menjadi 250 ml dengan aquadest.
4. Aambil 100,0 ml, lalu tambahkan kembali 3 tetes indikator MR, lalu titrasi
kembali dengan HCl 0,1 N sampai netral (b ml).
5. Tambahkan kembali dengan NaOH 0,1 N 25,0 ml dan 3 tetes indikator MR.
lalu titrasi kembali dengan HCl 0,1 N sampai netral kembali (c ml).

 Sampel
1. Ambil 100 ml air sampel secara kuantitatif.
2. Tambahkan 3 tetes MR dan titrasi dengan HCl 0,1 N sampai netral (a ml).
3. Tambahkan 25,0 ml NaOH 0,1 N, panaskan 10 menit, dinginkan, lalu
encerkan menjadi 250 ml dengan aquadest.
4. Aambil 100,0 ml, lalu tambahkan kembali 3 tetes indikator MR, lalu titrasi
kembali dengan HCl 0,1 N sampai netral (b ml).
5. Tambahkan kembali dengan NaOH 0,1 N 25,0 ml dan 3 tetes indikator MR.
lalu titrasi kembali dengan HCl 0,1 N sampai netral kembali (c ml).

VI. HASIL PRAKTIKUM

ml titrasi Kesadahan (ppm)


Kel Sampel
a b c Sementara Jumlah Tetap
1 Air sumur 12,5 13,2 28,1 125 17 108
denta
2 Air sumur 13,2 14,2 24,1 132 -43 175
denta
3 Air pam ika 2,6 9,7 25,7 26 63 -37
4 Air pam ika 2,4 9,5 26,2 24 72 -48
5 Air lab 4,6 10 25,8 46 58 -12
6 Air lab 4,4 9,6 25,5 44 63 -19
7 Air lab 4,7 10,1 27,7 47 75 -28
8 Air sumur 6,1 9,2 28,0 61 96 -35
elma
9 Air sumur 5,8 9,2 25,6 58 72 -14
elma
10 Air aqua 2,0 10,0 25,6 20 56 -36
11 Air aqua 2,0 10,0 25,5 20 55 -35
12 Air 2,7 10,1 25,4 27 52 -25
indomart
13 Air 2,9 9,9 25,8 29 60 -31
indomart

PERHITUNGAN :

 Air denta

Kesadahan sementara : a ml x N HCl x 28oD

1000 250
: 12,5 x 0,05 x x8x
100 100

: 12,5 x 0,05 x 10 x 8 x 2,5

: 125

Kesadahan jumlah : [c-2b] x N HCl x 28oD

1000 250
: [28,1 – 2 x 13,2] x 0,05 x x8x
100 100

: (1,7) x 0,05 x 10 x 8 x 2,5

: 17

Kesadahan tetap : (A) – (B)

= 125 – 17
= 108 ppm

VII. PEMBAHASAN

Kesadahan adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air
menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Air yang banyak
mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air sadah”, atau air
yang sukar untuk dipakai mencuci. Ada dua jenis kesadahan, yaitu kesadahan tetap
dan kesadahan sementara. Kesadahan sementara disebabkan oleh ion-ion bikarbonat,
kalsium dan magnesium. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan,
tetapi kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan.

Uji kesadahan air dilakukan dengan mengambil air sebanyak 100,00 ml air
yang diambil secara kuantitatif, kemudian masukkan kedalam erlenmeyer. Kemudian
mengambil MR sebanyak 2 tetes dan titrasi menggunakan HCl 0,1 N sampai
berwarna pink atau netral. Kemudian menambahkan 25,0 ml NaOH 0,1 N, panaskan
10 menit, dinginkan, lalu diencerkan menjadi 250,0 ml dengan aquades dalam labu
gondok. Kemudian menambahkan 25,0 ml NaOH 0,1 N, panaskan 10 menit,
dinginkan, lalu diencerkan menjadi 250,0 ml dengan aquades dalam labu gondok.
Selanjutnya mengambil 100,0 ml sampel, menambahkan 3 tetes indikator MR dan
mentitrasi kembali dengan HCl 0,1 N sampai netral (b ml). TAT : pink. Kemudian
menambahkan lagi 25,0 ml NaOH 0,1 N dan 3 tetes indikator MR, lalu titrasi kembali
dengan HCl 0,1 N sampai netral kembali (c ml). TAT : pink.

Untuk sampel air sumur denta diperoleh kesadahan tetap sebesar 141,5 ppm
[(108+175):2] yang termasuk dalam kategori sadah.

VIII.KESIMPULAN
Dari praktikum di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai kesadahan pada setiap
sample air berbeda-beda. Ada beberapa sample yang tidak dapat diidentifikasi
termasuk air yang sadah atau bukan karena memiliki hasil yang negatif. Hasil yang
tidak sesuai ini merupakan kesalahan atau human error.
IX. SARAN

Dalam melakukan praktikum, sebaiknya di uji dulu reagen yang hendak digunakan.
Untuk blanko dan standarisasi juga harus benar, karena apabila salah dapat
mempengaruhi hasil.

X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai