Pada Table 4.2 dapat dilihat kadar dan komposisi kimia yang terdapat dalam
bijih nikel. Terdapat beberapa komposisi kimia dengan kandungan yang tinggi yaitu
SiO2 45.16%, Fe2O3 21.58% (kadar besi dalam bijih nikel 15.1%) dan MgO 18.88%.
Hal ini menunjukan bahwa bijih nikel yang diuji mempunyai ikatan dengan mineral
geothit. Sedangkan untuk kandungan nikel oksida yaitu 2.33%, berarti terdapat
sekitar 1.83% Ni dalam bijih nikel. Berdasarkan komposisi kimianya bijih nikel
yang diuji termasuk dalam kategori bijih nikel laterit saprolit. Kandungan Nikel
dalam bijih nikel saprolit umunya >1.5% seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.3
pada bab II.
Pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada masing-masing komposisi kimia di
atas mempunyai kadar yang bervariasi dari yang terendah hingga kadar yang
tertinggi. Maka data tersebut dapat diolah ke dalam bentuk grafik yang ditunjukan
pada Gambar 4.1.
H2SO4
M= 5.6 M
V= 150 mL
T= 30,70,90o C Sampling
AAS
t = 60,90,120 menit Sludge (residu) (20 mL)
Pengadukan = 200 rpm
2 Pembuatan Larutan 1. Siapkan larutan H2SO4 konsentrasi 98% sebanyak 45.65 mL.
H2SO4 5.6 M 2. Masukan aqua dm sebanyak 38 mL ke dalam wadah kosong.
sebanyak 150 mL 3. Masukan H2SO4 konsentrasi 98% sebanyak 304 mL ke dalam wadah yang
(untuk satu sampel) telah diisi dengan aqua dm sebelumnya.
4. Kemudian tambahkan aqua dm hingga 150 mL.
1. Aqua dm
(38 mL)
2. H2SO4
H2SO4 5.6 M
98% Titrasi (150 mL)
(45.65 mL)
3. Aqua dm
(66.35 mL)
3 Leaching/Pelindian 1. Siapkan alat proses leaching seperti yang ditunjukan pada gambar berikut.
Tabung Kondensor
Tabung Reaktor
Data average
Fe Ni % Recovery
No. Sampel (g/L)
( g/L) (g/L)
Fe Ni %Fe %Ni
1 A1 3.62 1.08
3.18 0.97 25.37 35.71
2 A2 2.75 0.87
3 B1 3.44 1.00
3.44 0.99 27.45 36.71
4 B2 3.45 0.99
5 C1 3.59 1.01
3.60 1.02 28.68 37.64
6 C2 3.61 1.03
7 D1 11.61 1.60
11.74 1.57 51.81 57.93
8 D2 11.87 1.54
9 E1 12.79 1.64
12.86 1.62 56.76 59.77
10 E2 12.93 1.61
11 F1 12.42 1.70
12.98 1.69 57.28 62.36
12 F2 13.55 1.68
13 G1 13.42 1.71
13.30 1.71 58.69 63.09
14 G2 13.15 1.70
15 H1 13.68 1.81
13.70 1.79 60.45 66.05
16 H2 13.72 1.78
17 I1 14.67 1.85
14.69 1.84 64.82 67.89
18 I2 14.70 1.83
Data kadar Fe dan Ni dari Tabel 4.5 diperoleh dengan perlakuan yang berbeda
terhadap masing-masing sampel, sehingga dapat ditentukan grafik pengaruh
parameter proses terhadap % recovery Fe dan Ni seperti yang ditunjukan pada
Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.
% Recovery Fe
80 y = 18,07x + 14,12
R² = 0,8983
y = 16,5x + 15,22
60 R² = 0,8327
y = 16,66x + 11,97
% Fe
40 R² = 0,897
60 menit
90 menit
20
120 menit
0
30°C 70°C 90°C
60 menit 25,37 51,81 58,69
90 menit 27,45 56,76 60,45
120 menit 28,68 57,28 64,82
% Recovery Ni
80
y = 15,125x + 25,713
R² = 0,8817
y = 14,67x + 24,837
60 R² = 0,9017
y = 13,69x + 24,863
R² = 0,8854
% Ni
40 60 menit
90 menit
20 120 menit
0
30°C 70°C 90°C
60 menit 35,71 57,93 63,09
90 menit 36,71 59,77 66,05
120 menit 37,64 62,36 67,89
Tabel 4.6 dan 4.7 menunjukan besarnya nilai korelasi/hubungan (R) 0.979
dan 0.988 termasuk dalam kategori kuat. Output pada Tabel 4.6 didapat koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.953 yang memiliki pengertian bahwa pengaruh
variabel bebas (waktu dan temperatur) terhadap variabel terikat recovery Fe sebesar
95.3% secara simultan.
Sedangkan pengaruh variabel bebas (waktu dan temperatur) terhadap variabel
dipenden/terikat recovery Ni sebesar 97.7%. Untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan secara simultan dari variabel bebas terhadap variabel dipenden/terikat
dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9 yang merupakan output data ANOVA (Analysis
of variance) %Fe dan %Ni.
Data ANOVA pada Tabel 4.7 dan 4.8 menjelaskan jika terdapat pengaruh yang
nyata (signifikan) antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh yang
nyata (signifikan) tersebut terjadi apabila nilai dari signifikansinya <0.05. Dapat
dilihat bahwa nilai signifikansi pada Tabel 4.7 dan 4.8 adalah 0.00<0.05. Maka
dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut menunjukan adanya pengaruh yang
nyata (signifikan) variabel bebas terhadap variabel terikat (perolehan % recovery
Fe dan Ni).