Anda di halaman 1dari 47

TUGAS PEMISAHAN DIFUSIONAL 1

PERANCANGAN TRAY COLUMN 2017

Kelompok 17

Edwin Wirgho - 2014620014

Andreas Setiawan - 2014620030

Deky Septianto HS - 2014620070

Kevin Siswanto - 2014620092

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG 2017

BAB I SOAL

Keterangan Umpan Produk Atas Produk Bawah


Keadaan 80%cair - 20%uap cair jenuh cair jenuh
Laju etan 4 kmol/h 4 kmol/h
Laju propan 40 kmol/h 36 kmol/h
Laju i-butan 22 kmol/h 2 kmol/h
Laju n-butan 10 kmol/h
Laju i-pentan 8 kmol/h
Laju n-pentan 4 kmol/h

Petunjuk pengerjaan tugas

• Jumlah tahap kesetimbangan/ideal/teoritis harus dihitung dengan metoda eksak (dimulai


dengan metoda FUG dan dilanjutkan dengan metoda rigorous).
• Perbandingan refluks besarnya 1,25 kali keadaan minimumnya.
• Efisiensi tahap keseluruhan ditentukan berdasarkan grafik O’connell
• Jenis tray column yang dirancang adalah perforated tray single pass liquid flow. Bila
ketentuan tugas di atas tidak memenuhi persyaratan single pass liquid flow, maka lakukan
modifikasi dengan cara mengalikan laju alir dengan suatu faktor.
• Profil temperatur, laju alir dan komposisi (dalam fraksi mol) untuk aliran fasa uap dan fasa cair
antar tahap harus disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
• Tekanan operasi ditentukan berdasarkan media pendingin yang digunakan pada kondensor.
o
Media penyerap panas yang tersedia ialah air pendingin (cooling water) pada 30 C dan hanya
o
diijinkan digunakan hingga 45 C. Bila dengan air pendingin tekanan operasinya 50 bar
(absolut) atau lebih tinggi, maka media penyerap panasnya harus diganti dengan air dingin
o o
(chilled water). Air dingin yang tersedia suhunya 4 C dan bisa digunakan hingga 10 C.

Asumsi Awal :

Light Key component (LK) adalah propana dan Heavy Key component (HK) adalah iso-butana

BAB II

SPESIFIKASI TRAY COLUMN HASIL PERANCANGAN


Keadaan Operasi

Tekanan operasi = 2249.7827 kPa


Temperatur distilat = 58.6oC
Temperatur feed = 89.9oC
Temperatur bottom = 115.9oC
Spesifikasi Kolom Distilasi
Material construction Stainless steel
Reflux ratio 1.90
Theoretical stages 17 tahap
Stage efficiency (%) 73.95
Liquid flow pattern Cross flow (single pass)
Tray Specification Top Bottom
Plate material Stainless steel
Plate ID / Dc (m) 0.6592 0.6176
Plate thickness (mm) 3 3
Plate spacing / lt (m) 0.45 0.6
Column area / Ac (m2) 0.3414 0.2997
Downcomer area / Ad (m2) 0.0410 0.0599
Net area / An (m2) 0.3004 0.3996
Active area / Aa (m2) 0.2595 0.1798
Hole area / Ah (m2) 0.0156 0.0108
Number of holes / active holes 3172 1060
Hole size / Dh (mm) 2.5 3.6
Hole pitch/lp (mm) 7.5 10.8
Hole pattern triangular triangular
Weir height / hw (mm) 40 50
Weir length / lw (m) 0.5076 0.4755
Weir crest / how (mm liquid) 21.0388 41.1316
Downcomer back up / hb (mm) 172.6527 255.4958
Unperforated strip (mm) 50 20
Perforation area / Ap (m2) 0.1614 0.1140
Turn down (%) 80 85
Plate pressure drop (kPa) 0.4268 0.5874
Residence time (s) 3.0000 3.0000
Flooding (%) 80 80
Plate Specification
BAB III PENENTUAN KEADAAN OPERASI KOLOM DISTILASI

3.1. Penentuan Komposisi Umpan, Distilat, dan Bottom

Informasi awal yang didapatkan pada soal perancangan tray column dinyatakan dalam

Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Informasi awal perancangan tray kolom


Keterangan Umpan Produk Produk Bawah
Keadaan 80%cair - 20%uap Atcair cair jenuh
jenuhas
Laju etana 4 kmol/h 4 kmol/h
Laju propana 40 kmol/h 36 kmol/h
Laju i-butana 22 kmol/h 2 kmol/h
Laju n-butana 10 kmol/h
Laju i-pentana 8 kmol/h
Laju n-pentana 4 kmol/h
Perbandingan Refluks 1.25

Komposisi umpan, laju distilasi, laju bottom, dan komposisi bottom dapat ditentukan
dengan menggunakan neraca massa (dapat dilihat pada Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Laju alir dan komposisi umpan, produk atas, dan produk bawah
F D B
Zi,f Xi,d Xi,b
(kmol/h) (kmol/h) (kmol/h)
etana 4 4 0 0.0455 0.095013 0
propana 40 36 4 0.4545 0.855115 0.08715
i-butana 22 2 20 0.25 0.047506 0.43573
n-butana 10 0.099 9.901 0.1136 0.002351 0.21571
i-pentana 8 0.0005 7.9995 0.0909 0.000013 0.17428
n-pentana 4 0.0001 3.9999 0.0455 0.000003 0.08714
Total 88 42 46 1 1 1

3.2. Penentuan Tekanan Operasi Kolom

Tekanan operasi kolom ditentukan berdasarkan media pendingin yang dipakai di


kondensor, yaitu air dengan temperatur 30oC dan maksimal 45oC. Dengan data tersebut,
penentuan tekanan operasi kolom dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan data media pendingin, diambil asumsi bubble point distilat sebesar 50 oC, kemudian diambil tekanan dari 101.325 kPa sampai
5000 kPa.
2. Nilai K-value dari setiap komponen pada temperatur dan tekanan yang telah ditentukan dicari menggunakan De Priester chart. Hasil Kvalue
yang diperoleh adalah sebagai beikut.

Tabel 3.3. Nilai K berbagai komponen pada 50oC

Dari data K-value tersebut dibuat grafik yang mengalurkan tekanan (P) dengan K untuk setiap komponen, kemudian dibuat persamaan garis
K sebagai fungsi P.
Persamaan : K=aPb

Dari persamaan tersebut, diperoleh P operasi sebesar 2249.7827 kPa.

3.3. Penentuan Temperatur Operasi

Nilai P operasi yang telah diperoleh digunakan untuk mencari nilai K dari
masingmasing komponen pada berbagai temperatur (0-150oC). Setelah itu, dibuat
kurva K vs T untuk mendapatkan nilai temperatur umpan (Tf).
Persamaan : K=aebt

Penentuan temperatur feed dilakukan dengan melakukan perhitungan bubble point dan dew
point temperature untuk feed terlebih dahulu. Perhitungan dew point dan bubble point
temperature dilakukan dengan menggunakan bantuan goal seek pada program Microsoft
Excel. Fasilitas goal seek juga dapat digunakan untuk menentukan nilai temperatur distilat
dan bottom dengan metode yang sama. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai Tdew,
Tbubble, Td, Tb berturut-turut sebagai berikut : 107.7 oC, 85.4oC, 58.6oC, 115.9oC. Adapun
nilai temperatur feed (Tf) dapat diperoleh dengan persamaan berikut ini :

Tf = (1-q)Tdew + q. Tbubble
= (1-0.8) x 107.7 + (0.8 x 85.4)
= 89.9oC
Trial Error Tbubble
Senyawa xi,F Ki,F yi,F
Etana 0.0455 3.1377 0.1426
Propana 0.4545 1.3048 0.5931
i-Butana 0.2500 0.6886 0.1722
n-Butana 0.1136 0.5146 0.0585
i-Pentana 0.0909 0.2584 0.0235
n-Pentana 0.0455 0.2224 0.0101
Total 1
Error 0

Trial Error Tdew


Senyawa yi,F Ki,F xi,F
Etana 0.0455 3.9643 0.0115
Propana 0.4545 1.8103 0.2511
i-Butana 0.2500 1.0033 0.2492
n-Butana 0.1136 0.7753 0.1466
i-Pentana 0.0909 0.4152 0.2189
n-Pentana 0.0455 0.3687 0.1233
Total 1
Error 0

Trial Error Td
Senyawa xi,D Ki,D yi,D
Etana 0.0952 2.3668 0.2254
Propana 0.8571 0.8793 0.7537
i-Butana 0.0476 0.4374 0.0208
n-Butana 0 0.3140 0
i-Pentana 0 0.1458 0
n-Pentana 0 0.1209 0
Total 1
Error 0
Trial Error Tb
Senyawa xi,B Ki,B yi,B
Etana 0 4.3228 0.0000
Propana 0.0870 2.0436 0.1777
i-Butana 0.4348 1.1533 0.5015
n-Butana 0.2174 0.9023 0.1961
i-Pentana 0.1739 0.4950 0.0861
n-Pentana 0.0870 0.4446 0.0387
Total 1
Error 0
BAB IV PERHITUNGAN DENGAN METODE PINTAS (METODE FUG)
fi di bi
Senyawa zi,F xi,D xi,B
(kmol/jam) (kmol/jam) (kmol/jam)
Etana 4 4 0 0.0455 0.095238 0.00000
Propana 40 36 4 0.4545 0.857143 0.08696
i-Butana 22 2 20 0.2500 0.047619 0.43478
n-Butana 10 0.000 10.000 0.1136 0.000000 0.21739
i-Pentana 8 0.000 8.0000 0.0909 0.000000 0.17391
n-Pentana 4 0.000 4.0000 0.0455 0.000000 0.08696
Total 88 42 46 1 1 1
Setelah semua data diketahui, dilakukan perhitungan dengan metode FUG. Dalam
perancangan ini, propana merupakan light key component, sedangkan isobutana merupakan
heavy key component.

4.1. Metode Fenske

Persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut :

Koreksi Komposisi

Koreksi komposisi dimulai dari komposisi komponen setelah heavy key, yaitu n-butana,
ipentana, dan n- pentana dengan menggunakan persamaan berikut ini :

Dari kedua persamaan di atas, diperoleh nilai di/bi dimana fi = di + bi, sehingga diperoleh
persamaan berikut ini :
Data komposisi setelah dikoreksi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

fi di bi
Senyawa zi,F xi,D xi,B
(kmol/jam) (kmol/jam) (kmol/jam)
Etana 4 4 0 0.0455 0.095013 0.00000
Propana 40 36 4 0.4545 0.855115 0.08715
i-Butana 22 2 20 0.2500 0.047506 0.43573
n-Butana 10 0.099 9.901 0.1136 0.002351 0.21571
i-Pentana 8 0.0005 7.9995 0.0909 0.000013 0.17428
n-Pentana 4 0.0001 3.9999 0.0455 0.000003 0.08714
Total 88 42 46 1 1 1
4.2. Metode Underwood I : Perhitungan Konstanta Underwood

Untuk mencari nilai konstanta underwood, nilai laju alir molar umpan dalam fasa uap
dicari terlebih dahulu dengan persamaan berikut ini :

Vf = (1-q) x F

= (1-0.8) x 88 kmol/h

= 17.6 mol/h

Setelah itu, nilai Ф dicari dengan menggunakan bantuan goal seek pada program
Microsoft Excel hingga memenuhi syarat 1< Ф < LK.

Ф1 tebakan = 1.4
i αi,F fi αifi αifi/(αi-φ) VF
1 4.375 4 17.5 5.8824 17.6
2 1.875 40 75 158
3 1 22 22 -55
4 0.775 10 7.75 -12.4000
5 0.4 8 3.2 -3.2000
6 0.35 4 1.4 -1.3333
VF 91.8438
Error 74.2438

Фakhir = 1.2528
i αi,F fi αifi αifi/(αi-φ) VF
1 4.375 4 17.5 5.6050 17.6
2 1.875 40 75 120.5413
3 1 22 22 -87.0230
4 0.775 10 7.75 -16.2199
5 0.4 8 3.2 -3.7523
6 0.35 4 1.4 -1.5507
VF 17.6
Error 0

4.3. Metode Underwood II : Perhitungan V∞ dan Rm


i Komponen αi,F di αidi αidi/(αi-φ)
1 Etana 4.375 4 17.5
2 Propana 1.875 36 67.5
3 i-butana 1 2 2
4 n-butana 0.775 0.0990 0.0767
5 i-pentana 0.4 0.0005 0.0002
6 n-pentana 0.35 0.0001 0.00004
V∞
Rm

Nilai V∞ yang diperoleh yaitu sebesar 106.0202, sehingga nilai Rm dapat diperoleh dari
persamaan berikut ini :

4.4. Metode Gilliland : Perhitungan Jumlah Tahap Teoritis Metode

Gilliland terdiri dari 4 tahap yaitu :

1. Menggunakan harga Nm (dari metode Fenske) dan Rm (dari metode Underwood).


2. Menghitung harga R (1.25 x Rm) dan (R-Rm)/(R+1).
3. Nilai (N-Nm)/(N+1) dapat diperoleh dari grafik.
4. Diperoleh nilai N yaitu sebesar 16.2958 (dibulatkan menjadi 17 tahap).
R 1.9054
(R-Rm)/(R+1) 0.1312
(N-Nm)/(N+1) 0.51
N 16.2958
0.5

4.5.Menentukan Efisiensi Kolom

Viskositas cairan merupakan fungsi temperatur dengan parameter viskositas


masingmasing komponen sebagai berikut.

Senyawa VISA VISB


Etana 156.6 95.57
Propana 222.67 133.41
i-Butana 302.51 170.2
n-Butana 265.84 160.2
i-Pentana 367.32 191.58
n-Pentana 313.66 182.48
Viskositas tiap komponen dapat diperoleh dengan memasukkan data parameter VISA
dan VISB ke dalam persamaan di atas, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
μ
Senyawa
(mNs/m2)
Etana 0.0621
Propana 0.0880
i-Butana 0.1138
n-Butana 0.1183
i-Pentana 0.1244
n-Pentana 0.1398
Setelah itu, dicari nilai μaverage (0.1077) sedangkan nilai LK average telah dihitung dengan
metode Fenske, yaitu sebesar 1.8257.

Efisiensi overall kolom distilasi kemudian dapat dihitung dengan korelasi O’Connell
yang dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

dengan : µa = viskositas molar liquid rata-rata (mNs/m2)

αa = volatilitas relatif rata-rata dari light key component

Maka diperoleh efisiensi overall kolom sebesar 73.95%.

BAB V PERHITUNGAN DENGAN METODE EKSAK (RIGOROUS)


5.1 Neraca Massa
F 88 kmol/h
D 42 kmol/h
B 46 kmol/h
L 80.0253 kmol/h
V 122.0253 kmol/h
L' 150.4253 kmol/h
V' 104.4253 kmol/h
Tahap Enriching

• Untuk mengawali tahap enriching dilakukan perhitungan T per tray adalah sebagai
berikut:
T per tray=T / N= ( 115.9 – 58.6 )/ 17= 3.4 oC
• Perhitungan dilakukan dari tahap teratas (tahap 1), dimana temperatur pada tahap ini
dihitung dengan persamaan:
T= Tdistilat+ T per tray
= 58.6 + 3.4
= 61.9 oC
• Hitung nilai K dengan persamaan eksponensial ;
K = aebt
• Hitung nilai α setiap komponen dengan persamaan sebagai berikut:

Dengan heavy key component berupa i-butana


• Hitung nilai yi/αi dan dilakukan penjumlahan seluruh nilai yi/αi  Hitung nilai xi
dengan persamaan sebagai berikut:

• Dilakukan perhitungan nilai (KHK) saat temperature Tn dengan membandingkan


YHK/XHK
• Untuk tahap iterasi(mulai dari tahap2), digunakan fungsi goal seek pada Microsoft
Excel dengan format pengisian sebagai berikut:

Pada pilihan set cell diisi dengan cell error, kemudian pada to value diisi dengan
angka 0. Pada pilihan changing cell, diisi dengan temperatur tahap.
• Perhitungan dilakukan pada tahap selanjutnya hingga memenuhi syarat sebagai
berikut:

Dari hasil iterasi menggunakan goal seek dilakukan iterasi hingga tahap ke 7.
Dan diperoleh nilai (xLK/xHK)n sebesar 1.586 (lebih kecil dari (xLK/xHK)F
sebesar 1.6031) .
• Berikut adalah tabel data hasil iterasi :

Tahap 1 (T = 61.9oC)

Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n


Etana 0.0950 0.0950127 2.4522 5.2952 0.0179432 0.036080
Propana 0.8551 0.8551145 0.9240 1.9953 0.4285566 0.861746

i-Butana 0.0475 0.0475064 0.4631 1.0000 0.0475064 0.095526


0.0024 0.0023509 0.3341 0.7214 0.0032586 0.006552
n-Butana
i-Pentana 1.28E-05 0.0000128 0.1567 0.3384 0.0000378 0.000076
n-Pentana 2.70E-06 0.0000027 0.1305 0.2819 0.0000096 0.000019
0.4973 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.4973
(xLK/xHK)n 9.0210

Tahap 2 (T = 70.6 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.0361 0.0564166 2.6868 5.0084 0.0112644 0.020998
Propana 0.8617 0.8594575 1.0501 1.9575 0.4390576 0.818437
i-Butana 0.0955 0.0789557 0.5365 1.0000 0.0789557 0.147179
n-Butana 0.0066 0.0051026 0.3921 0.7309 0.0069810 0.013013
i-Pentana 7.60E-05 0.0000542 0.1886 0.3516 0.0001540 0.000287
n-Pentana 1.93E-05 0.0000136 0.1590 0.2964 0.0000457 0.000085
0.5365 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.5365
(xLK/xHK)n 5.5608

Tahap 3 (T = 73.5 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.0210 0.0465386 2.7680 4.9184 0.0094622 0.016809
Propana 0.8184 0.8310938 1.0948 1.9453 0.4272236 0.758949
i-Butana 0.1472 0.1127845 0.5628 1.0000 0.1127845 0.200358
n-Butana 0.0130 0.0093338 0.4131 0.7340 0.0127158 0.022589
i-Pentana 2.87E-04 0.0001925 0.2004 0.3560 0.0005406 0.000960
n-Pentana 8.52E-05 0.0000567 0.1696 0.3014 0.0001883 0.000334
0.5629 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.5629
(xLK/xHK)n 3.7880

Tahap 4 (T = 76.2 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.0168 0.0437956 2.8494 4.8322 0.0090634 0.015362
Propana 0.7589 0.7921334 1.1402 1.9335 0.4096786 0.694368
i-Butana 0.2004 0.1476123 0.5897 1.0000 0.1476123 0.250190
n-Butana 0.0226 0.0156054 0.4346 0.7371 0.0211718 0.035884
i-Pentana 9.60E-04 0.0006334 0.2125 0.3604 0.0017575 0.002979
n-Pentana 3.34E-04 0.0002200 0.1806 0.3062 0.0007183 0.001217
0.5900 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.5900
(xLK/xHK)n 2.7754

Tahap 5 (T = 79.2 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.0154 0.0428474 2.9397 4.7412 0.0090373 0.014567
Propana 0.6944 0.7498383 1.1911 1.9210 0.3903465 0.629198
i-Butana 0.2502 0.1802481 0.6200 1.0000 0.1802481 0.290541
n-Butana 0.0359 0.0243127 0.4591 0.7404 0.0328384 0.052932
i-Pentana 2.98E-03 0.0019553 0.2264 0.3651 0.0053552 0.008632
n-Pentana 1.22E-03 0.0007983 0.1932 0.3115 0.0025623 0.004130
0.6204 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.6204
(xLK/xHK)n 2.1656

Tahap 6 (T = 82.7 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.0146 0.0423271 3.0497 4.6362 0.0091298 0.013870
Propana 0.6292 0.7071566 1.2539 1.9062 0.3709725 0.563604
i-Butana 0.2905 0.2066752 0.6578 1.0000 0.2066752 0.313994
n-Butana 0.0529 0.0354776 0.4896 0.7443 0.0476676 0.072420
i-Pentana 8.63E-03 0.0056577 0.2439 0.3708 0.0152586 0.023182
n-Pentana 4.13E-03 0.0027059 0.2091 0.3179 0.0085108 0.012930
0.6582 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.6582
(xLK/xHK)n 1.7950

Tahap 7 (T = 87.5 oC)


Senyawa xi,n-1 yi,n Ki,n αi,n (yi/αi)n xi,n
Etana 0.013870 0.0418709 3.2087 4.4948 0.0093154 0.013049
Propana 0.563604 0.6641981 1.3464 1.8860 0.3521654 0.493327
i-Butana 0.313994 0.2220349 0.7139 1.0000 0.2220349 0.311035
n-Butana 0.072420 0.0482404 0.5352 0.7497 0.0643469 0.090140
i-Pentana 0.023182 0.0151867 0.2704 0.3788 0.0400953 0.056167
n-Pentana 0.012930 0.0084691 0.2334 0.3270 0.0259006 0.036283
0.7139 1
Total 1 1 yHK/xHK 0.7139
(xLK/xHK)n 1.5861

Berikut adalah kurva profil temperatur dan komposisi pada bagian enriching.

Kurva 5.1 Profil temperatur pada kolom ennriching

Profil Temperatur Kolom Enriching


100
90
80
70
60
T (oC)

50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tahap
Kurva 5.2 Profil komposisi cairan pada kolom enriching

Kurva 5.3 Profil komposisi uap pada kolom enriching

Tahap Stripping

• Pada tahap 1 digunakan temperatur pada bottom atau Tb sebesar 115.9 oC


• Hitung nilai K dengan persamaan eksponensial ; K = aebt
Dengan heavy key component berupa i-butana
• Hitung nilai yi/αi dan dilakukan penjumlahan nilai yi/αi seluruh komponen  Hitung
nilai xi dengan persamaan sebagai berikut:

• Dilakukan perhitungan nilai (KHK) saat temperatur Tn dengan membandingkan


YHK/XHK
• Untuk tahap iterasi(mulai dari tahap 2), digunakan fungsi goal seek pada Microsoft
Excel dengan format pengisian sebagai berikut:

Pada pilihan set cell diisi dengan error, kemudian pada to value diisi dengan angka 0.
Pada pilihan changing cell, diisi dengan temperatur dari tahap.
• Perhitungan dilakukan pada tahap selanjutnya hingga memenuhi syarat sebagai
berikut:

Dari hasil iterasi menggunakan goal seek dilakukan iterasi hingga tahap ke 9. Dan
diperoleh nilai (xLK/xHK)n sebesar 1.6408 (lebih besar dari (xLK/xHK)F sebesar
1.6031) .

• Berikut adalah data tabel hasil iterasi :

Tahap 1 (T = 115.9 oC)


Senyawa xi,B Ki,B yi,m+1 xi,m
Etana 0 4.3217 0 0.0000000
Propana 0.0871 2.0428 0.1780 0.1502691
i-Butana 0.4357 1.1529 0.5023 0.4819916
n-Butana 0.2157 0.9019 0.1945 0.2010016
i-Pentana 0.1743 0.4947 0.0862 0.1131096
n-Pentana 0.0871 0.4444 0.0387 0.0535106
Total 1 1
Error 0 0

Tahap 2 (T = 109.0 oC)


Senyawa yi,m+1 xi,m Ki,m αi,m (xi.αi)m yi,m xi,m-1
Etana 0 0 4.0193 3.9182 0 0 0
Propana 0.1780 0.1503 1.8455 1.7991 0.2703 0.27732193 0.21924384
i-Butana 0.5023 0.4820 1.0258 1.0000 0.4820 0.49442353 0.47649797
n-Butana 0.1945 0.2010 0.7942 0.7742 0.1556 0.1596309 0.17675596
i-Pentana 0.0862 0.1131 0.4270 0.4163 0.0471 0.04829706 0.08677064
n-Pentana 0.0387 0.0535 0.3799 0.3703 0.0198 0.02032657 0.04073159
1 1
Total 1 1 0.9749 yHK/xHK 1.0258
(xLK/xHK)n 0.3118
o
C)
Tahap 3 (T =103.7
Senyawa yi,m+1 xi,m Ki,m αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.8017 4.0534 0 0 0
Propana 0.2773 0.2192 1.7072 1.8202 0.3990669 0.3760382 0.28781313
i-Butana 0.4944 0.4765 0.9379 1.0000 0.476498 0.449001 0.44494703
n-Butana 0.1596 0.1768 0.7204 0.7681 0.1357623 0.127928 0.15473481
i-Pentana 0.0483 0.0868 0.3814 0.4067 0.0352864 0.03325015 0.07631891
n-Pentana 0.0203 0.0407 0.3368 0.3591 0.0146267 0.01378266 0.03618612
1 1
Total 1 1 1.0612 yHK/xHK 0.9423
(xLK/xHK)n 0.4601

Tahap 4 (T = 100.0 oC)


Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.6568 4.1505 0 0 0
Propana 0.3760 0.2878 1.6168 1.8351 0.5282 0.46552262 0.34996989
i-Butana 0.4490 0.4449 0.8811 1.0000 0.4449 0.3921795 0.40547825
n-Butana 0.1279 0.1547 0.6730 0.7638 0.1182 0.10417402 0.13823507
i-Pentana 0.0333 0.0763 0.3525 0.4001 0.0305 0.02691366 0.07191752
n-Pentana 0.0138 0.0362 0.3097 0.3515 0.0127 0.01121021 0.03439927
1 1
Total 1 1 1.1345 yHK/xHK 0.8814
(xLK/xHK)n 0.6468

Tahap 5 (T = 96.8 oC)


Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.5369 4.2357 0 0 0
Propana 0.4655 0.3500 1.5431 1.8479 0.6467 0.54004691 0.40173519
i-Butana 0.3922 0.4055 0.8350 1.0000 0.4055 0.33859492 0.36825788
n-Butana 0.1042 0.1382 0.6348 0.7602 0.1051 0.08775201 0.12682818
i-Pentana 0.0269 0.0719 0.3295 0.3945 0.0284 0.02369424 0.06968128
n-Pentana 0.0112 0.0344 0.2881 0.3451 0.0119 0.00991191 0.03349746
1 1
Total 1 1 1.1975 yHK/xHK 0.8351
(xLK/xHK)n 0.8631
o
C)
Tahap 6 (T = 94.3
Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.4451 4.3042 0 0 0
Propana 0.5400 0.4017 1.4873 1.8582 0.7465 0.59748555 0.44163263
i-Butana 0.3386 0.3683 0.8004 1.0000 0.3683 0.2947526 0.33780458
n-Butana 0.0878 0.1268 0.6062 0.7573 0.0961 0.0768803 0.11927658
i-Pentana 0.0237 0.0697 0.3123 0.3902 0.0272 0.02176352 0.06834018
n-Pentana 0.0099 0.0335 0.2722 0.3401 0.0114 0.00911804 0.03294603
1 1
Total 1 1 1.2494 yHK/xHK 0.8004
(xLK/xHK)n 1.0909

Tahap 7 (T = 92.1 oC)


Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.3650 4.3663 0 0 0
Propana 0.5975 0.4416 1.4391 1.8673 0.8247 0.63929421 0.47067334
i-Butana 0.2948 0.3378 0.7707 1.0000 0.3378 0.26186918 0.31496343
n-Butana 0.0769 0.1193 0.5817 0.7548 0.0900 0.06979261 0.1143534
i-Pentana 0.0218 0.0683 0.2978 0.3864 0.0264 0.02047032 0.06744191
n-Pentana 0.0091 0.0329 0.2587 0.3357 0.0111 0.00857368 0.03256791
1 1
Total 1 1 1.2900 yHK/xHK 0.7752
(xLK/xHK)n 1.3074

Tahap 8 (T = 91.1 oC)


Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.3302 4.3941 0 0 0
Propana 0.6393 0.4707 1.4183 1.8714 0.8808 0.66790161 0.49054433
i-Butana 0.2619 0.3150 0.7579 1.0000 0.3150 0.23882862 0.29895923
n-Butana 0.0698 0.1144 0.5712 0.7537 0.0862 0.06535304 0.11126964
i-Pentana 0.0205 0.0674 0.2916 0.3847 0.0259 0.01967406 0.06688882
n-Pentana 0.0086 0.0326 0.2530 0.3338 0.0109 0.00824267 0.03233799
1 1
Total 1 1 1.3188 yHK/xHK 0.7583
(xLK/xHK)n 1.4944
o
C)
Tahap 9 (T = 90.2
Senyawa yi,n+1 xi,n Ki,n αi,n (xi.αi)n yi,n xi,n-1
Etana 0 0 3.3002 4.4184 0 0 0
Propana 0.6679 0.4905 1.4004 1.8750 0.9198 0.68697628 0.50379377
i-Butana 0.2388 0.2990 0.7469 1.0000 0.2990 0.22329747 0.28817114
n-Butana 0.0654 0.1113 0.5622 0.7527 0.0838 0.06255709 0.10932754
i-Pentana 0.0197 0.0669 0.2863 0.3833 0.0256 0.01914755 0.06652311
n-Pentana 0.0082 0.0323 0.2481 0.3321 0.0107 0.00802161 0.03218444
1 1
Total 1 1 1.3388 yHK/xHK 0.7469
(xLK/xHK)n 1.6408

Kurva 5.4 Profil temperatur pada kolom stripping

Profil T Kolom Stripping


140.0
120.0
100.0
T (˚C)

80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tahap

Kurva 5.5 Profil komposisi cairan pada kolom stripping


Kurva 5.6 Profil komposisi uap pada kolom stripping

BAB VI LEMBAR DATA PERHITUNGAN

6.1 Data Fisik

 Berat Molekul

Komponen Mr (kg/kmol)
Etana 30.07
Propana 44.097
i-Butana 58.123
n-Butana 58.123
i-Pentana 72.15
n-Pentana 72.15
 Densitas Cairan

Parameter yang digunakan untuk menghitung densitas cairan adalahb sebagai

berikut :
Komponen A B C D
Etana 1.9122 0.27937 305.32 0.29123
Propana 1.3757 0.27453 369.83 0.29359
i-Butana 1.0631 0.27506 407.8 0.2758
n-Butana 1.0677 0.27188 425.12 0.28688
i-Pentana 0.91991 0.27815 460.4 0.28667
n-Pentana 0.84947 0.26726 469.7 0.27789

 Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan (N/m) untuk setiap komponen dalam campuran di setiap fasa
diperoleh dengan rumus :

Parameter yang digunakan untuk menghitung tegangan permukaan adalah

sebagai berikut :
 Perhitungan Lembar Data Atas  Penentuan densitas
Dalam penentuan densitas cairan tiap komponen dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

Y [=] kmol/m3 dan T[=] oC


Data densitas tiap komponen ditentukan dengan parameter tersebut. Berikut
adalah data densitas hasil perhitungan:
Komponen ρL ρL ρv ρv
(kmol/m3) (kg/m3) (kmol/m3) (kg/m3)
Etana 6.8447 205.8197 0.9350 28.1143
Propana 9.7338 429.2320 1.2739 56.1759
i-butana 8.7116 506.3433 8.2991 482.3702
n-butana 9.1286 530.5790 8.6787 504.4320
i-pentana 8.0386 579.9847 7.6422 551.3846
n-pentana 8.1290 586.5062 7.5946 547.9538

Contoh Perhitungan Penentuan Densitas Cairan

6.8447 kmol/m3

Dengan cara yang sama dapat dihitung pula nilai densitas komponen propana, i-butana,
nbutana, i-pentana, dan n-pentana. Densitas yang didapatkan memiliki satuan kmol/m3
sehingga nilai tersebut dikalikan dengan berat molekul (Mr) dari masing-masing senyawa
agar satuannya menjadi kg/m3. Untuk menghitung densitas fasa uap dari tiap komponen
digunakan asumsi mengikuti gas ideal. Contoh perhitungan densitas fasa uap :

Komponen etana (pada 273 K dan 1 atm)


Untuk menentukan nilai densitas dari komponen yang sama tetapi memiliki kondisi operasi
yang berbeda, dapat digunakan persamaan di bawah ini.

Dari parameter-parameter diatas diperoleh data tegangan permukaan sebagai berikut:


Komponen σL
Etana 0
Propana 0.0032
i-butana 0.0065
n-butana 0.0082
i-pentana 0.0108
n-pentana 0.0118

 Perhitungan Komposisi
Komponen xi, 1 yi, 2 w cairan w uap
Etana 0.095 0.095 0.0657 0.0657

Propana 0.855 0.855 0.8676 0.8676

i-butana 0.0475 0.0475 0.0635 0.0635

n-butana 0.0023 0.0023 0.0031 0.0031

i-pentana 0.0000128 0.0000128 0 0

n-pentana 0.0000027 0.0000027 0 0

• Fraksi massa (%w) untuk setiap komponen pada fasa liquid dan vapor dapat
ditentukan dengan rumus berikut :
%w,liq = , / Ʃ( , )

%w,vap = , /Ʃ( , )

• Berat molekul (Mr) untuk campuran baik pada fasa liquid dan vapor dapat dicari
dengan rumus :
M = Σ ( Xi,d x Mri )
MV = Σ ( Yi,d x Mri )

• Rapat massa (ρ) untuk campuran pada fasa liquid dan vapor ditentukan dengan
rumus :

ρL = Ʃ%w,liq x LW
ρL = Ʃ%w,vap x VW
• Laju alir massa (kg/s) untuk campuran di setiap fasa diperoleh dengan :

Laju alir massa ( / ) = Laju molar ( / ) x berat molekul ( / )

• Laju volumetrik (m3/s) untuk campuran di setiap fasa diperoleh dengan :

Laju alir volumetrik (

• Dari perhitungan-perhitungan di atas, dapat diperoleh data sebagai berikut

Besaran Satuan Cair Uap


Laju molar kmol/s LM: 0.0222 VM: 0.0339
Temperatur C 58.6 61.9
Berat molekul kg/kmol ML: 43.4640 MV: 43.4640
Rapat massa kg/m3 ρL : 404.5275 ρV: 55.8041
Laju massa kg/s LW: 0.9647 VW: 1.4730
3
Laju volumetrik m /s LV: 0.0024 VV: 0.0264
Tegangan
N/m σL: 0.0030 -
permukaan

 Perhitungan Lembar Data Bawah


Dengan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh hasil untuk data bawah :

Besaran Satuan Cair Uap


Laju molar kmol/s LM: 0.0418 VM: 0.0290
Temperatur C 109.0 115.9
Berat molekul kg/kmol ML: 59.4840 MV: 58.2756
Rapat massa kg/m3 ρL : 406.6304 ρV: 65.9788
Laju massa kg/s LW: 2.4835 VW: 1.6900
3
Laju volumetrik m /s LV: 0.0061 VV: 0.0256
Tegangan
permukaan N/m σL: 0.0029 -

BAB VII PERANCANGAN TRAY COLUMN

7.1. Penentuan Dimensi Tray


 Penentuan nilai FLV (faktor aliran cair-uap)
FLV dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini :

LW = laju alir cairan


VW = laju alir uap
Nilai FLV ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 7.1.1 Nilai FLV


FLV top 0.2432
FLV bottom 0.5919

 Penentuan nilai K1
Untuk menghitung nilai K1, pertama-tama nilai lt harus ditentukan terlebih dahulu.
Nilai lt yang dipilih pada rancangan kali ini disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 7.1.2 Nilai lt
lt top 0.45 m
lt bottom 0.6 m
Setelah itu alurkan nilai FLV dan lt pada grafik di bawah ini sehingga di dapat nilai
K1.

Gambar 7.1 Kurva konstanta K1 terhadap faktor aliran cair-uap

Nilai K1 untuk top dan bottom yang disajikan pada tabel berikut: Tabel
7.1.3 Nilai K1
K1 top 0.08
K1 bottom 0.065

 Penentuan nilai K1 terkoreksi


Nilai K1 pada kurva harus dikoreksi terlebih dahulu dengan memperhitungkan
faktor persentase hole area dan tegangan permukaan cairan. Faktor persentase hole
area ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 7.1.4 Faktor presentase hole area
Hole/active area Faktor persentase hole area (K1)
0,1 1
0,08 0,9
0,06 0,8
Nilai hole/active area yang digunakan sebesar 6%, sehingga faktor persentase hole
area (K1) sebesar 0.8. Faktor koreksi untuk tegangan permukaan cairan didapatkan
menggunakan persamaan berikut :

Sehingga nilai K1 terkoreksi diperoleh dengan persamaan berikut:

Nilai K1 terkoreksi ditunjukkan pada table berikut :

Tabel 7.1.5 Nilai K1 terkoreksi


Top Bottom
K1 terkoreksi 0.0439 0.0353

• Penentuan nilai flooding velocity (uf) dan maximum linear velocity (ûv) Nilai
uf dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

Nilai uf yang didapat dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 7.1.6 Nilai Uf (m/s)


Top Bottom
Uf (m/s) 0.1098 0.0801

Nilai ûv dapat ditentukan dengan memilih % flooding terlebih dahulu. % flooding


yang digunakan dalam perancangan ini sebesar 80%. Kemudian nilai ûv dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :

ûv= uf x % flooding

Nilai ûv yang didapatkan dari hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 7.1.7 Nilai ûv


Top Bottom
Ûv (m/s) 0.0879 0.0641

• Menentukan net area (An) dan active area (Ac)


An ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Nilai An yang diperoleh dari hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel berikut :
Tabel 7.1.8 Nilai An
Top Bottom
2
An (m ) 0.3004 0.3996

Untuk menentukan nilai Ac, maka %downcomer perlu ditentukan terlebih dahulu.
Pada perancangan ini, ditentukan nilai % downcomer adalah 12%. Persamaan yang
digunakan untuk menentukan nilai Ac adalah sebagai berikut:

Nilai Ac yang didapatkan dari hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut: Tabel
7.1.9 Nilai Ac
Top Bottom
2
Ac (m ) 0.3414 0.2997

 Penentukan Diameter Kolom (Dc)


Nilai Dc ditentukan dengan menggunakan persamaaan sebagai berikut:

Nilai Dc yang didapatkan dari hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7.1.10 Nilai Dc
Top Bottom
Dc (m) 0.6592 0.6176

7.2. Provisional Plate Design

Besarnya column area, net area, downcomer area, serta active area dapat dihitung
dengan menentukan besarnya persen downcomer serta persen hole area terlebih dahulu.
%-downcomer yang dipilih yaitu sebesar 12% untuk kolom enriching dan 20% untuk
kolom stripping, sedangkan %-hole area yang dipilih sebesar 6%.
Hubungan – hubungan yang digunakan untuk perhitungan ditunjukkan sebagai berikut :

- Downcomer area (Ad)


Ad = %downcomer – Ac
Tabel 7.2.1 Nilai Ad
Ad top (m2) 0.0410
2
Ad bottom (m ) 0.0599

- Net Area ( An)

An = Ac – Ad
Tabel 7.2.2 Nilai An
Top Bottom
An (m2) 0.3004 0.3996

- Active Area (Aa)

Aa = Ac – (2 x Ad)
Tabel 7.2.3 Nilai Aa
Aa top (m2) 0.2595
2
Aa bottom (m ) 0.1798

- Hole Area (Ah)


Ah = %holearea x Aa

Tabel 7.2.4 Nilai Ah


Ah top (m2) 0.0156
2
Ah bottom (m ) 0.0108

Untuk menentukan weir length, digunakan asumsi nilai lw/Dc sebesar 0,77 ekivalen
dengan nilai Downcomer Area sebesar 12%.
Lw = 0,77 x Dc

Tabel 7.2.5 Nilai Lw


Lw top (kg/s) 0.5076
Lw bottom (kg/s) 0.4755

Hasil perhitungan yang diperoleh dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 7.2.6. Hasil Perhitungan Provisional Plate Design


Enriching Stripping
%-downcomer 12% 20%
%-hole area 6% 6%
2
Column area 0.3414 m 0.2997 m2
2
Downcomer area 0.0410 m 0.0599 m2
Net area 0.3004 m2 0.3996 m2
Hole area 0.0156 m2 0.0108 m2
Diameter column 0.6592 m 0.6176
Weir length 0.5076 kg/s 0.4755 kg/s

7.3. Uji Weeping

Algoritma perhitungan yang digunakan untuk uji weeping yaitu sebagai berikut :

a. Menentukan minimum liquid mass rate (Lw, min)


Untuk menentukan nilai Lw, min pertama-tama besarnya %turndown harus
ditentukan terlebih dahulu. Kemudian nilai Lw, min dapat ditentukan dengan
persamaan : Lw, min = %turndown x LW.
Nilai Lw, min yang diperoleh dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut ini.

Top Bottom
% turndown 0.8 0.85
Lw, min (kg/s) 0.7717 2.1109

b. Menentukan nilai weir crest (how)


Nilai weir crest (how) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut ini.

Besarnya nilai weir crest (how) yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Top Bottom
weir crest (mm) 18.1307 36.9081

c. Menentukan Nilai K2
Untuk menentukan nilai K2, digunakan grafik relasi antara (hw + how) dengan K2
seperti yang terlihat pada Gambar 7.2.
Nilai K2 yang diperoleh dari grafik di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Top Bottom
K2 30.1 30.9

d. Penentuan Uh min
Nilai Uh min dihitung dengan persamaan :

Uh min yang diperoleh dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut ini.

Top Bottom
uh min (m/s) 1.2704 1.387

e. Penentuan Uv min
Nilai Uv min dihitung dengan persamaan
Uv min = (1 – q) x Vv dan
Nilai Uv min yang diperoleh dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut ini.
Top Bottom
uv min (m/s) 0.0211 0.0218

7.4. Uji Hilang Tekan Plate


Algoritma perhitungan yang digunakan untuk menentukan uji hilang tekan pada plate
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai kecepatan uap maksimum ketika melewati lubang
Uh,max dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Uh aktual = Uv min / A

Nilai Uh,max dari hasil perhitungan disajikan pada tabel di bawah ini.
Top Bottom
Uh, max (m/s) 1.3105 1.401

b. Menentukan nilai koefisien Co


Nilai (plate thickness/ Dh) yang digunakan pada rancangan ini sebesar 1.2 mm (kolom
enriching) dan 0.833 mm (kolom stripping). Untuk menentukan nilai koefisien Co,
digunakan grafik relasi antara koefisien Co dengan %perforated area yang
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Dari grafik di atas diperoleh nilai Co sebagai berikut.
Top Bottom
Co 0.88 0.8

c. Menentukan Nilai Hilang Tekan pada Dry Plate (hd)

Untuk mendapatkan nilai hd, digunakan persamaan berikut :

Baik untuk bagian atas ataupun bagian bawah kolom, nilai hd yang diperoleh disajikan pada
tabel berikut.
Top Bottom
hd (mm) 15.6035 25.379
d. Menentukan nilai residual head (hr)
Nilai hr didapatkan dari persamaan berikut :

Nilai hr yang diperoleh untuk bagian top dan bottom disajikan pada tabel berikut.
Top Bottom
hr (mm) 30.9 30.7404

e. Menentukan nilai hilang tekan total (ht)


Nilai hilang tekan total didapatkan dengan menjumlahkan nilai hd, hw+how, dan hr.
Besarnya nilai ht yang didapatkan dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut.
Top Bottom
ht (mm) 107.5425 147.251
Nilai pressure drop total untuk distilat sebesar 0,4268 kPa sedangkan untuk bottom
sebesar 0.5874 kPa. Hal ini menandakan hilang tekan pada distilat dan bottom sudah
memenuhi syarat yaitu di bawah 1,5 kPa.

7.5. Downcomer Liquid Back-up


Algoritma perhitungan untuk menentukan uji downcomer adalah sebagai berikut :

a. Menentukan jarak dari plate ke bagian bawah apron (hap)


Untuk menentukan nilai hap, diperlukan data hole pitch (lp) terlebih dahulu. Nilai lp
yang digunakan pada rancangan ini sebesar 10 mm, setelah lp diketahui, makan hap
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : hap = hw – (lp).
Nilai hap yang didapat dari hasil perhitungan disajikan pada tabel berikut ini.
Top Bottom
hap (mm) 30 40

b. Menentukan luas area di bawah apron (Aap) Nilai


Aap didapatkan dari persamaan berikut :
Aap = lw x hap x 0,001
Nilai Aap yang didapatkan pada perhitungan perancangan kolom ini disajikan pada tabel
berikut ini.
Top Bottom
Aap (mm) 0.0152 0.019
c. Menentukan head loss pada downcomer (hdc)
Head loss di downcomer ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
Top Bottom
hdc (mm) 4.0714 17.1132

d. Menentukan back-up downcomer (hb)


Nilai hb merupakan penjumlahan dari hw+how, ht, dan hdc. Berikut merupakan
persamaan yang digunakan :
hb= hw + howmax + ht +hdc
Nilai hb yang didapatkan dari hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut :
Top Bottom
hb (mm) 172.6527 255.49

7.6. Uji Waktu Tinggal pada Downcomer


Untuk melakukan uji waktu tinggal pada downcomer, digunakan persaman berikut :

Top Bottom
tr (s) 3s 3s

7.7. Uji Entrainment


Uji entrainment dapat dilakukan dengan menggunakan grafik relasi antara Flv, %flooding,
dan factorial entrainment (ψ).
Dengan nilai %flooding sebesar 80% dan Flv yang didapatkan dari data sebelumnya,
maka dapat diperoleh nilai ψ.
Top Bottom
ψ 0.008 0.0015

7.8. Perforated Area

Untuk melakukan uji perforated area, terdapat beberapa konstanta yang harus ditentukan
terlebih dahulu nilainya. Algoritma yang digunakan untuk melakukan uji perforated area
adalah sebagai berikut.
a. Menentukan sudut perforated area (θc)
Nilai θc dapat ditentukan dengan menggunakan relasi antara Lw/Dc dengan Lh/Dc
yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini.
Nilai θc yang didapatkan dari grafik di atas disajikan pada tabel di bawah ini.
Top Bottom
o
θc ( ) 100.5 102

b. Menentukan panjang rata-rata unperforated


Panjang rata-rata unperforated dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
berikut:
Panjang rata-rata unperforated = (Dc–support ring) x π x (Lw–2xcalmingwidth) x
panjang rata-rata
Top Bottom
Nilai Panjang rata-rata
0.8453 0.8135
unperforated (m)

c. Menentukan luas unperforated area


Luas unperforated area ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Unperforated area =panjang rata-rataunperforated x supportring
Top Bottom
2
Nilai luas unperforated (m ) 0.06959 0.052

d. Menentukan luas calming zone area


Luas calming zone area dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Calming zone area =2x calming zone width x(Lw– 2 x calming zone width)
Luas calming zone area yang didapatkan dari hasil perhitungan disajikan dalam tabel
berikut:
Top Bottom
2)
Nilai calming zone area (m 0.0558 0.0496

e. Menentukan luas total perforated area(Ap)


Nilai Ap dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Ap =Aa– unperforated area– calming zovearea
Top Bottom
2
Ap (m ) 0.1614 0.114

Setelah nilai Ap ditentukan, maka nilai lp/dh akan ditentukan dengan menggunakan relasi
rumus:

Top Bottom
Nilai lp/dh 3.0551 3.0836

7.9. Jumlah Lubang


Top Bottom
Ah (mm2) 4.908E-06 1.0185E-05
Nh (Ah total/Ah) 3172 1060

7.10. Penentuan Head Tray Column


Dalam penyusunan tray diperlukan tutup yang sesuai dengan kondisi cairan di dalam
tray, berikut penyusunan head untuk rancangan tray. Kondisi temperatur yang
digunakan adalah kondisi T bottom (115,9 C) dan tekanan operasi yaitu 10% dari
tekanan yang digunakan, yaitu: Pdesain = 2249.7827 kPa + 10% x 2249.7827 kPa =
2474, 7610 kPa. Berdasarkan tekanan dan temperatur tersebut dipilih bentuk tutup
berupa torispherical, karena mampu menahan tekanan diatas 1500 kPa.
Asumsi yang digunakan adalah :

- Regangan maksimal pada temperatur 115,9 C, (σ) = 77200 kPa


- Bahan konstruksi yang digunakan untuk membuat head adalah Carbon steel SA285
Grade. Material ini dipilih karena memiliki harga yang relatif murah dan cocok
digunakan untuk bagian head (tidak mudah korosi karena tidak terjadi kontak secara
langsung dengan fluida).
-Joint efficiency (n) = 80 %

Sebelum menentukan tebal head, terlebih dahulu ditentukan tebal kolom, dengan
persamaan sebagai berikut:

Kemudian, ditentukan tebal head dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

7.11. Pemilihan Bahan

Bahan konstruksi yang dipilih untuk perancangan kolom tray ini adalah Stainless steel.
Stainless steel dipilih karena memiliki ketahanan panas dan korosi yang baik, dan
harganya cukup murah. Terdapat bahan konstruksi yang lebih murah daripada stainless
steel, yaitu carbon steel dan low alloy steel. Tetapi ketahanan korosi dan panas dari
kedua material tersebut lebih buruk daripada stainless steel.

BAB VIII

ANALISIS DAN KESIMPULAN

8.1. Analisis
Umpan yang masuk ke kolom terdiri atas enam komponen, yaitu etana, propana,
ibutana, n- butana, i-pentana dan n-pentana. Komponen Light Key (LK) yang dipilih adalah
propana, sedangkan komponen Heavy Key adalah i-butana. Penentuan tekanan operasi diawali
dengan mengasumsikan suhu tebakan awal, yaitu sebesar 50oC. Setelah itu, nilai K untuk
masing-masing komponen pada berbagai variasi tekanan dibaca dari De Priester chart.
Dengan mengalurkan nilai K terhadap berbagai nilai P tersebut, maka akan diperoleh
persamaan K sebagai fungsi P. Kemudian nilai tekanan operasi ditentukan dengan cara trial
and error dengan bantuan fasilitas goal seek pada program Microsoft Excel. Maka diperoleh
nilai tekanan operasi sebesar 2249.78 kPa.

Nilai P operasi yang telah diperoleh digunakan untuk menentukan nilai K


masingmasing komponen pada berbagai variasi temperatur (0-150oC). Nilai K dari masing-
masing komponen tersebut kemudian dialurkan terhadap temperatur, sehingga diperoleh
persamaan K fungsi T. Setelah itu, nilai Tbubble, Tdew, Tdistilat, dan Tbottom ditentukan
dengan cara trial and error dengan bantuan fasilitas goal seek pada program Microsoft Excel.
Maka dapat diperoleh nilai temperatur feed (Tf) sebesar 89.9oC. Adapun nilai Tdew dan
Tbubble yang diperoleh secara berturut-turut yaitu sebesar 107.7oC dan 85.4oC, sehingga
nilai Tf yang diperoleh berada di antara Tdew dan Tbubble (Tbubble < T feed < Tdew).

Perhitungan selanjutnya dilakukan dengan metode FUG dan dilanjutkan dengan


metode eksak. Metode Fenske digunakan untuk menghitung jumlah tahap minimum. Adapun
jumlah tahap minimum yang diperoleh dari metode ini yaitu sebanyak 7.4749 tahap. Metode
Underwood digunakan untuk mencari refluks minimum yaitu sebesar 1.5183. Metode
Gilliland digunakan untuk mencari jumlah tahap teoritis yaitu sebanyak 16.2958 tahap.
Perhitungan metode eksak terdiri dari bagian enriching dan stripping. Pada bagian enriching
perhitungan jumlah tahap dihentikan pada tahap ke-7 karena nilai (xLK/xHK)n sudah
mencapai nilai yang lebih kecil dari (xLK/xHK)f , sedangkan pada bagian stripping
perhitungan jumlah tahap dihentikan pada tahap ke-9 karena nilai (xLK/xHK)n sudah
mencapai nilai yang lebih besar dari (xLK/xHK)f.

Dari profil komposisi x dan y setiap tahap, dapat dilihat bahwa komposisi etana dan
propana mengalami penurunan dari tahap 1 sampai tahap 16, sedangkan komposisi i-butana,
n-butana, i-pentana, dan n-pentana mengalami kenaikan dari tahap 1 sampai tahap 18. Maka
dapat disimpulkan bahwa etana dan propana merupakan distilat dengan propana sebagai Light
Key, sedangkan i-butana, n-butana, i-pentana, dan n-pentana merupakan bottom dengan i-
butana sebagai Heavy Key. Dengan mengamati profil temperatur pada setiap tahap, diperoleh
hasil perhitungan yang cukup baik untuk bagian stripping dan bagian enriching. Hal ini
ditunjukkan dengan penurunan temperatur secara bertahap dari reboiler sampai tahap paling
atas. Adapun efisiensi overall kolom yang didapat dengan koreasi O’connel sebesar 73.95%.

8.2. Kesimpulan
Keadaan Operasi
Tekanan operasi 2249.7827 kPa
Temperatur distilat 58.6 oC
Temperatur feed 89.9 oC
Temperatur bottom 115.9 oC
Kolom distilasi yang diusulkan untuk mendapatkan produk atas dan bawah sesuai komposisi
yang diinginkan memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Material construction Stainless steel
Reflux ratio 1.90
Theoretical stages 17 tahap
Stage efficiency (%) 73.95
Liquid flow pattern Cross flow (single pass)
Tray Specification Top Bottom
Plate material Stainless steel
Plate ID / Dc (m) 0.6592 0.6176
Plate thickness (mm) 3 3
Plate spacing / lt (m) 0.45 0.6
Column area / Ac (m2) 0.3414 0.2997
Downcomer area / Ad (m2) 0.0410 0.0599
2
Net area / An (m ) 0.3004 0.3996
2
Active area / Aa (m ) 0.2595 0.1798
2
Hole area / Ah (m ) 0.0156 0.0108
Number of holes / active holes 3172 1060
Hole size / Dh (mm) 2.5 3.6
Hole pitch/lp (mm) 7.5 10.8
Hole pattern triangular triangular
Weir height / hw (mm) 40 50
Weir length / lw (m) 0.5076 0.4755
Weir crest / how (mm liquid) 21.0388 41.1316
Downcomer back up / hb (mm) 172.6527 255.4958
Unperforated strip (mm) 50 20
Perforation area / Ap (m2) 0.1614 0.1140
Turn down (%) 80 85
Plate pressure drop (kPa) 0.4268 0.5874
Residence time (s) 3.0000 3.0000
Flooding (%) 80 80
Plate Specification

Spesifikasi tersebut telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dari literatur sehingga
dapat diaplikasikan dalam skala industri.

Anda mungkin juga menyukai