Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN

LOGAM KELOMPOK 5

BAB VI
PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRA BAHAN
ALAM

6.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor Ekstrak Bahan
Alam” ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstra bahan alam terhadap proses
korosi
2. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ektra bahan alam

6.2 Teori Dasar


Korosi atau secara awam dikenal sebagai pengkaratan merupakan suatu peristiwa
kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh terjadi reaksi
dengan lingkungan. Biasanya proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang
terjadi secara simultan pada daerah anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik
tertutup. Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada
permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh
ini, penggunaan inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah
korosi, karena biayanya yang relatif murah dan prosesnya yang sederhana.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan
dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan
terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan
anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti
nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun
demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang
berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering industri-
industri kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem
pemipaan, dan sistem pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari
LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 72
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

serangan korosi. Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat
biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang
mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-
unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan
yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam. Dari beberapa hasil penelitian
seperti Fraunhofer (1996), diketahui bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif
sebagai inhibitor pada sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan
garam. Keefektifan ini diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur
nitrogen yang berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk
senyawa kompleks.
Sudrajat dan Ilim (2006) juga mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau, lidah
buaya, daun pepaya, daun teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam
medium air laut buatan yang jenuh CO2. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor
korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya
seperti daun tembakau yang mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin,
hidrazin, alanin, quinolin, anilin, piridin, amina, dan lain-lain (Reynolds, 1994). Lidah buaya
mengandung aloin, aloenin, aloesin dan asam amino. Daun pepaya mengandung N-asetil-
glukosaminida, benzil isotiosianat, asam amino (Andrade et al., 1943). Sedangkan daun teh
dan kopi banyak mengandung senyawa kafein dimana kafein dari daun teh lebih banyak
dibandingkan kopi.
Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi
diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi yang
terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti CO2 diperkirakan menghasilkan
FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3 dan reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor
ekstrak bahan alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang
mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan logam mild steel
ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e-
(melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -> Fe (menerima elektron).

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 73


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

Produk yang terbentuk di atas mempunyai kestabilan yang tinggi dibanding dengan Fe
saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor ekstrak bahan alam akan lebih tahan
(ter-proteksi) terhadap korosi. Contoh lainnya, dapat juga dilihat dari struktur senyawa
nikotin dan kafein yang terdapat dalam ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi, dimana kafein
dan nikotin yang mengandung gugus atom nitrogen akan menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya untuk mendonorkan elektron pada logam Fe2+ sehingga terbentuk senyawa
kompleks dengan mekanisme yang sama seperti diatas.

6.3 Alat dan Bahan


- Alat
1. Neraca digital
2. Gelas kimia
3. Spesimen logam
4. Batang Pengaduk
5. Botol semprot
6. pH meter
7. Potensiometer
8. Jangka sorong
- Bahan
1. Spesimen logam ST-37
2. NaCl
3. Ekstrak the dan ekstrak daun pepaya
4. Amplas 400,800 dan 1000 mesh
5. Aquadm
6. Alcohol

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 74


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

6.4 Metode Praktikum


6.4.1 Skema Proses

Pembuatan larutan
ekstrak teh & daun
pepaya

Gambar 6.1 Skema Proses Pengendalian Korosi Dengan Penambahan Inhibitor Dengan Ekstra Bahan
Alam
LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 75
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

6.4.2 Penjelasan Skema Proses


1. Spesimen logam baja ST-37 disiapkan
2. Spesimen dibesihkan permukaanya dengan menggunakan ampelas.
3. Ukur dimensi dan timbang spesimen tersebut
4. Buatlah larutan Inhibitor dari teh dan daun pepaya
5. Ukur pH dan potensial pada larutan Inhibitor
6. Masukan spesimen ke dalam larutan larutan Inhibitor
7. Ukur pH dan potensial larutan pengukuran setiap 24 jam sekali selama 7 hari.
8. Amati perubahan visual setiap 24 jam sekali selama 7 hari.
9. Ukur dimensi, massa dan amati perubahan yang terjadi.
10. Analisa dan kesimpulan dibuat bedasarkan data yang ada.

6.4.1 Gambar Proses

Gambar 6.2 Gampar Proses Pengendalian Korosi Dengan Penambahan Inhibitor Dengan Ekstra Bahan
Alam

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 76


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

6.5 Pengumpulan Data


6.5.1 Tabel Pengamatan
Tabel 6.1 Data Awal
No Jenis Data Keterangan
1 pH Larutan 8.23
2 Potensial Awal -0,03
3 Berat Awal 11.29 gram
4 Berat Akhir 11.36 gram
5 Panjang Awal 50.15 mm
6 Lebar Awal 30.25 mm
7 Tebal Awal 1.05 mm
8 Konsentrasi inhibitor 15 ppm
9 Waktu Pengamatan 22:01 WIB

Tabel 6.2 Data Pengamatan pH dan Potensial Larutan


No Tanggal Gambar Intensitas Korosi Potensial pH Pengamatan
dalam Larutan Visual
1 14-11-15 -0,05 8.22 Belum terjadi
perubahan pada
permukaan
logam

2 15-11-15 -0,04 8.12 Terbentuknya


endapan
berwarna kunig
pada permukaan

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 77


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

spesimen

3 16-11-15 -0,04 8.14 Pada satu bagian


permukaan dan
endapan
specimen banyak
dan larutan mulai
keruh

4 17-11-15 -0,03 8.17 Pada satu


permukaan
logam endapan
semakin banyak
dan menghitam

5 18-11-15 -0,05 8.13 Pada satu bagian


permukaan
semakin banyak
dan tebal
diselimuti
endapan.
Endapan pada
larutan semakin
banyak

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 78


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

Tabel 6.3 Data Dimensi dan Berat


No Panjang(mm) Lebar(mm) Tebal(mm) Ao Ai Wo W1 W
Po P1 Lo L1 To T1 Inchi2 inchi2 Gr gr gr
1 50.1 50.2 30.2 30.2 1.0 1.0 4.964 4.974 11,2 11.3 110

6.5.2 Diagram Pourbaix

Gambar 4.3 Diagram Pourbaix Pengendalian Korosi dengan Inhibitor Ekstra Bahan Alam

6.6 Pengolahan Data


6.6.1 Perhitungan
Luas Penampang Awal
Ao = 2(pxl)+2(pxt)+2(lxt)
= 2 (50.15x30.25)+2(50.15x1.05)+2(1.05x30.25)
= 3202.915 mm2 = 4.964 inchi2
Luas Penampang Akhir
Ao = 2(pxl)+2(pxt)+2(lxt)
= 2(50.25x30.25)+2(50.25x1.05)+2(1.05x30.25)
= 3209.175 mm2= 4.974 inchi2
LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 79
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

Laju Korosi
534 𝑥 𝑤
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 =
𝜌𝑥𝐴𝑥𝑇
534 𝑥 110
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 =
gr 10 𝑐𝑚6 2x1 m2 1y
7.8 3 x 3 x 4.974 𝑖𝑛 2 x5dx
𝑐𝑚 1𝑚 1550in 365d
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 = 12.616𝑚𝑝𝑦
6.6.2 Persamaa Reaksi
Fe + 2HCl → FeCl2 + H2

6.7 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum pengendalian korosi dengan penambahan Inhibitor Ektrak Alam
menggunakan spesimen ST-37. Larutan yang digunankan ditambahkan ekstrrk bahan alam
yaitu teh dan daun pepaya. Larutan NaCl dicampur dengan ekstrak bahan alam.
Dengan adanya penambahan ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen akan
memperlambat laju korosi pada baja. Nilai laju korosi menjadi kecil dibandingkan dengan
larutan NaCl saja. Proses ini menyebabkan spesimen lebih lambat terjadinya korosi.
Tetapi dari hasil pengamatan dan pengolahan data di dapat bahwa esktrak bahan alam
sama sama terjadi korosi,seharusnya inhibitor tersebut dapat menghambat laju korosi,karena
memiliki senyawa organic.
Hal ini disebabkan karena saat pembuatan larutan Nacl + esktrak bahan alam pada saat
pencampurannya tidak homogeny dengan larutan,sehingga ekstrak daun papaya dan ekstrak
teh mengambang di atas permukaan air dan tidak larut dalam zat pelarut sehingga korosi
dapat terjadi.

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 80


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

6.8 Kesimpulan
1. Penambahan inhibitor ekstrak bahan alam mempengaruhi Laju korosi spesimen.
2. Penambahan inhibitor ekstrak bahan alam dalam hal ini mampu menurunkan proses
korosi pada spesimen.
3. Laju korosi yang didapat yaitu 12,616 mpy.
4. Inhibitor memiliki peranan penting dalam proteksi logam terhadap laju korosi karena bisa
menurunkan laju korosinya
5. Efisiensi tiap inhibitor berbeda
6. Inhibitor tidak berfungsi menghentikan korosi,melainkan hanya menurunkan laju
korosinya saja

6.1 Tugas
1. Hitunglah laju korosi dari setiap spesimen logam dengan inhibitor ekstra bahan
alami
Jawab:
534 𝑥 𝑤
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 =
𝜌𝑥𝐴𝑥𝑇
534 𝑥 0,54
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 =
gr 10 𝑐𝑚6 m2 1y
7.8 3 x 3 x 4.4 𝑖𝑛2 x 1 x5dx
𝑐𝑚 1𝑚 1550in2 365d
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝐾𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖 = 0,095𝑚𝑝𝑦

2. Hitunglah pula efisiensi inhibitor ekstra bahan alam!


Jawab:
𝐿𝐾𝑆1−𝐿𝐾𝑆 2
% EI = x 100%
𝐿𝐾𝑆 1
29,9−29,3
= x 100% = 2,007%
29,9

3. Jelaskan mekanisme pengendalan korosi dengan penambahan inhibitor ekstra


bahan alam
Jawab:

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 81


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN
LOGAM KELOMPOK 5

 Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan


tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini tidak dapat
dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat penyerangan lingkungan
terhadap logamnya.
 Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat
mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak, sehingga
lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.
 Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia
yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi tersebut
membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.
 Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.

LAPORAN PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 82

Anda mungkin juga menyukai