SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
PAC 9 268,69 29,85444 6013,101
AFC 9 316,81 35,20111 5872,842
Aluminium Sulfat 9 319,19 35,46556 5859,529
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Varietas 180,424 2 90,21201 0,015251 0,984874 3,402826
Galat 141963,8 24 5915,157
Total 142144,2 26
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
- pH Meter Martini
- Stirrer ae
- Magnetic stirrer -
-Pipet tetes -
3.1.2 Bahan
- Air baku yang berasal dari Sungai Deli yang terletak di Titi Papan,
Medan
- Aluminium Sulfat (Tawas) 17% yang berasal dari CV. Koperasi Kimia
Inti.
Tabel 3.1 Kalkulasi perhitungan ANOVA satu jalur (one way ANOVA)
Sumber
Variasi df SS MS F-Hitung
Antar ���
���
Perlakuan k-1 SSP �−1 ���
Dalam
���
Perlakuan (n-1) – (k-1) SSE=SST-SSP �−1 − (�−1)
c. df dalam perlakuan.
Sampel air yang digunakan berasal dari Sungai Deli yang beralamat Jl.
Yos Sudarso KM 12.5, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Titik
Koordinat LU. 030 41’ 22,0” LS. 0900 41’ 46,4”. Sampel diambil dari permukaan
Sungai Deli. Kemudian sampel didistribusi melalui pipa ke daerah Kawasan
Industri Medan Tahap III.
� �� = � ��
Keran Laboratorium
WTP KIM 3
Kekruhan/Turbidity
(NTU)
Pengadukan lambat
Sedimentasi
Pengambilan sample
menggunakan syringe
Sample 10 mL
Dimasukkan ke kuvet
Turbidimeter 10 mL
Kuvet 10 mL
Kekeruhan (NTU)
4.1 Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi PAC pada ProsesJar
test
Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi PAC pada
proses Jar Test
Nomor
Konsentrasi PAC (ppm) Turbidity (NTU)
Sample
1 0 236
2 5 20
3 10 3.85
4 20 1.25
5 30 1.24
6 40 1.76
7 50 2.67
8 60 1.41
9 70 0.51
20 20
Kekeruhan
15
10
5
3,85 2,67
1,25 1,24 1,76 1,41
0 0,51
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Konsentrasi PAC (ppm)
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi PAC
pada proses Jar Test
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa koagulan PAC dapat menurunkan nilai
kekeruhan pada air baku menggunakan metode Jar test. Percobaan menggunakan
beberapa variasi konsentrasi PAC untuk mendapatkan konsentrasi ekonomis pada
penjernihan air sungai Deli. Hasil yang diperoleh ialah pada konsentrasi 10 ppm
PAC dapat menjernihkan air baku Sungai Deli dengan nilai kekeruhan 236 NTU
menjadi 3.85 NTU. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan (PERMENKES)
No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 Tanggal 19 April 2010 yang merupakan baku
mutu air minum mempunyai spesifikasi kekeruhan air minum kurang dari 5 NTU.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan konsentrasi 10 ppm sudah
memenuhi syarat baku mutu yang sudah ditentukan oleh Pemerintah.
4.2 Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC pada Proses Jar
test
Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC pada
proses Jar Test
Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengujian Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi AFC
pada Proses Jar Test
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa proses Jar test menggunakan beberapa variasi
konsentrasi AFC. Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa koagulan AFC
mempunyai konsentrasi ekonomis sebesar 20 ppm karena dapat menjernihkan air
baku dengan kekeruhan 236 NTU menjadi 4.53 NTU. Berdasarkan PERMENKES
hasil yang dapat diterima sebagai persyaratan kekeruhan air minum ialah kurang
dari 5 NTU. Hal ini menunjukkan bahwa AFC dapat digunakan untuk koagulan
pada proses penjernihan air baku sungai Deli.
Berikut merupakan keunggulan dari AFC:
1. Penggunaan AFC sama sekali tidak memerlukan bahan penolong
(coagulant aid).
2. Larutan AFC dapat dipakai langsung dengan konsentrasi yang tetap.
3. pH air hasil penjernihan dengan larutan AFC sedikit menurun sehingga
bahan Alkali (NaOH) hanya sedikit.
260
240
220
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Berdasakan tabel 4.3, pada proses Jar test menggunakan beberapa variasi
konsentrasi Aluminium sulfat untuk menjernihkan air baku sungai Deli.
Konsentrasi ekonomis yang didapatmelalui percobaan ialah 30 ppm. Pada
konsentrasi 30 ppm air baku yang diolah mengalami penjernihan dengan nilai
kekeruhan 2.13 NTU. Oleh sebab itu, aluminium sulfat dapat digunakan sebagai
penjernih air baku sungai Deli. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh masuk
45
40
35
Kekeruhan (NTU)
30
25 PAC
20 AFC
15 Alumunium Sulfat
10
5
0
5 10 20 30 40 50 60 70
Konsentrasi Koagulan (ppm)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan kekeruhan pada
proses penambahan koagulan dengan metode Jar test. Pada grafik terlihat bahwa
dengan konsentrasi 10 ppm, koagulan PAC dapat menjernihkan air baku menjadi
3.85 NTU, sedangkan koagulan AFC mempunyai konsentrasi paling rendah yang
dapat menjernihkan air baku sebesar 20 ppm dengan hasil kekeruhan 4.53 NTU,
dan aluminium sulfat memiliki konsentrasi ekonomis sebesar 30 ppm
menghasilkan kekeruhan sebesar 2.13 NTU. Hal ini menunjukkan bahwa
koagulan PAC memiliki konsentrasi ekonomis dikarenakan koagulan PAC
memiliki kadar Al2O3 paling besar yaitu 29%, sedangkan koagulan AFC dan
aluminium sulfat memiliki kadar Al2O3masing-masing sebesar 17.35% dan 17%.
Total 142144.2 26
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 0,015251 dan F tabel
3,402826 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil tersebut terlihat bahwa nilai F
hitung lebih kecil dibanding F tabel.Maka hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga
koagulan tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap nilai kekeruhan.Jadi
ketiga koagulan yaitu PAC, AFC, dan aluminium sulfat dapat digunakan sebagai
penjernih air baku Sungai Deli.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Air
Air murni adalah zat yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen (Linsey,1991). Air merupakan kebutuhan dasar bagi
kehidupan.Semua makhluk hidup memerlukan air, demikian pula manusia tak
dapat hidup tanpa air. Selain itu, pendayagunaan air dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kesejahteraan rakyat, misalnya air yang dimanfaatkan untuk
pembangkit tenaga listrik, industri, perikanan, pertanian, dan rekreasi dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sebaliknya pengotoran air dapat
menurunkan kesejahteraan masyarakat sebagai contoh adalah pengotoran badan-
badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar Oksigen terlarut,
zat-zat kimia tidak berat yang sukardiuraikan secara alamiah dapat menyebabkan
masalah khusus seperti kekeruhan lain adanya zat tersuspensi (Soemirat,1990).
Menurut Gabriel 2001, air minum adalah air yang sudah terpenuhi syarat
fisik, kimia, bakteriologi serta Level Kontaminasi Maksimum (LKM) (Maximum
Contaminant Level).Level kontaminasi maksimum meliputi sejumLah zat kimia,
kekeruhan dan bakteri coliform yang diperkenankan dalam batas – batas aman.
Lebih jelas lagi, bahwa air minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Harus jernih, transparan dan tidak berwarna
2. Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik
3. Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum
4. Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standar
5. Bebas kuman / LKM coliform dalam batas aman
Adapun krakteristisk fisik air, yaitu sebagai berikut.
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
2.2. Koloid
Hal yang membedakan antara koloid dengan larutan sejati dan suspensi
adalah ukuran partikelnya. Diameter partikel koloid bekisar antara 1 nm sampai
100 nm. Partikel-partikel yang mempunyai diameter lebih kecil dari 1 nm akan
membentuk larutan sejati sedangkan partikel-partikel dengan diameter lebih besar
dari 100 nm akan membentuk suspensi yang secara cepat akan terpisah ke dalam
dua fasa (Levine, 2002).
Sistem koloid yang sederhana terdiri dari dua fasa, yaitu :
1. Fasa terdispersi, merupakan fasa partikel.
2. Fasa pendispersi, merupakan medium tempat partikel terdistribusi.
Pada batas permukaan fasa terdispersi dengan medium tersebut terdapat
sifat-sifat permukaan seperti efek lapisaan rangkap listrik yang memegang
peranan penting dalam menentukan sifat-sifat fisik dan kimia secara keseluruhan,
terutama yang menyangkut kestabilan dan ketidakstabilan koloid.Partikel koloid
merupakan partikel stabil. Kestabilan partikel koloid disebabkan ukuran dan
muatan listrik yang dimilikinya. Karena luas permukaannya yang besar maka
koloid memiliki daya adsorbsi yang kuat. Muatan pada partikel koloid umumnya
disebabkan oleh teradsorbsinya ion-ion dari medium pendispersi pada permukaan
partikel koloid. Ion-ion penstabil diadsorbsi dengan kuat pada lapisan bagian
dalam yang memiliki muatan partikel bervariasi. Ion-ion dari medium pendispersi
dengan muatan yang sama (coion) akan ditolak oleh muatan permukaan partikel
koloid, sedangkan ion-ion dengan muatan yang berlawanan (counter ion) akan
ditarik ke permukaan partikel dan menetralkan muatannya serta berkumpul
1.3 Koagulan
Uji ANOVA atau sering juga diistilahkan sebagai uji sidik ragam,
dikembangkan oleh Ronald Fisher. Prinsip pengujiannya adalah menganalisis
variabilitas atau keragaman data menjadi dua sumber variasi, yaitu variasi dalam
kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Bila
variasi within dan between sama maka rata-rata yang dihasilkan tidak ada
perbedaan, sebaliknya bila hasil perbandingan kedua varian tersebut
menghasilkan nilai lebih dari 1, maka rata-rata yang dibandingkan menunjukkan
adanya perbedaan.
Beberapa asumsi dasar yang mesti dipenuhi pada uji ANOVA adalah:
(a) Data sampel yang digunakan berdistribusi normal atau dianggap normal,
(b) Populasi tersebut memiliki varian yang homogen,
(c) Sampel tidak berhubungan satu dengan lain (independen), sehingga uji
ANOVA tidak bisa digunakan untuk sampel berpasangan (paired).
Terdapat beberapa jenis ANOVA, yaitu: ANOVA satu jalur (one way ANOVA)
dan ANOVA dua jalur (two way ANOVA). One way ANOVA digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel, bila pada setiap sampel hanya
PENDAHULUAN
Air permukaan (air sungai atau air danau) biasanya memerlukan pengolahan
secara lebih ekstensif dibandingkan dengan pengolahan air tanah. Hal ini
disebabkan oleh air permukaan relatif lebih mudah terkontaminasi dibandingkan
dengan air tanah, sehingga mutu air permukaan umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan mutu air tanah. Walaupun air permukaan jauh dari aktifitas
manusia, tetapi air permukaan sering secara alami mengandung padatan tanah
tersuspensi, bakteri, serta bahan organik hasil pembusukan tanaman dan hewan.
Oleh karena itu, air baku yang diambil dari badan air, seperti sungai Deli
memerlukan pengolahan yang berguna mencapai tingkat mutu sebagaimana
dikehendaki (Suprihatin, 2013).
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi
manusia karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk
bertahan hidup.Oleh karena itu, manusia memerlukan sumber air bersih yang
diperoleh dari air tanah dan air permukaan. Namun tidak semua air baku yang
memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum.
Pemantauan terhadap kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang
menjadi sasaran untuk memenuhi kesehatan di suatu Negara (Ince dan Howard,
2009).
Selain untuk keperluan sehari-hari rumah tangga, air bersih juga
dibutuhkan dalam jumlah besar untuk keperluan industri dan merupakan salah
satu faktor pembatas dalam aktivitas industri.Berbagai jenis industri, seperti
agroindustri atau industri pengolahan pangan merupakan pengguna air dalam
jumlah besar. Pada industri tersebut, air digunakan sebagai bahan baku atau bahan
penolong, sebagai sarana transportasi (conveyor), dan sebagai bahan utama untuk
pencucian atau sanitasi area pabrik. Selain untuk penggunaan langsung dalam
1. Manakah koagulan yang lebih baik diantara PAC, AFC, atau aluminium
sulfat?
Variabel terikat:
ABSTRAK
ABSTRACT
SKRIPSI
Oleh
SARTIKA SARI
140822008
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
SKRIPSI
Oleh
SARTIKA SARI
140822008
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Disetujui di:
Medan, Oktober 2016
Komisi Pembimbing:
Pembimbing II Pembimbing I
Diketahui/Disetujui oleh:
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja pembimbing dan saya sendiri,
kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing-masing disebutkan sumbernya.
Sartika Sari
140822008
Bismillahirrahmannirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesakan
penelitian dan penyusunan skripsi ini sebaik mungkin. Dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada.
Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Abdul Syarif, dan Ibunda Farida
Hanum atas segala doa, dukungan, dan kasih sayang dan cintanya yang tiada henti
memberikan perhatian kepada penulis. Kepada Kakak tersayang Risa Cahaya,
S.Pd dan adik-adik tersayang M. Arifin dan Nurul Syafira yang telah memberikan
do’a. Bapak Dr. Amir Hamzah Siregar, M.Si selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Dr. Darwin Yunus Nst, MS. Selaku dosen pembimbing 2 yang telah
banyak memberikan pengarahan, bimbingan, masukan dan saran hingga
terselesaikannya skripsi ini. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS dan Bapak Drs.
Albert Pasaribu, M. Sc selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia USU yang
telah mensyahkan skripsi ini. Seluruh staf dan dosen Kimia FMIPA USU yang
telah membimbing penulis, staf Kimia Fisika dan Kimia Polimer Bang Edi yang
telah membantu penulis selama penelitian. Seluruh teman-teman atas dukungan
dan perhatian selama ini.
Hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah yang
berlipat ganda untuk kita semua, amin ya Rabbalalamin.
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Singkatan xi
Daftar Lampiran xii
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metode Penelitian 4
1.7 Lokasi Penelitian 5
Daftar Pustaka 35
No Judul Halaman
Lampiran