Anda di halaman 1dari 40

CONTOH STUDI AMDAL PLTU

JATIM 1 PACITAN
LOKASI PLTU
JARINGAN TRANSMISI SUTT 150 KV

 Kec. Sudimoro
 Kec. Ngadirojo
 Kec. Tulakan
 Kec. Kebon Agung
 Kec. Pacitan
Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai
Hasil Pengukuran
No Parameter Satuan Baku Mutu
AS-1 AS-2
I. Parameter Fisika
o o
1. Suhu C 25 28,5 ± 3 C suhu udara
2. Zat Padat Terlarut / TDS mg./L 198,3 328,8 1.000
3. Zat Padat Tersuspensi/TSS mg./L 36,9 48,3 50
II. Parameter Kimia
4. pH - 8,2 8,2 6-9
5. BOD mg./L 35,0 30,0 3
6. COD mg./L 49,28 43,03 25
7. Oksigen Terlarut mg./L 6,2 6,9 >4
8. Total Fosfat sebagai P mg./L 0,29 0,35 10
9. NO3 sebagai N mg./L 0,55 0,50 10
10. NH3 sebagai N mg./L 0,00 0,00 (-) Baku Mutu Berdasarkan Peraturan Pemerintah
11. Arsen mg./L 0,00 0,00 1 RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
12. Kobalt mg./L 0,06 0,09 0,2 dan Pengendalian Pencemaran Air (Kelas II)
13. Barium mg./L 0,00 0,00 (-) AS–1 : UTM 49L 0541831 9087752
14. Boron mg./L 0,12 0,15 1 AS–2 : UTM 49L 0541335 9086552
15. Selenium mg./L 0,00 0,00 0,05
16. Kadmium mg./L 0,00 0,00 0,01
17. Krom (IV) mg./L 0,00 0,00 0,05
18. Tembaga mg./L 0,00 0,01 0,02
19. Besi mg./L 0,23 0,21 (-)
20. Timbal mg./L 0,00 0,00 0,03
21. Mangan mg./L 0,06 0,05 (-)
22. Raksa mg./L 0,00 0,00 0,002
23. Seng mg./L 0,02 0,02 0,05
24. Klorida mg./L 59,11 99,63 (-)
25. Sianida mg./L 0,00 0,00 0,02
26. Fluorida mg./L 0,72 0,68 1,5
27. Nitrit sebagai N mg./L 0,01 0,03 0,06
28. Sulfat mg./L 155,93 172,09 (-)
29. Klorin Bebas mg./L 0,00 0,00 0,03
30. Belerang sebagai H2S mg./L 0,00 0,00 0,002
31. Minyak dan Lemak mg./L 0,16 0,15 1
32. Detergent sebagai MBAS mg./L 0,15 0,21 0,2
33. Senyawa Fenol sebagai Fenol mg./L 0,00 0,00 0,001

III Parameter Mikrobiologi


1. Koliform Tinja Jml/100 ml 180 180 100
2. Total Koliform (MPN) Jml/100 ml 2400 2800 1000
Hasil Pengukuran Kualitas Air Sumur Penduduk

No Parameter Satuan Hasil Pengukuran Baku Mutu


SM-1 SM-2
I. Parameter Fisika
1. Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau
2. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 473,0 513,0 1.500
3. Kekeruhan NTU 1,47 19,5 25
4. Rasa - - - -
5. Warna Unit Pt Co 2,0 18,9 50
II. Parameter Kimia
1. Arsen mg/L 0,00 0,00 0,05
2. Ammonia mg/L 0,00 0,00 0,1 SM–1 : UTM 49L 0541659 9087562
= sumur milik P. Supeno di Kp. Sungrejo, Desa Sukerjo
3. Besi mg/L 0,41 1,57 1,0
SM–2 : UTM 49L 0541583 9087526
4. Fluorida mg/L 0,29 0,28 1,5
= sumur milik P. Jumari di Kp. Sungrejo, Desa Sukorejo
5. Kadmium mg/L 0,00 0,00 0,005 Baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
6. Kesadahan CaCO3 mg/L 106,73 62,46 500 Nomor 416/Menkes/XI/1990 (Lampiran)
7. Klorida mg/L 44,68 57,79 600
8. Kromium, valensi 6 mg/L 0,00 0,00 0,05
9. Mangan mg/L 0,26 0,11 0,5
10. Nitrat, sebagai N mg/L 0,01 0,02 10
11. Nitrit, sebagai N mg/L 0,02 0,00 1,0
12. pH mg/L 7,6 7,5 6,5 – 9,0
13. Seng mg/L 0,05 0,01 15
14. Sianida mg/L 0,00 0,00 0,1
15. Sulfat mg/L 35,56 19,57 400
16. Timbal mg/L 0,00 0,00 0,05
17. Detergent mg/L 0,02 0,00 0,5
18. Zat Organik mg/L 3,16 3,45 10
III. Parameter
1. Koliform Tinja
Mikrobiologi Jml/100 ml 10 10 -
2. Total Koliform (MPN) Jml/100 ml 1800 1800 50
Hasil Pengukuran Kualitas Air Laut
Hasil Pemeriksaan
Baku
No. Parameter Satuan
Mutu
AL - 1 AL - 2 AL - 3 AL - 4 AL - 5 AL - 6

Fisika
1. Kecerahan M 2,20 2,40 2,30 2,90 3,20 3,10 >3
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2. Kebauan - Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau
3. Kekeruhan NTU 1,12 1,16 0,98 1,26 2,87 2,73 <5
Mangrov
4. Padatan Tersuspensi Total mg/L 36,1 35,9 40,1 52,3 68,6 61,9 e : 80
o
5. Suhu C 24,5 24,5 25,0 25,0 25,0 25,0 Alami
Kimia An Organik
1. pH - 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 8,2 7,0 - 8,5 Baku Mutu Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
2. Salinitas Ppt 37,3 37,4 37,3 37,3 37,4 37,4 Alami Lingkungan Hidup RI. No. 51 Tahun 2004, Lampiran III
3. DO mg./L 7,5 7,6 7,5 7,6 7,6 7,6 >5 AL – 1 = Perairan Laut 500 m dari Garis Pantai,
4. BOD mg./L 19,5 18,0 20,0 19,5 25,0 25,0 20 UTM, 49L 0541123 9086586
AL – 2 = Perairan Laut 500 m dari Garis Pantai,
5. Ammonia Total (NH3-N) mg./L 0,00 0,00 0,005 0,01 0,05 0,05 0,3
UTM, 49L 0541231 9086470
6. Fosfat (PO4-P) mg./L 0,00 0,005 0,00 0,00 0,03 0,05 0,015 AL – 3 = Perairan Laut 500 m dari Garis Pantai,
7. Nitrat (NO3-N) mg./L 0,05 0,05 0,00 0,00 0,05 0,00 0,008 UTM, 49L 0541320 9086346
AL – 4 = Perairan Laut 500 m dari Garis Pantai,
8. Sianida (CN) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,5
UTM, 49L 0539822 9085852
9. Sulfida (H2S) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 AL – 5 = Perairan Laut 3 - 5 Km dari Garis Pantai,
10. Fenol Total mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,002 UTM, 49L 0540481 9085600
11. Detergen mg./L 0,05 0.04 0,05 0,02 0,00 0,00 1 AL – 6 = Perairan Laut 3 - 5 Km dari Garis Pantai,
12. Minyak dan Lemak mg./L 0,11 0,09 0,11 0,06 0,11 0,21 1 UTM, 49L 0541010 9085446
13. COD mg./L 26,72 24,27 38,92 35,83 42,06 40,57 40
Logam Terlaut
1. Raksa (Hg) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001
2. Kromium Heksavalen (Cr6+) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,005
3. Arsen (As) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,012
4. Kadmium (Cd) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,001
5. Tembaga (Cu) mg./L 0,006 0,005 0,004 0,005 0,00 0,003 0,008
6. Timbal (Pb) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,008
7. Seng (Zn) mg./L 0,006 0,005 0,01 0,01 0,02 0,03 0,05
8. Nikel (N) mg./L 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,05
Mikrobiologi
Jml/100
1. Koliform Tinja ml 0 0 0 0 0 0 0
Jml/100
2. Total Koliform (MPN) ml 0 0 0 0 0 0 9
Komposisi Benthos dalam Lumpur per m2 di Perairan Sekitar PLTU 1 Jatim
Stasiun
No Organisma
AL 1 AL2 AL 3 AL 4 AL 5 AL 6 AS 1 AS 2
1. Anadara sp. 25 50
2. Arca sp. 25 50 25 25
3. Archtectonica sp. 25 25
4. Atrina sp. 25 25 50 25
5. Barbatia sp. 50 25
6. Chlamys sp. 25 25
7. Dentalium sp. 25 25 25 25
8. Lutraria sp. 25 25 25
9. Melanoides sp. 675
10. Paphia sp. 25 25
11. Pinna sp. 25 25
12. Sunetta sp. 25
13. Trachycardium sp. 25
Jumlah Benthos (Ind/m2) 100 150 125 150 175 125 0 675
I.D. Shannon & Wiener 1,386 1,561 1,609 1,561 1,54 1,609 - 0
Keterangan :
AL 1 = Perairan Laut = UTM, 49 L0541123 mT ; 9086586 mU
AL 2 = Perairan Laut = UTM, 49 L0541231 mT ; 9086470 mU
AL 3 = Perairan Laut = UTM, 49 L0541320 mT ; 9086346 mU
AL 4 = Perairan Laut = UTM, 49 L0539822 mT ; 9085852 mU
AL 5 = Perairan Laut = UTM, 49 L0540481 mT ; 9085600 mT
AL 6 = Perairan Laut = UTM, 49 L0541010 mT ; 9085446 mU
AS 1 = Sungai Bawur Hulu = UTM, 49 L0541831 mT ; 9087752 mU
AS 2 = Sungai Bawur Hilir = UTM, 49 L0541831 mT ; 9087752 mU
TATA LETAK
KOMPONEN PLTU 1 JATIM
Pola Rambatan Gelombang Dari Pola Rambatan Gelombang
Arah Tenggara Dari Arah Selatan

Pola Rambatan Gelombang


Dari Arah Barat Daya
Jenis Tanaman Yang Terdapat Di Lokasi Rencana Kegiatan
Penguasaan Lahan di Tempat lain Bagi Penduduk yang Lahannya
akan Dibebaskan untuk Keperluan PLTU
Spesikifasi teknis pembakaran batu bara untuk PLTU Pacitan
Parameter Satuan alternatif 1 alternatif 2
Kapasitas MW 2x (300-400MW) 2 x (300-400MW)
Jumlah cerobong buah 2 1
Tinggi cerobong meter 215 215
Diameter meter 6. 6.5
Luas penampang cerobong m2
28.26 33.166
Kecepatan gas m/detik
25 25
Temperatur gas dalam cerobong oC
134 134
3
Laju aliran pada temp cerobong m /detik
706.5 829.16
Laju aliran pada temperatur 25 oC M3/detik
517.29 607.10
Kebutuhan batu bara ton/jam
2 x 166 332
Konsentrasi emisi gas dari cerobong pembakaran batu bara
Parameter Satuan alternatif 1 alternatif 2
Emisi Debu tanpa pengelolaan
Kadar abu %
5 5
Laju emisi debu gram/detik
1046.7 2093.4
3
Konsentrasi debu mg/m
2,023 3,448
Emisi debu dengan EP (Eff. 99.5%)
Laju emisi debu gram /detik 5.23 10.47
Konsentrasi emisi debu mg/m3 10.1 17.2

Emisi SO2 tanpa pengelolaan


Kadar sulfur % 0.33 0.33
Laju emisi gram/detik 262.5 525.0
Konsentrasi SO2 mg/m3 507.5 864.8
Emisi SO2 dengan pengelolaan FGD
Laju emisi gram/detik 367.53
Konsentrasi SO2 mg/m3 605.4
Emisi NOx tanpa pengelolaan
Laju emisi gram/detik 460.6 921.1
Konsentrasi NO2 mg/m3 890.3 1,517.2
Emisi NOx dengan Lowburner (eff. 50%)
Laju emisi gram/detik 230.3 460.6
Konsentrasi NO2 mg/m3 445.2 758.6
EVALUASI DAMPAK
LINGKUNGAN
Analisis scr terpadu keseluruhan komponen
lingkungan yg mengalami perubahan
mendasar (dampak penting)
Dari hasil evaluasi dampak tsb dpt diketahui:
 Kelayakan lingkungan suatu proyek
 Pengaruh proyek thd masyarakat yg
terkena dampak (kerugian dan manfaat)
 Menjadi dasar unt. Menetapkan dampak-
dampak negatip yg perlu dilakukan
pengelolaan dan dampak positip yg perlu
dikembangkan.
Pengukuran dan interpretasi dampak:
Setelah dampak diidentifikasi dan diprediksi, maka
untuk dpt diambil suatu keputusan perlu dilakukan
interpretasi dan evaluasi dampak
Evaluasi dampak dimaksud untuk dpt mencapai
dua sasaran:
 Memberikan informasi ttg komponen apa saja yg terkena
dampak dan seberapa besar nilai magnitute (tingkat besarnya
ampak) itu terjadi, derajat pentingnya dampak (nilai
importance) thd komponen lingkungan yg terkena dampak.
 Memberi bahan unt. Mengambil keputusan terutama komponen
apa saja yg terkena dampak, dg informasi ini akan dapat
diputuskan macam dan jenis mitigasinya.
 Lebih jauh dpt diketahui seluruh komponen yg terkena dampak
serta kepastian apakah IPTEK mampu mencegah dan
menanggulangi dampak negatip yg muncul.
Pengukuran dan interpretasi dampak:
Apabila IPTEK tdk mampu menanggulangi dan
mencegah dampak negatip, maka dapat diambil
keputusan dg alternatip:

 Memindahkan rencana kegiatan


pembangunan ke tempat lain atau
memindah lokasi
 Mengganti peralatan atau mengganti
proses pembangunan
Metode evaluasi yg akan dipergunakan harus dpt
menjawab pertanyaan:

 Apakah metode yg dipergunakan untuk


mengukur dampak dpt dikuantitatipkan, untuk
memberi gambaran dampak bila ada proyek dan
tdk ada proyek atau mengukur perubahan
lingkungan, maka cara-cara matematis sangat
cocok dan mudah dilaksanakan.
 Apakah cara-cara pengukuran yg dipakai sangat
sesuai apabila harus digunakan untuk mengukur
besaran dampak.
Pemilihan metode evaluasi

Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi AMDAL.


Tim AMDAL hrs memilih metode AMDAL mana yg hrs. dipergunakan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan akhir ttg kelayakan lingkungan

Ada bbr pertimbangan yg perlu diperhatikan unt. Memilih metode yaitu:

1. Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik


dalam fungsinya maupun cara kerjanya.
2. Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yg akan di AMDAL
3. Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
4. Pemahaman dampak penting yg akan terjadi melalui scooping.
Makin besar dan makin kompleks hrs memerlukan metode yg
lebih kompleks pula.
5. Batasan-batasan yg tersedia dlm waktu, keahlian, biaya,
peralatan dan data yg diperlukan serta teknik-teknik analisis yg
diperlukan.
6. Mempelajari metode yg digunakn tim lain dan pustaka-pustaka
mengenai proyek yg sama atau sejenis.
Pedoman umum untuk memilih metode evaluasi dampak:

Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan scr ilmiah.


Bersifat holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan
fenomena dampak penting lingkungan yg terjadi dlm suatu sistem
lingkungan hdp.
Cukup fleksibel, artinya metode yg digunakan dpt dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dr bebrbagai aspek yg satu sama
lainmemiliki ukuran atau unit satuan yg berbeda dan karakteristik dampak
yg berbeda pula.
Dapat menampung input dr berbagai bidang keahlian yg terkait dan
mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
Dapat memberikan arahan bagi pengambilan keputusan. Dlm hal ini
metode yg dipilih hrs mampu memberikan telaahan terhadap:
– Evaluasi thd alternatip rencana kegiatan yg diusulkan.
– Usaha-usaha yg perlu ditempuh unt. Mencegah atau menanggulangi dampak
penting negatip.
– Efektifitas usulan penanggulangan dampak
METODE EVALUASI DAMPAK
1. Metode Overlay
Setiap dampak thd komponen lingkungan digambarkan
dlm peta tematik. Apabila indikator dampak negatip td
berbagai ekosistem digambarkan dlm peta dg warna
terang, agak gelap dan gelap unt. Menggambarkan
dampak ringan, sedang, dan berat
Bila peta dioverlay maka evaluasinya:
Ekosistem yg sangat gelap, terkena dampak sangat berat.
Ekosistem yg warnanya agak gelap terkena dampak agak
berat.
Ekosistem yg warnanya terang dpt dievaluasi bahwa
ekosistem terkena dampak sangat ringan
METODE EVALUASI DAMPAK
1. Metode Overlay
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar
dampak dipergunakan juga skala: 1, 2 dan 3 atau kecil,
sedang dan besar
METODE EVALUASI DAMPAK
2. Metode Flow chart (bagan alir)
Metode ini dpt dipergukan unt. Mengembangkan dampak
pada setiap periode atau tahapan pembangunan.
Metode flow chart ini kemudian berubah menjadi metode
network apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak
hanya ke arah vertikal juga ke arah horizontal.
Kelemahan dr metode ini hanya menunjukkan aliran
dampak saja, tetapi macam dampak positip atau negatip
tidak dpt diberikan. Disamping itu informasi ttg seberapa
besar dampaknya juga tdk diberikan.
METODE EVALUASI DAMPAK
3. Metode checklist
Metode checklist yg sangat terkenal dan mudah
dievaluasi adalah metode checklist Bettelle dan
Columbus.
Evaluasi dampak thd aktivitas pembukaan lahan proyek
pembangunan pemukiman adalah sbb:
(EQ x PIU) – (EQ’ x PIU’) = 58,37 -52,54 = -5,83
METODE EVALUASI DAMPAK
3. Metode checklist
Keterangan:
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala
kualitas lingkungan bagi setiap faktor atau parameter
lingkungan.
Besar skala: 0 – 1
Angka 0 : Kualitas lingkungan sangat jelek
Angka 1 : Kualitas lingkungan sangat baik
METODE EVALUASI DAMPAK
3. Metode checklist
Keterangan:
PIU (Parameter importance Unit)
Yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter
lingkungan bagi semua faktor lingkungan.
Contoh:
Nialai penting faktor A
PIU faktor A = Total Nilai penting semuafaktor
x 100
METODE EVALUASI DAMPAK
3. Metode checklist
Dari tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan
lahan pada proyek transmigrasi dapat diuraikan sbb:
1. Komponen fisik:
secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan
pd proyek transmigrasi akan terkena dampak negatip yaitu sebesar –
5,83
2. Parameter komponen fisik yg. Terkena:
Dampak positip adalah PH tanah
Dampak negatip adalah parameter bentang
lahan, kondisi Fe tanah, turbidity, suhu dan PH
air
Tabel metode battelle kasus pemb. pemukiman

No Faktor lingkungan Rona lingkungan


EQ Kepentingan PIU EQ x PIU
1 Bentuk lahan 0.2 0.5 11.63 2.33
2 pH tanah 0.7 0.8 18.61 13.02
3 Kand. Fe tanah 0.8 0.5 11.63 9.31
4 Turbidity 0.9 0.8 18.61 16.75
5 Kesadahan 0.1 0.5 11.63 1.16
6 Suhu air 0.9 0.4 9.30 8.37
7 pH air 0.4 0.8 18.61 7.44
total 4.3 58.37
Tabel metode battelle kasus pemb. pemukiman

No Faktor lingkungan Pembukaan lahan


EQ’ Kepentingan PIU’ EQ’ x PIU’
1 Bentuk lahan 0.1 0.5 11.63 1.16
2 pH tanah 0.8 0.8 18.61 14.88
3 Kand. Fe tanah 0.8 0.5 11.63 9.30
4 Turbidity 0.7 0.8 18.61 13.02
5 Kesadahan 0.1 0.5 11.63 1.16
6 Suhu air 0.8 0.4 9.30 7.44
7 pH air 0.3 0.8 18.61 5.58
Total 4.3 52.54
Tabel metode battelle kasus pemb. pemukiman

No Faktor lingkungan Evaluasi


Besar Tingkat Derajat
Dampak Besaran Pentingnya
Dampak Dampak
1 Bentuk lahan -1.07 2 4
2 pH tanah +1.86 3 4
3 Kand. Fe tanah -0.01 1 4
4 Turbidity -3.75 5 3
5 Kesadahan 0
6 Suhu air -0.93 2 3
7 pH air -1.86 3 5
Total - 5.83
Cara perhitungan:

1. Tingkat besaran dampak adalah:


Perubahan kualitas lingkungan yg paling besar adalah dari angka 5 ke
1 atau 5 – 1 atau:

Besar dampak Tingkat besaran


dampak
> 4 – 3.2 5
3.2 – 2.4 4
2.4 – 1.6 3
1.6 – 0.8 2
< 0.8 1
Cara perhitungan:

2. Derajat pentingnya dampak


Menggunakan 7 kriteria dr keputusan kepala bapedal No. 56/1994
METODE EVALUASI DAMPAK
4. Metode Sistem Evaluasi lingkungan
Metode ini cocok digunakan unt. Mengadakan evaluasi
komponen lingkungan yg telah mengalami perubahan
Sehibgga cocok untuk SEL
Untuk dpt membuat evaluasi maka diperlukan suatu
standart atau baku mutu sesuatu komponen. Metode ini
dipergunakan unt. Menganalisis suatu bentang alam.
Oleh karenya cocok untuk menilai bentang alam untuk
rekreasi pada tempat-tempat:
METODE EVALUASI DAMPAK
Jalur hijau
Taman nasional
Area dilindungi
Cagar alam
Cagar budaya
dll

Evaluasi bentang alam ini dilakukan dg mengadakan


pengamatan, pengukuran dan observasi untuk dapat
melakukan penilaian
METODE EVALUASI DAMPAK
5. Metode matrik Interaksi leopold
Metode ini dirancang unt. Menganalisis dampak
lingkungan pada berbagai proyek kontruksi yg berada di
suatu wilayah yg relatif masih alami.
Metode ini juga sangat baik untuk memberi informasi
hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau
kegiatan, disamping itu juga dapat menunjukkan hasil scr
kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai