Persetujuan prinsip
PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia yang bergerak dalam bidang usaha
pertambangan bijih nikel, akan melakukan pengolahan bijih nikel dalam rangka
memanfaatkan potensi sumber daya alam di kecamatan Palangga Selatan Kabupaten
Konawe Selatan. Hal ini didasari atas prinsip dari Bupati Konawe Selatan Nomor :
540/1381 Tahun 2014. Pengolahan bijih nikel yang akan dikembangkan oleh PT.
Kinlin Nickel Industry Indonesia menggunakan metode pelebur-murnian (smelting)
dengan teknologi Mini Blast Furnace (MBF) untuk menghasilkan produk Ferronickel
(FeNi), yang berlokasi di kecamatan Palangga Selatan.
1.1.2. Alasan Wajib AMDAL
Salah satu kewajiban PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia sebelum melakukan
aktivitas perlu mendapat izin kelayakan lingkungan yang diwujudkan dalam
penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai
dengan amanat Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan lainnya seperti Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib AMDAL, rencana pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel
beserta fasilitas penunjangnnya, yang akan dilakukan oleh PT. Kinlin Nickel Industry
Indonesia wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Syarat
wajib AMDAL bagi rencana kegiatan pengolahan bijih nikel adalah besaran kapasitas
produksi.
Pelaksanaan pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel, dengan fasilitas
penunjangnnya yang dilakukan oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia di
Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan, berpeluang memberikan
dampak lingkungan yang dapat mengubah rona lingkungan hidup, sehingga PT. Kinlin
Nickel Industry Indonesia wajib menjunjung tinggi azas berkelanjutan pembangunan
dan berwawasan lingkungan. Olehnnya itu, diperlukan usaha-usaha perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup guna mengoptimalkan dampak positif serta menekan
dampak negatif dari kegiatan tersebut. Implementasi dari hal itu, PT. Kinlin Nickel
Industry Indonesia akan mematuhi semua regulasi yang berkaitan dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
1.1.3. Komisi AMDAL
Dokumen AMDAL berisikan uraian tentang rencana kegiatan usaha, rona
lingkungan hidup awal, perlingkupan komponen/parameter lingkungan yang diduga
akan terkena dampak akibat adannya kegiatan pembangunan pabrik pengolahan bijih
nikel beserta fasilitas penunjangnnya, serta upaya-upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan. Dokumen AMDAL diharapkan menjadi pedoman bagi
pemrakarsa maupun instansi/lembaga yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan.
Selanjutnnya untuk melihat kelengkapan administrasi dan konsistensi dan kedalaman
studi AMDAL, maka dokumen AMDAL Terpadu ini oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA)
Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat (2) Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tatalaksana Penilaian dan
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel
termasuk jenis kegiatan strategis.
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari kegiatan
pembangunan pabrik pengolahan bijih nikel beserta fasilitas penunjangnnya yang
dilakukan oleh PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia di Kecamatan Palangga Selatan
Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara akan di nilai oleh Komisi
Penilai AMDAL (KPA) Provinsi Sulawesi Tenggara. Penilaian ini bertujuan untuk
melihat kelengkapan administrasi dokumen AMDAL, konsistensi penyusunan, serta
kedalaman, serta kedalaman study AMDAL yang dilakukan.
C. Tahap Operasi
Kebutuhan tenaga kerja operasional pabrik pengolahan nikel oleh PT. Kinlin
Nickel Industry Indonesia sekitar 303 orang tenaga kerja untuk 2 line MBF (Sampai
tahun kedua), 824 orng tenaga kerja untuk 7 line MBF (mulai tahun ke tiga) yang
meliputi tenaga kerja manajemen dan operasi pabrik, dengan rincian seperti pada
Tabel II-2.
Tabel II-2
Kebutuhan Spesifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja Operasi ( Untuk 2 line MBF)
PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia akan memerlukan bahan bakar jenis solar,
premium dan oli. Bahan bakar ini diperuntukan untuk bahan bakar generator set dan
dan berbagai peralatan kendaraan operasional pabrik. Terkait dengan penggunaan
bahan bakar ini , PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia berkomitmen menggunakan
bahan bakar industry sesuai dengan peraturan Gubernur Sultra No.39 Tahun 2014,
melalui kontrak pembelian BBM industry.
Hasil produksi pabrik pengolahan bijih nikel PT. Kinlin Nickel Industri
Indonesia yang berupa Fe-Ni akan di ekspor ke cina. Mobilisasi ini melalui jalur darat
dan jalur laut. Jalur darat ditempuh dari lokasi pabrik ke pelabuhan khusus,
sedangkan jalur laut ditempuh dari pelabuhan khusus ke Cina. Sedangkan hasil
sampingan lain pabrik pengolahan bijih nikel PT. Kinlin Nickel Industry Indonesia
yang berupa terak atau slag akan dimobilisasi dari lokasi pabrik ke lkasi penimbunan
slag.
Kegiatan mobilisasi bahan bakar, bahan baku, hasil produksi dan slag ini
menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan hidup berupa gangguan
transportasi darat, penurunan kualitas udara ambient, peningkatan kebisingan,
potensi terjadinnya penyakit, serta potensi adanya keresahan masyarakat.