Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS LAJU KOROSI BAJA

TERHADAP AIR LAUT BANUA


PATRA

Musdar Mawan N.M Cholistin Arufi Yani Siti Auliana Rahmawaty Ryan Hernando Taufik Nur Rohman
06161052 06161016 06171071 06161067 06161075
1. Latar Belakang
2. Tujuan Penelitian
3. Metodologi Penelitian
4. Hasil Data Dan Pembahasan
5. Kesimpulan
OUTLINE
Latar Belakang
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam
akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.

Dan korosi merupakan salah satu masalah


utama dalam dunia industri. Tentunya karena
korosi menyebabkan kegagalan pada material.
Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk


menganalisis nilai laju korosi baja
pada medium air laut yang
diambil di Pantai Banua Patra,
Balikpapan
Metodologi Percobaan
Diagram Alir
Hasil Dan Pembahasan
Tabel Pengurangan Massa

Setelah dilakukan pengujian laju korosi sesuai standar ASTM G31


pada 4 spesimen baja dengan menggunakan media air laut
dengan kadar pH=7.91, didapatkan hasil data sebagai berikut
Tabel Corrosion Rate

Dari tabel diatas didapatkan bahwa seiring lamanya waktu perendaman, laju korosi semakin
menurun menjadi 0.278 mm/year. Hal ini dapat dilihat saat perendaman hingga 14 hari, laju
korosi begitu meningkat namun saat di perendaman 21 hari laju korosi menurun karena semakin
lama, lapisan pasif akan terbentuk dan menghambat laju korosi
Grafik Hasil Data Untuk hasil data corrosion rate berdasarkan weight loss,
dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan
(1) pada tabel 1 data ke 3 sebagai berikut :
Grafik Hasil Data dalam bentuk diagram
04 pourbaix
Dari hasil percobaan juga didapatkan besar nilai potensial Eo sebesar -
0.581 V, dengan kadar air pH=7.91 dan Eo -0.581 berada pada daerah
korosi.
Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi Oksidasi (Anoda) : Fe → Fe2+ + 2e-
Reaksi Reduksi (Katoda) : ½ O2 + H2O + 2e → 2O
Pada diagram tersebut, korosi besi menghasilkan ion besi (Fe3+),
hidroksida besi [Fe(OH)3], hidroksida besi [Fe(OH)2], dan pada kondisi
yang sangat alkali menghasilkan ion kompleks HFeO2-. Ketahanan Fe
pada kondisi yang tinggi diakibatkan oleh munculnya selaput pasif
protektif (Fe2O3 dan Fe3O4) sehingga menghalangi terjadinya korosi
lebih lanjut pada besi
Kesimpulan
Adapun Kesimpulan pada penelitian ini adalah

1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi selama percobaan


berlangsung yaitu kandungan pH air dan potensial.
2. Variasi waktu perendaman berpengaruh terhadap laju korosi pda spesimen
uji baja. Pada percobaan ini waktu perendaman yang digunakan adalah 7
hari, 14 hari, dan 21 hari. Semakin lama waktu 14 hari menunjukkan hasil
yang tinggi, kemudian laju korosi semakin turun seiring bertambahnya waktu
perendaman. Hal ini ditunjukan pada perendaman 14 hari laju korosinya
0.468 mm/year dan saat waktu perendaman bertambah hingga 21 hari laju
korosinya 0.278 mm/year.
3. Kategori ketahanan korosi pada spesimen uji ini termasuk good atau bagus
dengan nilai 0,1 - 0,5 mm/y
Terima kasih (:

Anda mungkin juga menyukai