Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ANALISA ANALISIS

PERMANGANOMETRI

Nama : YASMIN SAID S / ZANIA PUTRI /


MUHAMMAD A.R / WAHYU UMI I

NIM : D500190085 / D500190086 /


D500190092 / D500190144

Kelompok / Kelas : 8C / 2B / 2C

Hari / Tanggal : Sabtu / 9 Mei 2020

Asisten : FLORENSI ALYA

Dosen : Rois Fatoni, ST, Msc. PhD

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
2

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat membuat larutan standar KMnO4 dan standarisasi
larutan KMnO4.
2. Mahasiswa dapat menggunakan larutan standar KMnO4 untuk analisis
besi dan kalsium dalam garamnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Permanganometri
Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi
yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini
merupakan suatu metode yang sering digunakan karena
permanganometri memiliki kelebihan antara lain Permanganometri
merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan indikator, mudah
diperoleh dan terjangkau. Adapun kekurangan dari metode ini adalah
larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, jadi harus sering
dilakukan pembakuan (Depkes RI, 2009).
Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan
kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik. Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida
secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh,
murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan
larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara beraneka,
karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6,
dan +7 (Day, 1999).

B. Perinsip Titrasi Permanganometri


Pada Permanganometri, penerapan konsep titrasi redoks
didasarkan pada bagaimana cara mengidentifikasi karakteristik zat
yang terlibat dalam titrasi redoks, menghitung konsentrasi reaksi,
menghitung reaksi sel E yang terjadi, kemudian menghitung nilai
3

potensial pada suatu reaksi yang terjadi dalam larutan beserta


kurvanya (Widarti dkk., 2016).
Permanganometri memiliki keunggulan sendiri karena tidak
memerlukan zat aditif seperti indikator. Permanganat itu sendiri
berfungsi sebagai indikator internal sejak akhir titrasi, sedikit
kelebihan titran bisa menubah warna analit dari tidak berwarna
menjadi merah muda pucat. Namun prosedur ini memiliki kelemahan
dalam hal ketidakstabilan Kalium Permanganat dan sifatnya sebagai
pengoksidasi yang sangat kuat. Ketidakstabilan Permangant tidak
memenuhi kriteria sebagai primer standar, sehingga harus sering
distandarisasi dengan Asam Oksalat sebelum digunakan. Sekuat zat
pengoksidasi Permangat cenderung bereaksi dengan ion klorida
dalam analit (Erik dan Fika, 2011).

C. Metode Permanganometri
Metode permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi
ion permanganat. Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana
asam, netral, maupun alkalis. Jika dalam lingkungan asam, maka
akan terjadi reaksi sebagai berikut (Harjadi, 1993) :

MnO4- + 8H+ + Se Mn2+ + 4H2O………….(1)

Dimana potensial oksidasi sangat dipengaruhi oleh adanya


kepekaan ion hidrogen. Tapi konsentrasi pada ion Mangan (II),
persenyawaan diatas tidak berpengaruh terhadap potensial redoks
karena konsentrasinya ion Mangan (II) dan Mangan oksidasinya.
4

D. Reaksi Redoks
Konsep reaksi oksidasi-reduksi atau dikenal dengan reaksi
redoks adalah berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen,
penyerahan dan penerimaan elektron serra peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi
Contoh reaksi redoks (Arsyad, 2001):

Ni(s) + Cu2+(I) Ni2+ + Cu(S) ………….(2)

artinya logam Ni dioksidasi menjadi Ni2+ dan Cu2+ direduksi


menjadi logam Cu. Demikian pula reaksi redoks tersebut terjadi pada
logam lain seperti besi (Fe). Sepotong besi yang tertutup lapisan air
yang mengandung oksigen akan mengalami reaksi redoks, yaitu
korosi yang dikenal dengan besi berkarat.

E. Kalium Permanganat
Kalium permanganat (KMnO4) merupakan oksidator kuat,
ion permanganat berwarna merah jambu. Dalam larutannya dan
oleh pengaruh sinar matahari terurai menjadi MnO4. Dalam larutan
asam, ion permanganate dapat memberikan reaksi (Vogel, 1985):

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O………….(3)

Dari persamaan reaksi tersebut dapat diperhatikan :

Untuk pengasaman dipakai H2SO4, dalam hal ini HCl tidak


dapat dipakai sebab HCl akan mengoksidasi klorida (Cl-) menjadi
(Cl2). Sedangkan reaksi yang terjadi adalah:
5

2 MnO4- + 10 Cl- + 16 H+ 2 Mn++ + 5 Cl2 + 8 H2O…….(4)

KMnO4 bukan zat standar primer, larutan standar harus


distandarisasi sebelum digunakan. Pada standarisasi larutan standar
primer KMnO4 dapat digunakan Na2C2O4, H2C2O4.2H2O, As2O3,
K4Fe(CN)6.3H2O tetapi yang sering digunakan adalah: Na2C2O4
dan larutan H2C2O4.2H2O. Reaksi yang terjadi :

5 Na2C2O4 + 2 KMnO4 + 8 H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 5


Na2SO4 + 8H2O +
10CO2
5 Na2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 8
H2O + 10CO2

Reaksi di atas terlihat C2O42- - 2 e 2 CO2………….(5)

Sehingga:

F. Asam sulfat
Fungsi penambahan asam sulfat adalah untuk memberikan
suasana asam. hal ini dilakukan karena titik akhir titrasi lebih
mudah diamati bila reaksi dilakukan dalam suasana asam dan
reaksi H2SO4 tersebut tidak menghasilkan produk dan tidak bereaksi
dengan titran. Pada suasana asam zat ini akan mengalami reduksi
menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna sedangkan Apabila
reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit
6

basa maka akan terbentuk padatan MnO2 yang berwarna coklat yang
dapat mengganggu dalam penentuan titik akhir titrasi
(Putra dan Sugiarso,2016).

G. Manfaat larutan standar KMnO4


Titrasi KMnO4 dapat digunakan untuk mengetahui kadar zat
organic dalam pencemaran air (Yaqin dan Nursanti, 2018).
Selain itu, larutan standar KMnO4 dapat dimanfaatkan untuk
berbagai analisis (Achmad, 2001):
1.Analisis campuran ion feri dan fero dalam larutan
Menetapkan campuran Fe3+ dan Fe2+ dapat dilakukan dalam
dua tingkat,fero dapat dilakukan secara langsung sedangkan
feri harus direduksi menjadi fero. Caranya yaitu menetapkan
Fe2+ dalam larutan dilanjutkan dengan menetapkan Fe3+.
2. Analisis kadar besi di dalam bijih besi
3. Analisis kalsium dalam garamnya
Dipakai cara yaitu: garam kalsium (Ca) diendapkan sebagai
Ca-oksalat dengan ditambah (NH4)2C2H4, kemudian endapan
yang terjadi disaring, dicuci dilanjutkan titrasi dengan
menggunakan KMnO4. Reaksi yang terjadi pada titrasi
adalah:

CaC2O4 + H2SO4 CaSO4 + H2C2O4


H2C2O4 + 2 MnO4- + 6 H+ 2 Mn2 + + 10 CO2 + 8

H2O………….(6)

4. Analisis MnO2 dalam batu kawi


5. Analisis hidrogen peroksida
7

H. Zat organik
Sampah rumah tangga mengandung karbohidrat, protein,
lemak dan lipid yang merupakan komponen zat organik. semakin
tinggi kandungan zat organik didalam air maka semakin jelas
bahwa air tersebut telah tercemar (Soemarwoto, 1992).
Apabila air yang tercemar zat organik digunakan untuk
mencuci peralatan makan sehari-hari, maka kandungan zat organik
tersebut akan menempel pada alat makan yang digunakan
kemudian masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan yang
dikonsumsi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam
tubuh diantaranya adalah kerusakan ginjal, hati, berbagai jenis
penyakit kanker, cacat kelahiran, efek kesehatan mental
(Oates dan Cohen, 2009).
Prosedur analisa diambil dari sampel terhadap suatun wadah yang
tercemar zat organik dari suatu sumber air dari berbagai jarak
terhadap sumber limbah pembuangan rumah tangga. Tahapan
pemeriksaan tersebut sebagai berikut (Yaqin dan Nursanti, 2018):

1. pembebasan wadah dari zat organik


Wadah pertama-tama disiram dengan 5 ml H2SO4
kemudian ditambahkan tetesan KMnO4 secukupnya dan
dibiarkan hingga kering
2. Pencucian wadah dengan aquades
3. Standarisasi KMnO4 dengan asam oksalat
4. Analisa kadar zat organik
Titrasi dengan larutan KMnO4 dalam keadaan panas
hingga warna berubah menjadi merah muda konstan.
8

Dari hasil analisa kadar pencemaran zat organik didapatkan


bahwa rata-rata pada jarak yang dekat terhadap sumber limbahnya
potensi dan kadar air tercemar zat organik lebih berbahaya dibanding
dengan sumber air yang lebih jauh jaraknya dari sumber
limbah organik.

I. Besi
Logam besi memiliki sifat antara lain, memiliki
kemampuan yang baik sebagai penghantar listrik (konduktor),
penghantar panas, dapat membentuk alloy dengan logam lain,
dapat ditempa dan dibentuk. Karena sifat-sifatnya yang khas ini
maka logam ini cukup populer di dalam bidang industri. Tidak hanya
itu, di bidang kesehatan besi juga terkandung dalam obat penambah
darah. Obat penambah darah mempunyai ukuran dosis tertentu untuk
dapat dikonsumsi oleh penderita anemia. Zat besi yang diperlukan
tubuh sekitar 150-300 mg per hari. Untuk mengatasi anemia, tubuh
memerlukan asupan zat besi yang cukup karena jika berlebihan maka
akan menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh pembuluh darah
kapiler meningkat, sehingga plasma darah merembes keluar yang
mengakibatkan volume darah menurun dan hipoksia jaringan
menyebabkan asidosis. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode
untuk menentukan kadar besi dalam suatu sampel (Putra dan
Sugiarso,2016).
Kawat besi dengan tingkat kemurnian tinggi dapat
dijadikan sebagai sebuah standard primer. Unsur ini larut dalam asam
klorida encer dan semua besi (III) yang diproduksi selama proses
pelarutan reduksi menjadi besi (II). Jika larutannya kemudian
dititrasi dengan permanganat, cukup banyak ion klorida yang
dioksidasi selain selain besi (Day dan Underwood, 2001).
9

Oksidan KMnO4 memerlukan pH > 12, dibawah pH


tersebut sistem menjadi terganggu dan reaksi terus berlanjut sehingga
menghasilkan produk reaksi reduksi oksidasi sebagaimana Mangan
(IV) yang secara perlahan berkembang kuning kekeruhan sehingga
peran pH dalam media massa sangat penting (Jain dkk, 2017).

Reaksi yang terjadi saat titrasi adalah sebagai berikut (Putra


dan Sugiarso,2016):
MnO44+ (aq) + 8H+ (aq) + 5e- Mn2+ (aq) + 4H2O (l)

Fe2+ (aq) Fe3+ (aq) + e- +

MnO44+ (aq)+ 8H+(aq) + 5Fe2+ (aq) Mn2+ (aq)+5Fe3+ (aq) + 4H2O(l)


………(7)

Berdasarkan data yang diambil dari 3 kali pengulangan


(triplo) didapatkan rata-rata volume kalium permanganat yang
dibutuhkan untuk mentitrasi adalah 1 ml dengan koreksi blanko
sebesar 0,5 ml.
10

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Berikut ini adalah alat yang digunakan dalam percobaan
analisis permanganometri.

Tabel 1. Alat yang digunakan pada percobaan analisis


permanganometri

NO Nama alat Ukuran (ml) Jumlah


1 Botol Coklat - 1
2 Buret 50 1
3 Cawan Porselin - 1
4 Corong Kaca - 1
5 Desikator - 1
6 Erlemeyer 250 3
7 Gelas Beker 250 3
8 Gelas Ukur 250 3
9 Hot Plate - 1
10 Kaca Arloji - 1
11 Karet Penghisap - 1
12 Kertas Saring - 1
13 Labu Ukur 50,100,250 1,3,1
14 Penangas Air - 1
15 Pengaduk Kaca - 1
16 Pipett Tetes - 1
17 Pipet Ukur 10 1
18 Pipet Volume 10 1
19 Sinter Gelas - 1
20 Termometer - 1
11

B. Bahan
Berikut bahan yang digunakan pada percobaan analisis
permanganometri.

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada percobaan analisis


permanganometri

NO Nama Bahan Massa Volume Massa jenis Kadar


(g) (ml) (g/ml) (%)
1 Aquades - Secukupnya - -
2 Bijih beji 2 - - -
3 Fe2+ - 5 - -
4 Fe3+ - 5 - -
5 HCl encer - 5 1,19 37
6 H2SO4 1 N 2,5 10 1,84 98
7 H2SO4 2 N 2,5 5 1,84 98
8 KMnO4 2,0752 - - 99
9 Larutan - 8 - -
pencegah
10 Na2C2O4 2,0812 - - 99,8
11 SnCl2 - Secukupnya - -
12

C. Gambar Alat
Dalam percobaan analisis permanganometri, dibutuhkan rangkaian
alat titrasi:

Keterangan:
1. Alas
2. Buret
3. Elemenyer
4. Klem
5. Kran buret
6. Statif

Gambar 1. Rangkaian alat titrasi pada percobaan analisis


permanganometri
13

IV. CARA KERJA


Diagram alir
1. Pembuatan larutan KMnO4

KMnO4 Kaca Arloji


Ditimbang 2,0752 g0752

Gelas Beker 250 ml Ditambahkan


Aquades 200 ml

Ditutup dengan Aluminium Foil

Hot Plate Dipanaskan hingga


mendidih

Penangas Air Didinginka sampai


suhu ruangan

Corong Kaca + Sinter Gelas Disaring

Botol Coklat

Gambar 2.Diagram alir pembuatan larutan KMnO4


14

2. Pembuatan larutan Na2C2O4

Na2C2O4 Cawan Porselein

Ditimbang 2,0812 g
Dikeringkan pada
Oven
suhu 105–110o C
seelama 2 jam

Desikator Didinginkan
selama 10 menit

Aquades
Gelas Beker 250 ml
secukupnya

Aquades sampai
Labu Ukur 100ml
tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 3.Diagram alir pembuatan larutan Na2C2O4


15

3. Pembuatan larutan H2SO4 1N

H2SO4 Pipet Ukur 10 ml


1,3587 mL

Tambahkan sedikit
Labu ukur 50 ml
aquades

Labu ukur 50 ml Tambahkan


hingga tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 4. Diagram alir pembuatan larutan H2SO4 1N

4. Pembuatan larutan H2SO4 2N

H2SO4 Pipet Ukur 10 ml


1,3587 mL

Tambahkan sedikit
Labu ukur 25 ml
aquades

Tambahkan hingga
Labu ukur 25ml tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 5. Diagram alir pembuatan larutan H2SO4 2N


16

5. Pembuatan larutan bijih besi

Biji besi Kaca Arloji


ditimbang 2 g

Ditambahkan
Gelas Beker
HCl 100 mL

Corong Kaca + Kertas saring Disaring

Ditambah
Labu ukur 200 ml
aquades sampai
tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 6. Diagram alir pembuatan biji besi


17

6. Standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4

10 ml larutan Na2C2O4 Larutan KMnO4

+
5 ml larutan H2SO4 2N

Buret
Erlemeyer

Dipanaskan
Hot Plate hingga suhu
70-80oC

Titrasi

Terjad perubahan warna dari bening


menjadi merah bata

Catat volumenya

Ulangi 3x

Catat volume rata-rata

Gambar 7. Diagram alir Standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4


18

7. Analisis Ion Ferro


+
Fe2+ 5ml + Fe3 5ml Larutan KMnO4

+
H2SO4 1N

Erlemeyer Buret

Titrasi

Terjad perubahan warna dari kuning menjadi


merah bata

Catat volumenya

Ulangi 3x

Catat volume rata-rata

Gambar 8. Diagram alir analisis ion Fe


19

8. Reduksi Fe3+ Fe2+

10 ml Fe3+ + 5 ml HCl Larutan KMnO4

Erlemeyer

Buret
Dipanaskan
Hot Plate
hingga
mendidih

+ larutan pencegah 8ml


+ 40 ml aquades pada suhu
75-80 c
+ SnCl2 sampai bening

Titrasi dengan KMnO4

Perubahan warna dari bening menjadi merah bata

Catat volume

Ulangi 3x

Catat volume rata-rata

Gambar 9. Diagram alir Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+


9. Analisis kadar Fe dalam bijih besi

5 ml Fe3+ + 5 ml Fe2+ + 5ml


Larutan KMnO4
larutan biji besi + 5 ml HCl

Erlemeyer
Buret

Dipanaskan
Hot Plate hingga
mendidih

+ larutan pencegah 8 ml
+ 40 ml aquades pada suhu
75-80oC
+ SnCl2 sampai bening

Titrasi dengan KMnO4

Perubahan warna dari bening menjadi merah bata

Catat volume

Ulangi 3x

Catat volume rata-rata

Gambar 10. Diagram alir Analisis kadar Fe dalam bijih besi


21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
Dari percobaan analisis permanganometri yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebgai berikut

1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan Na2C2O4

Tabel .3. Data hasil standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan Na2C2O4

No Nama Larutan Volume (mL) Volume Rata-


I II III rata
1 KMnO4 10 10,5 10,3 10,2667
2 Na2C2O4 10 10 10 10
3 H2SO4 2N 5 5 5 5

2. Analisis Ion Ferro

Tabel .4. data hasil analisis ion ferro

No Nama Larutan Volume (mL) Volume Rata-


I II III rata
1 KMnO4 4,7 4,6 4,6 4,6333
2 Fe2+ + Fe3+ 10 10 10 10
3 H2SO4 1N 5 5 5 5
22

3. Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ menggunakan SnCl

Tabel .5. Data hasil titrasi pada reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ menggunakan
SnCl

No Nama Laratan Volume (mL) Volume Rata-


I II III rata
1 KmnO4 6,4 6,4 6,4 6,4
2 Fe3+ + HCl 1,5 1,5 1,5 15
Encer
3 Larutan 8 8 8 8
Pencegah
4 Aquades Panas 40 40 40 40

4. Analisis Kadar Fe dalam bijih besi

Tabel .6. Data hasil titrasi pada analisis kadar Fe dalam bijih besi

No Nama Larutan Volume (mL) Volume Rata-


I II III rata
1 KMnO4 9 9,1 9 9,0333
2 Fe3++Fe2++HCl 20 20 20 20
encer + bijih besi
3 Aquades panas 40 40 40 40
4 Larutan 8 8 8 8
Pencegah
23

B. Perhitungan dan Pembahasan

1. Standarisasi larutan KMnO4 0,325 N

Diketahui : N Na2C2O4 = 0,31 N


V Na2C2O4 = 10 ml
V KMnO4 = 10,2667 ml

Ditanya : N KMnO4 ?

Jawab :

V Na2C2O4 X N NaC2O4 = V KMnO4 X N KMnO4

N KMnO4 = V Na2C2O4 X N Na2C2O4


V KMnO4
N KMnO4 = 10 ml X 0,31 N
10,2667 ml
N KMnO4 = 0,3019 N

2. Menentukan kadar Fe3+ dalam analisis Ion Ferro

Diketahui : N KMnO4 = 0,3019 N


V KMnO4. = 4,6333 ml
V Larutan = 15 ml
BM Fe3+ = 56 g/mol

Ditanya. : Kadar Fe ?
24

Jawab :

Kadar Fe = N KMnO4 x V KMnO4 x BM Fe3+ x V Larutan

1000

Kadar Fe = 0,3019 N x 4,6333 ml x 56 g/mol x 15 ml

1000

Kadar Fe = 1,1752 g/mol

3. Menentukan kadar Fe3+ dari reduksi Fe3+ menjadi Fe2+

Diketahui : Normalitas KMnO4 = 0,3019 N

Volume KMnO4 = 6,4 ml

Volume Larutan = 15 ml

BM Fe3+ = 56 g/mol

Ditanya : Kadar Fe3+ ?

Jawab :

Kadar Fe3+ = N KMnO4 x V KMnO4 x BM Fe3+ x V Larutan

1000

Kadar Fe3+ = 0,3091 x 6,4 ml x 56 g/mol x 15 ml

1000

Kadar Fe3+ = 1,6233 g/mol


25

4. Menentukan Kadar Fe3+ dalam bijih besi

Diketahui : Normalitas KMnO4 = 0,3091 N


Volume KMnO4 = 9,0333 ml
Volume Bijih Besi. = 5 ml
BM Fe3+ = 56 g/mol
Volume Larutan = 20 ml

Ditanya : Kadar Bijih Besi ?

Jawab :

Kadar Fe = V Larutan X V KMnO4 X N KMnO4 X BM Fe


1000
2
Kadar Fe = 20 ml X 9,0333 ml X 0,3019 N X 56 g/mol
1000
2
Kadar Fe = 1,5275 X 100 %
Kadar Fe = 1,5275 %
26

Analisis Permanganometri Merupakan metode titrasi berdasarkan


reaksi oksidasi dan reduksi menggunakan KMnO4 sebagai larutan standar
sekunder, KMnO4 merupakan Larutan standar sekunder yang konsentrasinya
berubah – ubah maka harus distandarisasi dengan larutan Na2C2O4, yaitu.
Na2C2O4 sebagai larutan standar primer karena mengandung kadar
kemurnian tinggi dan stabil pada pengeringan. Sebelum digunakan
Na2C2O4 dipanaskan didalam oven dulu selama 2 jam pada suhu 100 derajat
Celcius. Di oven terlebih dahulu karena untuk mengurangi kadar air yang
ada pada Na2C2O4 serta untuk mempercepat
reaksi.
Pada pembuatan larutan KMnO4, setelah KMnO4 ditambahkan
aquades, larutan KMnO4 dipanaskan terlebih dahulu. Supaya mengurangi
jumlah kandungan MnO4 dalam laruran KMnO4. Setelah dipanaskan
larutan KMnO4 didinginkan dengan menggunakan penangas air, hingga suhu
ruangan. Lalu dimasukan kedalam botol coklat dengan disaring
menggunakan sinterglass, bukan menggunakan kertas saring. Jika
menggunakan kertas saring, kertas saring akan ikut bereaksi karena kertas
saring terbuat dari bahan organik. Larutan KMnO4 harus disimpan di
dalam botol coklat karena KMnO4 memiliki sifat yang reaktif terhadap
sinar matahari, sehingga mudah terurai menjadi MnO2, oleh karna itu
penggunaan buret yang berwarana gelap jauh lebih baik.
Dalam titrasi permanganometri tidak butuh ditambahkan indikator
karena, larutan KMnO4 yang berwarna ungu dapat berfungsi sebagai
indikator sendiri (auto-indikator). Digunakan H2SO4 karena H2SO4 tidak
menyebabkan hasil samping. Selain itu, H2SO4 cukup baik karena tidak
bereaksi dengan permanganat. Dengan reaksi berikut :

5 Na2C2O4 + 2 KMnO4 + 8 SO4 → 2 MnO4 + Na2SO4 + 10 CO2 + 8


H2O..(8)
27

Pada reaksi diatas, H2SO4 digunakaan sebagai katalis yang


bertujuan untuk memperkecil energi aktivasi dan mempercepat jalanya
reaksi.

Pada reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ digunakan SnCl2 dan larutan
pencegah, pada SnCl2 dapat mereduksi ion – ion Fe3+ menjadi Fe2+.
Berikut merupakan reaksinya :

2 Fe3+ + Sn2+ → Sn4+ + 2 Fe2+…..(9)

Selain dapat mereduksi, SnCl2 juga digunakan agar warna Fe3+ luntur
dengan pembentukan kompleks. Sehingga saat mencapai pada titik akhir
titrasi, berubahan warna dapat terlihat dengan jelas. Berikut merupakan
reaksi analisis kadar Fe dalam bijih besi :

Fe2O2 + 6H+ → 2 Fe3+ + 3 H2O….(10)

Pada percobaan 2 gram bijih besi yang dilakukan, diperoleh hasil


analisis bijih besi sebesar 1,5275 %.

Pada reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dan analisis kadar Fe dalam
bijih besi memerlukan larutan pencegah untuk menurunkan konsentrasi
dan mencegah terjadinya reduksi yang berlebih.

Dari keseluruhan tahap terdapat beberapa proses yang dilakukan


dalam kondisi panas yaitu pada proses standarisasi laruran KmnO4 dengan
larutan Na2C2O4, reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ serta analisis kadar Fe
dalam bijih besi. Hal tersebut dilakukan agar reaksi yang terjadi
berlangsung cepat. Pada proses standarisasi laruran KMnO4 dengan larutan
28

Na2C2O4, larutan yang ada di erlenmayer yaitu larutan Na2C2O4 dan H2SO4
dipanaskan terlebih dahulu, karena Na2C2O4 akan bereaksi secara
maksimal pada suhu kamar. Pada awal pembahasan telah disebutkan untuk
mengurangi jumlah MnO4 dalam larutan KMnO4. Jika dalam larutan
KMnO4 dan ada MnO4 reaksi yang terjadi akan berjalan dengan lambat.
Maka tujuan utama pemanasan dalam permanganometri untuk mempercepat
reaksi.
29

VI. Kesimpulan

1. Larutan standar kalium permanganate (KMnO4) yang bersifat auto


indikator dapat distandarisasi dengan Na2C2O4 didapatkan konsentarsi
setelah distandarisasi dengan dengan prinsip reduksi oksidasi sebesar
0,3019 N
2. Analisis kadar besi dalam garamnya dengan menggunakan larutan standar
KMnO4
- Kadar Fe3+ dalam bijih besi sebesar 1,5275%
- Kadar Fe dalam reduksi Fe3+ → Fe2+ sebesr 1,6233 g/ml
- Kadar Fe3+ dalam analisis ion ferro sebesar 1,1752 g/ml
30

VII. LAMPIRAN

A. Analisi Galat
1. Standari sasi larutan KMnO4
a. Galat acak
10 + 10,5 + 10,3
Volume rata – rata =
3

30,8
= = 10,26ml
3
1
∑ = √3 (10 − 10,26)2 + (10,5 − 10,26)2 + (10,3 − 10,26)2
R
= √0,0422
= 0,2054

b. Galat sistematis
1
∑S = 0,1 ∑S = 2 × 0,1

∑ = 0,5
c. Galat gabungan S

= √(0,2054)2 + (0,5)2

= √0,0446
= 0,211
1
2. Analisi ion fero
a. Galat acak
4,7 + 4,6 + 4,6
Volume rata – rata =
3

13,9
= = 4,63ml
3
1
∑ = √3 (4,7 − 4,63)2 + (4,6 − 4,63)2 + (4,6 − 4,63)2
R
= √0,0022
= 0,047

d. Galat sistematis
1
∑S = 0,1 ∑S = 2 × 0,1

∑ = 0,5
e. Galat gabungan S

= √(0,47)2 + (0,5)2

= √0,004709
= 0,068
7
3. Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+
31

a. Galat acak
6,4 + 6,4 + 6,4
Volume rata – rata =
3

= 6,4ml

1
∑ = √3 (6,4 − 6,4)2 + (6,4 − 6,4)2 + (6,4 − 6,4)2
R
= √0
= 0

b. Galat sistematis
1
∑S = 0,1 ∑S = 2 × 0,1

∑ = 0,5
c. Galat gabungan S

= √(0)2 + (0,5)2

= √0,0025
= 0,05

4. Analisis kadar Fe dalam bijih besi


a. Galat acak
9 + 9,1 + 9
Volume rata – rata =
3
27,1
= =9,03ml
3
1
∑ = √3 (9 − 9,03)2 + (9 − 9,03)2 + (9 − 9,03)2
R
= √0,002233
= 0,0472

b. Galat sistematis
1
∑S = 0,1 ∑S = 2 × 0,1

∑ = 0,5
c. Galat gabungan S

= √(0,472)2 + (0,5)2

= √0,0047784
= 0,069126
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2001. Kimia Unsur dan Radio Kimia. PT Citra Aditya Bakti: Bandung.

Arsyad, M, N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.

Day, R, A. dan Underwood, A, L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:


Jakarta.

Day, R, A dan Underwood, A, L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:


Jakarta.

Depkes RI. 2009. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan.

Erik, P dan Fika, R.M. 2011. Redox Titration of Iron Using Methylene Blue as
Indicator and Its Application In Ore Analysis. “Indonesian Institute of
Sciences”. 1(5):1-9.

Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta.

Jain, A., Gajala, T., dan Vijay, D. 2017. Kinetics and Mecanism of Permanganate
Oxidation of Nalidixic Acid in Aqueous Alkaline Medium. Journal of
Applied Pharmaceutical Science. 7(01):135-143.

Oates, L dan Cohen, M. 2009. Human Consumption of Agricultural Toxicants


From Organic and Conventional Food. Journal of Organic System.
4(1):48-57
Putra, F, A dan Sugiarso, R, D. 2016. Perbandingan Metode Analisis
Permanganometri dan Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II). Jurnal
Sains dan Seni ITS. 5(1):2337-3520.
Soemarwoto, O. 1992. Pencemaran Air dan Penanganan Limbah Industri.
Jakarta: CV. Rajawali.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitataif. Kalmen Media Pustaka: Jakarta.

Widarti, A, H., Permanasari, R, S., Mulyani, S. 2016. Student Misconception On


Redox Titration (a Chellenge On The Course Implementation Throught
Cognitive Dissonance Based On The Multiple Representations). Jurnal
pendidikan IPA Indonesia. 5(1):56-62.

Yaqin, N dan Nursanti, P, D. 2018. Anlisis Dampak Cemaran Zat Organik Pada Air
Terhadap Perilaku Mencuci Alat Makan Menggunakan Metode
Permanganometri. Jurnal Sains. 8(15):39-43.
34

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

I. Judul : Analisis Permanganometri


Kelompok / Shift : 8C / 1
Nama Anggota : Yasmin Said S / D500190085
Zania Putri / D500190086
Muhammad A. R / D500190092
Wahyu Umi I / D500190144
Tanggal Praktikum : 9 Mei 2020
Asisten : Florensi Alya

II. Data Percobaan


Dalam praktikum analisis permanganometri yang telah
dilakukan didapat data sebagai berikut :

1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan Na2C2O4

Tabel 3. Data hasil standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan


Na2C2O4.

No Nama Larutan Volume (mL) Volume


I II III Rata-rata
1. KMnO 4 10 10,5 10,3 10,2667

2. Na2C2O4 10 10 10 10

3. H2SO4 2N 5 5 5 5
35

2. Analisis Ion Ferro

Tabel 4. data hasil analisis ion ferro

No Nama Larutan Volume (mL) Volume

I II III Rata-rata

1 KMnO 4 4,7 4,6 4,6 4,6334


2+ 3+
2 Fe +Fe 10 10 10 10

3 H2SO4 1N 5 5 5 5

3. Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ menggunakan SnCl

Tabel 5. Data hasil titrasi pada Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+


menggunakan SnCl

No Nama Larutan Volume (mL) Volume


I II III Rata-rata
1 KMnO 4 6,4 6,4 6,4 6,4
3+
2 Fe +HCl 15 15 15 15

encer
3 Larutan 8 8 8 8
pencegah
4 Aquades 40 40 40 40
panas
36

4. Analisis Kadar Fe dalam bijih besi

Tabel 6. Data hasil titrasi pada analisis kadar Fe dalam bijih besi

No Nama Larutan Volume (mL) Volume


I II III Rata-rata
1. KMnO 4 9 9,1 9 9,0333
3+ 2+
2. Fe +Fe +HC 20 20 20 20

l encer+ bijih
besi
3. Aquades panas 40 40 40 40
4. Larutan 8 8 8 8
pencegah
37

Surakarta, 9 Mei 2020

Asisten Pembimbing Praktikan


1. Yasmin Said S (D500190085)
2. Zania Putri (D500190086)
3. Aliefma (D500190)
4. Wahyu Umi I (D500190144)
Florensi Alya

Mengetahui, Dosen

Pembimbing

Rois Fatoni, ST, MSc, PhD.


38

HSL.Ol

Laboratorium Teknik Kimia Program Studi


Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Boralll! Ktncbli llah.ln Bfrbah.lplbn Beracun IBKBll
Penglslan BKBJ merupakan syarat ng harus ld penuhi b«<um boka dl Labora!Oflum
sebagal asesmen terhadap betbagal rultco pok aan yang metiba!Un bahan yang
berbahaya dan lleracun 183). 83 d.apat berupa b.ahan utama, produk,dan produk antara
maupun proouk samplng darl -.Boring lnlharus dilsl secara ..ngltap. disetu]ul olth
pemblmblng atau orang yang bortanggung j.>wab ter!l.&dap pe aan yang dilakukan.

judulProyek/Penelltlal1/
Anal isis Pmnanpnomtut
kealatan'illtle or actlvitvl
Pemntmblngtpeneutl utamat
penanggung jawob
ISupervlsortprfnclpal
lnvestlgatori
Prooram studi/Study prooram Ttkn1k Klmla
'Tllnggalpenglslan!Oate or I Mct 2020
assessment
Lokasl penelltlanleksperimen
(Nama godung dan ruangMoc•aon I.Jibofll0f1urn Telcnik KimIa
of work

atan

S.lety l'l1fa5eS Workplace


upowre timit

Bahan klmia

mutigensor
reproductive Sodium Oballl, AJam P2JO,1'210, PSOI,
toxlnslpenyebab Kolillnl'cmt- 1':10 I;J>JJOI-P))I,
kanker. mutasl
dan beracun riiiiiii(U)Kiorida Hl61d

Hcl Pl02>!'352

Amoniak

llKfiJvt .......
39

HSL.Ol
Bahan lain y1ng
berbahaya bagi U@IIosiuot (II)SuiAIMooollidnl 1073, Fl411 P260,P2n,
kesehat.1n Pll4,PSOI

TrDnponosi bahon doletlkln doi<mpa 11111111 dan ICrlundar dati k-.U

fji(BJ.,,
40

HSL.Ol

Baglan 5 Prosedur dalam keadaan Gawat Darurat


5.1: Prosedur dalam keadaan Gawat Darurat
5.2: Tllmpahan sedlklt
ProsRdur y1ng
harus dilakubn
Ti ndakan lainn ya Lakukiln evakuasi dan amanlcan 1rea yang berbahaya

Melapo<kan ko penanggung jawab log princlpal nvHtlgator/ schaal safety


!i
officer etcl 'tJ
5.3: Tllmpahan vano banvak
erosoaur yong
harus dilakukan
n ndakan lainn ya Lakukan evakuasr terfladap lokas•

Telepoo petugas sekuriti dan pemadam lcebaJcara.n


' ya!i
Melapo<kan ko penanggung jawab (eg principal nvestigator/ schaal safety ya
officer etc}
5.4: Pemadam kebakaran
arbon d1oksr da Air Powder foam Blanket Automa'tic fire suppresstoo J

BKB.hl P>gr 3o/ 4


41

HSL.Ol
-- ,_, , , ...
I li11nny1

5.5: Pertotongan pertama


1ik4 wteiAn ege ra muntahkon, jikA ctthirup pergilah ktllllt!IJI!Il88n dill uri udera ""'8*<.
11taiWt<na mala 01 as1011, l ll<llettcna tu 11 D1tas Clenl""111 mctl&lllt
5.6: Daftar kontak oada k ondlsl darurat
1 Nama 1 <edudukan/poSiSI dam proyek ll!topfiOne

Baglan 6 PersetuJuan
6.1: Penglsl borana
Nama Tanda tano1n I Tonooal

6.2: Penanggungjawab/ penelltl utama


Nama T1nda tanoan I Tonaoal

Matriks Estimas iResiko


Tlngkalkeparahan K•munllld""" kflfriadian
l"miJ3i Stdonc rmditb tfl'iiiNUUo

Pan•h Ttm&i 1in•lli Sedini!. Elfecli"'l• mo


Sedan• Tinggi Sedan• I Sediuut IReodab Elfi!Cii. .l!"' ""
Rendah Se<long/ Rendah Rendoh Rendoh Elfecli"'IY mo
Ttra bai.kan Elfectivl'lv 1ero EffectiveJ v wo Efii!CtiV!lY ,.,. Effeclivelv mo

l:IKIIJvl
42

HSL.02 Risk
Assessment v.Ol

La um m
Program Studl Teknlk Klmla Fakultas Teknlk
Universitas Muhammadlyah Surakarta
Risk Assessment

Labomtoriwn Teknik Kimia

Pendahuluan
assessment
penll temadap aktiivlt<osyang berpotensi menyebabkan bahaya dan
teslko terhadap kesehatan dan keselamatan,serta untuk mengldentlflkasl
cara dan metode yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan bahaya
dan reslko tersebut. Halini untuk memastikan bahwa cara

Semua Aktivltas harus dinilal aktivltas yang berbahaya dan reslko


disebabkan aktivltas diidenfikasi.

Metode pencegahan dan perllndungan untuk


menghllangkan atau mengurangl reslko sampal pada level
dlterlma.

Bahaya/ Amoniak
Hazard 1 •
• Toksitas alcut, kerusakan kulit. kerusakan mata, luka bakat.
McnNUr'llklll aiJan dWl pcrte" Jklpan l1bonttoriurn t uai mndar.
• patubi a.tun1n dt labon Jorium.jatl&M membuang
z.at Jisa bcrbahaya liC.mbar npn.

•Mcnggunakan pakalan lengkop laboratorium 5CSuai standar.


43

HSL.02 Risk
Assessment v.Ol

,l'«nyebabl<an mata bera, iriwi kuliltrlelan.

peralatan • kenakan lcacamata pengarrum, sarung Iangan,masker debu.

H3P03

• Korosi kulit, lolcsitas akutoksiw tcrhadap reproduksi


Patuhi aturan di laboratorium kenakan sarong tangan pelindung,
'pakaian pelindung. pelindung mata, pelindung wajah.

SnCI2
• Menyebabkan rekasi alergi pada kulit, kulit terbakar, kerusakan mala.

kenakan pakaian dan pcrlengkapannya sesuai proscdur


• ketlka memasuki laboratorium

Emergency Proclldures

• Terhirup, tertelan, iritasi mata, iritasi kulit, ganguan pcrnafasan.


Me,tocte dan Menggunakan pakaian laboratorium, perlengkapan
peralatan
'sesuai proscdur dan patuhi aturan yang ada.
' .. .. .. .. "' - ..
Bahaya/ lmplerneme <Jate N/A
Hazard o• •
44

HSL.02 Risk
Assessment v 01
DitSI seoe1um me/aksanakan oenel-n
kendali I
Penilai
Nama Tanda tangan Tanggal

Penanggung jawab/Respon s ble Person I Manager


Nama Thnda tanaan Tanaaal

Anda mungkin juga menyukai