HO
HO O
O
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan
EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA
sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan
suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksilnya
atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom
koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom
nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam
molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap
dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang
tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi
parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang
menghasilkan spesies seperti CuHY . Ternyata bila beberapa ion logam
yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan
menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal
Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11 EDTA. Sebagian besar
titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak
sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya
mempunyai warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri.
Indikator demikian disebut indikator metalokromat. Indikator jenis ini
contohnya adalah Eriochrome black T; pyrocatechol violet; xylenol
orange; calmagit; 1(2piridilazonaftol), PAN, zincon, asam salisilat,
metafalein dan calcein blue.
Satusatunya ligan yang lazim dipakai pada masa lalu dalam
pemeriksaan kimia adala
ion sianida, CN , karena sifatnya yang dapat membentuk kompleks yang
mantap dengan ion perak dan ion nikel. Dengan ion perak, ion sianida
membentuk senyawa kompleks perak sianida, sedagkan dengan ion
nilkel membentuk nikelsianida. Kendala yang membatasi pemakaian
pemakaian ion sianoida dalam titrimetri adalah bahwa ion ini
membentuk kompleks secara bertahap dengan ion logam lantaran ion ini
merupakan ligan bergigi satu .
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang
berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu
indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik
titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik
akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA,
larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik
(khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleksindikator logam itu
harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak
akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks indikator
logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logamEDTA untuk
menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ionion logam dari
kompleksindikator logam ke kompleks logamEDTA harus tajam dan
cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks
indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator
harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga
perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir,
penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk
titrasi adalah 10 dengan indikator eriochrome black T. Pada pH tinggi, 12,
Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
2+
Ca dengan indikator murexide.
Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat
dihindari dengan penggunaan bahan pengkelat sebagai titran. Bahan
pengkelat yang mengandung baik oksigen maupun nitrogen secara
umum efektif dalam membentuk komplekskompleks yang stabil dengan
berbagai macam logam. Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air,
dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai
dalam melakukan percobaan kompleksometri. Namun, karena adanya
sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya EDTA distandarisasikan dahulu
misalnya dengan menggunakan larutan kadmium.
O
OH OH
N
O
HO O
(a) (b)
O OH
O
HO
N OH
O N
O OH
(c) (d)
Kompleks logam dengan muatan lebih tinggi umumnya lebih stabil. Hanya
2
2+ 2+
Be ; UO yang tidak membentuk kompleks stabil dengan EDTA.
Gambar 10.2 (c) dan 10.2 (d) menunjukkan beberapa struktur zat
pengompleks yang juga sering digunakan dalam titrimetri. Demikian juga
trietilen tetra amin (trien); H4Y; atau Na2H2Y digunakan untuk titrasi. EDTA
mudah larut dalam air. Dapat diperoleh dalam keadaan murni. Tetapi
karena adanya sejumlah tidak tertentu air, sebaiknya distandardisasi
dahulu misalkan dengan menggunakan larutan kadmium.
4
[R ] K K 1 K2 K3 4
4 = = + 4 + +
C
+ [H O ] + + [H O ] + [H O ]K + K K K K
[H O a ]K 3 1 K K 3 K1 K2 1 2 1 2 3 4
3 3 3
2+(50x0,01) (10x0,01)
[Ca ]= =
(50 + 10)
0,0067 M;
pCa = 2,17
Perhitungan yang sama dapat dilakukan pada berbagai interval
sebelum titik ekivalen. Sekarang pada titik ekivalen.
[EDTA
R R T 2+ 4
[M]R T a
(VR + VT )
2 2+
atau [CaR ] = 0,005 [Ca ] = 0,005
3 K ab
2 0,5 = 5 x 10 M; 10
= 1,8 x 10 = 2+
[CaR ] = karena Kef [Ca ]
100
2 2+ 10
atau [CaR ][Ca ]Ca = 1,8 x 10
2+ 7
jadi [Ca ] = 5,2 x 10 atau pCa = 6,28
d) Setelah penambahan 60
mL EDTA
VT M T VR TR (60x0,01) (50x0,01) 3
Ca Ca = T = = = 4,55 x 10 M
2+
[R]
VT + VR 110
10x0,01 4 0,5 = 4,55 x 103M
C EDTA = = 9,1 x 10 M
2
karenanya [CaR ] =
a
110
110
3 2
4,55x10 [CaR ]
Kef = 1,8 x =
10 2+
10 = 2+ 4
[Ca ] [C ]C aEDTA
9,1x1 a
0
2+ 10
[Ca ] = 2,8 x 10 jadi pCa = 9,55
Tabel 9.1 menunjukkan suatu tabel kurva titrasi sedang Gambar 9.3
menunjukkan kurva titrasi khas untuk Ca terhadap EDTA pada pH 10,00.
Persamaan yang digunakan untuk perhitungan disarikan sebagai:
VR MR r VT M T
[R]
VT = t
(t atau
(i) adalah reaktan) (VR +T Vadalah
T)
titran atau r atau R
[T]VT VT M T t VR MR
(ii) = dan rreaktan) (jika
(VR +VV
T atau
T)
VR adalah volume dari titran
[MR ]
n4 (jika MT dan MR adalah molaritas)
(iii
[M ][R =] K
n+ 4
abs
)
+ +
[H O ] [H
+ +
[H O ]4
2 O [H3 O
4 3 ] 3 ] 3 3
(iv) = [R ] 1 + + + +
C EDTA
K K K K K K K
4 K K 3 4 K2 3 1 2 3 4
4
2+
Tabel 9.2 Kurva Titrasi Ca terhadap EDTA
2
No. mL EDTA [Ca pC No.
+
] a persamaan
1. 0 0,01 2,0
0
2. 10 0,0067 2,17 i
3. 20 0,0043 2,37 i
4. 30 0,0025 2,60 i
5. 40 0,0011 2,96 i
9
6. 49,9 1,0 x 10 5,0 i
7. 50 9x 6,2 iii dan iv
7
10 8 8
8. 50,1 2,8 x 10 7,5 ii dan iii
10 5
9. 60 2,8 x 10 9,5 iii dan iii
5
+3 25 14 8
Fe 1,5 1,3 x 10 3,7 x 10 4,81 x 10
+2 16 9 8
Co 4,1 2,0 x 10 3,6 x 10 0,72 x 10
+2 18 11 8
Ni 3,2 4,2 x 10 2,5 x 10 1,05 x 10
+2 18 1 8
Cu 3,2 6,3 x 10 2,5 x 10 1,57 x 10
+2 16 9
Zn 4,1 3,2 x 10 3,6 x 10 0,0115 x
+2 16 9 8 8
Cd 4,0 2,9 x 10 3,6 x 10 10
0,104 x 10
+2 21 14 8
Hg 2,2 6,3 x 10 3,7 x 10 2,33 x 10
+2 18 11 8
Pb 3,3 1,1 x 10 2,5 x 10 0,27 x 10
+
2
2
2+
Zn 2+R
4 [ZnR ] [ZnR ]
= =
ZnR ; K ab 2
[ZnR ]
2+ 4
[Zn ][R ] 4C Zn 4C a
Kef = C Zn
dengan notasi biasa
Kab.4.4 =
C a
Berarti adalah fraksi dari ion logam yang tidak terkomplekskan oleh
pengompleks utama (EDTA). CM = CZn = jumlah konsentrasi spesies yang
mengandung ion logam tidak termasuk yang terkomplekskan dengan
EDTA.
1 6
Jika diambil = 4 = 8x103
4 1 + 19 + 420 + 1,04x10 + 1,114x10
16
Dari Tabel 8.3 dan 8.1 terlihat bahwa Kab = 3,2 x 10 serta 4
2
= 5,2 x 10 pada pH = 9.
2 16 10
Kef = 5,2 x 10 x 8 x 10 = Kab.44 = 1,33 x 10
10 6
= 3,76 x 10 (8 x 10 )
10 2+
CZn = 3,76 x 10 (Zn ) =
15
3,01 x 10
Karenanya pZn = 14,52.
Gambar 9.4 menunjukkan dua kurva titrasi EDTA pada pH 9,0. Gambar
(a) menunjukkan kurva titrasi pada konsentrasi kesetimbangan amoniak
0,1M (Gambar 9.4.a). Gambar (b) dengan konsentrasi amoniak = 0,01M
(Gambar yang sama 9.4(b). Berarti amoniak mempunyai efek
menurunkan lompatan pZn pada daerah titik ekivalen. Jika konsentrasi
egen pengompleks lain dijaga minimum dari , Zn
tidak dipengaruhi.
N S O O N
H O O N O
OH O H
HO O
O
OH
HO O
OH
N
OH O CH3
O
S
HO CH3
+
Na
4
O O
O O
Pyrocatechol Xylenol Calmagite
violet orange
(pH 1,0 (pH 1,0
5,0) 5,0)
ungu biru
jingga
2
H2In HIn
3
In
Kompleks logam adalah merah lembayung tetapi indikator ini tidak efisien
pada pH , 8,0. Di atas pH 6,0 xylenol orange tidak efektif sebagai
indikator. Murexida mempunyai daerah pH luas, di mana pK1 = 0, pK2 =
9,2 dan pK3 = 10,5. Calcein biru adalah indikator pendarluor yang
efektif pada pH netral. Kadangkala kompleks yang terlalu kuat atau terlalu
lemah terbentuk dengan EBT dalam titrasi langsung. Kompleks yang kuat
dapat mengurangi fungsinya sebagai indikator seperti Cu, Co, Ni
membentuk kompleks logamEBT yang stabil dan kita menggunakan KCN
untuk menyembunyikan (masking) logam ini. Reaksi demikian terjadi
dalam analisis air di mana sampel terkontaminasi oleh tembaga.
Sebaliknya bila kompleks logamindikator adalah lemah, maka EDTA
dapat ditambahkan berlebih kemudian dititrasi balik dengan larutan
standar.
Titrasi substitusi kompleks juga dapat dilakukan, misal:
2+
penambahan kompleks Mg(EDTA)2 terhadap garam Ca , akan diperoleh
2+
Ca(EDTA)2 dan Mg bebas, yang kemudian dapat membentuk kompleks
berwarna dengan EBT yang dititrasi dengan titran EDTA. Pemberian titik
tajam Hg akan ditirasi dengan menggunakan kompleks Mg atau Zn EDTA.
2+
Mg bebas ini dapat dititrasi kembali dengan EDTA.
SOAL
SOAL
2+ 2+
1. Tentukan pH minimum diperlukan untuk titrasi Mg , Zn dan
3+ 4
Fe bila 1/10 ion ion tersebut masih tersisa pada
pengompleksan dengan chelon. 0,05 mL larutan EDTA 0,02M
berlebih ditambahkan setelah titik ekivalen.
10
Jawab: Untuk ketiganya K = 2
f [MR] = 6
4
[M] 10 4
[R] [R]
(0,05) = 10 0 , 0 10
9
= 5
0 (0,02M) maka = Kf
100m
L
9
2+ 10 0,3
Untuk Mg ,0 = 8,7 = 10 2,0
10
Dua tetes diharapkan cukup, jika 0 = 1, pH 12,0
9
10
Maka untuk 0 pada pH 4,5
0 = 7,5 = 10
2+ 16,5
Zn , 10
1
10 6
3+ 9 artinya kompleksasi kuantitatif jauh di bawah pH
Fe , = =
0 25 2,0.
10
10
DAFTAR
PUSTAKA