Anda di halaman 1dari 12

Nama : Musdar Mawan Nur Muslim

Nim : 06161052

Teknik Material Dan Metalurgi 2016

Metalurgi II

1. Alumunium dan Alumunium paduan


Alumunium murni
Kemurnian alumunium dapat mencapai 99,85% sampai 99,99%. Ketahanan
korosi dari alumunium berubah menurut kemurniannya. Pada umumnya untuk
kemurnian 99,0% atau di atasnya dapat digunakan di udara dan akan bertahan
dalam waktu beberapa tahun. Alumunium merupakan logam yang lunak, tahan
lama, ringan, dan dapat ditempa dengan penampilan luar bervariasi antara
keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran permukaannya. Alumunium
memiliki berat sekitar satu pertiga baja, sehingga mudah ditekuk, diperlakukan
dengan mesin, dicor, ditarik dan diekstrusi
Alumunium paduan
Merupakan paduan alumunium dengan unsur – unsur lain yang bertujuan untuk
mendapatkan sifat lain yang diinginkan. Logam alumunium paduan merupakan
salah satu logam paduan yang sangat penting di bidang teknik, diantaranya untuk
bahan struktur pesawat terbang, otomotif, kapal dan industri lain. Logam
alumunium mempunyai karakteristik yang menguntungkan, diantaranya adalah
mempunyai sifat tahan terhadap korosi, ringan, dan kekuatan mekaniknya dapat
ditingkatkan dengan pengerjaan dingin atau panas, sebagai penghantar panas
yang baik, dan memiliki kegunaan yang sangat luas.
.

2. Perkembangan pengunaan alumunium dan paduannya


Alumunium telah menjadi logam yang luas penggunaannya setelah baja.
perkembangan ini didasarkan pada sifatnya yang ringan, tahan korosi kekuatan
dan Ductility yang cukup baik.Alumunium paduan mudah diproduksi dan cukup
ekonomis. Alumunium daur ulang yang paling terkenal adalah penggunaan
Alumunium sebagai bahan pembuat pesawat terbang yang memanfaatkan sifat
ringan dan kuatnya, resistan terhadap korosi akibat fenomena pasivasi, yaitu
terbentuknya lapisan alumunium oksidasi ketika Alumunium terpapar dengan
udara bebas. Lapisan alumunium oksidasi ini mencegah terjadi oksidasi lebih
jauh. Alumunium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat
reaksi galvanik dengan paduan tembaga, beberapa penggunaan alumunium antara
lain:
1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
2. Untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan, untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan, untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan
barang kerajinan.

3. Penamaan (nomenklatur) klasifikasi Alumunium


Paduan alumunium dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu paduan
tempa (wrought) dan paduan tuang (casting). Jenis paduan alumunium saat ini
sangat banyak dan tidak menutup kemungkinan ditemukannya lagi jenis paduan
alumunium baru, oleh karena itu dibuatlah sistem penamaan sesuai dengan
komposisi dan karakteristik paduan alumunium tersebut untuk memudahkan
pengklasifikasiannya. Salah satu penamaan paduan alumunium adalah dengan
standar AA pada tabel 1. Pada alumunium tempa, seri 1xxx digunakan untuk
alumunium.Digit kedua dari seri tersebut menunjukkan komposisi alumunium
dengan limit pengotor alamiahnya, sedangkan dua digit terakhir menunjukkan
persentase minimum dari alumunium tsb. Digit pertama pada seri 2xxx sampai
7xxx menunjukkan kelompok paduannya berdasarkan unsur yang memiliki
persentase komposisi terbesar dalam paduan.

Tabel 1. Daftar seri paduan alumunium tempa


No. Seri Komposisi Paduan
1xxx Alumunium murni
2xxx Paduan alumunium – tembaga
3xxx Paduan alumunium – mangan
4xxx Paduan alumunium – silicon
5xxx Paduan alumunium – magnesium
6xxx Paduan alumunium - magnesium – silicon
7xxx Paduan alumunium – seng
8xxx Paduan alumunium - timah – litium
9xxx Disiapkan untuk penggunaan di masa depan

Digit kedua menunjukkan modifikasi dari unsur paduannya, jika digit kedua
bernilai 0 maka paduan tersebut murni terdiri dari alumunium dan unsurpaduan.
Jika nilainya 1 - 9, maka paduan tersebut memiliki modifikasi dengan unsur
lainnya. Dua angka terakhir untuk seri 2xxx - 8xxx tidak memiliki arti khusus,
hanya untuk membedakan paduan alumunium tersebut. Paduan alumunium tuang
penamaannya memakai sistem tiga digit diikuti dengan satu bilangan desimal.
Tabel 2 menunjukkan seri paduan alumunium tuang berdasarkan unsur
paduannya.

Tabel 2. Daftar seri paduan alumunium tuang


No. Seri Komposisi Paduan
1xx.x Alumunium murni
2xx.x Paduan alumunium – tembaga
3xx.x Paduan alumunium - silikon – tembaga/magnesium
4xx.x Paduan alumunium – silicon
5xx.x Paduan alumunium – magnesium
6xx.x Tidak digunakan
7xx.x Paduan alumunium – seng
8xx.x Paduan alumunium – timah
9xx.x Belum digunakan

Dalam standar AA, angka pertama menunjukkan kelompok paduan. Jadi, untuk
paduan Al-Si dinyatakan dengan angka 4xx.x, angka kedua dan ketiga
menunjukkan kemurnian minimum untuk alumunium tanpa paduan dan sebagai
nomor identifikasi untuk paduan tersebut

4. Pengelompokan Alumunium berdasarkan elemen paduannya


Alumunium murni relatif lunak dan penambahan unsur paduan dapat
meningkatkan sifat mekanisnya. Pengelompokan paduan Al didasarkan pada
jenis unsur paduan dengan menggunakan sistem 4 digit dimana digit pertama
menunjukkan kelompok alumunium, digit kedua menunjukkan modifikasi dari
paduan aslinya atau Batas unsur pengotor dan 2 digit terakhir menunjukkan
kemurnian alumunium.

4.1 (seri 2xxx) Alumunium copper alloy


Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu. Dari
seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin” mengandung
4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini Mg ditingkatkan
pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan
2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki Cu mempunyai
ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus diperlukan
permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang
disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja
pada temperatur tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
4.2 (seri 3xxx) Alumunium magnese alloy
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan
dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa, Al-Mn
yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al6Mn(25,3%).
Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al-1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan paduan
3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa perlakuan panas. Paduan
dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment. Seri 3003 dengan
1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan (weldability) baik. Banyak
digunakan untuk pipa dan tangki minyak.

4.3 (seri 4xxx) Alumunium silikon alloy


Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang sangat
bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai
tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, sangat ringan,
koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik. Karena memiliki kelebihan yang baik, paduan ini sangat banyak
dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin
sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur paduan.
Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5%Mg. Paduan yang
diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin gamma dan yang
hanya ditemper dinamakan silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan
panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada
saat panas, bahan ini biasa digunakan untuk torak motor. Koefisien pemuaian
termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal paduannya juga rendah
apabila ditambah Si lebih banyak. Telah dikembangkan paduan hypereutektik Al-
Si sampai 29% Si untuk memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan
lebih efektif dengan penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor
klorida (PCl5) untuk mencapai presentasi 0,001%P, dapat tercapai penghalusan
primer dan homogenisasi. Paduan Al-Si banyak dipakai sebagai elektroda untuk
pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si. Paduan seri ini non heat treatable.
Paduan seri 4032 yang mengandung 12,5%Si mudah ditempa dan memiliki
koefisien muai panas sangat rendah digunakan untuk piston yang ditempa.

4.4 (seri 5xxx) Alumunium magnesium alloy


Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan
larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam
Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi ada juga
yang sel satuannya kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya adalah
450ºC, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperature eutektik adalah
17,4% yang menurun pada temperature biasa sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi
kemampuan penuaan dapat diharapkan. Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan
korosi yang sangat baik disebut hidrinalium. Paduan dengan 2-3%Mg dapat
mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat tretable.
Seri 5052 dengan 2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan bahan
bakar pesawat terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan.
Paduan 5056 adalah paduan paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan
regangan apabila diperlakukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah
paduan antara (4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas sehingga banyak digunakan
sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg banyak digunakan
sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai sebagai pipa
saluran minyak dan gas pada kendaraan.

4.5 (seri 6xxx) Alumunium magnesium silikon alloy


Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat
jarang terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat
diperkeras dengan penuaan panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini
dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai komponen murni dan membuat
keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini
memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan
sebagai bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya
untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat diperkuat dengan
perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak digunakan sebagai
rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan yang cukup baik tanpa
mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal
ini percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari karena unsur-unsur
tersebut menyebabkan tahanan listrik menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon
membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium Silisida) yang memberikan kekuatan
tinggi pada paduan ini setelah proses heat treatment. Seri 6053, 6061, 6063
memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari pada heat treatable alumunium
lainnya. Penggunaan alumunium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor
dan silinder head motor bakar, part sepeda. dll

4.6 (seri 7xxx) Alumunium zink alloy


Alumunium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar
logam MgZn2dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah
diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan
penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak lama, tidak dipakai sebab
mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan. Di Jepang pada
permulaan tahun 1940, Iragashi dkk mengadakan studi dan berhasil dalam
pengembangan suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr,
dimana bitur Kristal padat diperhalus, dan mengubah bentuk presipitasi serta
retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada saat itu paduan tersebut dinamakan
ESD, Duralumin, superekstra. Selama perang dunia ke II, di Amerika Serikat
dengan maksud yang hampir sama telah dikembangkan pula suatu paduan, yaitu
suatu paduan yang terdiri dari Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn,
sekarang dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi
diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah
untuk konstruksi pesawat udara. Di samping itu penggunaannya menjadi lebih
penting sebagai bahan konstruksi.
5. Pengaruh unsur paduan terhadap Alumunium
Pengaruh unsur tiap paduan terhadap alumunium ialah

Tembaga (Cu)
Alumunium dipadukan dengan Cu agar dapat menaikkan kekuatan dan kekerasan
alumunium, namun menurunkan elongasi pada alumunium tersebut. Kandungan
Cu dalam alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.

Seng (Zn)
Alumunium dipadukan dengan Zn untuk menaikkan nilai tensile pada alumunium
paduan.

Mangan (Mn)
Alumunium dipadukan dengan Mn untuk menaikkan kekuatan dalam temperatur
tinggi.

Magnesium (Mg)
Alumunium dipadukan dengan Mg untuk menaikkan kekuatan alumunium dan
menurunkan nilai ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.

Silikon (Si)
Alumunium dipadukan dengan Si agar paduan alumunium tersebut bisa
diperlakukan panas untuk menaikkan kekerasannya.

Lithium (Li)
Alumunium dipadukan dengan Li untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya

Skandium (Sc)
Alumunium dipadukan dengan Sc untuk membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang
panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang
lebih murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu
paduan titanium.

Besi (Fe)
Paduan alumunium dengan besi menyebabkan berkurangnya kekuatan tensil
secara signifikan, namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah
yang sangat kecil.

Paduan cor
Paduan alumunium dengan paduan cor bertujuan memperkeras logam alumunium
paduan.

Nikel (Ni)
Paduan alumunium dengan Ni untuk mempertahankan sifat-sifat paduan pada
kenaikan termperatur.
Titanium (Ti)
Paduan alumunium dengan Ti adalah sebagai penghalus butir pada paduan
alumunium hasil pengecoran.

6. Pengaplikasian alumunium dan alumunium paduan


Mulai dari aplikasi rumah tangga sampai dengan aplikasi yang advanced
,alumunium merupakan salah satu jawaban untuk memenuhi beberapa kriteria
tersebut. Contoh penggunaan alumunium dalam masyarakat adalah sebagai
berikut:
a. Pada umumnya:
Pada umumnya alumunium digunakan pada peralatan rumah tangga yang
dimana sebagai pelengkap atau perabotan rumah tangga. Contohnya seperti
sendok , garpu , pisau dan lain lain. Dan juga alumunium umumnya
digunakan pada kemasan dari makanan atau minuman , dan alumunium
umumnya juga digunakan pada kontruksi bangunan contohnya seperti
bingkai jendela, tombol-tombol pintu, pagar, panggangan, tirai bar, serta
artefak, furniture indoor dan outdoor , pintu, dan panel interior. Alumunium
dapat dipotong, dilas, diikat, diruncingkan, dan bergabung dengan bahan
lainnya dan lain lainnya.

b. Pada temperatur tinggi


Pengaplikasian alumunium pada temperatur tinggi pada bidang otomotif
dimana alumunium memiliki sifat termal yang baik. Contohnya pada
beberapa bagian mobil, seperti roda, blok mesin, komponen suspensi,
kerudung, perumahan transmisi, dan roda spacer bar yang terbuat dari
alumunium. Bagian lain, seperti karburator, menangani, beberapa ornamen
dan logo, tanda kurung, cermin, adaptor pengisi udara, perumahan alternator,
impeller, dan kipas bagian kopling juga melibatkan penggunaannya. Katup
juga terbuat dari alumunium.

c. Pada tahan aus


Pada penggunaan alumunium dan paduan untuk pengaplikasian tahan aus
ialah seperti roda gigi dan alat potomg atau cutting tool yang dipadukan atau
alumunium sebagai unsur yang ditambahkan tetapi unsur alumunium hanya
sedikit ditambahkan pada paduan tersebut.
d. Pengaplikasian alumunium berdasarkan serinya:

6.1 Alumunium seri 1xxx


Memiliki kekuatan yang rendah, ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tingkat
reflektif yang tinggi, dan konduktifitas termal dan listrik yang tinggi sehingga
kombinasi ini cocok untuk digunakan dalam pengemasan, perangkat listrik,
peralatan pemanas, pencahayaan, dekorasi dan lain-lain.

Contoh penggunaan seri 1xxx

6.2 Alumunium seri 2xxx


Melalui pengerasan dengan precipitation hardening dapat digunakan untuk
penerbangan dan roda, kendaraan militer, cocok juga untuk sekrup, baud,
komponen permesinan, dan lain-lain.

Contoh penggunaan seri 2xxx

6.3 Alumunium seri 3xxx


Tipikal aplikasi seri ini rata-rata untuk kaleng dan untuk alloy yang memerlukan
pembentukan dengan cara ditekan dan penggulungan. Selain untuk pengemasan,
bangunan, peralatan rumah, alloy ini digunakan juga untuk benda yang
memerlukan kekuatan, formabilitas, weldabilitas, dan korosi yang tinggi serta
untuk perlengkapan pemanasan seperti helaian brazing dan pipa pemanas.

Contoh penggunaan seri 3xxx

6.4 Alumunium seri 4xxx


Kandungan silicon yang tinggi digunakan untuk produk yang memerlukan tingkat
kekakuan yang tinggi atau keuletan yang rendah.

Contoh penggunaan seri 4xxx

6.5 Alumunium seri 5xxx


Kombinasi kekuatan sedang, ketahanan korosi yang luar biasa, dan weldabilitas
biasa digunakan untuk bagian luar (outdoor), arsitektur, khususnya dalam bidang
kelautan (perkapalan), dan juga untuk otomotif untuk bodi mobil dan komponen
casis.

Contoh penggunaan seri 5xxx


6.6 Alumunium seri 6xxx
Kombinasi yang baik antara kekuatan tinggi, formabilitas, ketahanan korosi, dan
weldabilitas sehingga digunakan untuk transport (bodi luar otomotif dll),
bangunan (pintu, jendela), kelautan, pemanasan, dan lainnya

Contoh penggunaan seri 6xxx


6.7 Alumunium seri 7xxx
Bagian terpenting dari penggunaan seri ini berdasarkan kekuatan yang tinggi,
contohnya pada bidang penerbangan, penjelajahan luar angkasa, militer dan
nuklir. Tetapi juga bagian structural bangunan sama baiknya dengan atribut olah
raga raket tenis, ski dan lain lain

Penggunaan seri 7xxx


7. Pembuatan alumunium
Berikut tahapan pembuatan alumunium, yaitu :
1.Proses penambangan alumunium
Pada awalnya alumunium didapatkan dari biji bauksit yang terdapat di kerak
bumi, lalu biji bauksit ini akan dipanaskan untuk mengurangi kadar air di
dalamnya. Biji bauksit yang ditambang dari kerak bumi memiliki kandungan
alumunium sebanyak 50-60%. Setelah dilakukan proses pemanasan biji bauksit
tersebut akan digiling dan dihancurkan hingga biji bauksit tesebut menjadi halus.
Setelah biji bauksit menjadi halus maka akan diteruskan dengan proses
pemurnian.

2.Proses pemurnian
Proses pemurnian biji bauksit akan dilakukan dengan metode Bayer untuk
menghasilkan alumunium murni. Metode bayer adalah serangkaian proses
pemurnian bauksit hingga menjadi alumina dengan cara melarutkan bauksit
dengan natrium hidroksida (NaOH). Dalam metode bayer ini ada serangkaian
siklus yang harus dilewati hingga bauksit bisa dimurnikan menjadi alumina, yang
biasa disebut dengan siklus bayer. Ada 4 proses dalam siklus bayer, diantaranya
adalah digestion, clarification (klasifikasi), precipation (pengendapan), dan
kalkinasi.

3. Proses Peleburan
Selanjutnya akan masuk ke tahap peleburan alumunium, metode yang digunakan
dalam proses peleburan ini adalah metode Hall Herault.
Pada awalnya alumunium oksida akan dilarutkan dengan kriolit, proses peralutan
ini berlangsung bejana yang terbuat dari baja yang berlapis grafit yang sekaligus
berperan sebagai katoda(+) dan batang grafit digunakan sebagai anoda(-).
Selanjutnya proses elektrolisis akan berlangsung dalam temperatur 950oC .
Dalam proses elektrolisis ini akan dihasilkan alumunium pada katoda dan gas O2
dan CO2 pada anoda. Alumunium yang terbentuk dalam keadaan zat cair dan
akan dikeluarkan dengan cara dialirkan secara bertahap ke dalam cetakan untuk
menjadi alumunium batangan.
8. Pengolahan limbah alumunium
Penggunaan Alumunium yang sangat luas akan mengakibatkan timbulnya limbah
yang dampaknya akan sangat berbahaya pada lingkungan. Sehingga perlu
dilakukan daur ulang dari limbah Alumunium untuk digunakan sebagai material
teknik. Salah satu cara daur ulang tersebut adalah dengan melakukan pengecoran
kembali limbah alumunium menjadi bahan baku. Pengecoran merupakan suatu
proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk
menghasilkan komponen otomotif .Pengecoran logam dilakukan dengan cara
memanaskan limbah alumunium sampai temperatur cair, kemudian setelah
berbentuk logam cair yang panas selanjutnya dituang ke cetakan. Setelah
membeku cetakan kemudian dibongkar sehingga terlihat hasil corannya.
Kemudian dilanjutkan dengan proses finishing untuk menghaluskan hasil
coran.Dengan adanya pelatihan ini diharapkan kepada para generasi muda untuk
ikut

Anda mungkin juga menyukai