Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH

SOLID-LIQUID/SOLID GAS ADSDORPTION

oleh:

Nama : O.R Sukmawanti

NIM : 1524301086

Kelas : IV D – TRKI

Kelompok : II D

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

LHOKSEUMAWE

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari adsorpsi padat-cair dengan larutan Fe2SO4 ( besi sulfida)
2. Menentukan konsentrasi besi (II) sulfat dalam sampel
3. Menentukan besarnya tetapan kinetika adsorpsi

1.2 Alat dan Bahan


1.2.1 Alat yang digunakan
1. Seperangkat alat adsorpsi solid-liquid / solid-gas ADN/ 200
2. Pipet ukur
3. Gelas ukur
4. Spektrofotometer UV-VIS
5. Kuvet
6. Tisu
7. Erlenyenmeyer
8. Labu ukur

1.2.2 Bahan yang digunakan


1. Fe2SO4
2. Aquades

1.3 Kinerja kerja


A. Pembuatan larutan umpan menggunakan Fe2SO4
1. Larutan Fe dibuat dengan FeSO4 sebanyak 10 Liter dengan kosentrasi 100
ppm.
2. Larutan yang telah siap dimasukkan kedalam tangki umpan.

B. Pembuatan Kurva Kalibrasi


1. Larutan kalibrasi dibuat denhan FeSO4 sebanyak 25 ml dengan
konsentrasi 0,1 ; 0,2
2. Masing-masing larutan kalibrasi dianalisa nilai adsorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada gelombang yaitu 480 mm
3. Dicatat nilai adsorbansinya yang didapatkan
4. Plot kurva dengan menggunakan data konsentrasi Fe dan nilai absorbansi
C. Proses Pengolahan
1. Disiapkan larutan Fe 0,2 N sebanyak 10 Liter didalam tangki umpan
2. Diatur suhu proses yaitu 26ºC, tunggu hingga stabil
3. Dihidupkan pompa pada control panel
4. Buka valve B
5. Diatur laju alir 15 Liter/jam
6. Lakukan Proses selama 20 menit
D. Pengambilan sampel
1. Sampel diambil pada interval waktu 5 menit selama 30 menit.
2. Analisa sampel untuk nilai absorbansinya agar diketahui konsentrasi akhir
Fe.

1.4 Rangkaian Peralatan

Gambar 1 Rangkaian Alat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adsobsi

Adsobsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat penyerap


(adsobsi). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari atom-atom atau
molekul-molekul didalam zat padat. Jika ditinjau moleku-molekul didalam zat
padat, maka gaya tarik menarik antar satu kelompok molekul dengan molekul
yang lain disekelilingnya adalah seimbang, sebab gaya tarik yang satu akan
dinetralkan oleh yang lain yang letaknya simetri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses Adsorpsi antara lain adalah:
1. Kecepatan Pengadukan, kecepatan pengadukan berpengaruh pada
kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang di hasilkan. Jika
pemgadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan proses adsorpsi akan
berjalan lambat juga. Tetapi jika pengadukan terlalu cepat maka akan
muncul kemungkinan struktur adsorbat mengalami kerusakan.
2. Luas Permukaan, semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak
zat yang teradsorpsi.
3. Jenis dan Karakteristik Adsorban, jenis adsorben yang digunakan
umumnya adalah karbon aktif. Ukuran partikel dan luas permukaan karbon
aktif akan menentukan tingkat dan kemampuan adsorpsi. Ukuran partikel
karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi yaitu tingkat adsorbsi naik jika
ukuran partikel kecil. Oleh karena itu adsorbsi menggunakan karbon PAC
(Powdered Acivated Carbon) lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan karbon GAC (Granular Acivated Carbon). Kapasitas total
adsorbsi karbon tergantung pada luas permukaannya. Ukuran partikel
karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau
PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.
4. Jenis dan karakteristik adsorbat, jeni adsorbat dengan rantai yang
bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi dibandingkan rantai yang lurus.
Kemampuan adsorpsi adsorbat biasanya akan meningkat jika memiliki
polarisabilitas dan berat molekul yang tinggi.
5. Kelarutan Adsorbat, senyawa yang terlarut memiliki gaya tarik-menarik
yang kuat terhadap pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan
senyawa tidak larut.
6. Struktur molekul adsorbat dan kosentrasinya, Hidroksil dan amino dapat
mengurangi kemampuan adsorpsi, sedangkan Nitrogen meningkatkan
kemampuan tersebut. Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan
maka semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan
adsorben.
7. pH, tingkat keasaman adsorbat berpengaruh pada proses adsorpsi. Asam
organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbsi basa
organik efektif pada pH tinggi.
8. Temperatur, naik turunnya tingkat adsorpsi di pengaruhi oleh temperatur.
Pemanasan adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka
sehingga daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu juga
dapat membuat struktur adsorben rusak sehingga daya serapnya menurun.

Proses Adsobasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :


1. Adsobsi Fisika, yaitu Apabila adsobsi berjalan pada temperatur rendah
dan prosesnya reversible jumlah asam yang hilnag karena adsorbsi
sama dengan pengurangan konsentrasi asam dalam larutan.
2. Adsorbsi Kimia, yaitu apabila adsorbsi berjalan pada temperatur tinggi
disertai dengan reaksi kimia yang irreversible.

2.2 Pemodaan dinamika proses adsorbsi padat-cair


Kinerja proses adsorbsi padat-cair sangat tergantung pada dinamika yang
terjadi didalam kolom adsorbsi. Pada model kesetimbangan yang menggunakan
karbon aktif dengan ukuran lebih kecil. Dapat diketahui bahwa pada proses
adsorbsi tersebut terjadi kesetimbangan sesaat antara konsentrasi zat terlarut
didalam fasa cair dengan fasa padat dipermukaan padatan disetiap titik dikolom
(difusi terjadi cepat sekali), sedangkan dalam model non kesetimbangan dengan
melibatkan difusi film. Ditunjukkan bahwa pada proses adsorbsi tersebut tidak
terjadi kesetimangan sesaat, tetapi perpindahan massa solute dari larutan
kepadatan mengalami difusi di film permukaan karbon aktif sebelum mencapai
kesetimbangan.

2.3 Karbon Aktif


Karbon aktif merupakan senyawa karbon amosph dan berpori yang
mengandung 85-95 % karbon yang berasal dari bahan-bahan yang mengandung
karbon ( batu bara, Batok Kelapa dan Sebagainya), dan dari karbon yang
diperlukan perlukan dengan cara khusus baik aktivitas kimia mauoun fisika untuk
mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat mengadsobsi gas dan
senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifatnya adsorbsi selektif tergantung pada
besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.

2.4 Persamaan Isoterm Adsorbsi Langmuir


Isoterm Langmuir didasarkan atau beberapa asumsi yaitu:
1. Adsobsi hanya terjadi pada lapisan tunggal (monolayer)
2. Panas Adsorbsi tidak tergantung pada Penutupan permukaan.
3. Semua situs dan permukaanya bersifat homogen.

Persamaan Isoterm adsorbsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut :

C 1 1
+ + C…
Xlm a( x /m)Maks a (x /m)Maks

Dimana : C = Konsentrasi molekul zat terlarut yang bekas terdapat dalam


lurutan.
x = Jumlaah zat terlarut yang teradsobsi oleh m gram adsorbsi.
(x/m) = Kapasitas monolayer.

Kurva Isoterm Langmuir dapat disajikan seperti pada gambar 2.1


Gambar 2.1 Kurva Isoterm adsorbsi Langmuir

2.5 Persamaan Isoterm Adsobsi Freunlich


Persamaan Isoterm adsorbsi Freunlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorban
namun pada adsorbsi Freunlich situs-situs aktif pada permukaan adsorban bersifat
heterogen, persamaan isoterm adsorbansi Freunlich dapat dituliskan sebagai
berikut :

Log (x/m) = Log K + 1/12 log C


Dimana : Log (x/m) : Jumlah Zat teradsorbsi persatuan berat adsorban (mg/gr)
K dan n : Konstanta

Gambar 2.2 Kurva Isoterm adsorbsi Freunlich

BAB III
DATA PENGAMATAN

3.1 Pembuatan data pembuatan larutan

3.1.1 larutan stok Fe2SO4

Dik : Air Fe : 56 mg/mmol

Mr Fe2SO4 7H2O : 278,04 mg/mmol

3.1.2 larutan standar Fe2+ dengan konsentrasi ( 1 : 1,5 : 2 : 2,5 : 3 : 3,5 : 4 mg/l)
sebanyak 25 ml
Menggunakan persamaan pengenceran: (V1 x M1) stock = (V2 x M2) standar.

1. Larutan standar Fe2+ = 1 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 1 mg/l
V1 = 0,1 ml

2. Larutan standar Fe2+ = 1,5 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 1,5 mg/l
V1 = 0,15 ml

3. Larutan standar Fe2+ = 2 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 2 mg/l
V1 = 0,2 ml

4. Larutan standar Fe2+ = 2,5 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 2,5 mg/l
V1 = 0,25 ml

5. Larutan standar Fe2+ = 3 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 3 mg/l
V1 = 0,3 ml

6. Larutan standar Fe2+ = 3,5 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 3,5 mg/l
V1 = 0,35 ml

7. Larutan standar Fe2+ = 4 mg/l


V1 x 250 mg/l = 25 ml x 4 mg/l
V1 = 0,4 ml
Dengan menggunakan panjang gelombang (λ) = 680 nm didapatkan data
kalibrasi:
Tabel 3.1: Data Kalibrasi

Konsentrasi (mg/l) Adsorbansi


1 0,045
1,5 0,046
2 0,046
2,5 0,046
3 0,051
3,5 0,051
4 0,051

Object 5

Tabel 3.2 : Data Percobaan

Waktu ( menit) Adsorbansi


0 0,075
5 0,054
10 0,054
15 0,051
20 0,051
25 0,049
30 0,048

3.2 Pengolahan Data Percobaan


Dari grafik kurva kalibrasi didapatkan persamaan y = 0,002 x + 0,042
konsentrasi akhir Fe adalah:

1. Konsentrasi Fe
t = 0 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,072 = 0,002 x + 0,042
0,072−0,042
x=
0,002
x = 15 ppm

2. Konsentrasi Fe
t = 5 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,054 = 0,002 x + 0,042
0,054−0,042
x=
0,002
x = 6 ppm

3. Konsentrasi Fe
t = 10 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,054 = 0,002 x + 0,042
0,054−0,042
x=
0,002

x = 6 ppm

4. Konsentrasi Fe
t = 15 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,051 = 0,002 x + 0,042
0,051−0,042
x=
0,002

x = 4,5 ppm

5. Konsentrasi Fe
t = 20 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,051 = 0,002 x + 0,042
0,051−0,042
x=
0,002

x = 4,5 ppm

6. Konsentrasi Fe
t = 25 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,049 = 0,002 x + 0,042
0,049−0,042
x=
0,002

x = 3,5 ppm

7. Konsentrasi Fe
t = 30 menit
y = 0,002 x + 0,042
0,048 = 0,002 x + 0,042

0,048−0,042
x=
0,002

x = 3 ppm

T Waktu Co Ct
ab
el
3.
3
D
at
a
K
on (menit) ppm ppm
se
ntr
asi
Fe
X
N
o
1 0 15 15
2 5 15 6
3 10 15 6
4 15 15 4,5
5 20 15 4,5
6 25 15 3,5
7 30 15 3

b. Effisiensi Pemgisian Fe %

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−15 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 0%

 Pada t = 5 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−6 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 60%

 Pada t = 10 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−6 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 60%

 Pada t = 15 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co
15 ppm−4,5 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 70%

 Pada t = 20 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−4,5 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 70%

 Pada t = 25 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−3,5 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 77%

 Pada t = 30 menit

Co = 15 ppm

Co−Ct
ɳ = x 100 %
Co

15 ppm−3 ppm
ɳ = x 100 %
15 ppm

ɳ = 80%

Efesiensi
Fe
Waktu Co Ct Penyisiha ln
No teradsobs l/Ct
(menit) (ppm) (ppm) n Co/Ct
i (ppm)
ɳ (%)
1 0 15 15 0 0 0 0,067
2 5 15 6 9 60 0,92 0,067
3 10 15 6 9 60 0,92 0,067
4 15 15 4,5 10,5 70 1,2 0,067
5 20 15 4,5 10,5 70 1,2 0,067
6 25 15 3,5 11,5 77 1,45 0,067
7 30 15 3 12 80 1,61 0,067

3.2.1 Kinetika Adsorbsi

 Orde 0

Grafik orde 0

Ct (ppm)
Ct (ppm)

f(x) = - 0.3x + 10.63


R² = 0.64 Linear
(Ct
(ppm))

Waktu (menit)
Grafik 3.2 Grafik dari Persamaan Reaksi orde 0

Dari Grafik bersamaan orde 0 diperoleh persamaan

y= -0,3036 x + 10,625

Slope = -k = -0,3036

k = 0,3036

Intersep = Co = 10,625

Grafik orde 1
f(x) = 0.04x + 0.38
R² = 0.82
ln Ct/Co
ln Co/Ct

Linear (ln
Ct/Co)

Waktu (menit)

Gambar 3.3 Grafik dari Persamaan Orde 1

Dari Grafik persamaan reaksi Orde 1 didapatkan persamaan


y= 0,0441 x + 0,3818

Dengan :

Slope : -k = 0,0441

k = -0,0441

Intersep : ln Co = 0,3818

3. Menentukan Persamaanreaksi Orde 2

Grafik orde 2
f(x) = 0.01x + 0.09
R² = 0.93
1/Ct
1/Ct

Linear
(1/Ct)

Waktu (menit)

Gambar 3.4 Grafik dari persamaan Orde 2

y= 0,0441 x + 0,3818

Dengan :

Slope : -k = 0,0078
k = -0,0078

Intersep = 0,0921.

BAB VI

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

4.1 Pembahasan

Pada ppercobaan ini dilakukan pengolahan limban dengan mengunakan


air keran politeknik dengan menggunakan adsorben yaitu karbon aktif. Tujuan
dalam pratikum ini untuk menghilangkan kadar Fe yang ada di dalam air keran
dengan cara penyerapan oleh karbon aktif yang ada di dalam air limbah(kadar Fe).
Dengan menggunakan karbon aktif ini adsorban diserap oleh adsorben dimana
akan terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtraksi dengan penyerapnya.
Partikel partikel kecil zat penyerapan dilepaskan pada adsobsi kimia yang
merupakan ikatan kuat antara penyerapan dan zat yang diserap sehingga tidak
mungkin terjadi proses yang bolak balik.

Waktu adsorben mempunyai pengaruh terhadap konsentrasi Fe didalam air


Diketahui bahwa konentrasi Fe terhadap waktu semakin menurun seiring
berjalannya waktu. Namun pada awalnya proses terjadi kenaikan konsentrasi
terlebih dahulu karena tidak konstannya pengadukkan pada sampel. Kecepatan
pengadukan menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara
adsorben dengan adsorbatsehingga daya serap yang ada bernilai kecil. Untuk
kondisi sebaliknya dengan kecepatan pengadukan yang terlalu cepat, maka
kemungkinan yang terjadi strukturnya adsorben cepat rusak, sehingga
konsentrasinya kurang optimal. (Alimatun, 2003)

Salah satu metode yang cukup baik dalam melakukan adsorbsi merupakan
adsorbsi dengan sistem kolom. Pelakuan dilakukan dengan cara otomatis dengan
menggunakan alat solid-liquid atau gas-solid selama 30 menit. Pengambilan
sempel dengan sesuai uraian tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing.
Pengambilan dilakukan setiap 5 menit sekali. Sampel di ambil dan di uji
menggunakan spektrofotometer UV-VIS

Dari data dapat diketahui bahwa proses adsorbsi yang terjadi berjalan
dengan baik sehingga t= 30 menit. Nilai absorbsinya terlihat dengan sesuai.
Karena semakin lama penyerapannya maka semakin dikit nilai absorsinya karena
konsentarsi Fe yang semakin lama menurun.

4.2 Kesimpulan

1. Pada kurva kalibrasi di dapatkan persamaan


Y=0,002x +0,042
2. Pada grafik persamaan orde nol di peroleh persamaan
Y=-0,303x+ 10,62
R2= 0,640
3. Pada grafik persamaan ordesatu di peroleh persamaan
Y= 0,044x + 0,381
R= 0,821
4. Pada persamaan reaksi orde dua di peroleh persamaan
Y=0,007x + 0,092
5. R= 0,936

DAFTAR PUSTAKA
Http://Annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/ Mempelajari Kinerika
Adsorbsi) di akses 22 September 2018

Sanjaya,dkk,2015, Studi KinetikaAdsorbsi Pb menggunakan Arang aktif dari kulit


pisang

Sukardja.1990, Kimia Anorganik Penerbit reneka cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai