Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIK ANALISIS INSTRUMENTASI

Kelas : 1E PMIP

Kelompok : 2 (Dua)

Anggota Kelompok :
1. Alifah ‘Urfa Junaidin NIM: 2220441
2. Aulia Zahra Al-Khawarizmi NIM: 2220448
3. Frans Samuel Marojahan NIM: 2220455
4. Khalisa aprilla NIM: 2220462
5. Muhammad Irfan Zuldi NIM: 2220469
6. Nisa Fauzia Zufar NIM: 2220477
7. Rifa Fauziah NIM: 2220484
8. Syifa Nur Fauziah NIM: 2220491

I. Judul
Penetapan Kadar Cu dalam Sampel Minuman Secara Spektrofotometri Serapan Atom

II.Tujuan
Menetapkan Kadar Cu dalam Sampel Minuman Secara Spektrofotometri Serapan
Atom

III. Prinsip
Ion logam cu yang terlarut dalam minuman dapat ditetapkan kadarnya menggunakan
spektrofotometri serapan atom nyala. Larutan logam dari minuman yang sudah
disaring diaspirasikan ke alat SSA sehingga terkabutkan oleh nebulizer. Sampel yang
sudah berbentuk kabut dibakar oleh nyala api agar senyawaan organik terbakar dan ion
ion logam teratomisasi. Logam yang sudah teratomisasi diberikan sumber radiasi
resonansi yang berasal dari lampu katoda sehinggga logam tersebut mengalami
eksitasi. Atom logam yang tereksitasi sesuai dengan radiasi sesuai dengan radiasi
resonansi lampu katoda. Besarnya intensitas radiasi resonansi lampu katoda yang
diserap oleh atom-atom logam sebanding dengan konsentrasi logam tersebut.
IV. Alat dan Bahan

Alat : Spektrofotometer serapan atom


Corong
Labu takar 100 mL dan 50 mL,dan alat gelas lainnya
Bahan : Air Limbah
Kertas saring
Cu. SO4. 5H2O
Aquades
HNO3 1:3

V. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Induk Cu 1000 mg/L

Timbang kristal kering Lalu masukkan ke Tera menggunakan


CuSO4.5H2O sebanyak labu takar 100ml dan aquades dan
0,3929 gram. ditambahkan 5-10 homogenkan.
tetes HNO3 1:3.
2. Pembuatan Standar Kerja Cu 100 mg/L

Larutan induk Cu 1000 Lalu tera pakai HNO3


mg/L dipindahkan 5,0 0,02N dan
mL ke labu takar 50mL. homogenkan.

3. Pembuatan Deret Standar Cu

Larutan induk Cu 100


mg/L dipindahkan 0,0; Lalu tera pakai HNO3
0,50; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 0,02N dan
dan 5,0 mL ke masing- homogenkan.
masing labu takar 100 mL

4. Preparasi Sampel Air Limbah

Sampel air limbah Filtrat jernih di Lakukan


dikocok lalu disaring dan encerkan 10 x pengulangan
filtrat ditampung di dengan larutan
erlenmeyer. HNO3 0,02N. 5kali.
VI. Data Pengamatan
A. Data pembuatan deret larutan standar dan absorbansi

Konsentrasi deret Volume labu Volume konsentrasi


NO. standar yang takar yang standar induk yang Absorbansi
dibuat (mg/L) digunakan (mL) dipindahkan (mL)
1 0,5 50 0,25 0,0481
2 1,0 50 0,50 0,0916
3 2,0 50 1,00 0,1784
4 3,0 50 1,50 0,2558
5 4,0 50 2,00 0,3305
6 5,0 50 2,50 0,4003
Intersep 0,0148
Slope 0,0784
R² 0.9983
Pers. Regresi y = 0,0148 + 0,0784x

B. Tabel data preparasi sampel dan absorbansi sampel

Volume
Volume Kadar analit
Ulangan sampel yang
labu takar FP Absorbansi C terukur dalam sampel
sampel dipindahkan
(mL) (mg/L)
(mL)
1. 10 50 5 0,0657 0,6492 3,24
2. 10 50 5 0,0700 0,7040 3,52
3. 10 50 5 0,0655 0,6466 3,23
4. 10 50 5 0,0709 0,7156 3,58
5. 10 50 5 0,0617 0,5982 2,99

VII. Perhitungan

 Pembuatan larutan induk Cu 1000 mg/mL (Labu Takar 100 mL)

mol CuSO4. 5H2O = mol Cu


gCuSO 4.5 H 2O g Cu
=
Mr CuSO 4.5 H 2 O Ar Cu
Mr CuSO 4.5 H 2 O
g CuSO4 .5H2O = x C Cu x V labu takar
Ar Cu
249 ,5 g/mol
= x 1000 mg/L x 100mL x 10-3 L/mL
64 g /mol
= 389, 843 mg
= 0,3898 gram
 Pembuatan Standar Kerja 100 mg/L

C1.V1 = C2 .V2

1000 ppm x V1 = 100 ppm x 100 mL

100 ppm X 100 mL


V1 = 1000 ppm ¿
¿

V1 = 10 mL

 Pembuatan Deret Standar


 0,5 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 0,5 ppm x 50 mL


0 ,5 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 0,25 mL
 1,0 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 1,0 ppm x 50 mL


1, 0 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 0,5 mL
 2,0 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 2,0 ppm x 50 mL


2 ,0 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 1 mL
 3,0 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 3,0 ppm x 50 mL


3 ,0 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 1,5 mL
 4,0 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 4,0 ppm x 50 mL


4 ,0 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 2 mL
 5,0 ppm

C1.V1 = C2 .V2

100 ppm x V1 = 5,0 ppm x 50 mL


5 ,0 ppm x 50 mL
V1 =
100 ppm
V1 = 2,5 mL

 Konsentrasi Terukur Pada Sampel

Persamaan regresi : y = 0,0784x +0,0148

y−0,0148
x=
0,0784
Maka :
 Sampel 1
Abs = 0,0657
0.0657−0,0148
x=
0,0784
x = 0,6492
 Sampel 2
Abs = 0,0700
0.0700−0,0148
x=
0,0784
x = 0,7040
 Sampel 3
Abs = 0,0655
0.0655−0,0148
x=
0,0784
x = 0,6466
 Sampel 4
Abs = 0,0709
0.0709−0,0148
x=
0,0784
x = 0,7156
 Sampel 5
Abs = 0,0617
0.0617−0,0148
x=
0,0784
x = 0,5982

 Kadar Cu Pada Sampel

mg mg
Kadar Cu ( ) = C terukur ( ) x FP
L L

o Sampel 1
mg mg
Kadar Cu ( ) = 0,7599 L x 5
L
mg
= 3,24
L
o Sampel 2
mg mg
Kadar Cu ( ) = 0,7040 x5
L L
mg
= 3,52
L
o Sampel 3
mg mg
Kadar Cu ( ) = 0,6466 x5
L L
mg
= 3,23
L
o Sampel 4
mg mg
Kadar Cu ( ) = 0,7156 x5
L L
mg
= 3,58
L
o Sampel 5
mg mg
Kadar Cu ( ) = 0,5982 x5
L L
mg
= 2,99
L

(3 , 24+3 ,52+3 , 23+3 , 58+2 , 99)


o x kadar Cu =
5
mg
= 3,31
L
 %RPD

 Grafik kerapatan dan kepekatan

Kurva Kalibrasi Kadar Cu


0.4500
0.4000
f(x) = 0.0784356164383562 x + 0.0148246575342465
0.3500 R² = 0.998252287745944
0.3000
Absorbansi

0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Konsentrasi (mg/L)
VIII. Pembahasan
Analisis kadar logam berat seperti Cu dapat dilakukan dengan Metode Atomic
Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS),
berfungsi untuk menganalisis kandungan unsur-unsur yang terlarut di dalam sampel.
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang pengukurannya
berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam
dalam keadaan bebas. Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-
atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat
energi elektronik suatu atom. Spektrometri Serapan Atom meliputi absorpsi sinar oleh
atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state).
Prinsip AAS pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar olch molekul atau ion senyawa
dalam larutan. Hukum absorbsi sinar atau Lambert-Beer yang berlaku pada
spektrofotometer absorbsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun sinar merah, juga
berlaku pada AAS. Hukum Lambert menyatakan bila suatu sumber sinar monokromatik
melewati medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan
bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi. Hukum Beer menyebutkan bahwa
intensitas sinar yang diteruskan akan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut. Jenis logam lainnya selain
Cu yang dapat dianalisis dengan alat ini antara lain : Timbal (Pb), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Kadmium (Cd), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Nikel (Ni), Cesium (Cs), Seng
(Zn), Besi (Fe), Perak (Ag), Stronsium (Sr), Kalium (K), Natrium (Na), Kobalt (Co) dan
Timah (Sn).

Cara kerja AAS ini dilakukan dengan larutan logam dari minuman yang sudah
disaring diaspirasikan ke alat SSA sehingga terkabutkan oleh nebulizer. Sampel yang
sudah berbentuk kabut dibakar oleh nyala api agar senyawaan organik terbakar dan ion ion
logam teratomisasi. Logam yang sudah teratomisasi diberikan sumber radiasi resonansi
yang berasal dari lampu katoda sehinggga logam tersebut mengalami eksitasi.

Dari praktikum yang dilakukan didapatkan rata rata kadar Cu dalam sampel
minuman sebesar 3,31 mg/L dengan %RPD sebesar 7,25 %. Menurut SNI 01-3553-2006
menyatakan bahwa batas maksimum cemaran logam berat tembaga (0,5mg/L). Sehingga
dapat dikatakan bahwa sampel minuman yang digunakan tidak layak konsumsi, sampel
yang digunakan tergolong tinggi dalam cemaran logam berat tembaga.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan rata rata kadar Cu dalam sampel
minuman sebesar 3,31 mg/L dengan %RPD sebesar 7,25 % sehingga melewati dari
batas maksimum cemaran logam yaitu sebesar 0,5 mg/L.

X. Daftar Pusataka

1. Agustina Lolo, Candra Febryanto, Patandean, Eko Ruslan. 2020. Karakterisasi


Air Daerah Panas Bumi Pencong Dengan Metode Aas (Atomic Absorption
Spectrophotometer) Di Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa Propinsi
Sulawesi Selatan.
https://journal.unhas.ac.id/index.php/geocelebes/article/download/
8928/5826/34960#:~:text=Skoog%2C%202000).-,Metode%20AAS
%20berprinsip%20pada%20absorbsi%20cahaya%20oleh%20atom%2C
%20atom%20%E2%80%93%20atom,tingkat%20energi%20elektronik
%20suatu%20atom. Diakses pada16 Mei 2023.

2. Ivan Andriansyah, Anne Yuliantini, Avita Rischa Yunita. 2019. Analisis


Cemaran Logam Berat Tembaga (Cu) Pada Amdk Di Daerah Panyileukan
Dengan Menggunakan SSA.
https://e-journal.unair.ac.id/JKR/article/download/13192/7813. Diakses pada 16
Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai