Inda Setyawati,
Karakterisasi Biomolekul S.T.P., M.Si.
Topik ke 1 Asisten Roro Intan Sasmaya
Akbar
Tanggal 15 Sept 2022 Nama Rama Vijaya Jhowry
Waktu 13.00-16.00 WIB NIM/Kel G8401211093/K4
0,3
y = 0,2357x - 0,0094
0,25 R² = 0,9345
0,2
Absorbansi
0,15
0,1
0,05
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
-0,05
Konsentrasi (μg/mL)
0,4
y = 0,79x + 0,042
0,35 R² = 0,8251
0,3
0,25
Absorbansi
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45
Konsentrasi (μg/mL)
Gambar 2. Kurva standar hasil uji absorbansi metode Lowry
Berdasarkan data hasil uji absorbansi, fungsi kurva standar untuk metode
Bradford adalah 𝑦 = 0.2357𝑥 − 0.0094 dengan nilai R2 0.9345. Fungsi kurva
standar untuk metode Lowry adalah 𝑦 = 0.79𝑥 + 0.042 dengan nilai R2 0.8251.
Nilai R2 menunjukkan korelasi konsentrasi standar dengan absorbansi pada metode
Lowry lebih lemah dibandingkan metode Bradford. Fungsi kurva standar
digunakan untuk menentukan konsentrasi protein pada sampel. Konsentrasi dan
faktor pengenceran standar didapatkan melalui rumus berikut.
𝑉1 𝑀1 = 𝑉2 𝑀2
𝑉𝐹
𝐹𝑃 =
𝑉𝐼
Contoh perhitungan konsentrasi stok:
600 × 1 = 1000 × 𝑀2
600
𝑀2 = = 0.6 𝜇𝑔/𝑚𝐿
1000
Contoh perhitungan faktor pengenceran:
𝑉𝐹 100 𝜇𝐿
𝐹𝑃 = = =5
𝑉𝐼 20 𝜇𝐿
Perhitungan konsentrasi sampel menggunakan fungsi kurva standar untuk
metode Bradford adalah sebagai berikut.
𝑦 = 0.2357𝑥 − 0.0094
0.362 = 0.2357𝑥 − 0.0094
0.362 + 0.0094 = 0.2357𝑥
0.3714 = 0.2357𝑥
0.3714 0.2375𝑥
= ; 𝑥 = 1.576 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.2357 0.2357
Contoh perhitungan konsentrasi sampel menggunakan fungsi kurva standar
untuk metode Lowry:
𝑦 = 0.79𝑥 + 0.042
0.395 = 0.79𝑥 + 0.042
0.395 − 0.042 = 0.79𝑥
0.353 = 0.79𝑥
0.353 0.79𝑥
= ; 𝑥 = 0.447 𝜇𝑔/𝑚𝐿
0.79 0.79
Berdasarkan perhitungan ini, konsentrasi protein pada sampel yang
digunakan dalam metode Bradford bernilai 1.576 μg/mL untuk Sampel 1 dan 0.698
μg/mL untuk Sampel 2. Konsentrasi protein pada sampel metode Lowry bernilai
0.447 μg/mL untuk Sampel 1 dan 1.072 μg/mL untuk Sampel 2. Konsentrasi protein
Sampel 2 untuk tiap metode lebih tinggi dibandingkan Sampel 1.
Menurut Noble dan Bailey (2009), pengukuran kadar protein dapat
dilakukan dengan metode-metode lain yaitu metode BCA, metode derivatisasi
amina, dan metode deteksi fluoresensi berdasar detergen. Metode BCA mengganti
reagen Folin-Ciocalteu pada metode Lowry dengan bicinchoninic acid, sehingga
sensitivitas dan toleransi terhadap senyawa penginterferensi metode ini lebih tinggi
dibanding metode Lowry. Metode derivatisasi amina dan metode deteksi
fluoresensi berdasar detergen melibatkan probe fluoresensi untuk mengukur kadar
protein.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA