Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI DAN PEMBINAAN NILAI KEADILAN YANG

MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Ir. Ujang Sehabudin, M.Si.


RAMA VIJAYA JHOWRY
G8401211093
ST23

IPB University
2021
DAFTAR ISI

1. BAB 1: PENDAHULUAN……………………………………………….1
1.1.LATAR BELAKANG………………………………………………..1
1.2.TUJUAN PENULISAN………………………………………………1
1.3.PERUMUSAN BUTIR-BUTIR MAKNA SILA KELIMA…………..2
2. BAB 2: PEMBAHASAN…………………………………………………3
2.1.PENJELASAN BUTIR-BUTIR MAKNA SILA KELIMA
PANCASILA…………………………………...……….……………3
2.2.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI
NILAI-NILAI SILA KELIMA PANCASILA………….…………….5
2.2.1. FAKTOR POSITIF…………………………………………...5
2.2.2. FAKTOR NEGATIF………………………………………….6
3. BAB 3: KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..7
3.1.KESIMPULAN……………………………………………………….7
3.2.SARAN……………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….9
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada hadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik. Penulis juga berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam tersusunnya makalah ini. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan tema
“Implementasi dan Pembinaan Nilai – nilai Pancasila yang dapat Meningkatkan
Kualitas Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”. Penulis sangat
berharap makalah ini dapat memberikan wawasan baru bagi pembaca dan
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Makalah ini disusun dengan pengawasan dari bapak Ir. Ujang Sehabudin,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila. Atas bimbingan dari beliau,
penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam tersusunnya


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari pihak penulis.
Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif untuk
memberi wawasan kepada penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah
selanjutnya.

Pringsewu, 10 Oktober 2021

Penyusun

Rama Vijaya Jhowry


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,


mengandung nilai keadilan. Keadilan adalah kesamaberatan, sifat tidak berat
sebelah, dan keberpihakan kepada yang benar. Istilah adil berarti orang harus
memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri
serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Dalam implementasi
nilai keadilan, setiap warga negara Indonesia bersikap adil dalam segala
pertimbangan dan segala tindakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Selain itu, dalam implementasi nilai keadilan pemerintah Indonesia
bersikap adil dalam pengambilan keputusan dan perlakuan di depan hukum, yang
dimana tidak ada diskriminasi hak kewajiban setiap manusia Indonesia sama.

Implementasi nilai keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara terus menghadapi ancaman dan tantangan dari waktu ke waktu
sebagaimana kedudukan Pancasila sebagai dasar bangsa Indonesia. Saat ini,
tantangan terhadap implementasi nilai keadilan datang diantaranya melalui arus
globalisasi. Berbagai paham yang dapat mengancam kedudukan Pancasila serta
sikap egois yang dimiliki individu-individu tertentu dalam masyarakat merupakan
tantangan bagi terus terwujudnya nilai keadilan dalam masyarakat Indonesia.
Karena itu, implementasi nilai keadilan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara perlu terus dibina.

1.2.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1) Mengidentifikasi esensi nilai dari sila kelima Pancasila.


2) Mengidentifikasi faktor positif dan faktor negatif dalam implementasi nilai-
nilai keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Menyarankan metode pembinaan implementasi nilai-nilai keadilan.

1
1.3.Rumusan Butir Makna Sila Kelima Pancasila

Sila kelima Pancasila, yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, memiliki makna sebagai berikut.

1) Keadilan Sosial yang merupakan sifat masyarakat yang adil dan makmur, tidak
ada penghinaan, dan bahagia secara spiritual dan material. (Kurniawan, 2013)
2) Keadilan harus didapatkan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam segala aspek
kehidupan, termasuk hak dan kewajiban masing-masing individu.
3) Rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum,
ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, maupun kebudayaan agar tercipta
masyarakat yang makmur dan sejahtera.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan Esensi Nilai-Nilai Sila Kelima

Nilai pertama yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah keadilan
sosial. Dari pidato Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945,

“Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan
makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan,
tidak ada penghisapan…. Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat
semua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan
bangsawan, maupun golongan yang kaya, - tetapi “semua buat semua”.

Berdasarkan kutipan ini, keadilan sosial adalah sifat perlu dalam masyarakat
yang adil dan makmur. Keadilan sosial terbebas dari penindasan dan penghisapan.
Implementasi keadilan sosial bertujuan untuk mendirikan negara dimana setiap
manusianya menerima hak dan perlakuan sesuai kebutuhan dan proporsinya
masing-masing secara seimbang, tanpa mengedepankan individu atau golongan
tertentu.

Nilai kedua dari sila kelima Pancasila adalah keharusan pemberian keadilan
kepada seluruh rakyat Indonesia. Keadilan harus diberikan dalam segala aspek
kehidupan, termasuk hak dan kewajiban. Setiap rakyat Indonesia tanpa terkecuali
sepatutnya mendapatkan kewajiban yang sesuai tanggungan atau proporsinya.
Jangan sampai kewajiban yang ditanggungkan kepada unsur masyarakat tertentu
diringankan dengan tidak wajar sehingga tidak sesuai tempat atau proporsinya. Hak
yang dianugerahkan kepada setiap warga negara Indonesia juga harus diberikan
sesuai posisi dan proporsinya masing-masing, dan jangan sampai pemberian hak
tidak seimbang ataupun sesuai dengan proporsi yang ditanggungkan kepada setiap
warga.

Rakyat Indonesia juga berhak mendapatkan keadilan ini demi terciptanya


kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Untuk terciptanya masyarakat yang
makmur dan sejahtera, rakyat Indonesia harus diberikan keadilan sosial dalam
segala aspek kehidupan, meliputi ekonomi, politik, hukum, kesehatan, pendidikan,

3
dan kebudayaan. Keadilan ini terwujud dalam persamaan perlakuan setiap warga
negara Indonesia dalam ranah hukum, penegakan hak-hak rakyat, dan lingkungan
yang bebas dari nepotisme.

Implementasi nilai-nilai keadilan ini dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara menghadapi ancaman sampai saat ini. Menurut data dari
Badan Pusat Statistik pada September 2020, jumlah penduduk miskin mencapai
27.55 juta jiwa atau 10.19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini
meningkat 0.41 persen dari Maret 2020 yang berjumlah 26.42 juta jiwa. Hal ini
menunjukkan belum meratanya keadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Selain itu,
terorisme dan konflik juga menjadi tantangan bagi implementasi nilai sila kelima
Pancasila. Berdasarkan data Global Terrorism Index tahun 2019, Indonesia berada
di urutan ke-35 dari 138 negara yang terdampak terorisme.

Kurangnya persamaan dalam perlakuan hukum juga terjadi. Terdapat


kurangnya perlindungan hukum berkaitan dengan hak upah bagi pekerja yang
perusahaan tempat bekerjanya mengalami pailit. Tampak kurangnya ruang bagi
pekerja untuk mendapatkan haknya. Pekerja seharusnya berhak atas hasil kerja
kerasnya untuk kepentingan perusahaan, tetapi perusahaan gagal memenuhi
kewajibannya untuk memberikan kehidupan yang baik berupa upah. Keadaan ini
bertentangan dengan perlindungan hak-hak pekerja yang dijamin oleh UUD 1945,
yaitu adanya kepastian hukum tentang perlakuan yang adil dan setara bagi pekerja.
(Kurniawan, 2013)

Kasus lain adalah isu perlindungan hukum bagi anak luar nikah. Isu ini
terkait dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Pasal 2, yang menerangkan
bahwa pernikahan dilakukan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dan
pernikahan yang sah adalah yang tercatat di PPN/KUA. Jika pernikahan
dilaksanakan tetapi tidak dicatatkan, maka tidak dianggap sah. Jika terjadi
kelahiran, maka anak tersebut hanya memiliki nasab ibu kandung saja. Hal ini
melanggar Undang-Undang Kependudukan dan Undang-Undang
Kewarganegaraan, menimbulkan ketidakadilan bagi anak yang lahir, serta
menyebabkan kekacauan nasab di kemudian hari. (Dzanurusyamsi, 2016)

4
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Nilai-Nilai Sila Kelima
Pancasila

Implementasi nilai-nilai keadilan dalam kehidupan berbangsa,


bermasyarakat, dan bernegara dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat faktor
positif, yaitu faktor pendukung, dan faktor negative, yang merupakan faktor
penghambat.

2.2.1. Faktor Positif

Faktor-faktor yang mendukung implementasi nilai-nilai keadilan dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diantaranya adalah:

1. Kesadaran dalam masyarakat akan pentingnya keadilan. Masyarakat


yang sadar akan pentingnya keadilan akan menuntutnya apabila
tidak ada keadilan dalam suatu peristiwa. Selain itu, jika masyarakat
sadar akan pentingnya keadilan, maka masyarakat akan berusaha
untuk selalu berlaku adil dalam setiap aspek kehidupan.
2. Masyarakat sadar dan taat hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Jika masyarakat Indonesia sadar dan taat akan hukum, masyarakat
akan mengetahui pentingnya kesamaan perlakuan di depan hukum
untuk masyarakat yang adil dan sejahtera. Karena adanya kesadaran
akan hukum, setiap unsur masyarakat akan berkontribusi dalam
tercapainya perlakuan hukum yang adil dalam setiap perkara.
3. Empati tinggi dalam masyarakat yang disertai dengan solidaritas dan
tenggang rasa. Dengan empati, setiap individu dalam masyarakat
menghargai kemanusiaan yang dimiliki individu lain dan berusaha
untuk berlaku adil demi mempertahankan kemanusiaan diri sendiri
dan orang lain. Kemauan untuk saling membantu dan saling
menghormati mendorong masyarakat untuk mewujudkan keadilan
untuk menghargai dan menjaga kemanusiaan setiap unsur
masyarakat tanpa terkecuali, seperti dengan bersikap adil dalam
setiap situasi sosial.
4. Adanya contoh atau teladan dalam masyarakat yang dapat membina
dan mengajak masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai keadilan

5
dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara,
misalnya dengan bersikap adil dalam interaksi sosial.

2.2.2. Faktor Negatif

Faktor-faktor yang menghambat implementasi nilai-nilai keadilan dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diantaranya adalah:

1. Sikap mementingkan pribadi dan golongan dalam sebagian


masyarakat. Bentuk sikap ini, seperti mengedepankan kepentingan
pribadi/golongan dalam kegiatan sosial ataupun perancangan solusi
untuk suatu masalah. Dengan sikap ini, hak pribadi/golongan
tertentu mendapatkan bobot lebih dan hak unsur-unsur masyarakat
lainnya dikesampingkan, sehingga nilai keadilan hilang dari
kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara.
2. Adanya nepotisme dalam unsur-unsur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara seperti hukum, pendidikan, kebudayaan,
ekonomi, politik, dsb. Nepotisme adalah setiap perbuatan melawan
hukum oleh penyelenggara negara dalam berbagai aspek kehidupan
yang bertujuan untuk menguntungkan kepentingan dirinya,
keluarganya, dan/atau orang-orang terdekatnya di atas kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara. Praktek nepotisme merupakan
implementasi dari butir (1) untuk menguntungkan orang-orang
terdekat dalam urusan-urusan tertentu dan mengesampingkan hak-
hak orang lain, sehingga praktek nepotisme mengancam
implementasi nilai keadilan.

6
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan

Esensi nilai-nilai sila kelima Pancasila adalah:

1) Keadilan sosial diperlukan untuk menciptakan keadaan masyarakat yang


makmur dengan pembagian hak dan kewajiban yang adil bagi setiap warga
negara.
2) Keadilan sosial harus diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
3) Keadilan sosial dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan agar masyarakat
mencapai kemakmuran.

Nilai-nilai keadilan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan bersikap adil dalam situasi sosial
dan dalam segala aspek kehidupan, seperti hukum, pendidikan, kebudayaan, politik,
dan ekonomi. Implementasi nilai-nilai keadilan dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang dapat mendukung ataupun menghambat. Untuk mendukung implementasi
nilai-nilai keadilan, diperlukan kesadaran akan pentingnya keadilan, kesadaran
akan hukum, sikap taat hukum, empati, solidaritas, tenggang rasa, dan adanya
teladan dalam masyarakat yang mengajak untuk bersikap adil.

Implementasi nilai-nilai keadilan dapat terhambat oleh sikap mementingkan


kepentingan pribadi dan golongan dalam persoalan-persoalan yang dapat ditemui
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sikap mementingkan
kepentingan pribadi ini terimplementasi dalam praktek nepotisme dalam pelaksana-
pelaksana aspek kehidupan sebagai warga negara Indonesia. Praktek ini
mengurangi profesionalitas dan menghambat keadilan.

3.2.Saran

Saran dari penulis untuk membina implementasi nilai-nilai keadilan dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah dengan melalui
berbagai cara dan berbagai ruang, baik di dunia nyata dan di dunia maya.

7
Pembinaan dapat melalui penciptaan konten dalam media sosial yang mengedukasi
masyarakat tentang seluk-beluk keadilan sosial. Selain itu, adanya orang yang dapat
mengajak dan memberikan contoh kepada masyarakat untuk bersikap adil dalam
segala aspek hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat membantu
pembinaan implementasi nilai ini. Masyarakat juga dapat diajak untuk sadar dan
taat hukum dalam bersikap adil.

Agar implementasi nilai-nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat berjalan


dengan lancar, diperlukan juga eliminasi faktor-faktor negatif yang bersifat
menghambat. Hal ini dapat dilakukan dengan menindak praktek nepotisme dalam
sendi-sendi kehidupan dengan sanksi sosial. Selain itu, kita juga dapat memberi
pembinaan kepada masyarakat melalui media digital tentang bahaya nepotisme dan
pentingnya profesionalitas dan integritas dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5672802/14-contoh-sikap-yang-
mencerminkan-sila-kelima-pancasila-yuk-amalkan

https://kbbi.web.id/keadilan

https://www.pengadaan.web.id/2021/03/makna-sila-ke-5.html

https://bobo.grid.id/read/082454110/makna-sila-kelima-pancasila-dan-contoh-
penerapannya-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all

https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/953/memaknai-sila-kelima-keadilan-sosial-
bagi-seluruh-rakyat-indonesia.html

http://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi/press-release/1101-agus-
widjojo-keadilan-sosial-merosot-selama-pandemi

Ryan Kurniawan. 2013. Harmonisasi Hukum Sebagai Perlindungan Hukum


Bagi Pekerja Pada Perusahaan Pailit Ditinjau Dari Perspektif Pancasila Sila Ke
Lima. Jurnal Wawasan Yuridika. [Internet]. [diunduh 2021 Sep 22]; Vol. 28 (1):
688-689. Tersedia pada:
http://www.sthb.ac.id/ejournal/index.php/jwy/article/view/64

Dzanurusyamsi. 2016. Upaya Pengadilan Dalam Perlindungan Hukum


Anak Luar Nikah Berdasarkan Sila Ke-5 Pancasila. Jurnal Pembaharuan Hukum
[Internet]. [diunduh 2021 Sep 22]; Vol. 3 (1): 87. Tersedia pada:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/PH/article/view/1349/1040

Anda mungkin juga menyukai