Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rama Vijaya Jhowry PJP : Prof. Dr. Ir. Tatik Chikmawati, M.Si.

NIM : G8401211093 Nama Asisten :


Hari / Tanggal : Senin / 31 Januari 2022 1. Yuan Raga A24180069
2. Anggi Yudiastuti Safitri G34180005
3. Farrah Zulfa G34180046
4. Selvia Dwi Putri H G44180017

KEANEKARAGAMAN ORGANISME MIKROSKOPIS

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari organisme yang tidak kasat mata dari
kelompok bakteri, protista dan cendawan dengan bantuan alat pembesar, yaitu
mikroskop cahaya.

Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan pada Bakteri:
1. Sebutkan bentuk sel E. coli dan Staphylococcus dari hasil pengamatan tersebut di
atas.
Jawab:
Sel E. coli berbentuk memanjang seperti batang atau tongkat yang disebut bacillus,
sedangkan sel Staphylococcus berbentuk bulat yang disebut coccus.

2. Apakah pewarnaan sebaiknya selalu digunakan dalam setiap pengamatan


morfologi bakteri, jelaskan.
Jawab:
Tidak selalu. Morfologi bakteri juga dapat diamati dengan preparat basah.

3. Jelaskan persamaan dan perbedaan hasil pengamatan menggunakan pewarnaan


sederhana dan pewarnaan Gram.
Jawab:
Hasil pengamatan dengan pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram menunjukkan
kontras antara latar belakang dengan bakteri yang diamati. Dari hasil pengamatan,
kedua pewarnaan sederhana dan pewarnaan Gram juga menunjukkan morfologi
bakteri yang diamati dengan jelas. Perbedaan antara kedua hasil pengamatan dengan
kedua metode pewarnaan tersebut yaitu hasil pewarnaan sederhana tidak
menunjukkan perbedaan antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Dalam
hasil pengamatan dengan pewarnaan Gram, terdapat perbedaan warna antara bakteri
Gram positif dengan bakteri Gram negatif.
4. Struktur bakteri bagian manakah yang menentukan hasil pewarnaan Gram.
Jawab:
Hasil pewarnaan Gram pada bakteri ditentukan oleh struktur dari dinding sel berupa
lapisan peptidoglikan. Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang tipis dan
tinggi kadar lipid, sementara dinding sel bakteri Gram positif lebih tebal dan rendah
kandungan lipid (Thairu, Usman, dan Nasir 2014). Dinding sel bakteri Gram positif
terdiri dari membran sitoplasma, lapisan-lapisan peptidoglikan, dan kapsul,
sedangkan bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang terdiri dari membran luar
berupa lipopolisakarida, membran plasma yang berlapis ganda, dan lapisan
peptidoglikan tipis (Koentjoro dan Prasetyo 2020).

5. Jelaskan mengapa bakteri Gram negatif berwarna merah, sedangkan bakteri Gram
positif berwarna ungu atau kebiruan.
Jawab:
Bakteri Gram negatif berwarna merah karena kehilangan pewarna ungu kristal
(Thairu, Usman, dan Nasir 2014) setelah pencucian alkohol, sehingga dapat diwarnai
dengan pewarna safranin. Bakteri Gram positif berwarna biru karena dinding selnya
mengalami retensi zat warna ungu kristal (Koentjoro dan Prasetyo 2020). Perbedaan
warna ini terjadi karena adanya perbedaan pada lapisan peptidoglikan dinding sel
bakteri Gram positif dan Gram negatif.

6. Jenis pewarnaan manakah yang dapat digunakan untuk mengamati keberadaan


kapsul pada bakteri.
Jawab:
Keberadaan kapsul bakteri dapat diidentifikasi dengan pewarnaan struktural.

7. Jelaskan prosedur yang sesuai jika ingin mengamati motilitas bakteri.


Jawab:
Untuk mengamati motilitas bakteri, preparat basah dapat digunakan. Setetes media
yang mengandung bakteri diletakkan pada kaca objek. Kaca objek diletakkan pada
meja preparat. Atur kecerahan mikroskop dengan mengatur diafragma, serta atur
posisi, fokus, dan ketinggian meja preparat dengan mengatur makrometer dan
mikrometer. Mulai pengamatan dengan lensa objektif 10x untuk menentukan apakah
pemfokusan sudah tepat. Ulangi pengamatan dengan lensa objektif 40x. Setelah
kefokusan dapat dipastikan, rendahkan meja preparat dengan mengatur makrometer
vertikal, lalu teteskan minyak imersi pada preparat, lalu atur revolver untuk
menggunakan lensa objektif 100x dan naikkan meja preparate sehingga minyak
imersi juga mengenai lensa objektif. Jika sampel belum terlihat, rendahkan meja
preparat, seka minyak imersi dari preparat, dan periksa ulang kefokusan dengan lensa
objektif 40x. Setelah fokus telah pasti, gunakan lagi minyak imersi dan lensa objektif
100x.

8. Sebutkan secara umum perbesaran minimum pada mikroskop yang dapat


digunakan untuk mengamati bakteri.
Jawab:
Secara umum, perbesaran minimum yang dapat digunakan untuk mengamati bakteri
adalah 10x100.

9. Sebutkan perbesaran lensa objektif mikroskop yang digunakan harus memakai


minyak imersi.
Jawab:
Pemakaian minyak imersi diperlukan pada perbesaran lensa objektif sebanyak 100x.

10. Haruskah dibersihkan lensa objektif yang menyentuh minyak imersi? jelaskan
jawaban Anda.
Jawab:
Lensa objektif yang menyentuh minyak imersi perlu dibersihkan. Pembersihan lensa
yang menyentuh minyak imersi harus menggunakan kertas lensa (lens paper). Seka
lensa objektif dengan halus dan perlahan hingga tidak ada sisa minyak di kertas lensa.

Hasil pengamatan pada Paramecium dan Euglena:


1. Gambarkan morfologi Paramecium dan tunjukkan bagian-bagiannya.
Jawab:

Mulut sel

Gambar 1 Morfologi Paramecium


Sumber: id.quora.com
Gambar 1 Morfologi Paramecium
Sumber: id.quora.com
2. Jelaskan cara Paramecium dalam memperoleh nutrisi dari tempat hidupnya.
Jawab:
Silia yang melapisi alur mulut Paramecium menyapu partikel makanan dari luar sel
menuju mulut sel. Di ujung mulut sel, terjadi pembentukan vakuola yang menyimpan
partikel makanan dari luar. Setelah vakuola makanan penuh, vakuola tersebut
melepaskan diri dari ujung mulut sel dan terjadi pembentukan vakuola makanan baru
di ujung mulut sel. Partikel makanan dalam vakuola makanan menjadi tersedia untuk
pencernaan dan absorpsi oleh sel. Sisa-sisa makanan yang tidak terserap oleh sel
dikeluarkan melalui lubang anal.

3. Sebutkan fungsi vakuola kontraktil, makronukleus dan mikronukleus Paramecium


Jawab:
Vakuola kontraktil memiliki fungsi osmoregulasi, yaitu dengan mengeluarkan air
berlebih dari sel melalui fusi dengan membran plasma (Fadil 2021). Makronukleus
berfungsi sebagai pusat kendali kegiatan sel seperti motilitas atau pencernaan,
sedangkan mikronukleus berfungsi mengatur reproduksi (Fatimatuzahro, Tyas, dan
Hidayat 2019).

4. Jelaskan perbedaan tipe perolehan nutrisi pada Paramecium dan Euglena.


Jawab:
Paramecium sepenuhnya heterotrof. Paramecium memperoleh nutrisi dengan
memakan organisme lain atau bahan organik dari luar sel. Euglena merupakan
miksotrof. Euglena dapat memperoleh nutrisi secara autotrof melalui fotosintesis atau
mengambil nutrisi dari luar sel seperti Paramecium.

5. Gambarkan morfologi Euglena dan tunjukkan bagian-bagiannya


Jawab:
Vakuola kontraktil nukleus
Bintik mata kloroplas

pelikel
flagel
a

Gambar 2 Morfologi Euglena


Sumber: biologycorner.com
Hasil pengamatan pada cendawan:
1. Gambarkan morfologi Rhizopus dan tunjukkan bagian-bagiannya.
Jawab:

Sporangium
Kolumela

Sporangiospora

Sporangiofor

Stolon

Rhizoid

Gambar 3 Morfologi Rhizopus


Sumber: brainkart.com

2. Sebutan spora seksual Rhizopus ialah ….. dan sebutan spora aseksualnya ialah ….
Jawab:
Spora seksual Rhizopus disebut zigospora dan spora aseksualnya disebut
sporangiospora.

3. Spora pada soal no 2 tersebut haploid ataukah diploid?


Jawab:
Sporangiospora dari reproduksi aseksual bersifat haploid, sedangkan zigospora
bersifat diploid.

4. Jelaskan cara Rhizopus dan Pilobolus memperoleh nutrisi dari subtrat tempat
hidupnya.
Jawab:
Rhizopus dan Pilobolus memperoleh nutrisi melalui pencernaan eksternal. Cendawan-
cendawan ini melakukan sekresi enzim-enzim pencernaan dari rhizoid mereka.
Enzim-enzim ini mengkatalisis hidrolisis materi organik pada substrat menjadi
molekul-molekul yang lebih sederhana. Setelah pencernaan, cendawan menyerap
molekul-molekul hasil hidrolisis melalui rhizoid.
5. Sebutan spora Pilobolus ialah….
Jawab: Spora Pilobolus disebut sporangiospora.

6. Topi yang ditembakkan oleh Pilobolus adalah…


Jawab: Topi yang ditembakkan oleh Pilobolus adalah sporangium (Money 2016).

7. Pilobolus menembakkan topinya (soal no 6) ke arah manakah? Jelaskan jawaban


Anda.
Jawab:
Pilobolus mengarahkan sporangiofor ke arah cahaya matahari (Money 2016),
sehingga topinya pun ditembakkan ke arah cahaya. Cendawan ini menembakkan
topinya dengan sangat cepat, sehingga penembakan ke arah cahaya meningkatkan
kemungkinan sporangium mengenai rumput-rumputan karena daun rumput-rumputan
merupakan organ fotosintesis yang menggapai cahaya. Mendaratnya sporangium
pada rumput penting untuk daur hidup Pilobolus, karena spora ini harus ditelan
herbivora saat memakan rumput dan dikeluarkan bersama subsrat yang cocok untuk
pertumbuhan Pilobolus, yakni feses hewan.

8. Sebutan cendawan yang tumbuh pada kotoran hewan dikenal dengan istilah….
Jawab: koprofil

9. Sebutkan jenis somatik Rhizopus dan Pilobolus.


Jawab: Jenis somatik Rhizopus dan Pilobolus adalah hifa aseptat.

Simpulan
Organisme tak kasat mata terdiri dari kelompok bakteri, protista, dan cendawan.
Terdapat keberagaman yang tinggi di dalam setiap kelompok ini. Keberagaman
mencakup berbagai aspek, seperti morfologi, fisiologi, cara memperoleh nutrisi, cara
reproduksi, atau cara bergerak. Pengamatan organisme tak kasat mata secara jelas
dapat dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran yang tinggi.
Untuk dapat melihat gambar yang jernih dalam mikroskop, diperlukan pengaturan
perbesaran dan pemfokusan serta penggunaan minyak imersi.

Daftar Pustaka
Fadil S. 2021. The contractile vacuole is part of the polarity circuit of the cell, with
redistribution to the rear and exocytosis contributing to signal relay and cellular
streaming [tesis]. Philadelphia: College and Misher of Graduate Studies University of
the Sciences in Philadelphia.
Fatimatuzahro D, Tyas DA, Hidayat S. 2019. Pemanfaatan ekstrak kulit ubi jalar
ungu (Ipomea batatas L.) sebagai bahan pewarna alternatif untuk pengamatan
mikroskopis Paramecium sp. dalam Pembelajaran Biologi. Al-Hayat: Journal of
Biology and Applied Biology. 2(1):1.doi:10.21580/ah.v2i1.4641.
Koentjoro M, Prasetyo E. 2020. Dinamika Struktur Dinding Sel Bakteri. Lestari T,
editor. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
Money NP. 2016. Spore Production, Discharge, and Dispersal. The Fungi: Third
Edition.:67–97.doi:10.1016/B978-0-12-382034-1.00003-7.
Thairu Y, Usman Y, Nasir I. 2014. Laboratory perspective of gram staining and its
significance in investigations of infectious diseases. Sub-Saharan African Journal of
Medicine. 1(4):168.doi:10.4103/2384-5147.144725.

Anda mungkin juga menyukai