Anda di halaman 1dari 3

A.

Transpor Membran Sel


Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler yang
paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler.
Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transpor zat melalui
membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpor zat yang memerlukan energi (transpor
aktif) dan transpor yang tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi
proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-
zat tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon
dioksida, dan oksigen. Tumbuhan tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida
melalui daun (Sumadi dan Marianti, 2007).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui
rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel tumbuhan dapat dilewati
air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar
sel. Untuk melaksanakan fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air.
Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air, karbon
dioksida, dan oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif
Transportasi antar membran satu fungsi membran sel adalah sebagai lalu lintas
molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membrane sel antara lain
ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol),
karena membran bersifat semipermibale. Molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel. Banyaknya molekul yang masuk kedalam sel melalui
membran sel membentuk suatu aktivitas sel yang dinamakan transpor antar membran..
1. Transpor Aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya, konsentrasi
mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di luar sel
lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis
dari luar sel ke dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi,
keadaan ini menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi,
terutama karena membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP
agar ion-ion dapat masuk ke dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di
dalam sel (Campbell, 2010).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi
dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai
keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat
mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL-
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy
untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di
dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel,
dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion
klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium.
Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau
kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada
membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport
aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs
pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein
integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi
membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan
keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+
menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari
sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion
kalium dilepaskan kedalam sel.
2. Transpor Pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua
sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif
ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana
(simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan
osmosis.Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi
dalam sel yaitu difusi dan osmosis (Alkatiri, 1996).
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga
kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke
derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik
keseimbangan. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air
melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda.
Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik
atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial
yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik atau lebih pekat
dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan
merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding
sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti
semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan
protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis. Difusi terfasilitasi juga masih
dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien
konsentrasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri, S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Surabaya : Airlangga University Press
Campbell, N.A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Sumadi dan Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai