Anda di halaman 1dari 10

Lab.

Analisis Mineral

Semester III 2018/2019

PENENTUAN KADAR TEMBAGA

Pembimbing : Drs. Herman banggalino M.T.

Kelompok 2 : Budiman Amri

Fadel Rahmat Yani

Ari Mufarrija

Titin Hardianti

Vira Safitriani

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


ANALISA KADAR TEMBAGA
I. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menentukan kadar Cu dalam sampel mineral.

II. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

 Gelas kimia 100 ml, 250 ml,

 Neraca analitik

 Spatula

 Kertas timbang

 Pengaduk kaca

 Magnet Stirrer

 Hot plate dan Stirrer

 Corong kaca

 Kertas saring

 Spektrofotometri UV/VIS

 Gelas ukur 100 ml

 Labu takar 1000 ml, 100 ml, 50 ml

 Pipet volume 10 ml

 Pipet ukur 1 ml, 5 ml, 25 ml, 10 ml,


2. BAHAN

 H2SO4 3%

 Sampel

 Aquadest

 NH3

 CuSO4.5H2O

 H2SO4 Pekat

 Larutan Ammonia

III. DASAR TEORI

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Tembaga berada pada unsur golongan 11
pada tabel periodik dan mempunyai sifat fisika yaitu : mempunyai satu
elektron orbital-s pada kulit atom d dengan sifat konduktivitas listrik yang
baik.

Tembaga (Cu) merupakan salah satu jenis logam berat yang dapat kita temui
di alam. Umunya logam Cu berwarna kuning kemerahan (orange). Logam Cu
memiliki titik didih yang tinggi, sekitar 2595oC dan titik leleh 1083oC (MSDS,
2013).

Logam Cu merupakan salah satu logam dari golongan transisi IB, dengan
nomor atom 29. Di dalam larutan, logam Cu dapat membentuk ion Cu2+
dengan jari-jari ion 0,96 A°.Logam ini dalam kadar yang melebihi ambang
batas normal, dapat menyebabkan keracunan

Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan


oksigen dari udara membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menguji kandungan logam
berat di dalam batuan adalah metode Spectrophotometry .
Spektrofotometri merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Pinsip dasar
spektrofotometri UV/VIS adalah sumber radiasi untuk spektroskopi UV-
Vis adalah lampu tungsten.

IV. PROSEDUR KERJA

1. Ditimbang ± 2 gram sampel, kemudian ditambahkan 100 ml H2SO4

3%.

2. Diaduk dengan menggunakan stirrer selama ± 1 jam.

3. Disaring. Pada proses penyaringan menghasilkan filtrat dan residu,

untuk residu kembali dicuci dengan H2SO4 3% yang akan

menghasilkan pula filtrat dan residu, residu tersebut dibuang dan

filtratnya digabugkan kedalam filtrat hasil penyaringan pertama,

sehingga disebut filtrat gabungan.

a. Analisa dengan Menggunakan Spektrofotometri UV/VIS

1. Filtrat gabugan tadi didihkan selama 10 menit.

2. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan

diimpitkan dengan aquadest.


3. Dipipet sebanyak 10 ml ke dalam labu takar 50 ml.

4. Kemudian ditambahkan NH3 sebanyak 5 ml, lalu diimpitkan

hingga tanda batas.

5. Lalu unsur serapannya diukur.

b. Penyediaan standar Cu

1. Ditimbang dengan tepat 0,3927 gram CuSO4.5H2O

2. Dilarutkan dalam gelas kimia 100 ml dengan 50 ml aquadest

dan ditambhakan 1 ml H2SO4 pekat.

3. Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 1000 ml

kemudian diimpitkan sampai tanda batas dengan menggunakan

aquadest. (larutan ini konsentrasi Cu adalah 1000 ppm).

4. Disediakan 5 buah labu takar 50 ml dan dipipet berturut-turut:

10,15,20,25, dan 30 ml larutan Cu 100 ppm kedalam labu

takar.

5. Ditambahkan larutan ammonia sebanyak 5 ml lalu diimpitkan

sampai tanda batas dengan menggunakan aquadest.

6. Ditentukan ⁁ (lamda) maksimum dengan menggunakan larutan

yang mengandung 20 ml Cu diatas.

7. Diukur serapan larutan standar nomor 1-5 pada ⁁ (lamda)

maksimum yang diperoleh.

8. Dibuat kurva standar

9. Diukur juga serapan larutan sampel pada ⁁ (lamda) maksimum

tersebut.
10. Ditentukan kadar Cu dalam sampel mineral, dinyatakan dalam

% b/b. Dengan menggunakan persamaan:

[Cu] × V × fP
Kadar Cu(% b/b)= Berat sampel × 100

Dengan:

[Cu] : Konsentrasi Cu dari kurva standar (ppm=mg/l)

V : Volume larutan sampel (L)

Fp : Faktor pengenceran

V. DATA PENGAMATAN

M Semen = 0,0081 g

Panjang gelombang maks = 600 nm

no Volume (ml) ABS

1 10 0,170

2 15 0,256

3 20 0,347

4 25 0,428

5 30 0,513

6 sampel 0,012
VI. ANALISA DATA

PERHITUNGAN

1. Hitung konsentrasi

V1 . M1 = V2 . M2

10 ml . 1000 ppm = 50 ml . M2

10000
M2 = 𝑝𝑝𝑚
50

M2 = 200 ppm

No Volume (ml) ABS Konsenrasi

1 10 0,170 200 ppm

2 15 0,256 300 ppm

3 20 0,347 400 ppm

4 25 0,428 500 ppm

5 30 0,513 600 ppm

6 Sampel 0,012 27,75 ppm


Kurva Standar
0.6
y = 0.0009x - 0.0004
0.5
R² = 0.9997
Absorbansi (abs)

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 100 200 300 400 500 600 700
Konsentrasi (ppm)

2. Penentuan kadar Cu pada sampel

Dik: Cu = 27,75 ml

V= 0,001 L
50
fp = 10

berat sampel = 8,1 mg

Dit: Kadar Cu(% b/b)?

[Cu] × V × fP
Rumus: Kadar Cu(% b/b)= Berat sampel × 100%

[Cu] × V × fP
Kadar Cu(% b/b)= Berat sampel × 100%

27,75 𝑚𝑔 50
×0,001𝑙×
𝑙 10
Kadar Cu(% b/b) = 100%
8,1 𝑚𝑔

Kadar Cu(% b/b)= = 1.7129 %


PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar Cu dalam

sampel air menggunakan alat spektrofotometer UV-VIS. Prinsip kerja dari

alat spektrofotometer UV-VIS adalah penyerapan cahaya oleh suatu

molekul dengan panjang gelombang tertentu pada daerah sinar tampak dan

ultra violet.

Larutan standar yang di gunakan di buat dari larutan induk. Larutan induk

terbuat dari CuSO4.5H2O yang di timbang dengan tepat seberat 0,3927

gram. Lalu dilarutkan dalam gelas kimia 100 ml dengan 50 ml aquadest

dan ditambhakan 1 ml H2SO4 pekat.

Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 1000 ml kemudian

diimpitkan sampai tanda batas dengan menggunakan aquadest. (larutan ini

konsentrasi Cu adalah 100 ppm).

Setelah larutan induk telah siap, lalu dilakukan pengenceran. Sampel di

pindahkan kedalam 5 labu takar 50 ml dan dipipet berturut-turut:

10,15,20,25, dan 30 ml larutan Cu 100 ppm kedalam labu takar,

tambahkan 5 ml ammonia

Dari data yang di peroleh dapat di ketahui, kadar tembaga pada sampel

yaitu 1,7129%

Adapun kesalahan dari praktikan adalah, sampel tidak dapat terplot ke

dalam kurva standard, karena larutan standard yang memiliki konsentrasi


paling rendah mempunyai nilai absorbansi lebih tinggi di bandingkan

dengan sampel, begitupun dengan larutan standard lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan

persamaan kurva regresi standar y = 0,0009x + 0,0004 dengan R² =

0,9997, serta didapatkan bahwa kadar logam Cu yang terkandung

dalam sampel sebesar 1,7129%

DAFTAR PUSTAKA

http://anisroiyatunisa.blogspot.com/2014/11/penentuan-kadar-

logam-tembaga-cu-ii.html

http://anotherwayangracias.blogspot.com/2016/02/laporan-

praktikum-penentuan-kadar.html

Anda mungkin juga menyukai