Anda di halaman 1dari 5

5.

3 PENGUJIAN PENETRASI ASPAL KERAS

5.3.1 Dasar Teori


Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal.
Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi oleh suhu.
Untuk aspal keras atau lembek penentuan konsistensi dilakukan dengan penetrometer.
Konsistensi dinyatakan dengan angka penetrasi, yaitu masuknya jarum penetrasi
dengan beban tertentu ke dalam benda uji aspal pada suhu 25°C selama 5 detik. Penetrasi
dinyatakan dengan angka dalam satuan 1mm.
Penentuan konsistensi dengan cara ini efektif terhadap aspal dengan angka penetrasi
berkisar 50 – 200.

5.3.2 Tujuan Pengujian


Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui serta
memahami sifat – sifat fisik, mekanik, dan teknologi aspal sebagai bahan perkerasan jalan
dengan benar.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa dapat :
a. Menentukan nilai penetrasi aspal keras ( solid )
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian penetrasi aspal keras dengan
memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam
aspal pada suhu tertentu.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

5.3.3 Alat Yang Digunakan


a. Thermometer
b. Alat Penetrometer
c. Pemegang jarum seberat ( 47,5 ± 0,05 ) gram yang dapat dilepas dengan mudah
dari alat penetrasi untuk peneraan.
d. Pemberat dengan berat ( 50 ± 0,05 ) gram.
e. Jarum penetrasi yang terbuat dari stainless steel.

91
f. Cawan aspal yang terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar
rata.
g. Nampan ( talam ) yang diisi air untuk merendam benda uji.
h. Pengukur waktu ( stop watch ).

5.3.4 Bahan-bahan Pengujian


a. Memanaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga cair
merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-
gelembung udara tidak masuk. Suhu aspal tidak boleh melebihi dari 120°C.
b. Setelah aspal cair merata, menuangkan aspal ke dalam cawan. Tinggi aspal dalam
cawan tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10mm.
c. Memasukkan benda uji tersebut kedalam ruangan dengan ketelitian suhu (25 ±0,1)
°C selama 1 jam.

5.3.5 Langkah Pengujian


a. Merendam cawan yang telah diisi dengan aspal cair tersebut ke dalam talam yang
telah diisi dengan air suling sampai bagian aspal tersebut tercelup semua.
Kemudian diamkan dalam ruangan bersuhu ( 25 ± 0,1 ) °C selama 1 jam.
b. Memeriksa pemegang jarum pada alat penetrometer agar jarum dapat dipasang
dengan baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan lap / kain, kemudian pasanglah
jarum tersebut pada pemegang jarum.
c. Memasang pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar 100 ±
0,1 gram.
d. Memindahkan nampan air yang berisi benda uji tersebut kebawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah arloji ( jarum penunjuk penetrasi ) penetrometer pada
angka 0 ( nol ).
f. Pemegang jarum dilepas dan secara bersamaan jalankan stop watch selama jangka
waktu ( 5 ± 0,1 )detik.
g. Arloji penetrometer diputar dan bacalah angka penetrasi yang berimpit /
ditunjukkan dengan jarum penunjuk.
h. Melepas jarum dari pemegang jarum pada alat penetrometer, bersihkan dan siapkan
alat penetrasi untuk pembacaan berikutnya.
92
i. Melakukan pembacaan penetrasi diatas tidak kurang dari 5 kali pada benda uji
yang sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain dan
dari tepi dinding cawan tidak kurang dari 10mm.
5.3.6 Data Hasil Pengujian
Tabel 29. Waktu pengisian, pendinginan, perendaman, dan penguaian pengujian penetrasi aspal
1 Benda Uji I II III
2 Waktu Pengisian dan 08.41 – 09.41 08.51 – 09.51 08.56 – 09.56
Pendinginan
3 Waktu Perendaman 09.41 – 10.41 09.51 – 10.51 09.56 – 10.56
4 Waktu Penguaian 10.41 – 10.51 10.51 – 10.56 10.56 – 11.01

Tabel 30. Pembacaan penetrasi benda uji


Pembacaan Penetrasi Benda Uji dalam selang waktu 5 detik
No. ( mm )
I II III
1 75 69 75
2 72 67 69
3 68 65 70
4 65 67 71
5 63 64 61
Rata-rata 68,6 66,4 69,2

5.3.7 Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan,kami menyimpulkan


bahwa Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui konsistensi aspal.
Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan aspal yang sangat dipengaruhi oleh
suhu.dan pada percobaan pertama kami mendapatkan hasil penurunan yang relatif stabil
yaitu setiap percobaan mempunyai selisih sebesar 3mm.sedangkan pada percobaan kedua
dan ketiga mendpatkan hasil yang tidak sama dengan percobaaan pertama mungkin ada
bebrapa faktor yang mempengaruhi yaitu suhu dan waktu.

93
5.3.8 Gambar Peralatan

Gambar 85. CAWAN


Sebagai tempat menuangkan aspal dan
tempat untuk mencetak aspal

Gambar 87. PENETROMETER


Sebagai alat pengukur kekerasan Aspal
dengan mengggunakan jarum tusuk setelah aspal
di dinginkan

Gambar 86. TERMOMETER ASPAL


Sebagai alat untuk menentukan suhu aspal ketika
dipanaskan.

Bersumber dari praktek yang


dilakukan di laboratorium teknik sipil
Politeknik Negeri Malang.

94

Anda mungkin juga menyukai