Anda di halaman 1dari 11

IKATAN MAHASISWA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

BAB IV
PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(PENETRATION OF BITUMINOUS MATERIALS)

4.1 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan kemampuan dasar
kepada mahasiswa untuk dapat menentukan nilai penetrasi bahan bitumen sebagai
salah satu parameter karakteristik utama bahan bitumen.
Setelah selesai melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa:
a. Mengerti prosedur pengujian secara esensial
b. Mampu mengukur/menentukan nilai penetrasi bahan bitumen secara mandiri
atau kelompok

4.2 Dasar Teori


Bahan bitumen adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan
dan akan membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material
tersebut terhadap suhu prinsipnya membentuk suatu sprektum/beragam tergantung
komposisi unsur-unsur penyusunnya. Dari sudut pandang rekayasa, ragam dari
komposisi unsur aspal biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan
karakteristik ragam respon aspal tersebut diperkenalkan beberapa parameter, salah
satunya adalah Pen (penetrasi).
Penetrasi atau yang sering disingkat dengan kata Pen, yang didefinisikan sebagai
nilai yang menggambarkan kekerasan aspal pada suhu standar 25°C yang diambil dari
pengukuran kedalaman tembus (dalam 0,1mm) jarum standar dengan berat standar,
pada material bahan bitumen, pada rentang waktu standar (5 detik) dan dalam suhu
standar. Penetrasi sangat sensitif terhadap suhu, pengukuran di atas suhu kamar
menghasilkan nilai yang berbeda variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat disusun
sedemikian rupa hingga dihasilkan nilai grafik antara suhu dan penetrasi.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

British Standard (BSI) membagi nilai penetrasi tersebut menjadi 10 macam,


dengan rentang nilai penetrasi 15 s/d 450, sedangkan AASTHO mendefinisikan nilai
PEN 40 – 50 sebagai nilai PEN untuk material sebagai bahan bitumen terkeras dan
PEN 200-300 untuk material bahan bitumen terlembek/terlunak. Berdasarkan SNI 06 –
2456 – 1991 nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata sekurang-kurangnya dari tiga
pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan
dibawah ini:

Hasil Penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 179 200


Nilai Toleransi 2 4 6 8

Pengujian penetrasi aspal adalah suatu pengujian yang digunakan untuk


menentukan nilai penetrasi pada aspal sehingga dapat diketahui mutunya. Pengujian
penetrasi aspal ini menggunakan alat yang bernama penetration test, alat inilah yang
akan membantu kita untuk menentukan seberapa besar penetrasi aspal yang di uji.
Nilai penetrasi diukur dan dinyatakan dalam nilai yang merupakan kelipatan 0,1
mm. Nilai penetrasi menentukan kekerasan aspal, semakin tinggi nilai penetrasi maka
semakin lunak aspal tersebut begitupun sebaliknya. Aspal yang penetrasinya rendah
digunakan untuk daerah bercuaca panas dan lalu lintas dengan volume tinggi,
sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin dan
lalu lintas rendah. Berikut merupakan pembagian kekerasan dan kekenyalan aspal:
a. Aspal pen 40/50 : Bila jarum penetrasi benda pada range (40 – 59)
b. Aspal pen 60/70 : Bila jarum penetrasi benda pada range (60 – 79)
c. Aspal pen 85/100 : Bila jarum penetrasi benda pada range (85 – 100)
d. Aspal pen 120/150 : Bila jarum penetrasi benda pada range (120 – 150)
e. Aspal pen 200/300 : Bila jarum penetrasi benda pada range (200– 300)
Hubungan penetrasi dengan pelaksanaan dilapangan adalah untuk mengetahui
lokasi konstruksi jalan, jenis konstruksi yang dilaksanakan serta suhu, iklim dan
kepadatan lalu lintas. Di Indonesia pada umumnya menggunakan aspal semen dengan
penetrasi 60/70 dan penetrasi 85/100.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

4.3 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk peneraan.
3. Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gr dan (100 ± 0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44˚C, atau HRC 54 sampai 60.
Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar
yang rata-rata berukuran sebagai berikut:

Penetrasi Diameter Dalam


Dibawah 200 55 mm 35 mm
200 sampai 300 70 mm 45 mm
6. Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10
liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1˚C.
Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang
dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi.
8. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
9. Pengukur waktu
10. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan skala
pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per
detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis, kesalahan alat tersebut
tidak boleh melebihi 0,1 detik.
11. Termometer

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

4.4 Prosedur Pelaksanaan


Adapun prosedur pelaksanaan dalam praktikum ini adalah:
4.4.1 Penyiapan Sampel
Adapun prosedur penyiapan sampel dalam praktikum ini adalah:
1. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60˚C di atas titik
lembek dan untuk bitumen tidak lebih dari 90˚C di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara
tidak masuk ke dalam contoh.
2. Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan diamkan
hingga
dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi
ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji (duplo).
3. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1
sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk yang besar.

4.4.2 Pengujian Penetrasi


Adapun prosedur pengujian penetrasi adalah sebagai berikut:
1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan.
Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan
1,5 sampai 2 jam utnuk benda uji besar.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan
jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100
± 0,1) gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan


benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka
waktu (5 ± 0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
perkerjaan berikutnya.
9. Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang sama,
dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1
cm.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

4.1 Data Percobaan

No Kegiatan Uraian
1 Pembukaan Contoh dipanaskan Pembacaan suhu oven 70°C
Contoh Mulai Jam = 08.00
Selesai Jam = 08.20
2 Mendinginkan Didiamkan di suhu
Contoh ruangan 31°C
Mulai Jam = 08.25
Selesai Jam = 09.25
3 Mencapai Suhu Direndam pada suhu Pembacaan suhu waterbath
Pemeriksaan 25°C 25°C
Mulai Jam = 09.25
Selesai jam = 10.25
4 Pemeriksaan Penetrasi pada suhu
25°C
Mulai jam = 10.25
Selesai Jam = 10.30

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Tabel Kloter 3

No Penetrasi pada 25C, 100gr, 5 detik I II


1 Pengamat 1 66 108
2 Pengamat 2 68 98
3 Pengamat 3 60 74
4 Pengamat 4 65 80
5 Pengamat 5 73 67
Rata – rata Sampel I dan II 66,4 85,4
Rata – rata 75,9

Penjabaran Perhitungan:

Pengamat = Waktu pengamat awal + No. Kelompok + 2

Penetrasi I Penetrasi II
Pengamat 1 = 58 + 6 + 2 = 66 Pengamat 1 = 100 + 6 + 2 = 108
Pengamat 2 = 60 + 6 + 2 = 68 Pengamat 2 = 90 + 6 + 2 = 98
Pengamat 3 = 52 + 6 + 2 = 60 Pengamat 3 = 66 + 6 + 2 = 74
Pengamat 4 = 57 + 6 + 2 = 65 Pengamat 4 = 72+ 6 + 2 = 80
Pengamat 5 = 65 + 6 + 2 = 73 Pengamat 5 = 59 + 6 + 2 = 67

Perhitungan :

6 6+6 8+ 60+6 5+7 3


Rata – rata Sampel 1 = =¿ 66,4
5

10 8+9 8+7 4+80+6 7


Rata – rata Sampel 2 = = 85,4
5

Sampel 1+ Sampel 2
Rata – rata Kedua Sampel =
2

6 6 , 4+ 8 5 , 4
=
2

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

= 75,9

4.2 Sumber Kesalahan


Adapun sumber kesalahan pada praktikum ini adalah:
1. Suhu pengujian tidak akurat 25°C sehingga pengerasan benda uji tidak
maksimal.
2. Kurangnya ketepatan dalam menekan tombol stop saat penetrasi berlangsung.
3. Kondisi alat yang sudah tidak teralu baik lagi.
4. Penempatan jarum yang kurang tepat.
5. Tidak menggunakan kertas pori saat melakukan pengujian.
6. Praktikan tidak dapat melaksanakan praktikum secara langsung dikarenakan
pandemi COVID-19.

4.7 Kesimpulan
Berdasarkan data pada (AASHTO T 49-89:1990)

Hasil Penetrasi 0-49 50-149 150-199 200


Toleransi 2 4 6 8

Aspal yang diuji coba Aspal 60/70. Jadi nilai toleransi yang digunakan 4.
Sehingga range nilai penetrasi 56-74.

1. Dari data hasil pengamatan 1 sampel 1 dengan nilai penetrasi 66, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
2. Dari data hasil pengamatan 2 sampel 1 dengan nilai penetrasi 68, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
3. Dari data hasil pengamatan 3 sampel 1 dengan nilai penetrasi 60, aspal
tidak sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

4. Dari data hasil pengamatan 4 sampel 1 dengan nilai penetrasi 65, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
5. Dari data hasil pengamatan 5 sampel 1 dengan nilai penetrasi 73, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
6. Dari data hasil pengamatan 1 sampel 2 dengan nilai penetrasi 108, aspal
tidak sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
7. Dari data hasil pengamatan 2 sampel 2 dengan nilai penetrasi 98, aspal
tidak sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
8. Dari data hasil pengamatan 3 sampel 2 dengan nilai penetrasi 74, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
9. Dari data hasil pengamatan 4 sampel 2 dengan nilai penetrasi 80, aspal
tidak sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
10. Dari data hasil pengamatan 5 sampel 2 dengan nilai penetrasi 67, aspal
sesuai dengan spesifikasi aspal 60/70.
11. Untuk sampel 1, rata-rata nilai pengamatan penetrasinya adalah 66,4
12. Untuk sampel 2, rata-rata nilai pengamatan penetrasinya adalah 85,4

13. Rata-rata nilai pengamatan penetrasi untuk kedua sampel adalah 75,9

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

4.8 Lampiran Gambar

Gambar 1. Aspal dan Kompor Gambar 2. Stopwatch

Civil Engineering of Sriwijaya University


IKATAN MAHASISWA SIPIL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 6
KAMPUS PALEMBANG

Gambar 3. Alat Penetrasi Gambar 4. Cawan

Gambar 5. Termometer Gambar 6. Jarum Penetrasi

Gambar 7. Kertas Pori Gambar 8. Water Bath

Civil Engineering of Sriwijaya University

Anda mungkin juga menyukai