Anda di halaman 1dari 4

Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN


(Penetration of Bituminous Materials)

1. Tujuan Umum

Praktikum ini memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk
dapat menentukan nilai penetrasi aspal sebagai salah satu parameter karakteristik utama
aspal.

Setelah selesai melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :


• mengerti prosedur pengujian secara esensial
• mampu mengukur/ menentukan nilai peneterasi bahan aspal secara mandiri atau
kelompok

2. Terminologi

• PEN : Singkatan dari Nilai Penetrasi, yang didefinisikan sebagai


kedalaman tembus (dalam ratusan cm) jarum standar dengan
berat standar, pada material aspal, pada rentang waktu standar
dan dalam suhu standar
• Stainless Steel : Bahan baja anti karat, yang dipilih sebagai bahan dasar jarum
penetrasi. Bahan ini dipilih untuk menghindari atau paling tidak
meminimasi terjadinya korosi pada jarum penetrasi, yang
senantiasa terendam air. Hal tersebut karena, korosi pada jarum
penetrasi sesungguhnya akan merancukan hasil pengujian
penetrasi, karena adanya gesekan tambahan antara jarum dan
material aspal
• Duplo : Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang di uji adalah dua
(ganda) dan dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang
sama
• Waterbath : Bak air/ bejana yang memiliki perangkat pengatur suhu yang
dapat mempertahankan suhu dengan ketelitian yang relatif tinggi
dan dipergunakan sebagai tempat menyimpan sampel yang akan
diuji.
• Suhu Ruang : Temperatur ruangan rata-rata, 25C

3. Teori Dasar

Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian
perilaku/ respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu
spektrum/ beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.

Dari sudut pandang rekayasa (engineering), ragam dari komposisi unsur penyusun aspal
biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan karakteristik ragam respon
material aspal tersebut diperkenalkan beberapa paramater, yang salah satunya adalah nilai

AS-01 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen hal. 1 dari 4


Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

PEN (Penetrasi). Nilai ini menggambarkan kekerasan aspal pada suhu standar 25 0 C, yang
diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar, dengan beban standar (50 gr/
100 gr), dalam rentang waktu yang juga standar (5 detik).

British Standard (BSI) membagi nilai penetrasi tersebut menjadi 10 macam, dengan
rentang nilai PEN 15 s/d 450, sedangkan AASHTO mendefinisikan nilai PEN 40-50
sebagai nilai PEN untuk material aspal terkeras dan PEN 200-300 untuk material aspal
terlembek/ terlembut.

4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 49-89: 1990)

4.1 Peralatan

1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47,5  0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk peneraan.
3. Pemberat sebesar (50  0,05) gr dan (100  0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44 o C, atau HRC 54 sampai 60.
Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.

Gambar 1
Alat Penetrasi

AS-01 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen hal. 2 dari 4


Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar
yang rata-rata berukuran sebagai berikut :

Penetrasi Diameter Dalam


dibawah 200 55 mm 35 mm
200 sampai 300 70 mm 45 mm

6. Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10
liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1oC.
Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang
dari 100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi.
8. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
9. Pengukur waktu
10. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan skala
pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per
detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis, kesalahan alat tersebut
tidak boleh melebihi 0,1 detik.
11. Termometer

4.2 Penyiapan Sampel

• Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 o C di atas titik
lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90 o C di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara
tidak masuk ke dalam contoh.
• Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan diamkan hingga
dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi
ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji (duplo).
• Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1
sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk yang besar.

4.3 Pengujian Penetrasi

• Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut
ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan
dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai
2 jam utnuk benda uji besar.
• Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan
jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum.
• Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100
 0,1) gram.

AS-01 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen hal. 3 dari 4


Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

• Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.


• Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berimpit dengannya.
• Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu
(5  0,1) detik.
• Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
• Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk perkerjaan
berikutnya.
• Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang sama,
dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1
cm.

4.4 Perhitungan dan Pelaporan

Nilai penetrasi dinyatakan sebagai rata-rata dari sekurang-kurangnya dari 3


pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan tidak melampaui
ketentuan di bawah ini :

Hasil Penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 199 200


Toleransi 2 4 6 8

Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi toleransi,


pemeriksaan harus diulangi.

5. Daftar Pustaka

• American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO);


AASHTO T 49-89: 1990
• Stephen Brown, Prof. (1990) ; SHELL BITUMEN HANDBOOK, Shell Bitumen
UK
• Hunter Robert N. (1994) ; BITUMINOUS MIXTURE IN ROAD CONSTRUCTION
: Thomas Telford
• Thangesen Bent (1996) ; HIGHWAY AND TRAFFIC ENGINEERING IN
DEVELOPING COUNTRIES :E & FN SPON

AS-01 Pemeriksaan Penetrasi Bahan-bahan Bitumen hal. 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai