Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

Dosen : Kusumadi, Drs., M.T

Diajukan Oleh :

ADITYA WIRADANA (2005131028)


KELOMPOK 2
TPJJ 4-B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


2022
JOB 9
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN
BITUMEN
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(Penetration of Bituminous Materials)

A. Tujuan
Praktikum ini memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada
mahasiswa untuk dapat menentukan nilai penetrasi aspal sebagai salah satu parameter
karakteristik utama aspal.
Setelah selesai melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
• mengerti prosedur pengujian secara esensial
• mampu mengukur/ menentukan nilai peneterasi bahan aspal secara mandiri
atau kelompok

B. Referensi

1. Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO);


AASHTO T 49-89: 1990
2. Stephen Brown, Prof. (1990) ; SHELL BITUMEN HANDBOOK, Shell
Bitumen UK
3. Hunter Robert N. (1994) ; BITUMINOUS MIXTURE IN ROAD
CONSTRUCTION : Thomas Telford
4. Thangesen Bent (1996) ; HIGHWAY AND TRAFFIC ENGINEERING IN
DEVELOPING COUNTRIES :E & FN SPON

C. Teori Singkat
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai
dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun
demikian perilaku/ respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya
membentuk suatu spektrum/ beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur
penyusunnya.

Dari sudut pandang rekayasa (engineering), ragam dari komposisi unsur


penyusun aspal biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan
karakteristik ragam respon material aspal tersebut diperkenalkan beberapa paramater,
yang salah satunya adalah nilai PEN (Penetrasi). Nilai ini menggambarkan kekerasan
aspal pada suhu standar 250C, yang diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi
jarum standar, dengan beban standar (50 gr/ 100 gr), dalam rentang waktu yang juga
standar (5 detik).

British Standard (BSI) membagi nilai penetrasi tersebut menjadi 10 macam,


dengan rentang nilai PEN 15 s/d 450, sedangkan AASHTO mendefinisikan nilai PEN
40-50 sebagai nilai PEN untuk material aspal terkeras dan PEN 200-300 untuk
material aspal terlembek/ terlembut.
D. Peralatan
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
2. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi untuk peneraan.
3. Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gr dan (100 ± 0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44ºC, atau HRC 54 sampai 60.
Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder
6. Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter
dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1ºC. Bejana
dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm di atas dasar
bejana dan tidak kurang dari 100 mm di atas dasar bejana dan tidak kurang dari
100 mm di bawah permukaan air dalam bejana.
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi.
8. Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
9. Pengukur waktu
10. Termometer
11. Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan skala
pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per
detik. Untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis, kesalahan alat tersebut
tidak boleh melebihi 0,1 detik.

E. Bahan
1. Aspal cair
2. Air bersih

F. Prosedur
1. Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduklah hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60ºC di atas titik
lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90ºC di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara
tidak masuk ke dalam contoh.
(Gambar 1: sampel dipanaskan hingga cair)

2. Setelah contoh cair merata, tuangkan kedalam tempat contoh dan diamkan hingga
dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi
ditambah 10 mm.

(Gambar 2: sampel dituangkan kedalam cawan)

3. Diamkan pada suhu ruang selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5
sampai 2 jam untuk yang besar.
4. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air tersebut
ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang ditentukan. Diamkan
dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai
2 jam utnuk benda uji besar.

(Gambar 3: sampel dimasukkan kedalam wadah berisi air)


5. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan bersihkan
jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian keringkan jarum
tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada pemegang jarum
6. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar (100
 0,1) gram.
7. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
8. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh permukaan
benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum
penunjuk berimpit dengannya.

(Gambar 4: turunkan jarum sampai kepermukaan sampel)

9. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu
(5 ± 0,1) detik.

(Gambar 5: lepaskan pemegang jarum dan jalankan stopwatch)


10. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
11. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk perkerjaan
berikutnya.
12. Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji yang sama,
dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1
cm.

Anda mungkin juga menyukai