KELOMPOK 1
2023
J-01 PENETRASI BAHAN – BAHAN BITUMEN
(PA-0301-76)
(AASHTO T-49-80)
(ASTM D-5-97)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang berasal langsung dari alam tanpa
melewati serangkaian proses pengolahan yang rumit. Aspal alam yang
berbentuk batuan bisa diperoleh di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal
alam yang bersifat plastis bisa ditemukan di Danau Pitch, Republik
Trinidad. Berbeda dengan segitiga Bermuda yang mengandung aspal murni,
kandungan aspal yang terdapat di Pulau Buton dan Danau Pitch tidak murni
dan tercampur dengan mineral yang lain.
2. Aspal Buatan
Aspal buatan adalah aspal yang terbuat dari minyak bumi yang
diproses dengan Metode tertentu Yang relatif rumit. proses pembuatan aspal
biasa dilaksanakan di l industri khusus pembuatan aspal. Biasanya ada jenis
aspal buatan yang sering digunakan di lndonesia antara lain:
- Aspal keras adalah aspal yang mempunyai tingkat Kekerasan yang
tinggi. Penetrasi dari aspal Keras berkisar antara 60-80. Aspal keras
ini biasanya digunakan untuk Campuran hotmix perkerasan jalan
aspal.
- Aspal cair adalah aspal yang berbentuk cair. Aspal cair ini juga
berfungsi sebagai bahan perkerasan jalan meliputi lapis resap
pengikat (primecoat) dengan aspal tipe MC-30, MC-70 atau MC-
250. Selain itu juga digunakan untuk lapis pengikat ( tack coat)
dengan tipe RC-70 atau RC-250.
- Aspal emulsi adalah aspal yang berbentuk keras yang di dispersikan
ke dalam air atau aspal cair yang dikeraskan memakai bahan
pengemulsi. Kelebihan aspal emulsi dari aspal yang lain adalah
mudah digunakan, memiliki daya ikat yang baik dan tahan terhadap
cuaca.
Adapun fungsi atau kegunaan bitumen adalah :
ANALISIS PERCOBAAN
ANALISA PERHITUNGAN
Percobaan 1 2 3 4 5
Benda Uji I 64 61 63 60 63
Percobaan 1 2 3 4 5
Benda Uji II 65 63 64 61 62
Nilai rata-rata
Percobaan 1 2 3 4 5
(mm)
Benda Uji
64 61 63 60 63 62.2
I
Nilai rata-rata
Percobaan 1 2 3 4 5
(mm)
Benda Uji
65 65 64 61 62 63
II
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengolahan data untuk pengujian penetrasi bahan-
bahan bitumen didapatkan nilai penetrasi rata-rata dari kedua benda uji adalah
65,1 mm. Berdasarkan Pemeriksaan Badan Jalan No.01 MN’BM’1976. Ditjen
Bina Marga, 1983 , hasil pengujian tergolong ke dalam Pen 60/70 yang berarti
benda uji memiliki tingkat kekerasan sedang. Bitumen dapat digunakan untuk
daerah yang tidak terlalu panas maupun dingin dengan volume lalu lintas
sedang.
4.2 Lampiran
Gambar 1
Alat Penetrasi
Gambar 2
Cawan
Gambar 3
Bak Perendam
Gambar 4
Jarum Penetrasi
Gambar 5
Pemegang Jarum
Gambar 6
Pemberat
Gambar 7
Stopwatch
Gambar 8
Thermometer
Menyetujui,
(Muhammad Rifan)