Anda di halaman 1dari 16

NARKOBA DALAM PANDANGAN

SYARI’AT ISLAM

Kelompok 15
GALING TRICAHYO ASA IKHLAS (1212100019)
FADLI NUR HAKIM (1212100022)
MUHAMMAD ALDI ZAELANI (1212100026)
MUHAMMAD FURQAN AGAM (1212100028)

Kelas : Teknik Sipil Reguler A


Materi Narkoba Dalam Pandangan Syari’at
Islam
 Pengertian Narkoba
 Narkoba dalam Pandangan Islam
 Dasar Hukum Narkoba dalam Syari’at Islam
 Ancaman Penyalahgunaan Narkoba
 Upaya dan Solusi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
A. Pengertian Narkoba
• Pengertian Narkoba adalah sejenis zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh. Pengertian
narkoba bisa diartikan sebagai zat buatan yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan,
pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang yang mengonsumsinya. Melansir dari laman bnn,
narkoba atau narkotika juga dapat diartikan sebagai zat atau obat bersifat alamiah, sintetis,
maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang.
A. Pengertian Narkoba
• Narkotika berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang artinya obat bius. Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-undang No.35 tahun 2009). Cara
kerja narkotika mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita tidak merasakan
apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Daftar lengkap Golongan
Narkotika dapat Anda temukan di Permenkes no. 41 tahun 2017. Secara garis besar yang
temasuk jenis Narkotika adalah:
• 1. Tanaman Papaver, opium mentah, opium masak (Candu, Jicing, jicingko), opium obat,
morfin, kokain ekgonina, tanaman ganja dan damar ganja.
• 2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina
• 3. Campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan t tersebut diatas
A. Pengertian Narkoba
Zat Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang
dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf
pusat.
Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
Contohnya:
1. Alkohol yang mengandung ethyl etanol
2. Inhalen/ Sniffing (bahan pelarut) merupakan zat organik (karbon) yang mengeluarkan efek
yang sama dengan minuman beralkohol
3. Obat anaestetik jika aromanya dihisap, misalnya lem/ perekat, aceton, ether dsb.
4. Nikotin
5. Cafein
6. Zat desainer yaitu zat/ obat-obat rancangan sendiri yang efeknya serupa dengan narkotika
atau psikotropika
B. Narkoba dalam Pandangan Islam
Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman yang memabukkan yang juga
diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa jenis za’faron
dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki ketentuan
dalam syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat mabuk
(seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’ Sulaiman bin Muhammad bin
‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi- berkata, “Orang yang mengkonsumsi obat bius dan
ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena dampak
mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi sedikit. Pecandu
narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya dalam syari’at).”
B. Narkoba dalam Pandangan Islam
 Dalil Pengharaman Narkoba
 Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan
darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang
memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang
dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’
Al Fatawa, 34: 204).
 Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:
Allah Ta’ala berfirman,
َ ِ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬
 ‫ث‬ ِ ‫َويُ ِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬
 “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara
makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.
C. Dasar Hukum Narkoba dalam Syari’at Islam
 Seputar Hukum bagi Pecandu Narkoba
 Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih dalam tiga masalah: (1) bolehkah mengkonsumsi
narkoba dalam keadaan sedikit, (2) apakah narkoba itu najis, dan (3) apa hukuman bagi orang yang mengkonsumsi
narkoba.
 Menurut –jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit
karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba.
Bagi yang mengkonsumsi narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan hukumannya),
bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina). Kita dapat melihat hal tersebut dalam
penjelasan para ulama madzhab berikut:
 Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius) dan semacamnya dari benda padat diharamkan jika
dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit
seperti untuk pengobatan”.
 Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja), maka hendaklah yang mengkonsumsinya
dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena narkoba jelas menutupi akal”. ‘Alisy –salah seorang ulama
Malikiyah- berkata, “Had itu hanya berlaku pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun
untuk benda padat (seperti narkoba) yang merusak akal –namun jika masih sedikit tidak sampai merusak akal-, maka
orang yang mengkonsumsinya pantas diberi hukuman. Namun narkoba itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman
yang memabukkan”.
C. Dasar Hukum Narkoba dalam Syari’at Islam
 Menurut –jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh
dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan
oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsi
narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan hukumannya),
bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina). Kita dapat
melihat hal tersebut dalam penjelasan para ulama madzhab berikut:
C. Dasar Hukum Narkoba dalam Syari’at Islam
 Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius) dan semacamnya dari
benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika
dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”.
 Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja), maka hendaklah yang
mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena narkoba jelas
menutupi akal”. ‘Alisy –salah seorang ulama Malikiyah- berkata, “Had itu hanya berlaku
pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun untuk benda padat
(seperti narkoba) yang merusak akal –namun jika masih sedikit tidak sampai merusak akal-,
maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi hukuman. Namun narkoba itu sendiri suci,
beda halnya dengan minuman yang memabukkan”.
C. Dasar Hukum Narkoba dalam Syari’at Islam
 Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman yang memabukkan yang
juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa jenis
za’faron dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki
ketentuan dalam syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat
mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’ Sulaiman bin Muhammad
bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromi- berkata, “Orang yang mengkonsumsi obat
bius dan ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena
dampak mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi sedikit.
Pecandu narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya dalam
syari’at).”
D. Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

 Fatwa Majetis Ulama lndonesia (MUI) tentang penyalahgunaan Narkotika tanggal 10


Shafar 1396 H/ 10 Februari 1976 M, meyatakan haram hukumnya penyalahgunaan
Narkotika, karena membawa kemudaratan yang mengakibatkan mental dan fisik
seseorang, serta terancamnya keselamatan masyarakat dan Ketahanan Nasional.

 komisi Fatwa Majelis ulama lndonesia (MUl) dalam sidangnya yang berlangsung di
Mesjid lstiqlal Jakarta pada hari Senin, tanggal 18 Rabiul Tsani 1417 H' bertepatah dengan
tanggal 2 September 1996 M' berdasarkan dalil-dalil Al Qur'an dan Al Hadits sebagai mana
telah dikutip diatas, memutuskan : "menyalahgunakan Narkotika adalah haram
hukumnya." Peredaran gelap Narkotika adalah juga dilarang dalam agama lslam karena
akan mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan terhadap Narkotika
D. Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

 Mengkonsumsi Narkoba dalam Keadaan Darurat


 Kadang beberapa jenis obat-obatan yang termasuk dalam napza atau narkoba dibutuhkan bagi orang
sakit untuk mengobati luka atau untuk meredam rasa sakit. Ini adalah keadaan darurat. Dan dalam
keadaan tersebut masih dibolehkan mengingat kaedah yang sering dikemukakan oleh para ulama,
 ‫الضرورة تبيح المحظورات‬
 “Keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang”
 Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi sebagian narkoba
untuk meredam rasa sakit ketika mengamputasi tangan, maka ada dua pendapat di kalangan
Syafi’iyah. Yang tepat adalah dibolehkan.”
 Al Khotib Asy Syarbini dari kalangan Syafi’iyah berkata, “Boleh menggunakan sejenis napza dalam
pengobatan ketika tidak didapati obat lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukkan karena
kondisi ini adalah kondisi darurat”.
E. Upaya dan Solusi Penanggulangan
Penyalahgunaan narkoba
 Menumbuhkan Ketakwaan
Perbuatan manusia sangat ditentukan oleh prinsip-prinsip kehidupan yang diyakininya. Keyakinan tentang
keberadaan Allah SWT, bahwa Allah SWT satu-satunya dzat yang menciptakan dunia dan isinya termasuk
dirinya, bahwa Allah senantiasa menyaksikan setiap perbuatan yang dikerjakan manusia, bahwa Allah SWT
telah menurunkan aturan-aturan kehidupan berupa dienul Islam, disertai pula keyakinan bahwa pada hari
kiamat manusia seluruh amal perbuatannya dihisab.
 Pengawasan Masyarakat
masyarakat yang saling masa bodoh adalah masyarakat yang mudah terjangkit wabah narkoba.
 Pengawasan Masyarakat
Negara harus melakukan tindakan untuk memberantas peredaran narkoba. Dalam kasus narkoba ini negara
harus membongkar semua jaringan dan sindikat pengedar narkotika termasuk kemungkinan konspirasi
internasional merusak para pemuda dan mengancam pengguna, pengedar dan bandar dengan hukuman yang
sangat berat.
Daftar Pustaka

 https://
www.merdeka.com/trending/narkoba-adalah-zat-adiktif-yang-berbahaya-bagi-tubuh-ketah
ui-macam-amp-efek-sampingnya-kln.html
 An Nawazil fil Asyribah, Zainal ‘Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy
Syinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.
 https://puspensos.kemensos.go.id/apa-itu-narkoba
 https://muslim.or.id/9077-narkoba-dalam-pandangan-
islam.html#Mengkonsumsi_Narkoba_dalam_Keadaan_DaruratSeputar

Anda mungkin juga menyukai