Anda di halaman 1dari 10

1

KAULINAN BARUDAK BKLEN TUGAS


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seni Suara/ Karawitan Dosen Pembina Samson CMS Oleh Zulfikar Nuraly Nugraha 180210110007

PROGRAM STUDI SASTRA SUNDA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012

PENGANTAR PENULIS
Kata bermain sering ditujukan kepada anak-anak. Memang, usia anak-anak adalah usia untuk melakukan berbagai hal yang diramu dalam permainan. Anak-anak senang sekali bermain permainan, apakah itu dengan orang tuanya, kakaknya, maupun teman sebayanya. Dengan bermain, anak-anak bukan hanya terhibur melainkan juga akan mendapat pengalaman/pelajaran yang berharga dari bermain sebuah permainan. Docket (1996) mengatakan : Bermain merupakan kegiatan spontan, tanpa beban, dan tanpa aturan yang mengikat. Ketika bermain anak bereksplorasi, menemukan sendiri hal yang sangat membanggakannya. Hal ini menjadi sarana yang sangat baik bagi anak untuk mengembangkan diri baik perkembangan emosi, sosial, fisik, maupun intelektualnya. Kartini Kartono (1990:122) mengatakan bahwa dengan bermain anak akan mendapatkan berbagai pengalaman yang menyenangkan sambil menggiatkan usaha belajar dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Semua pengalaman lewat bermain-main akan memberi dasar yang kokoh dan kuat bagi pencapaian macam-macam keterampilan yang sangat berguna bagi pemecahan persoalan hidup dikemudian hari. Bisa diambil kesimpulan bahwa bermain sangat penting untuk perkembangan anak karena anak akan mendapat berbagai pengalaman yang mendidik dan bisa bermanfaat dikemudian hari. Jika anak pada usia yang seharusnya bermain-main dilarang untuk bermain, tentunya ini akan menghambat perkembangan anak. Seperti yang Kak Seto katakan yang dikutip dari kapanlagi.com, "Pemenuhan hak bermain itu bagus, karena anak-anak akan lebih bahagia, lebih kreatif, dan saat dewasa kelak tidak akan mempermainkan rakyat," menurutnya, anak-anak yang belajar terus-menerus dan waktu bermainnya hilang justru anak akan mudah stress. Banyak sekali ragam dan cara yang dilakukan oleh anak-anak ketika bermain. Ada yang tujuannya seperti kompetensi dan ada yang tujuannya memang untuk bermain saja atau hanya mencari kesenangan/hiburan saja. Di Tatar Sunda (Banjar Patroman) banyak sekali ragam permainan yang masuk dua kategori tersebut, contohnya luncat tinggi, gobag, barn, bkles(bklen), pcl, dan congklak yang merupakan permainan berkompetisi, sedangkan permainan seperti ucing sumput, dan ucing udag lebih mengarah kepada bermain untuk hiburan atau tidak menonjol dalam segi kompetisinya.
1

Selain dua tipe permainan diatas, ada juga permainan yang aktif dan pasif. Dimana permainan ini dilihat dari segi keaktifan anak dalam bermain. Dalam cara memainkan permainan, ada yang menggunakan nyanyian saja, ada yang memerlukan alat, ada yang mengandalkan kemampuan fisik dan kecerdasan anak, ada juga yang hanya dengan lisan saja seperti tatarucingan. Dalam tulisan ini, penulis akan sedikit menerangkan tentang salah satu permainan di Tatar Sunda (Banjar Patroman) yaitu, bkles (bklen).

KAULINAN BKLEN
Banyak permainan anak di tanah Pasundan. Ada permainan hanya untuk anak lelaki saja, ada pula yang hanya untuk anak wanita atau juga permainan campuran anak lelaki dan anak wanita. Kreativitas anak-anak jaman dulu sangat tinggi. Mereka menciptakan sendiri permainan alias kaulinan barudak. Semua kaulinan barudak sangat mengasyikkan. Bahkan, jika tidak ditegor orang tuanya, anak-anak lupa waktu. Tetapi di saat bulan shaum, permainan itu dianggap sebagai permainan ngabuburit. Begitu adzan Magrib, mereka pun bubar. Salah satu permainan yang populer dikalangan anak perempuan adalah bklen. Bklen adalah salah satu permainan tradisional dari Tatar Sunda. Namun orang Banjar Patroman (kota ini merupakan sisimpangan Jabar-Jateng) menyebutnya dengan nama bkles, selain itu permainan ini dikenal juga di daerah Jawa Tengah dan disebut bekelan. Permainan ini tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di Yunani, dan Romawi.

Asal-usul Nama bklen diperkirakan berasal dari bahasa Belanda bikkelen artinya semangat juang, selain itu ada juga bikkels artinya buku jari-jari, mungkin dari kata bikkels-lah yang menyebabkan orang Banjar Patroman menyebutnya bkles. Dan memang dari dua nama tersebut ada keterkaitannya, karena jelas bermain bklen harus berjuang dan mempunyai keterampilan tangan (jari-jemari) yang bagus, karena permainan ini menekankan penggunaan jari-jari tangan. Mengenai asal mula permainan, permainan ini belum diketahui secara pasti. Tetapi jika dilihat dari namanya permainan ini bisa dipastikan berasal dari kebudayaan Eropa. Dan di Barat pun terdapat permainan yang hampir mirip dengan bklen yaitu permainan jack.

Alat-Alat Yang Dipakai Alat yang di butuhkan untuk permainan ini cukup sederhana, yaitu bola karet sebesar bola pingpong dan biji bekel. Pada zaman dulu, bola karet yang digunakan berdiameter 3,5 sentimeter dengan warna yang sama, yaitu cokelat buram. Selain itu, bola juga dibuat transparan
3

sehingga terlihat motif berwarna merah di tengahnya. Sekarang, bola karet ini ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil daripada aslinya, dengan warna yang lebih cerahoranye, hijau terang, dan merah jambubahkan ada yang digambari tokoh kartun. Sedangkan biji bekelnya tetap tidak berubah. Di Tatar Sunda umumnya menggunakan biji kewuk (sejenis biji yang terbuat dari kerang laut, biasa dipakai dalam permainan congklak atau dijadikan hiasan) yang ukurannya tidak terlalu besar dan terlalu kecil di tangan. Sedangkan di Jawa Tengah, biji bekel adalah biji unik yang terbuat dari kuningan (konon dulu terbuat dari engsel tulang tumit kaki belakang domba). Bentuknya khas, dengan kedua sisi diberi tanda bulatan kecil agak cekung, ada yang dengan permukaan kasar ditandai lima lubang kecil, ada yang permukaannya halus dengan tanda silang atau polos, dan ada yang permukaannya diberi tanda merah.

Biji Kewuk dan biji bekelan dari logam kuningan Sumber : Google

Gambar bola bklen dari google

Sinapsis Permainan 1. Cara memainkannya, bola dilemparkan keatas setelah memantul ke permukaan, tangkap dengan tangan. Bersamaan dengan itu kewuknya tebarkan ke tanah. Ingat, kewuk mempunyai dua sisi terbuka dan tertutup. Kemudian apabila pada babak min nangkar (bagian terbuka) maka posisi kuwuk harus diubah menjadi nangkarak (terbuka). Sedangkan pada babak min nangkub (kewuk tertutup) posisi kewuk harus diubah menjadi nangkub (tertutup).

2. Babak nangkar dan nangkub aturannya sama. Aturannya yaitu : 1. Misalnya jumlah kewuk yang ditebarkan ada enam. Maka, pertama lempar bola ke atas satu kali, kemudian ambil kewuk satu dan rubah posisinya menjadi nangkar (ingat harus memantul ke permukaan dulu baru ambil lagi bolanya). Lakukan hal itu sampai kewuk yang terakhir, setelah itu ambil kewuk yang nangkar tersebut sampai habis.

2. Untuk yang kedua, lempar bola satu kali, kemudian rubah setiap dua kewuk menjadi nangkar. Maka akan terjadi tiga kali pengambilan kewuk. 3. Untuk yang ketiga, lempar bola satu kali, ambil setiap 3 kewuk dan rubah posisinya. Maka akan terjadi dua kali pengambilan. 4. Untuk yang keempat, akan menjadi satu kali pengambilan. Sisa dua kuwuknya ambil setelah bola di lempar lagi kedua kali. 5. Untuk yang kelima dan keenam sama seperti yang keempat, satu kali pengambilan. Dan sisanya setelah pelemparan bola. Untuk yang babak nangkub sama seperti babak nangkar, hanya posisi kewuknya yang membedakan. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan ketika bermain : 1. Jika salah dalam mngubah posisi kewuk, misalnya pada babak nangkar posisi kewuk malah menjadi tertutup, maka itu lasut (gagal). 2. Pemain akan dianggap lasut apabila kewuk yang diambil terpelanting atau terjatuh mengenai kewuk lain yang bukan anggotanya. 3. Jika pemain yang satu lasut, maka pemain lain mendapat giliran main. Untuk bisa bermain lagi harus menunggu semua pemain lawan lasut. 4. Pemenang adalah orang yang terlebih dahulu menyelesaikan semua babak.

Beberapa gambar anak yang sedang bermain bklen

Manfaat Man Bklen Pada dasarnya, hampir semua permainan tradisional memberi kesempatan anak-anak untuk berinteraksi, bekerja sama dan saling melawan dengan teman mainnya, sebab kebanyakan permainan tradisional di Tatar Sunda kebanyakan berkelompok. Permainan tradisional merangsang daya pikir dan daya motorik anak. Tidak seperti permainan modern sekarang yang cenderung mengajarkan anak menjadi individualis. Terlebih lagi permainan tradisional tidak mengeluarkan biaya besar untuk bisa memainkannya, bahkan ramah lingkungan, karena memang permainan tradisional di Tatar Sunda dilakukan di alam terbuka. Untuk permainan bklen, terdapat beberapa manfaat diantaranya : 1. melatih konsentrasi 2. melatih saraf motorik (keterampilan) 3. melatih anak untuk siap berkompetesi 4. lebih mengakrabkan pertemanan 5. melatih anak untuk bertindak secara matematis.

DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Bab II Nilai-Nilai Perdamaian dan Permainan Tradisional Etnis Sunda. Melalui http://repository.upi.edu/operator/upload/s_psi_045203_chapter2.pdf. 20 Mei 2012. Wulandari, Paramita. 2011. Ensiklopedia Bebas Ilmu Sosial Budaya Dasar Permainan Bola Bekel. Melalui http://pewe3.student.umm.ac.id/files/2012/01/ENSIKLOPEDIABEBAS.docx. 20 Mei 2012.

Anda mungkin juga menyukai