at 08.12.00
Definisi Pengertian Kloning - Kata kloning ini berasal dari kata “clone” kata dalam bahasa
inggris yang berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, kloning ini
pertama kali muncul dari usulan Herbert Webber pada tahun 1903 dalam mengistilahkan
sekelompok individu makhluk hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual.
Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama persis (identik) berasal dari
induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama. Sedangkan klon adalah
sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual
dan berasal dari satu induk yang sama. Setiap bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan
jumlah gen yang sama dan kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan
dalam dua pengertian yaitu :
- Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu
sel.
- klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang
direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang
Konsep cloning ini didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki
kemampuan totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah
individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang dikenal,
diantaranya :
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam
plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya
Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian.
Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk
mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan
manusia dan penyembuhan penyakit.
Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana
kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi
molekul DNA di dalam laboratorium.
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh.
Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari
sel.
Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian
intinya dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari
kedua) menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima)
dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel
stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai
sifat genetik yang “identik” (sama). Sifat “identik” inilah yang akan coba dibahas dalam koridor
ruang – waktu proses kloning.
Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan. Suatu
penelitian rekomendasi atau rekayasa genetika ynag inti prosesnya adalah kloning gen, yaitu
suatu prosedur unutk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.
Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan tentang kloning
manusia. Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum terdahulu, para ahli
hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini dan belum ditemukan kesepakatan final
dalam kasus yang menyeluruh.
Adanya beberapa strategi intervensi genetika ; strategi intervensi genetika yang pertama bersifat
terapeutik yang mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan atau mengurangi gejala-gejala.
Hal ini merupakan terapi gen, yaitu dimasukannya sebuah gen kedalam tubuh manusia untuk
mengurangi suatu kelainan genetik. Jelas hal ini merupakan praktik kedokteran yaitu
menyembuhkan orang sakit. Strategi intervensi kedua adalah eugenika (kata yunani : ”terlahir
dengan baik”) dengan tujuan memperbaiki organisme dengan cara tertentu.
Ada 3 cara untuk melakukan eugenika (Shannon, T.A. 1987) , yaitu :
1. Eugenia positif. Cara ini menghasilkan perbaikan melalui cara pembiakan selektif,
misalnya menghasilkan individu-individu yang sangat intelegen dengan memakai sperma
orang yang genius.
2. Eugenika negatif. Cara ini mencegah gan yang buruk atau kurang bermutu masuk
kedalam kumpulan gen. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining orang tua dan
memberitahu mereka tentang segala gen yang buruk yang mungkin dibawanya. Hal ini
juga dapat dilakukan dengan amniosentesis
3. Euthenika (euthenics). Cara ini adalah dengan mengubah lingkungannya sehingga
individu dengan kekurangan genetik dapat berkembang secara relatif normal (kaca mata,
insulin, mesin dialis, dsb.)