PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai suatu material yang terdiri
dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu
sama lain dan dari bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai
oleh zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel padat tersebut.
Pengertian tanah dalam Mekanika Tanah adalah mencakup semua bahan dari tanah lempung
hingga batuan. Ini berarti semua yang mencakup endapan alam yang berhubungan dengan
Teknik Sipil kecuali batuan tetap, menjadi bagian tersendiri yaitu Mekanika Batuan.
Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics) adalah cabang dari ilmu yang mempelajari sifat fisik dari
tanah dan kekakuan massa tanah tersebut bila menerima bermacam-macam gaya. Ilmu
Rekayasa Tanah (Soil Enginnering) merupakan aplikasi dari prinsip Mekanika Tanah dalam
problem-problem praktisnya.
Secara khusus mekanika Tanah mencakup ilmu yang mempelajari struktur, perilaku, dan sifat-
sifat tanah untuk mendukung suatu konstruksi di atasnya. Dalam pekerjaan Teknik Sipil, tanah
juga digunakan sebagai suatu bahan bangunan, misalnya dalam pembuatan gedung, jalan raya,
bendungan, jembatan. Tidak dapat diketahui sejak kapan manusia mulai menggunakan tanah
sebagai bahan bangunan. Tetapi dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi,
perancangan dan pelaksanaan struktur yang lebih baik menjadi lebih diperlukan.
Begitu pentingnya kondisi untuk mengetahui keadaan tanah tersebut, maka sebagai seorang
teknisi dituntut untuk mampu mengerti dan mengetahui serta menguasai semua cara pengujian
Praktikum Ilmu Mekanika Tanah yang dilakukan di lapangan dan di dalam laboratorium bertujuan
untuk :
1. Menentukan jenis, sifat dari tanah yang diambil dari kedalaman yang berbeda, serta menentukan
2. Menentukan jenis pondasi dan kedalaman yang ideal untuk membuat pondasi suatu konstruksi
bangunan.
3. Mengetahui berat jenis dan kadar air dari sample tanah yang diambil pada percobaan yang
4. Mengetahui batas plastis, batas cair, dan hubungan dengan kadar air dari suatu sampel tanah.
sehingga kita tidak merasa asing apabila kita harus terjun ke lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu bangunan atau konstruksi yang akan didirikan di atas suatu tempat akan sangat
dipengaruhi oleh sifat dan jenis tanah di tempat bangunan itu akan didirikan. Untuk itu, maka
dibutuhkan penyelidikan-penyelidikan terhadap tanah tempat bangunan itu akan dibangun, yang
merupakan hal penting yang kita lakukan dalam merencanakan suatu bangunan.
Jenis-jenis pekerjaan atau percobaan sebelum merencanakan suatu bangunan dibagi menjadi
a. Percobaan Sondir
b. Percobaan Sondir
Kedua sampel dibutuhkan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam perencanaan
suatu konstruksi. Kedua sampel tanah tersebut harus dalam keadaan baik dan normal.
1. Percobaan Sondir
Percobaan Sondir menggunakan alat Penetrometer. Alat ini digunakan untuk mengetahui
perlawanan conus dan jumlah hambatan pelekat. Gayayang digunakan untuk menekan conus
sondir ke bawah diukur dengan manometer yang memberikan nilai tekan conus dalam kg/cm 3.
Nilai tahanan conus sondir yang terbaca pada manometer menunjukkan kepadatan relative dari
Ada dua buah macam ujung penetrometer yang biasa dipakai, yaitu standar tipe dan fruction
sleene atau Edison jacket tipe. Ujungnya berupa kerucut (conus) 60 dengan luas penampang 10
cm2. Pada macam standar yang diukur hanya perlawanan nilai conus. Sedangkan pada
penggunaan macam friction sleene (biconus) nilai conus dan hambatan pelekat keduanya diukur.
Pada conus telah digerakkan sejauh 4 cm, maka dengan sendirinya akan mengait friction sleene
yang kemudian kita tekankan bersama-sama selama 4 cm. Pembacaan biasanya dapat dilakukan
2. Percobaan Boring
Boring merupakan bagian yang utama pada setiap penyelidikan tanah. Adabeberapa cara untuk
mendapatkan lubang-lubang bor pada permukaan tanah, salah satunya adalah dengan
menggunakan bor tangan. Bor tangan menggunakan auger pada ujung bagian bawah dari
serangkaian stang bor. Bagian atas dari stang bor mempunyai tungkai yang digunakan untuk
mencabut alat bor tersebut. Pada prinsipnya boring adalah alat untuk mengambil sampel
sekaligus untuk mengetahui susunan dan struktur tanah yang akan diuji.
isinya diketahui. Untuk tanah asli biasanya dipakai ring yang dimasukkan di dalam tanah sampai
terisi penuh, kemudian atas dan bawahnya diratakan serta ring dan tanahnya diketahui beratnya,
Setiap tanah mempunyai kadar air yang berbeda-beda, tergantung kondisi tanah. Untuk
mengetahui kadar air tanah yang kita inginkan, dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah
dan ditempatkan dalam container lalu ditimbang (W 1). Kemudian sampel tanah tersebut dioven
selama 24 jam dengan temperatur 100o 105o C. Setelah dioven, kita dapat mengetahui berat
x 100 %
Berat jenis tanah dibutuhkan untuk mencari komponen-komponen dalam menentukan kondisi
atau keadaan tanah. Berat jenis itu adalah perbandingan antara berat volume butiran tanah
dengan berat volume tanah yang ditentukan dengan cara mengambil contoh tanah yang akan
dicari berat jenisnya kemudian kita bersihkan. Tanah tersebut dioven selama 24 jam lalu lita
hancurkan sampai tanah tersebut menjadi butiran yang lolos saringan No. 200. Butiran yang lolos
dari saringan dimasukkan ke dalam picnometer sebanyak yang ditentukan lalu ditimbang.
Kemudian memberinya air bersih lalu dipanaskan. Pemanasan dihentikan hingga udara di dalam
tanah keluar, lalu tambahkan air suling lagi sampai 2/3 tinggi picnometer dan ditimbang.
Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral dari lempung, maka tanah tersebut dapat
digulung-gulung tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesif ini disebabkan adanya air yang
terserap sekitar permukaan dari partikel lempung dan apabila tanah itu dalam keadaan lembek
seperti cairan lalu dibiarkan sampai kering kembali, sedikit demi sedikit akan melewati keadaan
tertentu yang dari cair sampai padat. Antara keadaan ini dibatasi oleh batas cair, batas plastis,
dan batas susut. Batas-batas tersebut dikenal dengan nama Attenberg limit. Batas cair
didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dengan keadaan plastis.
Sedangkan batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada batas keadaan semi padat dan
keadaan plastis, dan dinyatakan dalam persen. Batas plastis merupakan batas terendah dari
tg = 0,121
Sifat suatu tanah tergantung juga pada ukuran butiran, oleh karena itu pengukuran butiran tanah
amat penting di dalam mekanika tanah sebagai dasar untuk mengklasifikasikan tanah tersebut.
Dalam menentukan ukuran butiran tanah dapat kita lakukan dengan dua cara, yaitu analisa
saringan dan analisa hydrometer. Analisa saringan adalah pengayakan dan penggetaran sampel
tanah melalui satu set ayakan dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Pada saringan
kasar ukurannya ditentukan menurut dimensi lubangnya. Sedangkan untuk saringan yang lebih
Untuk menentukan pembagian ukuran butir dan gradasi tanah maka kita perlu melakukan analisa
secara hydrometer. Analisa hydrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi butiran tanah ke
dalam air bila suatu sampel tanah dilarutkan ke dalam air, butiran tanah tersebut akan memiliki
kecepatan untuk mengendap yang berbeda-beda tergantung pada bentuk ukuran serta beratnya.
Alat hydrometer yang biasa digunakan adalah 151 H dan 152 H. analisa hydrometer sangat efektif