Anda di halaman 1dari 45

Pengujian Refraktori

Balai Besar Keramik dan Mineral NonLogam


Preparasi Sampel CASTABLE
Menyiapkan material
castable yang akan
digunakan untuk proses
pembuatan sampel uji.
Disini digunakan jenis
Low Cement Castable
Timbang contoh castabel
low cement sebanyak 2
Kg.
Ditempatkan dalam
wadah yang telah
disediakan.
Castable low cement
yang telah ditimbang
kemudian ditempatkan
dalam wadah pada
mesin mixer.
Selanjutnya dilakukan
pengadukan castable dalam
kondisi kering selama 1 menit.
Tambahkan air yang telah
ditimbang dengan nilai sesuai
persentase campuran air yang
direkomendasikan manufaktur
castable.
Untuk produk yang digunakan
adalah low cement castable
dengan persentase campuran
air yaitu maksimal 8%.
Air yang telah disediakan
sedikit demi sedikit
dimasukan sambil diaduk.
Waktu yang dipakai dari
mulai pengadukan dan
penambahan air tidak boleh
lebih dari 2,5 menit.
Selanjutnya castable diaduk
selama 4 Menit dalam
kondisi sudah tercampur air.
Proses selanjutnya menyiapkan
cetakan untuk benda Uji CCS dan
PLC.
Castable yang sudah diaduk merata
dimasukan kedalam cetakan PLC
dengan ukuran 230x50x50 mm, dan
cetakan CCS dengan ukuran
50x50x50 mm.
Castable dimasukan kedalam cetakan
dan dipadatkan dengan bantuan
vibrator elektrik dan dibiarkan kering
(Curing Time) selama 24 jam
sebelum dikeluarkan dari cetakan
untuk proses selanjutnya.
Mengeluarkan spesimen
castable yang sudah
dicetak hari sebelumnya
dari cetakan.
Kemudian membersihkan
dan memastikan
permukaan spesimen
halus dan tidak ada
permukaan yang tajam
atau menonjol.
Memberi 2 tanda garis
antar ujung spesimen
disalah satu permukaan
Panjang, Lebar, Tebal.
Penandaan ini bertujuan
untuk mengingat titik
saat mengukur Panjang,
Lebar dan Tebal setelah
spesimen di dryng di
suhu 110°C.
Mengukur Panjang, Lebar dan
Tebal spesimen pada saat Green
atau sebelum spesimen dilakukan
proses dryng di 110°C.
Data dimensi dan berat sebelum
dryng di input di form, data
tersebut akan digunakan untuk
membandingkan dari perubahan
dimensi dan berat setelah
spesimen diproses dryng di 110°C.
Mengukur Panjang, Lebar dan
Tebal spesimen pada saat Green
atau sebelum spesimen dilakukan
proses dryng di 110°C.
Data dimensi dan berat sebelum
dryng di input di form, data
tersebut akan digunakan untuk
membandingkan dari perubahan
dimensi dan berat setelah
spesimen diproses dryng di 110°C
Mengukur Panjang, Lebar dan Tebal
spesimen pada saat Green atau
sebelum spesimen dilakukan
proses dryng di 110°C.
Data dimensi dan berat sebelum
dryng di input di form, data
tersebut akan digunakan untuk
membandingkan dari perubahan
dimensi dan berat setelah
spesimen diproses dryng di 110°C.
Contoh benda uji/spesimen
untuk pengujian PLC, MOR dan
Bulk Density.
Ukuran 230x50x50 mm
Contoh benda uji/spesimen
untuk pengujian CCS.
Ukuran 50x50x50 mm
Pengujian Refraktori
di Balai Besar Keramik dan Mineral NonLogam
yaitu:
1. Pengujian Kuat Tekan / Cold Crushing Strength
(CCS)
2. Pengujian Ketahanan Abrasi
3. Pengujian Susut Kemudian / Permanent Linier
Change (PLC)
4. Pengujian Kesetaraan Pancang / Pyrometric
Cone Equivalent (PCE)
5. Pengujian Kuat Lentur / Modulus of Rupture
(MOR)
1) Pengujian Kuat Tekan
Pengujian Kuat Tekan / Cold Crushing Strength
(CCS) bertujuan menguji kemampuan refraktori
untuk menahan kegagalan/kerusakan di bawah
beban tekan yang terjadi pada suhu kamar.
Metoda uji adalah ASTM C 133
1) Pengujian Kuat Tekan
Peralatan uji:
o Jangka Sorong

o Mesin Kuat Tekan


Kapasitas 70 ton

Jumlah contoh uji:


o 3 sampel uji ukuran 50x50x50 mm
1) Pengujian Kuat Tekan
Pengujian API Standard 936 harus sesuai dengan ASTM C 133
dan mengikuti :
a) Permukaan kubus harus sejajar dengan toleransi ± 1/32
inchi (± 0,8 mm) dan tegak lurus dengan toleransi ± 1 o.
Baik itu casting atau gunning.
b) CCS harus ditentukan pada sampel yang telah dibakar
pada suhu 815 oC (mengacu klausul 8.5.4.b)
c) Kepala penumpu mesin uji harus memiliki bantalan
berbentuk bulat
1) Pengujian Kuat Tekan
Pengujian API Standard 936 harus sesuai dengan ASTM C 133
dan mengikuti :
d) untuk spesimen yang di casting, beban harus diberikan
pada dua permukaan yang menempel di sisi cetakan.
untuk spesimen yang dipotong dari panel besar,
permukaan yang terbuka tidak boleh digunakan untuk
bagian atas atau bawah (yaitu permukaan yang ditekan)
selama pengujian berlangsung. untuk spesimen yang di
gunning, penekanan harus diterapkan tegak lurus dengan
arah gunning, dengan kata lain, pada permukaan potong
yang tegak lurus terhadap permukaan panel.
e) Bahan alas harus shim cardboard yang tidak
bergelombang, ditempatkan antara spesimen dan
permukaan tekan. Shims baru harus digunakan untuk
setiap kubus uji. Ukuran shims sekitar (75 x 75 x 1,5 mm).
1) Pengujian Kuat Tekan
Prosedur pengujian:
1. Siapkan benda uji sebanyak 3 sampel
2. Potong benda uji dengan diamond blade hingga
berbentuk berbentuk kubus dengan ukuran 50x50x50 mm
3. Keringkan benda uji dalam oven 110oC selama 18 jam
4. Lakukan pengukuran panjang dan lebar. Hitung luas
permukaan bidang tekan (A)
5. Lakukan uji pembebanan. Catat nilai pembebanan hingga
contoh uji retak (F)
6. Hitung kuat tekan (CCS):

CCS = F/A
1) Pengujian Kuat Tekan
Contoh perhitungan sampel kuat tekan refraktori:
P L F Luas Kuat tekan
No. mm mm kgf cm2 kgf/cm2 MPa
1 50.02 50.02 10400.00 25.03 415.50 40.76
50.04 50.04
50.03 50.03
2) Pengujian Ketahanan Abrasi
Metoda uji:
o ASTM C 704
Peralatan uji:
o Alat uji abrasi

o SiC grit 36 sebanyak 1 kg


2) Pengujian Ketahanan Abrasi
o Timbangan
o Jangka Sorong

Jumlah contoh uji:


o 2 (dua) contoh uji
ukuran 114 mm x 114 mm x 25 mm
2) Pengujian Ketahanan Abrasi
Prosedur pengujian:
1. Siapkan SiC grade 36 sebanyak 1 kg
2. Siapkan contoh uji. Ukur dimensi,
hitung volumenya (V)
3. Timbang contoh uji (M1)
4. Hitung density contoh uji: D=M1/V
5. Lakukan pengujian abrasi dengan menggunakan SiC
grade 36 sebanyak 1 kg dalam waktu 450 ± 15 detik
dengan tekanan 65 psi
6. Timbang contoh uji setelah diabrasi (M2)
7. Hitung kehilangannya akibat abrasi:
A = (M1-M2)/D (cm3)
2) Pengujian Ketahanan Abrasi
Contoh perhitungan sampel ketahanan abrasi refraktori:
abrasion
P L T Volume M1 M2 Density M1-M2 (M1-M2)/D
No. mm mm mm cm3 g g g/cm3 g cm3
1
117,20 117,09 26,49 365,999 980,50 973,90 2,68 6,6 2,46

118,04 117,80 26,50

117,62 117,45 26,50


3) Pengujian Susut Kemudian (PLC)
Metoda uji:
o ASTM C 113

Peralatan uji:
o Tungku
o Penanda Krom
3) Pengujian Susut Kemudian (PLC)
Peralatan uji:
o Jangka sorong
o Timbangan
Jumlah contoh uji:
o 3 (tiga) sampel uji ukuran 230x50x50 mm
3) Pengujian Susut Kemudian (PLC)
Pengujian menurut API Standard 936 harus sesuai dengan ASTM
C 113 dan mengikuti :
a) Panjang setiap spesimen uji harus diukur dengan ketelitian
0,025 mm sepanjang 230 mm pada 4 sisi spesimen.
b) Pada tempertur ruang, tentukan ukuran green refractory
dengan mengukur panjang dari spesimen. Keringkan
spesimen sesuai klausul 8.5.4.a. Di keringkan selama min.
12 jam pada suhu 104 – 110 oC
c) Setelah pendinginan ke temperatur ruang, ukur panjang
kering spesimen kemudian dibakar sesuai dengan klausul
8.5.4.b. Laju pemanasan maksimum 170 oC/jam dengan
penahanan selama 5 jam pada suhu 815 oC.
d) Setelah pendinginan ke temperatur ruang, ukur panjang
spesimen setelah pembakaran
3) Pengujian Susut Kemudian (PLC)
Prosedur pengujian:
1. Tentukan panjang awal (Temp. ruang) dari contoh uji (a) dan
beri tanda dengan krom (Setelah dioven sampai suhu 110
degC)
2. Lakukan pembakaran hingga suhu yang dikehendaki
3. Dinginkan contoh uji dalam tungku tertutup hingga suhu
kamar sebelum diambil
4. Ukur kembali contoh uji (b) pada temp. ruang, setelah dibakar
sampai suhu 815 degC)
5. Hitung susut kemudian (PLC):
PLC = (a-b)/a
3) Pengujian Susut Kemudian (PLC)
Contoh perhitungan sampel PLC refraktori:
suhu 110 °C suhu 815 °C PLC
No. P L T P L T P L T
mm mm mm mm mm mm %
1 231,87 231,53 -0,0015
232,06 231,70 -0,0016
232,03 231,80 -0,0010
-0,0013
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Pyrometric Cone Equivalent dapat menentukan hal
berikut:
• Temperature dimana refractory brick atau cone
mengalami peluruhan sehingga ujung cone menyentuh
dasar (unit dari PCE).
• Refraktori tidak dapat digunakan di atas temperatur
tersebut.

PCE ditentukan dengan cara membandingkan test cone


dengan standard cone pada temperatur tertentu. Terjadinya
deformasi dan titik akhir dari cone tergantung dari kondisi
pemanasan karena waktu, atmosfer dan temperatur sangat
berpengaruh. Nilai PCE diperlukan untuk menentukan
klasifikasi refraktori, temperatur kerja maksimum
(maximum service temperature), identifikasi bahan baku
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Demontrasi cara
mengambil sampel
bahan castable yang
akan digunakan untuk
membuat cone uji
dengan cara Quartering
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Proses memasukan dan
menghaluskan bahan
castable untuk
membuat cone uji
dengan menggunakan
Vibrating Mill Machine.
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Bahan castable yang akan
digunakan untuk membuat
cone uji harus benar-benar
halus, hingga didapat
aggregate kasar dari castable
didapatkan tekstur yang
lembut agar mudah dibentuk.
Proses vibrating mill dilakukan
selama ± 20 detik saja.
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Proses mencetak cone uji
pada cetakan gipsum
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
Contoh cone uji yang
sudah ditancapkan pada
alas dan siap dilakukan
process firing di burner.
4) Pengujian Kesetaraan Pancang (PCE)
5) Pengujian Kuat Lentur
Metoda uji:
o ASTM C 133

Peralatan uji:
o Jangka Sorong
o Mesin Uji Kuat Lentur

Jumlah contoh uji:


o 3 sampel uji
5) Pengujian Kuat Lentur
Siapkan benda untuk uji kuat
lentur/MOR.
Disini yang akan di test adalah
fire brick dengan ukuran Panjang
230 mm, Lebar 65 mm dan
ketebalan 57 mm dengan jumlah
3 buah.
Ukur lebar dan tebal masing-
masing keempat benda uji
dengan kaliper dan masukan
data ke form pengujian.
Beri tanda urut untuk benda uji
1 sampai 3.
5) Pengujian Kuat Lentur
Pasang benda uji ke-1
pada tumpuan roll
dengan jarak tumpuan
180 mm.
Posisikan tebal benda uji
65 mm yang menghadap
keatas. Ujung penekan
harus berada di tengah-
tengah benda uji.
5) Pengujian Kuat Lentur
Pastikan nilai pada display
mesin Zero. Jalankan mesin
MOR, nilai pembebanan
akan muncul saat benda uji
sudah patah.
Catat nilai pembebanan
yang digunakan bila
penekanan berhenti atau
benda uji telah patah.
Ulangi Langkah yang sama
untuk benda uji ke 2 dan 3.
5) Pengujian Kuat Lentur
Contoh perhitungan sampel kuat lentur refraktori:

Beban
Kuat lentur,
No. Penumpu, mm Lebar, mm Tebal, mm
kgf/cm2
kN kgf

1 180,00 7,064 720,330 49,98 49,87 156,47

Anda mungkin juga menyukai