Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO

MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN

OLEH :

TEAM LABORATORIUM

DR. La One, ST., MT


Muhlis Serah, ST., MT

Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonuhu Kendari 93232


Telp/Fax. (0401) 3195287

2022
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pelaksanaan Praktikum ini merupakan buku panduan dalam pelaksanaan
Praktikum Teknologi Bahan yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Halu Oleo. Buku ini merupakan pegangan bagi mahasiswa dalam
menambah pengetahuan dalam bidang teknologi bahan dan beton melalui kegiatan
eksperimental. Kegiatan praktikum tersebut merupakan pendukung matakuliah Bahan
Bangunan.

Selain menjelaskan mengenai beberapa prosedur dalam pelaksanaan praktikum, buku ini
juga menyajikan pengetahuan mendasar mengenai sifat – sifat material dari beton

Buku Pedoman Praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum menjadi lebih terarah.

Kendari, Desember 2022


Kepala Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

DR. La One, ST., MT

1
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
I PENDAHULUAN
II PRAKTIKUM
1. Pengujian Kadar Air ......................................................... ……6
2. Pengujian Penentuan Kadar Butir Lewat Saringan No.200…..7
3. Pengujian Berat Volume Agregat .................................... ……9
4. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus .... …...11
5. Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar ..... …...13
6. Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar ... …...15
7. Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Los Angeles …...17
8. Pengujian Impact Test ..................................................... …...19

III RANCANGAN CAMPURAN BETON


1. Pengujian Mix Design Beton ............................................ …...22
2. Pengujian Slump Test ....................................................... …...23
3. Pengujian Kuat Tekan Beton ............................................ …...24

2
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

1. PENDAHULUAN

UMUM
Praktikum sangat diperlukan dalam kegiatan akademis untuk menunjang pembelajaran.
Pelaksanaan praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami
teori yang diperoleh di kegiatan perkuliahan. Salah satu pengetahuan yang harus dikuasai
oleh sarjana Teknik Sipil adalah pengetahuan mengenai material baja dan beton. Material
tersebut merupakan material yang paling sering digunakan dalam suatu konstruksi
bangunan. Material beton tersusun dari air, semen, agregat halus, dan agregat kasar.
Pengujian pada praktikum material beton ini hanya difokuskan pada pengujian agregat
kasar, agregat halus, serta pembentukan campuran beton. Tidak dilakukan pengujian
material untuk senyawa semen maupun air dikarenakan semen dan air yang digunakan
telah memenuhi persyaratan. Praktikum yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil
Fakultas Teknik ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai sifat – sifat dan
parameter pengujian material baja dan beton. serta perencanaan dan percobaan
pembentukan campuran beton dengan kekuatan tekan tertentu.

Agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan terarah diperlukan suatu panduan dalam
pelaksanaan praktikum. Hal ini yang menjadi dasar penyusunan Buku Panduan Praktikum
Teknologi bahan. Buku ini berisi penjelasan mengenai prosedur praktikum sehingga
mahasiswa diharuskan membaca dan memahami secara rinci prosedur pelaksanaan
sebelum menghadiri praktikum.

3
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

JENIS – JENIS PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BETON
1. Penentuan parameter agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil)
a. Pemeriksaan Kadar Air Agregat
b. Pemeriksaan Kadar Lumpur Dalam Agregat Halus
c. Pemeriksaan Berat Volume Agregat
d. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
e. Pemeriksaan Saringan Agregat Halus Dan Agregat Kasar
f. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Dengan Mesin Los Ageles
2. Perencanaan (Mix Design) dan Pembuatan Campuran Beton
a. Penentuan Komposisi Material Pembentukan Beton
b. Pemeriksaan Kualitas Adukan Beton (Percobaan Nilai Slump Beton)
3. Perawatan (Curing) Beton Silinder dan Capping Beton Silinder
4. Pemeriksaan kekuatan hancur benda uji beton
a. Penentuan tegangan hancur beton

PRAKTIKUM BAJA
1. Pengujian Tarik Langsung Material baja
2. Perhitungan Properti Mekanik Material Baja
a. Modulus Young
b. Tegangan Leleh
c. Tegangan Putus (Tarik)
3. Pembacaan Tegangan dan Regangan dengan menggunakan Strain Gauge

4
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

PROSEDUR K-3 UNTUK PRAKTIKAN DAN PENGGUNA


LABORATORIUM SURVEY DAN PENGUJIAN BAHAN

1. Selalu gunakan sepatu tertutup dan tidak licin saat memasuki laboratorium.
2. Gunakan jas praktikum selama melakukan kegiatan di Laboratorium.
3. Dilarang menggunakan perhiasan yang berlebihan.
4. Rambut yang panjang harus diikat dan dimasukkan ke dalam jas praktikum.
5. Jangan menggunakan pakaian yang mengganggu pergerakan selama melakukan
kegiatan di laboratorium, seperti baju yang terlalu longgar dan perhiasan yang
terlalu menggantung. Rambut yang panjang harus diikat.
6. Dilarang makan dan minum selama melakukan kegiatan praktikum maupun
pengujian di laboratorium Survey dan pengujian bahan.
7. Dilarang merokok.
8. Dilarang bergurau, berteriak, bergerak atau berbicara yang tidak perlu yang dapat
mengganggu kegiatan praktikum maupun pengujian di laboratorium.
9. Dilarang mengoperasikan alat telekomunikasi selama praktikum sedang
berlangsung.
10. Dimohon untuk menjaga kebersihan Laboratorium dan membuang sampah pada
tempat sampah yang telah disediakan.
11. Baca prosedur pengujian dan tujuan dari pengujian sebelum melakukan pengujian
di laboratorium.
12. Jangan bekerja sendiri di laboratorium tanpa instruksi dari teknisi laboratorium.
13. Dilarang menggunakan peralatan laboratorium tanpa ijin dari staf atau teknisi
laboratorium, atau orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan praktikum.
14. Jika terjadi kerusakan pada alat uji atau alat uji tiba-tiba bersuara aneh atau
mengeluarkan bau yang menyengat, segera laporkan pada teknisi.
15. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi di laboratorium kepada staf atau teknisi
laboratorium, baik kecelakaan kecil maupun besar.
16. Laporkan setiap kondisi yang tidak aman atau berbahaya ketika melakukan kegiatan
di laboratorium kepada staf atau teknisi laboratorium.
17. Jangan melakukan pekerjaan di tempat lalu lalang yang menghalangi jalan.
18. Setelah melakukan kegiatan di laboratorium, kembalikan alat uji dan benda uji ke
tempat semula.
19. Jangan kembalikan kelebihan material atau bahan kimia kedalam kemasan semula
kecuali dengan ijin teknisi atau orang yang bertanggung jawab terhadap praktikum
atau pengujian.
20. Demi keamanan dihimbau untuk tidak meninggalkan barang tanpa pengawasan.

5
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

II. PROSEDUR PRAKTIKUM

Praktikum No. 1
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Referensi
SNI 1971-2011

Tujuan
Secara umum praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar air dalam aggregat.
Kadar air aggregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung aggregat
dengan berat aggregat dalam keadaan kering.
Tujuan lain adalah agar dapat :
1. Menghitung persentase kadar air dalam aggregat.
2. Menerangkan produser pemeriksaan kadar air dalam aggregat.
3. Menggunakan peralatan yang digunakan.

Peralatan dan Bahan


1. Peralatan
a. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
b. Oven pengering yang suhunya dapat diatur konstan ( 110 + 5 ) 0 C
c. Cawan
2. Bahan
Berat contoh aggregat minumum tergantung pada ukuran butir maksimum.

Prosedur Pelaksanaan.
1. Catat dan imbangi berat container / wadah kosong
2. Masukkan benda uji kadalam container / wadah, kemudian timbang dan catat
beratnya ( W2 ).
3. Hitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 )
0
4. Keringkan benda uji beserta wadah dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) C
sampai beratnya tetap
5. Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta wadah ( W4 )
6. Hitunglah berat benda uji kering oven ( W5 = W4 – W1 )
7. Hitunglah nilai kadar air aggregat tersebut.

6
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Perhitungan
W4 - W5
Kadar air aggregat = X 100%
W5
Dimana :
W4 = Berat benda uji semula ( gram )
W5 = Berat benda uji kering oven ( gram )

Data Hasil Pemeriksaan


Data hasil pemeriksaan terlampir.

Praktikum No. 2
Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Lewat Saringan N0.200
Referensi
SNI ASTM C117:2012

Tujuan
Diharapkan dapat menentukan kadar lumpur yang dikandung oleh aggregat dan dapat
pula untuk :
1. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan kadar butir halus dari aggregat.
2. Menentukan kadar lumpur dalam aggregat halus.
3. Menentukan kadar lumpur dalam aggregat kasar.
4. Menggunakan peralatan yang diperlukan.

Peralatan dan bahan


1. Peralatan
a. Saringan No. 16 dan No. 200
b. Bejana gelas dan pengaduk.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu ( 110 + 5 ) 0 C
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
e. Container / wadah.
f. Penjepit.
g. Desikator.
2. Bahan :
berat contoh aggregat kering minium tergantung pada ukuran aggregat
maksimum.

7
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Prosedur Pelakasanaan
1. Masukan contoh aggregat kurang lebih 1,25 kali berat benda uji kedalam cawan
dan keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0 C sapai beratnya tetap.
2. Timbang benda uji dengan berat ( W1 ).
3. Masukkan benda uji kedalam bejana,tuangkan air bersih kedalam bejana tersebut
sehingga benda uji terendam.
4. Aduk contoh benda uji, sehingga terpisah dari bagian halus.
5. Tuangkan suspensi yang kelihatan keruh dengan perlahan – lahan kedalam
susunan ayakan.
6. Ulangi langkah 3,4 dan 5 di atas beberapa kali, sehingga air cucian di dalam
bejana kelihatan jernih.
7. Bilas butiran yang tertinggal di atas ayakan dan di dalam bejana.
8. Tampung butiran – butiran yang tertinggal di atas ayakan dan di dalam bejana.
9. Keringkan butiran tersebut kedalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0 C sampai
beratnya tetap.
10. Timbang catat beranya ( W2 ).
11. Lakukan percbaan ini ganda ( double ).

Perhitungan
W1 - W2
Kadar butir lewat saringan No. 200 = X 100%
W1
Dimana W1 = Berat benda uji semula ( gram ).
W2 = Berat butiran yang tertahan pada saringan No. 200 (gram )

Data Hasil Pemeriksaan


Data hasil pemeriksaan terlampir.

8
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Praktikum No. 3
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Referensi
SNI-03-4804-1998

Tujuan
Secara umum pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat isi agaregat halus,
kasar ataupun capuran. Berat isi adalah perbandingan berat dan isi.

Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
- Timbangan yang memiliki ketelitian 0,1 % berat contoh.
- Talang yang bekapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh aggregat.
- Tongkat pemedat berdiameter 15 mm panjang 60 cm yang ujungya bulat.
- Mistar perata ( straight edge ).
- Wadah baja yang berbentuk kaku yang berbentuk selinder dengan alat pemegang.
b. Bahan
Sebagai benda uji dapat digunakan aggregat kasar, halus dan campuran.

Prosedur Pelakasanaan
a. Persiapan Benda Uji
Masukkan contoh aggregat kedalam talang sekurang – kurangnya sebanyak
kapasitas wadah sesuai daftar. Keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 )
0
C sampai berat tetap, baru digunakan sebagai benda uji.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Berat isi lepas :
 Timbang dan catat berat wadah uji ( W1 ).
 Masukkan benda uji kedalam wadah,lakukan hal ini dengan hati
– hati agar tidak terjadi pemisahan butir, untuk ini dapat
digunakan sendok atau skop dengan ketinggian jatuh maksiu 5 cm.
 Ratakan permukaan benda uji dengan mistar perata.
 Timbang berat benda uji beserta wadah ( W2 ) .
 Hitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 ) .
2) Berat isi aggregat ukuran butir maksimum 38,1 mm ( 1 1/2 “) dengan
cara penusukan :
 Timbang dan catat berat wadah uji ( W1 ).
 Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang saa tebal, setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tusukan secara merata. Pada pemdatan tongkat harus tepat masuk
sampai lapisan bawah tiap –tiap lapisan.
9
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

 Ratakan permukaan benda uji dengan mistar perata.


 Timbang berat benda uji beserta wadah ( W2 ).
 Hitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1)
3) Berat isi padat ukuran butir antara 38,1 mm ( 1 1/ 2 “) sampai 101,6 mm
(4” ) dengan cara penggoyangan :
 Timbang dan catat berat wadah benda uji ( W1 ).
 Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
 Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang – goyangkan
wadah seperti berikut:
 Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar,
angkatlah salah satu sisinya kira – kira setinggi 5 cm
kemudian lepaskan.
 Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan setiap
lapisan sebanyak 25 kali untuk lapisan .
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
 Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji ( W2 ) .
 Hitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 ).

Perhitungan
W3
Berat isi aggregat = kg/cm3
V
Dimana :
V = Volume ( isi wadah ) cm3
W3 = Berat benda uji

Catatan
Wadah sebelum digunakan dikalibrasi dengan cara :
a. Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga pada waktu
ditutup dengan plat kaca tidak telihat gelembung udara.
b. Timbang dan catat berat wadah berikut air.
c. Hitung berat air
d. Dilampirkan dengan dua angka di belakang koma.

10
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Praktikum No. 4
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Referensi
SNI 1970-2016

Tujuan
Secara umum praktikum ini bertujuan untuk dapat mengetahui berat jenis dan
persentase berat air yang terkandung ( dapat diserap ) oleh agegat halus,dihitung
terhadap keringnya .
Secara khusus praktikum ini bertujuan :
- Menentukan berat jenis aggregat halus dalam keadaan jenuh air kering oven.
- Menentukan berat jenis aggregat halus dalam keadaan jenuh air kering
permukaan.
- Menerangkan kegunaan pemerikasaan ini dalam kaitanya dengan perhitungan
rancangan susunan campuran beton.
- Menentukan kadar air aggregat halus dalam keadaan jenuh air kering permukaan
( SSD ).
- Dapat menggunakan peralatan yang dipakai.

Peralatan Dan Bahan


a. Peralatan
- Timbangan kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
- Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
- Kerucut terpancung ( Cone ) diameter bagian atas ( 40 + 30 )
mm,diameter bagian bawah ( 90 + 3 ) mm dan tinggi (75 + 3 ) mm dibuat
dari logam tebal minimum 0,8 mm.
- Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat ( 340 +
15 ) gram, diameter permukan penumbuk ( 25 + 3 ) mm.
- Saringan No. 4
- Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
( 110 + 15 ) 0 C.
- Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 10C .
- Bejana tempat air.
- Pompa hampa udara ( Vacum Pump ) atau tungku.
- Air suling.
- Desikator.

11
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

b. Bahan
Benda uji adalah aggregat yang lewat saringan no.4 yang diperoleh dengan
menggunaakan Riffle Sampler atau sistem perempat ( Quartering ) aggregat
disiapkan sebanyak kira – kira 500 gram.

Prosedur Pelaksanaan
- Keringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 110 + 5 ) 0 C sampai berat tetap.
Yang dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama 3 kali
proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang waktu 2 jam
beturut – turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih besar dari pada
0,1 %. Dinginkan pada suhu ruang, kemudiam rendam dalam air selama 24 jam.
- Buang air perendam hati – hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan
aggregat di atas talang, keringkan diudara panad dengan cara membalik –
balikkan benda uji. Lakukan pengeringan sampai tercipta keadaan permukaan
jenuh.
- Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji kedalam
kerucut terpancung, padatkan dengan batang pengaduk sebanyak 25 kali, angkat
kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila ada benda uji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
- Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500 gram
benda uji kedalam picnometer. Masukkan air suling sampai mencapai 90 % isi
piknometer, putar sambik diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di
dalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat dipergunakan pompa hampa
udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap, dapat
juga dilakukan degan merebus piknometer.
- Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
kepada suhu standar 250 C
- Tambahkan air sampai mencapai tanda batas
- Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram
- Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 10 ) 0 C sampai
berat tetap, kemudian dinginkan benda uji kedalam desikator
- Setelah benda uji dingin maka timbanglah
- Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air guna penyesuaian
dengan suhu standar 25 0 C

12
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Perhitungan
A
1. Berat jenis Curah ( Bulk specific gravity ) =
(B - S - C)

S
2. Berat jenis jenuh kering permukaan =
( saturated surface Dry SSD) (B - S - C)

A
3. Berat jenis semu =
( Apparent specific gravity ) (B - A - C)

S-A
4. Penyerapan Air (Absorption) = X 100%
A
Dimana :
A = Berat benda uji kering oven ( gram )
B = Berat piknometer berisi air ( gram )
C = Berat piknometer berisi benda uji + air ( gram )
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan ( gram )

Data hasil Pemerikasaan


Data pemeriksaan terlampir.

Praktikum No. 5
Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Referensi
SNI 1969-2016

Tujuan
Secara umum praktikum ini bertujuan untuk dapat mengtahui berat jenus dan
persentase berat air yang terkandung ( dapat diserap ) oleh aggregat kasar, dihitung
terhadap berat keringnya. Secara khusus praktikum ini juga bertujuan :
a. Menentukan berat jenis aggregat kasar dalam keadaan kering oven.
b. Menentukan berat jenis aggregat kasar dalam keadaan jenuh air kering
permukaan ( SSD ).
c. Menerangkan kegunaan pemerikasaan ini dalam kaitannya dengan perhitungan
rancangan susunan campuran beton.
d. Menentukan kadar air aggregat kasar dalam keadaan jenuh air kering permukaan
( SSD ).
e. Dapat menggunakan peralatan yang dipakai.

13
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
- Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm ( no. 6 atau no. 8 ) dengan
kapasitas kira – kira 5 kg.
- Tempat air dengan kapasitas dengan bentuk yang sesaui untuk
pemeriksaan. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga
permukaan air selalu tetap.
- Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
- Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110
+ 5 ) 0 C.
- Alat pemisah contoh
- Saringan no. 4

b. Bahan
Benda adalah aggregat yang tertahan saringan no. 4 yang diperoleh dengan
menggunakan Riffler sampler atau sistem perempat (quartering), aggregat yang
disiapkan kira – kira 1000 gram.

Prosedur Pelaksanaan
c. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan – bahan lain yang
melekat pada permukaan.
d. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105 0 C sampai berat tetap.
e. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1- 3 jam kemudian timbang
dengan ketelitian 0,5 gram.
f. Rendam benda uji kedalam air pada suhu kamar selama 24 jam.
g. Keluarkan benda uji dari dalam air, kemudian dilap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan aggregat hilang ( aggregat ini dinyatakan
dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD ).
h. Dalam keadaan SSD tersebut benda uji ditimbang.
i. Letakkan benda uji kedalam keranjang, goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air. Ukur
suhu air untuk meyelesaikan perhitungan kepada suhu standar (25 0 C )

B. Perhitungan
A
1. Berat jenis curah kering ( Bulk Spesific Gravity ) =
(B - C)
B
2. Berat jenis jenuh kering permukaan ( saturated surface Dry SSD)=
(B - C)
A
3. Berat jenis semu ( Apparent Specific Grafity ) =
(A - C)

14
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

B- A
4. Penyerapan Air (Absorption) = X 100%
A

Dimana :
A = Berat benda uji kering oven ( gram )
B = Berat benda uji kering permukaan (SSD) di udara ( gram )
C = Berat benda uji di dalam air ( gram ).

Praktikum No. 6
Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar
Referensi
SNI ASTM C136:2012

Tujuan
Pemerikasaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir ( gradasi ) aggregat
halus dan kasar dengan menggunakan saringan.

Peralatan Dan Bahan


a. Peralatan
 Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,2 % dari benda uji.
 Satu set saringan dengan ukuran 1,5” ; 3/4” ; 3/8” ; No. 4; No. 8; No. 16;
No. 30; No. 50 ; No. 100 ; PAN.
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
( 110 + 5 ) 0 C.
 Alat pemisah contoh.
 Mesin pengguncang saringan.
 Talang
 Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain - lain.

b. Bahan
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak :
Aggregat halus
Ukuran maksimum no. 4 ; berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum no. 8 ; berat minimum 100 gram
Aggregat kasar
Ukuran maksimum no. 3,5 ; berat minimum 35 kg

15
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Ukuran maksimum no. 3 ; berat minimum 30 kg


Ukuran maksimum no. 2,5 ; berat minimum 25 kg
Ukuran maksimum no. 2 ; berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum no. 1,5 ; berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum no. 1 ; berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum no. 3/4 ; berat minimum 5 kg
Ukuran maksimum no. 1/2 ; berat minimum 2,5kg
Ukuran maksimum no. 3/8 ; berat minimum 1 kg

Bila aggregat berupa campuran dari aggregat halus dan kasar, aggregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan no. 4, selanjutnya aggregat halus dan
aggregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas. Benda uji
disiapkan sesui dengan PB – 0208 – 76 kecuali apabila butiran yang melalui sarigan
no. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat tidak menghendaki pencucian.

Prosedur Pelaksanaan
- Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110 +5 ) 0 C sampai berat
tetap.
- saringan benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan diatas. Saringan diguncang dengan tangan atau dengan mesin
pengguncang selama + 15 menit.

Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing – masing terhadap
berat totol benda uji.

Pelaporan
Laporan meliputi :
a. Jumlah prosentase melalui masing – masing saringan atau jumlah prosentase di
atas masing – masing saringan dalam bilangan bulat.
b. Grafik akumulatif.

F. Data Hasil Pemeriksaan


Data hasil pemeiksaan terlampir

16
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Praktikum No. 7
Pemeriksaan Keausan Aggregat Kasar Dengan Mesin Los Angeles
Referensi
SNI 2417-2008

Tujuan
Pemerikasaan ini dimaksud untuk menentukan ketahanan aggregat kasar terhadap
keausan dengan mempergunakan mesin los angeles. Keausan tersebut dinyatakan
dengan perbandingan antara berat aus lewat saringan no. 12 terhadap berat semula
dalam persen.

Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
- Mesin los angeles.
Mesin ini terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm (28”) panjang dalam 50 cm (20”). Selinder bertumpu pada
dua poros pendek terus menerus berputar pada poros mendatar. Penutup
lubang terpasang rapat sehingga permukaan tidak terganggu. Dibagian dalam
selinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56”).
- Saringan no. 12 dan saringan lainya.
- Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
- Bola – bola baja dengan diameter rata – rata 4,6 cm (17/8”) dan berat masing
– masing antara 390 gram sampai 445 gram.
- Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memnasi sampai (110+5)
0
C

b. Bahan
a. Berat dan gradasi benda uji.
b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada ( 110 + 5) 0 C

Prosedur Pelaksanaan
- Benda uji dan bola – bola baja dimasukkan kedalam mesin los angeles. Gradasi
E, F, dan G.
- Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan no. 12. Butiran yang tertahan diatas dicuci bersih, selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu ( 110 + 5 ) 0 C sampai berat tetap.

17
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Perhitungan

A- B
= X 100%
A
Dimana :
A = Berat benda uji semula (gram)
B = Berat benda uji tertahan saringan no. 12 (gram)

Lampiran Pembagian Gradasi

UKURAN SARINGAN BERAT DAN GRADASI BENDA UJI


Lewat (mm) Tertahan A B C D E F G
(mm)
76,2 mm (3”) 63,5 mm 2500
(2½”)
63,5 mm 50,8 mm (2”) 2500
(2½”)
50,8 mm (2”) 37,5 mm 2500
(1½”)
37,5 mm 25,4 mm (1”) 1250 5000
(1½”)
25,4 mm (1”) 19,0 mm 1250 5000 5000
(3/4”)
19,0 mm 12,5 mm 1250 1250
(3/4”) (1/2”)
12,5 mm 9,5 mm (3/8”) 1250 1250
(1/2”)
9,5 mm (3/8”) 6,3 mm (1/4”)
6,3 mm (1/4”) 4,75 mm 2500
(No.4)
4,75 mm 2,36 mm 5000
(No.4) (No.8)
Jumlah Berat
Jumlah Bola Baja 12 11 8 6 12 12 12
Berat Bola Baja 25 25 20 15 25 25 25

Data Hasil Pemeriksaan


Data hasil pemeriksaan terlampir.

18
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Praktikum No. 8
Pemeriksaan Impact Test
Referensi
SNI 03-4426-1997

Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai keausan aggregat akibat
tumbukan. Nilai keausan ( nilai impact test ) adalah persentase perbandingan antara
bahan hancur yang lolos saringan no. 8 terhadap berat semula.

Peralatan
 Mesin infect test.
 Takaran contoh yang terbuat dari selinder besi berdiameter dalam 7,5 cm dan
tinggi 5 cm.
 Tamping rod tongkat dari besi berdiameter 1 cm, panjang 23 cm yang ujungnya
berbentuk bulat.
 Sarigan ½ “ ( 12,5 mm ), 3/8 ( 10 mm ) dan no.8 ( 2,36 mm ).
 Oven yang dilengkapi dengan suhu untuk memanasi sampai suhu ( 110 + 5 ) 0
C.
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Benda Uji
Benda uji adalah contoh batuan yang lolos ayakan ½ dan tertahan 3/8 sebanyak +
2.500 gram.

Prosedur Pelaksanaan
 Timbangan takaran contoh ( B gram )
 Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0 C.
 Masukkan benda uji kedalam takaran contoh dan timbang.
 Pindahkan benda uji dari takaran kemangkuk mesin infect test, lalu tumbuk
engan alat infect test sebanyak 15 kali tumbukan jatuh bebas dengan kecepatan 1
tumbukan / detik.
 Saringlah benda uji yang telah ditumbuk dengan saringan no. 8
 Timbang benda uji yang lolos pada saringan no. 8
 Tentukan besarnya nilai persentase infect test.

Perhitungan
C
Nilai imfact test = X 100%
(A - B)

19
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Dimana :
A = Berat benda uji lolos ½ dan tertahan 3/8 takaran ( gram )
B = Berat takaran ( gram )
C = Berat lolos saringan no. 8

Pelaporan
Nilai imfact test dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen ( % ).

III. RANCANGAN CAMPURAN BETON

Beton adalah campuran antara aggregate alam yaitu pasir, kerikil dan semen
ditambah air. Ikatan yang terjadi bersifat hidrolis yang artinya ikatan antara semen dan
aggregate terjadi apabila ada air dengan proporsi tertentu. Seringkali untuk
mendapatkan sifat-sifat tertentu dari beton, beton biasanya ditambahkan dengan
material tertentu pula atau yang lebih dikenal dengan nama bahan additive dan bahkan
kini telah diadakan percobaan dengan penambahan Mika Silika sebagai aggregate
tambahan guna mendapatkan ikatan yang lebih monolit. Sifat beton yang begitu kuat
terhadap tekan bila dibandingkan kekuatannya terhadap tarik menyebabkan
penggunaan tulangan pada beton konstruksi.

Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis beton dan dapat dilihat berdasarkan :
1. Berat volume
Untuk beton jenis ini ditentukan oleh aggregate yang dipakai dan terdiri dari :
a. Beton berat, beton ini mempunyai berat volume lebih besar 2,8 T/m3 dipakai
untuk massa yang berat dan untuk konstruksi yang menahan sinar magma,
biasanya digunakan pada reactor-reaktor pembangkit.
b. Beton normal atau beton biasa, dipakai untuk penggunaan biasa dengan berat
volume berkisar 1,8 – 2,8 T/m3.
c. Beton ringan, mempunyai berat volume 0,6 – 1,8 T/m3, dipakai untuk beton
yang relative ringan dan biasa juga dipakai sebagai lapisan peredam suara.

2. Teknik pembuatan
a. Beton biasa, beton ini langsung dapat dibuat dalam keadaan plastis, cara
pencampurannya dapat dilakukan dilapangan ataupun dipabrik
pembuatannya.

20
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

b. Beton precast (pracetak), beton ini terlebih dahulu dicetak kedalam bentuk-
bentuk tertentu berdasarkan tujuan penggunaannya dan dipasang pada bagian
structural setelah beton tersebut mengeras.
c. Beton prestress (prategang), beton ini diberi tegangan terlebih dahulu
sebelum timbul tegangan akibat beban luar yang bekerja.

3. Kelas dan Mutu Beton


a. Beton kelas I, merupakan beton nonstructural yang pembuatannya tidak
memerlukan keahlian khusus, pengawasannya merupakan pengawasan ringan
terhadap material penyusun dan tidak disyaratkan pengawasan terhadap kuat
tekan beton.
b. Beton kelas II, merupakan beton structural yang secara umum disyaratkan
memenuhi kuat tekan yang cukup sesuai dengan standar misalnya K125,
K175 dan K225. Diperlukan keahlian yang cukup dalam pengawasan
terhadap aggregate serta diadakan pemeriksaan berkala untuk mendapatkan
kuat tekan beton yang cukup.
c. Beton kelas III, merupakan beton structural dengan kuat tekan lebih besar
dari K225, memerlukan keahlian dan pengawasan khusus dalam
pembuatannya.

4. Sifat-sifat beton segar


Beton segar adalah campuran antara semen, air dan aggregate serta bahan-bahan
additive bila diperlukan. Tingkat kemudahan penanganan beton segar sebelum
dicetak dapat dilihat dari nilai Slump yang ada. Ketelitian dalam pencampuran
dan perlakuan terhadap beton yang masih muda sangat mempengaruhi kuat
beton nantinya.

5. Sifat pengerjaan beton


Ada beberapa karakteristik yang berperan dalam sifat pengerjaan beton yaitu
kekentalannya, yang menunjukkan keadaan basah beton yang juga berpengaruh
terhadap kemampuan beton untuk masuk kedalam cetakan dan kemudahan
dalam proses pemadatan.

6. Kekuatan beton
Kekuatan beton dinyatakan dalam besarnya kemampuan memikul beban, baik
yang berupa beban tekan maupun tarik. Beberapa hal yang sangat berpengaruh
terhadap kuat tekan beton diantaranya adalah kadar air (Faktor air semen), mutu
aggregate dan perlakuan perawatan beton.

21
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

1. MIX DESIGN BETON

Tujuan.
Secara umum perencanaan campuran (mix design) ini bertujuan untuk
menentukanbeberapa perbandingan dari bahan-bahan yang dapat menghasilkan mutu
beton yang diinginkan.

Perhitungan penggabungan aggregat


Untuk perhitungan perbandingan aggregate kasar dan halus, digunakan rumus :

A B
Y = x Ya + x Yb
100 100
Dimana :
Y = Prosentase gabungan antara aggregate halus dan aggregate kasar
Ya = Prosentase kumulatif pasir yang lolos saringan
Yb = Prosentase kumulatif kerikil yang lolos saringan
A&B = Prosentase perbandingan pasir dan kerikil

Perencanaan Mix Design ( Cara Doe )


- Tentukan mutu beton yang direncanakan dan kemungkinan gagal ( K )
- Tentukan standar deviasi ( s )
- Hitung nilai margin
- Hitung tegangan rata-rata
- Tentukan type aggregate yang digunakan
- Hitung perbandingan air bebas dari tegangan rata-rata dan semen dari factor
semen
- Menentukan nilai
- Menentukan ukuran aggregate kasar
- Menetukan kebutuhan air bebas
- Menghitung berat semen yang dibutuhkan
- Menghitung berat jenis aggregate gabungan (%aggregat halus x berat aggregate
halus) + (%aggregat kasar x berat aggregate kasar)
- Menghitung berat volume beton basah
- Menghitung berat total aggregate
- Menghitung berat aggregate halus
- Menghitung berat aggregate kasar.

22
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Cara Pencampuran
Mencampur beton dilakukan dengan mesin campur (molen,trick ready mixer)
- Pencampuran semen, pasir dan aggregate kedalam alat campuran secara simultan
- Air harus diberikan kedalam alat campuran pada waktu yang bersamaan
- Pencampuran harus berlangsung terus sampai campuran beton seragam
konsistensinya
- Alat campur diisikan sesuai dengan kapasitasnya
- Alat campur harus distel dengan teliti sehingga sumbu putar wadah pencampur
dalam posisi horizontal
- Untuk mendapatkan penampilan beton yang memuaskan alat pencampur harus
menghasilkan beton yang seragam pada seluruh takaran
- Alat campur harus berputar pada kecepatan yang benar seperti yang dinyatakan
oleh pabrik
- Pembersihan teratur pada setiap akhir dari siklus pencampuran beton
- Pisau campur beton yang telah aus, bengkok dan menjadi jelek akahn
mengurangi efisiensi serta harus segera diganti
- Lekatan semen dikurangi dengan cara mengoleskan minyak pada setiap
permukaan alat campur, sebab setelah pembersihan lapis semen bisa jadi lekatan
dan keras pada bagian hidung dari hopper pengisi sehingga harus seringkali
diantisipasi.

2. PEMERIKSAAN SLUMP BETON

Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan nilai slump dari beton. Nilai slump ini
merupakan ukuran kekentalan beton segar.

Peralatan dan bahan


1. Peralatan
- Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm,
bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian bawah dan atas cetakan
terbuka
- Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm, ujung
dibulatkan dan sebaiknya dibuat dari baja tahan karat
- Plat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air
- Sendok cekung.
2. Bahan
Contoh beton muda sebanyak-banyaknya sama dengan isi cetakan.

23
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Prosedur pelaksanaan
a. Cetakan dan plat dibasahi dengan kain basah
b. Letakkan cetakan diatas plat
c. Isilah cetakan sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis, tiap lapis berisi
kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata. Pada saat pemadatan, tongkat harus tepat
masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada saat lapisan
pertama penusukan, bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai degan kemiringan
cetakan
d. Segera setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat,
tunggu selama setengah menit dan dalam jangka waktu ini semua benda uji
yang jatuh disekitar cetakan harus disingkirkan
e. Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan dan letakkan disamping benda uji
f. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tiggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.

Perhitungan
Besar Slump = Tinggi cetakan – Tinggi rata-rata benda uji

Pelaporan
Laporkan slump dalam satuan Cm.

Hasil pemeriksaan
Data hasil pemeriksaan terlampir.

3. PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON

Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk
kubus yang dibuat dan dimatangkan (curing) dilaboratorium. Kekuatan tekan beton
adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

Peralatan dan bahan


1. Peralatan
- Cetakan kubus, yang berukuran 15cm x 15cm x 15cm
- Bak pengaduk beton kedap air
- Timbangan dengan ketelitian 1,0
- Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan
- Satu set alat pelapis (capping)
- Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok, perata, talam dll
- Satu set alat pemeriksaan kuat tekan beto
24
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

2. Bahan
- Air bersih
- Aggregat halus dan kasar
- Semen Portland

Benda uji
a. Pembuatan dan pematangan benda uji
- Pengadukan
Masukkan semen dan aggregate halus kedalam molen kemudian diaduk
sampai rata.
Masukkan aggregate kasar dan aduklah sampai merata, teruskan
pengadukan sambil menambahkan air pencampur sedikit demi sedikit.
- Isi cetakan kubus, kemudian ratakan dengan mesin penggetar, setelah itu
biarkan beton dalam cetakan kubus selama 24 jam
- Setelah berumur 24 jam, beton lalu dikeluarkan dari cetakan kubus
- Rendam beton tadi kedalam bak perendam selama jangka waktu yang telah
ditentukan.
b. Persiapan pengujian
- Keluarkan beton/benda uji dari dalam bak perendam, kemudian bersihkan
dari kotoran yang menempel dengan kain lembab
- Timbang berat beton tersebut
- Benda uji siap untuk ditest.

Prosedur pelaksanaan
1. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris
2. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2
sampai 4 kg/cm²
3. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah angka
maksimum yang tertera pada mesin kuat tekan beton yang menunjukkan daya
tahan benda uji tersebut
4. Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan akhir benda uji.

Perhitungan
Kekuatan tekan beton = ( EMBED Equation.3 ) (Kg/cm²)
Dimana :
P = Beban maksimum
A = Luas penampang benda uji

25
Modul Praktikum Teknologi Bahan
Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik

Pelaporan
a. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi
dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali
tusukan dengan tongkat pemadat berdiameter 10 mm dan panjang 30 cm.
b. Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi
c. Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari
d. Pada setiap pemeriksaan minimum 2 buah benda uji
e. Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan, isi bak pengaduk maksimum 7
dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk beton yang kental.

Data pemeriksaan
Data hasil pemeriksaan terlampir.

26

Anda mungkin juga menyukai