Anda di halaman 1dari 20

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah

memberikan karuniaNya pada kelompok kami dalam melaksanakan tugas praktikum

Teknologi beton ini.

Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang sistematis. Hal

ini kami lakukan untuk memenuhi tugas praktikum Teknologi beton. Walaupun

waktunya cukup singkat, tapi kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang berharga dalam

mengaplikasikan ilmu dari perkuliahan yang sedang kami jalani melalui praktik dalam

dunia kerja yang nyata.

Dengan selesainya laporan praktikum kimia secara resmi ini, maka tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu kelompok kami.
dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung. khususnya kami
ucapkan kepada :
1. Kepada seluruh petugas laboratorium yang sudah sabar menghadapi
kelompok kami selama praktikum berlangsung.
2. Orang Tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum ini
berjalan lancar.
3. Seluruh anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi
terlaksananya tugas praktikum yang kami kerjakan ini.

Kami mohonkan saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada
hasil laporan praktikum Tekonolgi beton yang sudah kami buat. Semoga laporan ini
memberi banyak kegunaan pada semua pihak termasuk kelompok kami. Terima kasih.

Surabaya 7 Desember 2018


Penulis,

Praktikum Tekonologi Beton 1


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Semakin berkembangnya dunia ketekniksipilan menuntut mahasiswa teknik
sipil untuk terus bersaing sehingga menghasilkan karya yang kreatif dan
inovatif. Hal ini mendorong mahasiswa untuk mendalami bidang teknik sipil.
Bukan hanya teori, tetapi juga praktek dan penerapan dari ilmu tersebut.
Kegiatan praktikum pun menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mampu
menerapkan teori yang telah diberikan di dalam kuliah .
Laporan ini memuat mengenai hasil Praktikum Teknologi Beton yang telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Dosen Pengajar. Praktikum ini merupakan penerapan dari teori yang telah
diberikan di dalam kuliah Teknologi Beton.
Selain merupakan penerapan dari teori yang telah dipelajari sebelumnya,
dengan begitu diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih mengetahui serta
memahami bagaimana proses perencanaan komposisi beton dan pembuatan
beton, yang pada akhirnya dari hasil praktikum ini mahasiswa mendapatkan
ilmu yang lebih banyak untuk merencanakan beton dengan nilai yang ekonomis
serta mutu yang lebih baik terkait dengan teori yang ada.

1.2. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktikum Teknologi Bahan
adalah:
1.Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka
oleh dosen pengajar.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami segala prosedur
yang harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pembuatan beton.
3.Sebagai pedoman mahasiswa dalam merencanakan dan membuat beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan terkait dengan
teori yang ada.

Praktikum Tekonologi Beton 2


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

1.3. MATERI PRAKTIKUM


Materi praktikum teknologi beton meliputi pemeriksaan material,
pembuatan benda uji dan pengetesan benda uji. Diharapkan benda uji yang
dibuat memiliki mutu sesuai dengan mutu yang direncanakan. Adapun materi
praktikum ini memiliki detail sebagai berikut :
A. Materi Praktikum Teknologi Beton terdiri dari:
1. Pemeriksaan kualitas masing-masing material pembentuk beton, yaitu
Semen, Pasir dan Batu Pecah.
2. Membuat mix disain/ campuran beton sesuai dengan mutu beton yang
direncanakan.
3. Membuat benda uji berdasarkan hasil mix disain.
4. Menguji benda uji pada umur yang disyaratkan. Diharapkan, mutu beton
yang diuji mendekati mutu beton hasil mix disain rencana.
5. Menganalisis hasil uji tekan beton

Materi pemeriksaan kualitas masing-masing material Semen, Pasir dan Batu


Pecah
terdiri dari:
1. Material Semen, materi praktikum terdiri dari:
a. Konsistensi Normal
b. Waktu mengikat dan mengeras semen
c. Berat Jenis semen
d. Berat Volume semen
2. Agregat halus/pasir, materi praktikum terdiri dari:
a. Kelembapan Pasir
b. Berat Jenis Pasir
c. Air Resapan Pasir
d. Berat Volume Pasir
e. Test Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik
f. Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur
g. Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pencucian)

Praktikum Tekonologi Beton 3


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

h. Analisa Saringan Pasir

3. Agregat kasar/ batu pecah,materi praktikum terdiri:


a. Kelembapan Batu Pecah
b. Berat Jenis Batu Pecah
c. Air Resapan Batu Pecah
d. Berat Volume Batu Pecah
e. Test Kebersihan Batu Pecah Terhadap Lumpur (Pencucian)
f. Analisa Saringan Batu Pecah

Praktikum Tekonologi Beton 4


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

BAB II
PENGUJIAN MATERIAL SEMEN

2.1. PENGUJIAN MATERIAL SEMEN


Pengujian material semen terdiri dari dari
1. Konsistensi Normal
2. Waktu Mengikat Dan Mengerasa Semen
3. Berat Jenis Semen
4. Berat Volume Semen

2.2. KONSISTENSI NORMAL SEMEN

2.2.1. REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 187-86 (Standart Test Method for Normal Consistency of Hydroulic
Cement)
 SNI 2049 -2015 ( Semen Portland)
 SNI 03-6827-2002 (Metode pengujian Waktu Ikat Awal semen portland dengan

alat vicat untuk pekerjaan sipil).

2.2.2. LATAR BELAKANG


Konsistensi normal adalah kondisi air dengan semen dimana campuran
pasta tersebut mudah dikerjakan dalam kondisi plastis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi konsistensi normal semen adalah :
1) Kadar Air
Jika kadar air terlalu banyak maka campuran pasta akan encer dan
apabila kekurangan air campuran pasta akan mengeras dan menggumpal.
2) Suhu Lingkungan
Semakin tinggi suhu lingkungan maka akan semakin cepat proses
pengerasan.
3) Kehalusan Butiran Semen
Keadaan semen akan mempengaruhi konsistensi normal yaitu

Praktikum Tekonologi Beton 5


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

butirannya maka air yang dibutuhkan semakin banyak.


4) Keadaan Semen
Semen dalam keadaan tidak bagus atau sudah lama disimpan akan
mempengaruhi konsistensi normal semen.
Dalam standarnya semen baru ditambahkan air yang dibutuhkan hanya
25% dari berat semen bila dikerjakan secara mekanis dan manual. Standarnya
25% dari berat semen, maka semen dapat dikatakan dalam kondisi konsistensi
jika penurunan jarum pada alat vikat mencapai 10 ± 1 mm setelah 30 detik
dihancurkan. Jika penurunannya besar dari 11 mm berarti semen kelebihan air.
Sedangkan jika penurunannya kecil dari 9 mm maka semen kekurangan air.
Berdasarkan SNI 03-6826-2002 yaitu konsistensi normal semen dapat dihitung
dengan rumus :
Konsistensi = x 100

2.2.3. TUJUAN
 Untuk mendapatkana nilai waktu ikat awal semen portland dengan alat
Vicat.
 Untuk menentukan mutu semen portland

2.2.4. METODOLOGI PELAKSANAAN


A. Prosedur pelaksanaan :
 Campur 280 gr Semen dengan air 70 cc
 aduk campuran semen dan air secara rata ± 3 menit
 Membuat bola pasta ditangan dan lempar dari tangan kiri kekanan
sebanyak 6x. Masukkan ke konikel alat vicat ( pada gambar 2.1).
 Membiarkan vicat menembus pasta, setelah 30 detik, catat besarnya
penetrasi jarum vicat.

Praktikum Tekonologi Beton 6


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

B. Alat yang digunakan


1. alat vikat
Alat vikat yang digunakan menggunakan jarum vikat dengan
diameter 1 mm. Alat ini yang akan digunakan untuk pengujian.

Gambar 2.1 Alat vikat diameter 1 mm


2. Timbangan digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material yang akan
diuji.

Gambar 2.2 Timbangan digital


3. Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur jumlah air yang akan
digunakan.

Praktikum Tekonologi Beton 7


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Gambar 2.3 Gelas ukur 400ml

4. Stop Watch
Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu pada saat vicat menembus
pasta semen. stopwatch bisa menggunakan aplikasi penghitung waktu yang
terdapat pada telepon genggam.

Gambar 2.4 Stop Watch

2.2.5. Kesimpulan
Penetrasi / penurunan adalah angka yang terbaca pada alat vicat saat
jarum dijatuhkan.Semakin banyak airnya, semakin besar penetrasinya dan
sebaliknya. Yang dicari adalah banyaknya air yang dapat menyebabkan nilai
penetrasi = 10 mm. Karena sulit memperkirakan jumlah air yang
menyebabkan penetrasi 10 mm, maka dilakukan beberapa percobaan dan
hasilnya terdapat pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Form pengamatan konsistensi normal semen

Konsistensi
Berat Vol Air (cc) Penetrasi
No W2/W1 x100%
Semen (gr) W1 W2 (mm)
(%)

1 280 70 5 25

2 280 80 6 28,6

3 280 85 15 30,36

4 280 82 10 29,3

Praktikum Tekonologi Beton 8


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

sumber : data lab

Nilai konsistensi stándar dimana nilai penetrasinya 10mm. Seperti pada grafik
2.1

30
25
Persentasi (mm)

20
15

10
5
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34
29.3
Konsentrasi (%)

Grafik 2.1. nilai konsistensi stándar pada saat penetrasi 10mm

Dari gambar 2.1.terlihat bahwa 29.3% adalah Nilai konsistensi normal


semen untuk membuat pasta semen dalam kondisi standart.
Menurut referensi yang dipakai yaitu SNI dan ASTM Konsistensi
tercapai apabila jarum vicat dengan diameter 10 mm masuk ke dalam pasta
semen dalam waktu 30 detik sedalam (10±1 mm). Umumnya persentase air
untuk mencapai konsistensi berkisar antara 26% – 29%. Maka semen
memenuhi standard.

2.3.WAKTU MENGIKAT DAN MENGERAS SEMEN

2.3.1 REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 ASTM C 191-92: (Standart Test Method For Time of Setting of Hydraulic
Cement by Vicat Needle).
 SNI-03-6827-2002:Metode pengujian waktu ikat awal semen Portland dengan
menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil

Praktikum Tekonologi Beton 9


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

2.3.2 LATAR BELAKANG


Semen setelah bercampur dengan air akan mengalami pengikatan, dan
setelah mengikat lalu mengeras. Lamanya pengikatan sangat tergantung dari
komposisi senyawa dalam semen dan suhu udara sekitarnya. Waktu pengikatan
pada pasta semen ada 2 (dua) macam, yaitu waktu ikat awal (setting time) dan
waktu ikat akhir (final setting). Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan
sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis,
sedangkan waktu ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen
bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi “keras”. Yang dimaksud
dengan keras pada waktu ikat akhir adalah hanya bentuknya saja yang sudah
kaku, tetapi pasta semen tersebut belum boleh dibebani, baik oleh berat sendiri
maupun beban dari luar.

2.3.3 TUJUAN
Untuk mengetahui waktu yang digunakan semen untuk pengikatan awal dan
waktu pengikatan akhir pasta semen pada kondisi konsistensi normal.

2.3.4 METODELOGI PENGUJIAN


A. Metode pelaksanaan
 Campur semen 280 gr + air 70 cc.
 Mengaduk secara rata ± 3 menit.
 Membuat bola pasta ditangan dan lempar dari tangan kiri kekanan
sebanyak 6x. Masukkan ke konikel alat vicat ( pada gambar 2.1)
 Membiarkan vicat menembus pasta, setelah 30 detik, mencatat besarnya
penetrasi jarum vicat.

Praktikum Tekonologi Beton 10


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

B. Alat yang digunakan


1. alat vikat
Alat vikat yang digunakan menggunakan jarum vikat dengan
diameter 1 mm. Alat ini yang akan digunakan untuk pengujian.

Gambar 2.1 Alat vikat diameter 1 mm

2. Timbangan digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material yang akan
diuji.

Gambar 2.2 Timbangan digital


3. Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur jumlah air yang akan
digunakan.

Praktikum Tekonologi Beton 11


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Gambar 2.3 Gelas ukur 400ml


4. Stop Watch
Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu pada saat vicat menembus
pasta semen. stopwatch bisa menggunakan aplikasi penghitung waktu yang
terdapat pada telepon genggam.

Gambar 2.4 Stop Watch

2.3.5 KESIMPULAN
Tabel 2.2. Form Pengamatan percobaaan waktu mengikat dan mengeras
semen
Waktu Penurunan Penurunan
No
(Menit) (mm)
1 45 48
2 60 44
3 75 31
4 90 23
5 105 15
6 120 5
7 135 0
Sumber : data percobaan
Hasil percobaan ditabelkan dan dibuat grafik untuk memperoleh nilai:
1 . Waktu mengikat semen, yaitu waktu yang diperoleh pada penetrasi 25mm
2. Waktu mengeras semen, yaitu waktu yang diperoleh pada penetrasi 0 mm,
dimana pasta semen sudah keras sempurna.

Praktikum Tekonologi Beton 12


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

70
60

penetrasi (mm)
50
40
30
20
10
0
45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225
84 Waktu (detik)

Grafik 2.2 waktu mengikat dan mengeras Semen

Dari gambar 2.2 terlihat bahwa 84 Detik adalah waktu awal mengikat semen yang
diambil dari nilai penetrasi 25 mm. dan 135 Detik adalah waktu mengeras semen
dimana nilai penurunannya adalah nol ( pasta semen sudah mengeras).

Dari hasil percobaan waktu pengikatan dan pengerasan semen diperoleh waktu
pengikatan awal pada saat penurunan di titik 25 mm adalah 1 menit 17 detik dan waktu
pengerasan atau pengikatan terakhir pada saat penurunan di titik 0 mm adalah 2 menit /
120 detik. Menurut SK SNI S–04–1989–F waktu pegikatan pada semen berkisar antara
45 – 140 menit. Dapat disimpulkan bahwa percobaan waktu pengikatan dan pengerasan
semen tidak memenuhi standar SK SNI S–04–1989–F.

2.4 BERAT JENIS SEMEN

2.4.1 REFERENSI
 Modul Praktikum Teknologi beton 2018
 SNI - 7064 – 2004: (Semen Portland Komposit)
 SK SNI 15–2531–1991: metode pengujian berat jenis semen prtland.
 ASTM C. 188-89 (Pengujian Density)

Praktikum Tekonologi Beton 13


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

 ASTM C. 150 (Standart Spesification for Portland Cement)

2.4.2 LATAR BELAKANG


Menurut SNI - 7064 - 2004, PCC (Portland Composite Cement) merupakan
bahan pengikat hidrolus hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland
dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik,atau hasil pencampuran antara
bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik
tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnaceslag), pozzolan, senyaw
asilikat, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% sampai dengan 35%
darimassa semen Portland.Berat jenis semen yang disyaratkan SK SNI 15–2531–
1991 berkisar antara 3.00–3.20 t/m3.
Berat jenis semen perlu diketahui karena digunakan dalam hitungan

perbandingan campuran beton.Kegunaannya adalah untuk konstruksi umum,

seperti pekerjaan beton, pasangan bata, pagar dinding dan pembuatan elemen

bangunan khusus seperti beton pracetak (paving block) dan sebagainya.

2.4.3 TUJUAN
Untuk menentukan berat per volume semen. dimana berat tersebut berfungsi

untuk menentukan baik buruknya kualitas beton. Dan untuk mengetahui standart

dan prosedur pelaksanaan berat jenis semen.

2.4.4 METODOLOGI PELAKSANAAN


A. Metode pelaksanaan
 Menimbang semen dengan 250 gr. Ini adalah nilai W1. Lalu lakukanlah
2x untuk 2 percobaan.
 Mengisi ke dua labu takar dengan minyak tanah sampai sebatas garis yg
ditentukan, lalu di timbang. Ini adalah nilai W3
 Mengeluarkan separuh minyak dari labu takar.
 Mengisikan semen ke dalam labu takar, lalu menambahkan minyak

Praktikum Tekonologi Beton 14


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

sampai sebatas garis yg ditentukan. Kemudian campurkan rata dan


timbang. Ini adalah nilai W2.

B. Peralatan yang dibutuhkan


 Labu Takar
Labu takar digunakan sebagai wadah untuk melakukan percobaan.
Labu takar yang digunakan dengan kapasitas 500 ml.

Gambar 2.7
Labu takar 500 ml
 Corong
Corong yang digunakan adalah corong berbahan kaca yang
berfungsi sebagai alat bantu untuk memasukkan material kedalam
labu takar.

Gambar 2.8
Corong

 Timbangan digital
Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital yang
memiliki tingkat ketelitian 0.001kg / 1 gr.

Praktikum Tekonologi Beton 15


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Gambar 2.9
Timbangan digital

2.4.5 KESIMPULAN
Analisis perhitungan berat jenis semen dapat dilakukan sesuai
perumusan yang terdapat pada tabel 2.3. Nilai berat jenis semen adalah
nilai berat jenis rata-rata dari dua kali percobaan yang dilakukan.
Tabel 2.3. Form Pengamatan percobaaan berat jenis semen
Percobaan
1 2
Nomor
Berat Semen (w1)....gram 250 250
Berat Semen + miyak + lau takar
(w2)....gram 766 766
Berat labu bakar + minyak
(w3)....gram 583 583
Bj = 0,8 w1/(w1+w3-w2) 2.98 2.98
Sumber : data hasil percobaan.
Rata-rata berat jenis semen : = 2,98

Dari hasil percobaan menentukan berat jenis semen diperoleh bahwa


hasil percobaan tersebut tidak memenuhi standart. Hasil percobaan tersebut
sebesar 2,98 gr/cm3,dan standart berat jenis portland pozzolan cement
adalah 3 - 3,2 (SNI 15 - 2049 – 1994) Portland cement.

Praktikum Tekonologi Beton 16


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

2.5. BERAT VOLUME SEMEN

2.5.1. REFERENSI

 Modul Praktikum Teknologi beton 2018


 ASTM C. 188 – 86, “Pengujian Density”

2.5.2. LATAR BELAKANG


Berat volume semen adalah berat semen pada volume tertentu dengan
atau tanpa rojokan. Dilakukannya percobaan ini, karena kita ingin mencari tahu
perbandingan atau beda nilai berat semen dengan rojokan atau tanpa rojokan
pada saat dimasukkan secara bertahap kedalam silinder besi diameter 15 cm.

2.5.3. TUJUAN
Untuk mendapatkan perbandingan berat volume semen dengan atau
tanpa rojokan.

2.5.4. METODOLOGI PENGUJIAN


A. Metode Pelaksanaan
 Mengukur diameter (D=15) dan tinggi kedua silinder (h=15cm), lalu
menghitung volume silinder = 1/4πD2h
 Menimbang kedua silinder. Ini adalah nilai W1
 Untuk yang tanpa rojokan :
 Mengisi silinder penuh dengan semen. Diangkat setinggi 1 cm. Jatuhkan
kelantai sebanyak 3 kali, dan meratakan permukaannya lalu timbang. Ini
adalah nilai W2.
 Untuk yang dengan rojokan :
 Mengisi 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali, demikian hingga penuh
dan tiap bagian dirojok 25 kali. Dan meratakan permukaannya lalu
timbang. Ini adalah nilai W2.
B. Peralatan Yang Dibutuhkan

Praktikum Tekonologi Beton 17


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

1. Silinder besi
Silinder besi digunakan sebagai wadah material untuk melakukan
percobaan. Silinder besi yang digunakan berdiameter 15 cm.

Gambar 2.10 Silinder besi


2. Alat perojok dari besi
Alat perojok dari besi memiliki ukuran 16 mm, panjang 60

cm ujung bulat yang berfungsi sebagai alat perojok.

Gambar 2.11
Rojokan Besi
3. Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang material yang akan
diuji.

Gambar 2.12
Timbangan digital

2.5.5. KESIMPULAN

Praktikum Tekonologi Beton 18


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

Analisis perhitungan berat volume semen dapat dilakukan sesuai


perumusan yang terdapat pada tabel 2.4. Nilai berat volume semen adalah nilai
berat volume rata-rata dari dua kali percobaan yang dilakukan. Nilai berat
volume semen dengan rojokan akan lebih berat bila dibanding berat volume
tanpa rojokan

Tabel 2.4. Form Pengamatan percobaaan berat volume semen


DENGAN
JENIS PERCOBAAN ROJOKAN TANPA ROJOKAN
1 2 1 2
Berat Silinder (w1)....kg 514 519 514 519
Berat Silinder + semen
(w2)....kg 850 852 830 833
Berat Semen (w2-w1)....kg 336 332 316 313
Volume Silinder (v).....dm3 282 292 292 292
Berat Volume (w2-w1) /
v.....kg/dm3 118 114 109 107
Sumber : data hasil percobaan
D = 15cm = 1,5 dm
t = 15 cm = 1,5dm
V = ¼ π x d² x t
= 0,25x 3,14 x (1,5)² x 1,5 = 2,649 dm3
Rata-rata berat volume semen Dengan Rojokan : = 2104,5

Rata-rata berat volume semen Tanpa Rojokan : = 2062,5

Dari percobaan menentukan berat volume semen diperoleh berat volume


semen rata-rata dengan cara dirojok atau dengan rojokan didapatkan sebesar
2,104,5 kg/l, sedangkan berat volume semen tanpa rojokan didapatkan sebesar

Praktikum Tekonologi Beton 19


Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ITATS

2,062,5 kg/l. Jadi berat volume semen lebih besar ketika dirojok dibandingkan
tanpa rojokkan, karena ketika semen menerima rojokan maka akan terjadi
pemadatan dan menyebabkan penambahan volume semen.

Praktikum Tekonologi Beton 20

Anda mungkin juga menyukai