Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH PEMANFAATAN STYROFOAM DALAM CAMPURAN


PEMBUATAN BETON PADA PERMEABILITAS BETON

Diusulkan Oleh :

BARLIAN SETIAWAN (3336150057)


FARREL FERDINAND (3336150023)
RAJA ABIGAIL Z. (3336150046)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON BANTEN
2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................... Error! Bookmark not defined.


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................iii
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................iii
1.4 Manfaat Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... v
3.1 Bahan Benda Uji ........................................................................................ v
3.2 Alat Yang Digunakan ................................................................................ v
3.3 Jumlah Benda Uji .................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Pembuatan Benda Uji ................................................................................ v
3.5 Pelaksanaan Pengujian.............................................................................. vi

Halaman

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton merupakan material struktur yang sangat luas penggunaannya.
Menurut berat satuannya beton dapat dibedakan atas beton normal dan beton
ringan. Per-timbangan penggunaan beton ringan ada-lah agar beban
konstruksi menjadi lebih kecil. Beton ringan untuk komponen struktur harus
memenuhi persyaratan ke-kuatan material struktur. Pengurangan be-rat satuan
beton dapat dilakukan dengan membuat beton dari agregat ringan, pe-
nambahan udara atau penambahan mate-rial yang mempunyai berat satuan yang
kecil. Pada saat ini telah dikembangkan be-ton ringan yang dibuat dari campuran
air, semen, pasir, dan styrofoam atau yang di-kenal dengan gabus putih.
Penggunaan styrofoam dalam beton ringan dapat di-anggap sebagai rongga
udara, namun sty-rofoam memiliki butiran yang kedap air. Beton dengan
styrofoam berat satuannya dapat dibuat hingga jauh lebih kecil diban-dingkan
dengan beton normal. Kekuatan beton berkaitan dengan per-meabilitas beton,
semakin kecil koefisien permeabilitas beton maka kekuatan beton semakin
besar. Untuk mengetahui perme-abilitas beton dengan penambahan styro-
foam perlu dilakukan suatu penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seberapa besar pengaruh Styrofoam dalam permeabilitas beton?
2. Campuran dibuat dengan jumlah semen 400 kg/m3 dengan perbandingan
berat campuran 1 : 2 : 3 (semen : pasir : kerikil)
3. Presentase penggunaan styrofoam adalah 0%, 10%, 20%, dan 40%
terhadap volume campuran.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui hubungan antara permeabilitas beton dengan presentase
penambahan butiran styrofoam.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi
mengenai penggunaan butiran styrofoam dalam pembuatan beton.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada saat ini telah dikembangkan beton ringan yang dibuat dari campuran air,
semen, pasir, dan styrofoam atau yang dikenal dengan gabus putih. Penggunaan
styrofoam dalam beton ringan dapat dianggap sebagai rongga udara, namun
styrofoam memiliki butiran yang kedap air. Beton dengan styrofoam berat
satuannya dapat dibuat hingga jauh lebih kecil dibandingkan dengan beton
normal.

Tinjauan pustaka didasarkan pada jurnal-jurnal terbaru.


BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Benda Uji


1. Semen PCC
2. Agregat Kasar
3. Agregat Halus
4. Styrofoam
5. Air

3.2 Alat Yang Digunakan


1. Ayakan / saringan
2. Penggetar ayakan/saringan (sieve shaker)
3. Timbangan
4. Gelas Ukur
5. Kerucut (conus)
6. Oven
7. Mesin molen
8. Tongkat baja
9. Cetakan silinder
10. Palu karet
11. Mesin uji kuat tekan beton
12. Mistar ukur
13. Alat penunjang lain seperti : sendok semen, sekop, sikat, dan lain-lain

3.4 Pembuatan Benda Uji


1. Masukan proporsi campuran yang telah ditentukan ke dalam molen,
Benda uji untuk pengujian permeabilitas dibuat dalam bentuk silinder.
Campuran beton dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe I
dengan perbandingan berat 1 : 2 : 3 (semen : pasir : kerikil). Berat semen
yang digunakan adalah 400 kg/m3 dengan faktor air semen tetap pada
masing-masing perlakuan yaitu sebesar 0,5. Jumlah benda uji yang dibuat
adalah 6 buah untuk setiap variasi penambahan styrofoam (0%, 10%,
20%, 30% dan 40% terhadap volume campuran)
2. Nyalakan mesin dan masukan air sedikit demi sedikit ke dalam molen
3. Setelah tercampur rata, tuangkan campuran tersebut ke dalam wadah
4. Masukan sebagian campuran kedalam kerucut abram sebanyak 3 lapisan
dan memukul-mukulnya sebanyak 25 kali, setelah sudah membentuk
kerucut kemudian diukur tinggi kerucut tersebut.
5. Siapkan cetakan silinder
6. Masukan campuran itu kedalam cetakan silinder sebanyak 3 lapis dan
setiap lapis dipukul sebanyak 25 kali
7. Ratakan bagian atasnya
8. Lakukan hal yang sama dengan benda uji silinder.
9. Diamkan benda uji selama 28 hari

3.5 Pelaksanaan Pengujian


Pemeriksaan kedalaman rembesan air dilakukan dengan membelah beton
menjadi dua bagian pada arah panjang. Setelah beton dibelah menjadi dua bagian,
kemudian diukur kedalaman rembesan air maksimum.

Permeabilitas beton dapat diartikan sebagai kemampuan beton untuk


Mengalirkan air melalui pori-porinya (Mehta, 1986). Permeabilitas dapat diukur
dengan menentukan tingkat aliran air yang melalui benda tersebut yang nilainya
dinyatakan sebagai koefisien permeabilitas kp (cm/dt). Semakin kecil koefisien
permeabilitas beton maka kekuatan beton semakin tinggi. Besar kecilnya
koefisien permeabilitas beton menyatakan mudah tidaknya beton dilalui air.
Semakin tinggi koefisien permeabilitas semakin mudah dilalui air. Pengujian
permeabilitas beton dilakukan pada umur benda uji 28 hari. Pengujian ini
bertujuan untuk mengevaluasi volume perembesan air di bawah tekanan yang
tinggi ke dalam benda uji serta tinggi air yang meresap ke dalam beton setelah
benda uji dibelah sehingga dapat diketahui koefisien permeabilitas dari benda uji
tersebut. Sebelum dilakukan pengujian permeabilitas terlebih dahulu permukaan
tepi atas beton tersebut dikasarkan kira-kira diameter 100 mm untuk
menghilangkan permukaan beton yang tidak dapat ditembus (impermeabel), dan
dilakukan pengecatan permukaan selimut silinder beton dengan pelapis kedap air
(cat kolam) untuk mengurangi keluarnya rembesan air pada sisi panjang silinder
beton. Uji permeabilitas dilakukan dengan menggunakan mesin uji concrete
permeability apparatus C-530.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Standar Nasional Indonesia untuk Spesifikasi Agregat


Beton. SNI 03-1750-1990. Jakarta.
Anonim. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. SNI
032834-2000. Jakarta.
Anonim. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
SNI 03-2847-2002. Jakarta.
Mehta, P.K. 1986. Structure, Properties, and Material. Prentice Hall, New Jersey.
Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Offset.
Murdock, L. J., Brook dan Hindarko. 1991. Bahan dan Praktek Beton.Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai