Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI

JEMBATAN KOMPOSIT

Secara garis besar konstruksi jembatan terdiri dari dua komponen utama yaitu bangunan atas
(super structure/upper structure) dan bangunan bawah (sub structure). Bangunan atas merupakan
bagian jembatan yang menerima langsung beban dari orang dan kendaraan yang melewatinya.
Bangunan atas terdiri dari komponen utama yaitu lantai jembatan, rangka utama, gelagar melintang,
gelagar memanjang, diafragma, pertambatan, dan perletakan/andas. Selain itu juga terdapat
komponen penunjang pada bangunan atas yaitu perlengkapan sambungan, ralling, pagar
jembatan, drainase, dan penerangan. Bangunan bawah merupakan bagian jembatan yang menerima
beban dari bangunan atas ditambah tekanan tanah dan gaya tumbukan dari perlintasan di bawah
jembatan. Bangunan bawah meliputi pilar jembatan (pier), pangkal jembatan (abutment), dan pondasi.
Konstruksi komposit (composite structure) adalah konstruksi gabungan dari material yang berbeda jenis,
dimana terdapat kerjasama antara kedua bahan tersebut dalam memikul beban.
Suatu struktur gelagar jembatan yang menggabungkan antara bahan baja dan beton dapat
dikategorikan sebagai konstruksi komposit apabila antara kedua bahan tersebut (pelat beton dan balok
baja) terjadi aksi komposit (composite action) yang baik. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan memasang
alat penghubung geser (shear connector) pada bidang kontak antara baja dan beton. Bila aksi komposit
dapat dicapai dengan baik, maka akan diperoleh efisiensi dimensi gelagar (stringer) yang lebih ekonomis
dari bangunan.
 Kelebihan Sistem Komposit
1. Profil baja dapat dihemat mencapai 20 – 30 % dibandingkan dengan balok non komposit.
2. Penampang atau tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat mengurangi atau menghemat
tinggi lantai (storey height) pada bangunan gedung dan tinggi ruang bebas (clearance) pada
bangunan jembatan.
3. Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh komposit (menyatu dengan
gelagar baja), sehingga pelendutan pelat lantai (komposit) semakin kecil.
4. Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan sistem komposit baja dan
beton, untuk penampang yang sama, mempunyai momen pikul yang lebih besar.
 Kekurangan Sistem Komposit
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, terdapat pula kerugian atau kekurangan dari
konstruksi komposit, yaitu untuk balok komposit statis tak tentu, aksi komposit kurang berfungsi pada
penampang yang memikul momen negative dimana pada daerah momen lentur negatif hanya tulangan
beton yang memikul gaya tarik. Dengan demikian, maka perlu ada pembatasan dalam aksi komposit
terutama pada lebar efektif dan rasio modulus elastisitas, mengingat pengaruh kontinuitas dan lendutan
jangka panjang.
Dibawah ini merupakan kajian Metode Pelaksanaan Kontruksi pada Jembatan Komposit
METODE PELAKSANAAN

1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kegiatan mendatangkan tenaga, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
dalam kegiatan pembangunan suatu proyek. Untuk alat-alat berat yang akan digunakan
didatangkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan terlebih
dahulu. Pada tahap I pendatangan alat berat, yaitu : dump truk, buldozer, back hoe, tahap II yang
didatangkan berupa material dan crane, tahap III yang didatangkan adalah alat pemancang, pada
tahap IV alat berat yang didatangkan adalah alat berat untuk pekerjaan perkerasan, seperti TR,
Tandem, finisher, dll. Untuk lokasi penempatan/tata letak site proyek ini dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :

Gambar 1.1 Tata Letak Site

2. Pembersihan Lokasi
Pada kegiatan pembersihan, kegiatan yang dilakukan antara lain : perataan lahan, penebangan
semak belukar ataupun pohon yang setidaknya dapat menggangu jalannya proyek, pembuatan
akses jalan masuk proyek yang seluruhnya dilakukan dengan alat berat jenis buldozer (lihat
gambar 1.2)
Gambar 1.2 Perataan lahan
3. Pembangunan fasilitas proyek di lapangan
a. Direksi keet
Direksi keet adalah tempat mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan pelaksanaan
proyek. Direksi keet dibangun dari tiang kayu, dinding dari multiplek, lantai beton rabat, atap
asbes dan penerangan secukupnya. Ukuran direksi keet 2 (4,8 m x 4,8 m).

b. Gudang terbuka dan gudang tertutup


Gudang digunakan untuk penyimpanan peralatan konstruksi dan bahan yang akan
dipergunakan untuk pembangunan proyek. Luasan bangunan ini adalah ( 8 x 6 ) m.
Untuk bahan pembuatan gudang sama dengan bahan yang digunakan untuk pembangunan
direksi keet. Lokasi penempatan gudang tidak jauh dari proyek
c. Barak Pekerja
Barak pekerja dibangun bersebelahan dengan lokasi pembangunan barak kerja dengan luasan
bangunan (4,8 m x 4,8 m). Jenis material yang digunakan sama dengan material yang
digunakan dalam pembangunan direksi keet.

1.2 PEKERJAAN PENGUKURAN


Pekerjaan pengukuran dilakukan dengan mengunakan alat theodolite untuk menentukan as
jembatan dengan alur pengukuran dimulai dengan membuat titik acuan dari beton rabat dilanjutkan
dengan mengukur mulai dari titik abutmen 1 menuju pilar sampai abutmen 2. kemudian dilakukan
pengukuran ulang dari abutment 2 menuju pilar sampai abutmen 1. Setelah patok terpasang
selanjutnya dilakukan pemasangan bowplank untuk menentukan sudut sudut dari bangunan.
Bowplank terbuat dari papan kayu 2/20 dan usuk 5/7. Bowplank ditancapkan kedalam tanah sampai
posisinya kuat/tidak mudah goyangdan dipasang  3 m
dari lokasi bangunan sehingga tidak rusak pada waktu penggalian.
1.3 PEKERJAAN BANGUNAN BAWAH
1.3.1 Pekerjaan Galian
1. Pekerjaan galian untuk abutment dilaksanakan sampai dengan elevasi dasar pile
cap yaitu  1 m.
2. Penggalian dilakukan melebihi luasan yang akan digunakan untuk abutmen untuk
memudahkan penempatan konstruksi. Pekerjan ini menggunakan alat berat back hoe dan
menggunakan dumptruck (DT) (gambar 1.3) dan tanah hasil galian dibuang ketempat
yang sudah direncanakan.
3. Dilanjutkan dengan penggalian tanah untuk pengerjaan pilar Penggalian
menggunakan alat berat jenis back hoe dengan langsung masuk ke sungai, karena pada
aliran air di sungai pada waktu musim kemarau sangat sedikit atau hampir tidak ada dan dari
data geologi yang didapat jenis tanah pada lokasi proyek adalah lapisan tanah kerapak
(gambar 1.4).

Gambar 4.3 Cara kerja back hoe


Gambar 1.4 Keadaan sungai gandong
4. Pengeringan air (dewatering) pada pekerjaan pondasi untuk abutment dilakukan
jika air dianggap menggenangi lokasi penggalian.
1.3.2 Pekerjaan Tiang Pancang
1. Pekerjaan pemancangan dimulai dari pondasi pilar jembatan dan dilanjutkan ke abutmen.
2. Tiang pancang diangkat menuju lokasi dan ditegakkan pada titik yang ditentukan.
3. Tiang pancang diukur ketegakan tiang menggunakan theodolite.
4. Dilakukan pemukulan dengan disel hammer dan setiap 10 kali pukulan dilakukan pencatatan
penurunan.
5. Setelah proses pemancangan selesai, dilakukan pemotongan /pengelupasan tiang sesuai
dengan elevasi rencana. Tulangan pada tiang disisakan  50 cm untuk pengecoran pile
cap.
1.3.3 Pekerjaan Beton
1. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat bekisting untuk abutmen dan
pilar jembatan menggunakan kayu lapis (playwood) setebal 12 mm dan kayu meranti
ukuran 5/7. kayu bekisting dirangkai sesuai ukuran. Tulangan abutmen/pilar yang sudah jadi
diletakan pada tempatnya. Kemudian bekisting dipasang di sekeliling tulangan (sesuai
dimensi abutmen/pilar) dan dilebihkan setebal bekisting tersebut.
2. Pengecoran dilakukan setelah bekisting dicek terhadap goyangan, kebocoran dan
kekuatan perancah.
3. Sebelum pengecoran beton dicek terhadap nilai slump untuk mengukur kekentalan
ampuran beton tersebut.
4. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan ready mix concrete dari truk molen. Tata
cara pengecoran dilakukan secara bertahap atau persegmen.
Gambar 1.5 Pengecoran ready mix dari truk molen

5. Setelah pengecoran setebal 30 cm dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator


dan dibantu dengan pemadatan dengan cara mengetok bekisting dengan palu ataupun
dengan tongkat besi.
6. Setelah beton mencapai umur yang disyaratkan atau seijin pengawas lapangan
bekisting bisa dibongkar sesuai instruksi dari pengawas.

1.3.4 Pekerjaan Urugan


1. Pekerjaan selanjutnya adalah pengurugan dengan menggunakan tanah urug dari tanah
bekas galian ataupun dari tanah lain yang diambil dari luar proyek dilakukan oleh back
hoe. (gambar 1.6)

Gambar 1.6 Pengurugan oleh back hoe


2. Pekerjaan pemadatan dilakukan tiap tebal pengurugan  15cm dengan menggunakan stamper
ataupun baby roller.(gambar 1.7)
Gambar 1.7 Alat Pemadat

1.4 PEKERJAAN BANGUNAN ATAS


1.4.1 Pekerjaan Sambungan Gelagar
1. Pendatangan profil baja
Pendatangan profil baja dilakukan dengan menggunakan truk
khusus untuk mengangkut profil baja yang dilengkapi dengan sejenis Crane
untuk mengangkat dan meletakkan profil baja. Ketika truk tersebut
sampai dilokasi proyek profil tersebut diletakkan sesuai instruksi dari
pelaksana, pengawas atau pun orang yang bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan penyambungan.
2. Peletakan profil baja
a.Sebelum profil tersebut diletakkan, sebaiknya telah dibuat semacam
perletakan dari kayu yang disusun dua tingkat serta melintang terhadap
profil nantinya.
b.Setelah truk sampai profil tersebut diletakkan dengan hati hati dan searah
memanjang jembatan pada perletakan yang telah dibuat.
c.Untuk peletakan profil yang lain untuk dilakukan penyambungan,
perletakannya harus berhimpit dengan gelagar yang lain. (gambar 1.8)

Gambar 1.8 Peletakan profil baja


3. Penyambungan profil baja
a. Setelah profil tersebut diletakkan pada perletakan, kemudian
dilakukan penyambungan terhadap profil baja tersebut dengan alat sambung baut.
b. Proses penyambungan dilakukan dengan tenaga manusia dengan diawasi serta mengikuti
instruksi dari pelaksana maupun pengawas lapangan.

1.4.2 Pekerjaan Pengelasan


1. Setelah profil disambung, permukaan atas profil diberi tanda (titik atau garis) untuk
pemasangan SHEAr connector dan juga nantinya untuk pelat begisting.
2. Kemudian shear connector dipasang dengan menggunakan las sudut dengan jarak sesuai
perhitungan. (gambar 1.9)

Gambar 1.9 Pengelasan shear connector

1.4.3 Pemasangan Gelagar Utama


1. Sebelum gelagar baja tersebut diangkat dan dipasangkan pada perletakan di abutmen
jembatan, sebaiknya terlebih dahulu dicek terhadap sambungan, shear connector, dan pada
abutmen diukur dan diberi tanda untuk perletakan expantion joint dan perletakan untuk
tumpuan.

Gambar 1.10 Jenis perletakan pada tumpuan


(elastomeric bearing-pad dan expantion roller bearing)
2. Setelah siap semuanya, gelagar dipindahkan ke atas abutmen dan pilar
dengan menggunakan crane.
3. Posisi crane berada di depan jembatan rencana dan bersebelahan dengan
tempat penyambungan profil baja.

Gambar 1.11 Pemindahan gelagar profil baja

4. Peletakan gelagar tersebut haruslah secara hati-hati dan tepat berada pada tumpuan.
5. Setelah pemindahan gelagar yang pertama, dilanjutkan dengan
gelagar yang kedua. Setelah gelagar kedua tersebut diletakkan pada tempatnya,
kedua gelagar tersebut segera disambung dengan diafragma. Penyambungan
dengan diafragma dimulai dari yang ujung gelagar. Demikian seterusnya
sampai dengan gelagar yang terakhir.

Gambar 1.12 Sambungan diafragma

1.4.4 Pekerjaan Beton


1. Pekerjaan begisting
a. Begisting yang digunakan pada pengecoran pelat lantai kendaraan
adalah terbuat dari beton bertulang dengan tulangan utama tegak lurus dengan arah
memanjang gelagar.
b. Begisting tersebut dipesan pada pabrik pembuatan beton bertulang sesuai instruksi
pelaksana atau pengawas lapangan.
c. Pemasangan begisting ke atas gelagar diangkat dengan Crane.

Gambar 1.13 Penempatan pelat begisting

2. Pekerjaan pembesian
a. Pekerjaan pembesian atau penulangan terdiri dari pemotongan,
pembengkokan dan perangkaian tulangan tersebut.
b. Pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di barak kerja
harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Perangkaian tulangan dilakukan langsung di atas gelagar.
3. Pengecoran
a. Sebelum dilakukan pengecoran, tulangan dicek dahulu posisi dan
keadaannya juga pemberian decking untuk tebal selimutnya.
b. Sesaat sebelum pengecoran hendaknya ready mix dicek terhadap
nilai slump terlebih dahulu. Jika sudah sesuai maka dapat dilakukan pengecoran.
c. Pegecoran untuk tempat yang jauh dari truk molen digunakan pompa.

Gambar 1.14 Detail pemompaan ready mix


4. Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator.
b.Pemadatan dengan menggunakan vibrator haruslah dilakukan oleh orang yang
berpengalaman dan cakap, karena untuk pemadatan haruslah sesuai dengan aturan
diantaranya yaitu tidak diperkenankan menyentuh tulangan, sudut penggunaan
vibrator haruslah sesuai dengan yang diperkenankan.
c. Selain pemadatan dengan vibrator juga dilakukan dengan cetok kayu untuk meratakan
permukaan.
5. Perawatan beton
a.Beton yang baru dicor harus dilindungi dari hujan, matahari secara langsung serta
kerusakan lain karena sentuhan, sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton harus
diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara menutupnya dengan karung basah atau
menggenanginya dengan air.
b. Permukaan beton tersebut harus dibasahi selama minimum 14 hari.
c. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran lantai trotoir dan tiang sandaran.
d. Perawatan untuk trotoir menggunakan air curring sedangkan untuk tiang sandaran
menggunakan karung basah.

1.4.5 Pekerjaan Perkerasan


1. Pekerjaan perkerasan dimulai dari lapisan pondasi bawah dengan
aggregat kelas B dan dipadatkan dengan menggunakan trimbis atau tandem roller.
2.Dilanjutkan dengan lapisan pondasi atas dengan aggregat kelas A dan dipadatkan
dengan tandem.
3. Kemudian dilanjutkan dengan lapisan perkerasan menggunakan ATB setebal padat 5
cm. Sebelum diberi aspal, permukaan lantai kendaraan dibersihkan dari debu ataupun
kotoran dengan menggunakan compresor lalu permukaannya diberi prime coat, setelah
itu dipadatkan dengan menggunakan tandem roller dan Pneumatic Tire Roller (TR).

4. Untuk perkerasan di atas jembatan hanya menggunakan prime coat dan dilapisi dengan
ATB dengan tebal padat 5 cm.

Gambar 1.15 Tandem Roller dan TR


1.4.6 Finishing
1. Pekerjaan Lain-lain
a. Pembuatan booksandaran dengan pasangan batukali sejumlah 4 buah dengan
dimensi sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan Rambu – rambu jalan dengan bagian bawahnya dicor dengan beton
rabat.
2. Pekerjaan Acian
a. Pekerjaan acian untuk kerb lantai kendaraan
b. Pekerjaan acian untuk booksandaran
3. Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan pada tiang trotoir
b. Pengecatan pada rambu – rambu
c. Pengecatan pada kerb
d. Pengecatan pada booksandaran
e. Pengecatan untuk marka, khusus untuk marka digunakan bahan yang
khusus.

Anda mungkin juga menyukai