Anda di halaman 1dari 13

SURAT KETERANGAN

Nomor: 1806/UN45.2.1/PI/2022

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas


Malikussaleh dengan ini menerangkan:
Nama : David Sarana, ST.MT
NIDN : 0008038208
Jabatan Fungsional : Non Fungsional
Fakultas : Teknik
bahwa dosen tersebut di atas telah melaporkan data artikel publikasi jurnal ilmiah yang
ditulis/ikut ditulisnya berikut ini ke LPPM Universitas Malikussaleh:
Judul Artikel : STUDI PENINGKATAN KUAT LENTUR PAVING
BLOCK SANDWICH DENGAN PENAMBAHAN
SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT

Penulis : David Sarana, Sofyan, Fasdarsyah, Teuku Mudi Hafli, dan Siti
Ramadani
Nama Jurnal : Jurnal Teknologi Terapan & Sains 4.0
Status Jurnal : Jurnal Nasional
ISSN : 2722-8428
Edisi : Vol. 2 No. 3 Tahun 2021
URL Artikel : https://ojs.unimal.ac.id/tts/article/view/5779
DOI : https://doi.org/10.1976/tts%204.0.v2i3.5779
Jenis Artikel : Publikasi Hasil Penelitian
Status Pengusul : Penulis Pertama sekaligus Penulis Korespondensi
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk keperluan pengusulan dalam pelaporan beban
kinerja dosen.

Ketua,

Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T.


NIP. 197610292003121003
STUDI PENINGKATAN KUAT LENTUR PAVING
BLOCK SANDWICH DENGAN PENAMBAHAN
SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT
David Sarana(1), Sofyan(1), Fasdarsyah(1), Teuku Mudi Hafli(1) Siti
Ramadani(1)
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh,
Jl. Batam, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe
e-mail : davidsarana@unimal.ac.id

Abstrak
Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat
dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenis, air
dan agregat halus dengan atau tanpa bahan lainnya. Kelemahan
paving block adalah kuat lentur yang rendah dan sifatnya yang getas.
Untuk memperbaiki kelemahan tersebut bisa dengan menambahkan
serat (fiber) dalam adukan paving block. Pada penelitian ini serat yang
digunakan adalah serat alam, yaitu serat pelepah kelapa sawit. Serat
diambil dari limbah perkebunan kelapa sawit yang telah mengalami
proses pada alat fiber press, serat dikeringkan dan dipotong sepanjang ±
2 cm. Variasi persentase serat terhadap berat volume pasir di dalam
campuran adalah 0,5%, 1%, dan 1,5%. Hasil penelitian menunjukkan
untuk setiap variasi persentase serat dapat meningkatkan kuat lentur
paving block dan peningkatan terbesar pada variasi 1,5% sebesar 90,63%
dari kuat lentur normal. Sehingga pemanfaatan serat pelepah kelapa
sawit pada paving block bisa dikembangkan.
Key Words : Paving Block, Serat Pelepah Kelapa sawit, Kuat Lentur

1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, paving block mulai dikenal sekitar tahun 1980-an,
namun saat itu penggunaannya belum marak seperti sekarang.
Paving block banyak digunakan masyarakat karena efisien dalam
pemasangan, pembongkaran dan perawatan, hemat dalam
32 TTS4.0

penggunaannya serta ekonomis dan memiliki aneka warna dan


bentuk. Paving block biasa digunakan pada area parkiran, halaman
kampus, sekolah, tanaman, tempat rekreasi, lingkungan komplek
perumahan dan kantor.
Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang
dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis
sejenis, air dan agregat halus dengan atau tanpa bahan lainnya
yang tidak mengurangi mutu paving block. Secara struktural,
paving block mempunyai kekuatan yang cukup besar dalam
menahan gaya tekan, tetapi kemampuan menahan gaya tarik
sangat lemah, lemahnya paving block pada gaya tarik membuat
paving block cepat aus dan retak hingga hancur. Untuk memperbaiki
sifat fisis dan mekanis penambahan serat pelepah kelapa sawit
sebagai serat alami memiliki keistimewaan sebagai suatu bahan
komposit antara mortar dan serat yang mempunyai potensi untuk
meningkatkan kualitas paving block dengan menggunakan metode
sandwich. Dalam penelitian ini serat yang digunakan adalah serat
pelepah kelapa sawit (serat organik), konsep dasar untuk menulangi
paving block secara alami adalah dengan menambahkan serat dalam
campuran paving block, sehingga tidak terjadinya retakan yang
terlalu dini akibat beban maupun hidrasi yang menyebabkan
penurunan kualitas paving block.
Penelitian ini akan menggunakan inovasi sandwich concrete yang
mana pada bagian bawah dari penampang merupakan campuran
beton dengan tambahan serat pelepah kelapa sawit dan bagian atas
menampang menggunakan campuran beton normal. Sifat fisik dan
mekanik serat pelepah kelapa sawit yang diteliti oleh Intara (2012)
menunjukkan bahwa adanya harapan untuk menggunakan
bahan kering dari serat pelepah kelapa sawit yang setara dengan
kekuatan rotan. Dalam dunia kontruksi, serat digunakan sebagai
bahan baku atau tambahan untuk membuat material bangunan
seperti eternit dan beton serat. Dengan demikian sangat
dimungkinkan pemakaian serat pelepah kelapa sawit sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan material kontruksi yang salah
satunya adalah paving blok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Peningkatan Kuat Lentur Paving 33

mengetahui berapa besar pengaruh penambahan serat pelepah


kelapa sawit pada setiap variasi terhadap kuat lentur paving
block sandwich. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengetahui
persentase berat optimum campuran serat pelepah kelapa sawit
yang menghasilkan kuat lentur beton maksimum.

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Benda Uji
Langkah pertama dalam pembuatan benda uji adalah
penyiapan bahan penyusun paving block yaitu semen portland,
agregat halus (pasir), serat pelepah kelapa sawit sebagai bahan
tambah dan air. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan benda
uji ini adalah cetakan balok, spatula, sendok semen, mesin kuat
lentur. Jumlah benda uji dengan penambahan serat pelepah kelapa
sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1. Jumlah dan Variasi Benda Uji


Kode Sampel Variasi serat Jumlah Benda Uji

BL1 0% 3

BL2 0,5 % 3

BL3 1% 3

BL4 1,5 % 3

Sebelum dilakukan pembuatan benda uji balok, dilakukan


pengujian percobaan dengan benda uji silinder untuk mengetahui
mix design yang sudah dihitung apakah dapat mencapai mutu kuat
tekan yang direncanakan yaitu mutu D dengan nilai kuat tekan
berkisar antara 8,5 – 10 MPa. Jumlah benda uji silnder dibuat
sebanyak 3 buah dengan variasi 0% saja. Setelah didapat mix design
sesuai dengan mutu yang direncanakan, dilanjutkan dengan
34 TTS4.0

pembuatan benda uji balok. Ukuran benda uji balok yaitu


60×15×15 cm, dengan komposisi campuran paving block setengah
bagian penampang bawah menggunakan serat dan setengah
bagian penampang atas tanpa menggunakan serat. Adapaun
bentuk uji balok dapat dilihat Seperti pada gambar di bawah
ini.

Gambar 1. Benda Uji

Proses pembuatan benda uji, pertama dilakukan pencampuran


untuk adukan dengan serat, setelah tercampur rata adukan beton
dituang dari molen ke talam untuk dimasukkan ke bekisting balok.
Disaat adukan beton dengan serat dimasukkan kedalam bekisting,
dilakukan pencampuran beton tanpa serat. Setelah tercampur
adukan beton tanpa serat dimasukkan ke dalam bekisting yang
sama. Pembuatan benda uji dimulai dari persiapan alat dan bahan
sesuai dengan kebutuhan material pada saat perhitungan campuran
paving block. Campuran tersebut dituang pada concrete mixer dan
ditampung dengan talam untuk dibawa ke tempat cetakan.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan benda uji adalah
sebagai berikut:
Peningkatan Kuat Lentur Paving 35

a. Mempersiapkan semua bahan campuran paving block yang telah


ditimbang untuk selanjutnya dimasukkan kedalam concrete mixer
secara bertahap, pertama dimasukkan bahan campuran dengan serat.
Kemudian membiarkan concrete mixer berputar hingga adukan
tercampur rata.
b. Selanjutnya adukan dituang kedalam talam setelah semua
material tercampur rata untuk kemudian adukan dimasukkan
kedalam cetakan sebanyak setengah bagian. Kemudian pemadatan
dilakukan sampai adukan paving block benar-benar padat agar
ketika adukan dikeluarkan dari cetakan tidak runtuh atau rusak.
c. Saat proses pemasukan dan pemadatan material dengan serat, bahan
campuran paving block yang telah ditimbang dengan tanpa serat
dimasukkan kedalam concrete mixer kemudian biarkan berputar
hingga adukan tercampur rata.
d. Kemudian adukan dimasukkan kedalam talam setelah semua
material tercampur rata untuk adukan dimasukkan kedalam cetakan
sebanyak setengah bagian akhir. Selanjutnya pemadatan dilakukan
sampai adukan paving block benar-benar padat agar ketika
adukan dikeluarkan dari cetakan tidak runtuh atau rusak.
e. Setelah satu hari adukan paving block dikeluarkan dari cetakan
ditempat yang terlindung dari sinar matahari dan hujan. Selanjutnya
mendiamkan benda uji tersebut selama 28 hari.

2.2 Pengujian Kuat Lentur Paving Block


Kuat lentur benda uji sangat dipengaruhi oleh faktor air semen,
komposisi serat, bentuk dan ukuran benda uji, serta mutu material
yang baik seperti umur semen yang masih layak digunakan.
Alat yang digunakan untuk penentuan kekuatan benda uji
dilakukan dengan menggunakan mesin uji kuat lentur beton.
Adapun set up benda uji balok yang digunakan untuk uji kuat lentur
dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.
36 TTS4.0

Gambar 2. Pengujian kuat lentur

Pengujian kuat lentur beton dilakukan setelah mencapai umur


beton 28 hari. Adapaun Langkah-langkah pengujiannya adalah
sebagai berikut:
a. Sampel benda uji diangkat dari rendaman, kemudian di diamkan
dalam 1 hari
b. Menimbang dan mencatat berat sampel beton, kemudian diamati
apakah terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan
c. Buat garis-garis melintang sebagai tanda titik perletakan dan titik
pembebanan, jarak titik perletakan dari satu sisi ke sisi yang lain
yaitu 45 cm, untuk jarak pembebanan dari satu sisi ke sisi lain yaitu
15 cm dan panjang dua sisi diluar titik perletakan yaitu 7,5 cm
d. Meletakkan sampel beton ke dalam alat penguji, lalu menghidupkan
mesin dan secara perlahan alat menekan sampel beton
e. Mencatat hasil kuat tarik lentur beton untuk tiap sampelnya

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil yang diuraikan berupa hasil yang didapat melalui pengujian.
Adapun hasil dari penelitian yang sudah dilakukan meliputi
perhitungan komposisi mix design paving block, hasil pengujian kuat
tekan dan hasil pengujian kuat lentur.
Peningkatan Kuat Lentur Paving 37

3.1 Komposisi mix design paving block


a. Mix design (benda uji silinder)
Dari data pada pengujian sifat fisis, maka didapat perencanaan
campuran (mix design) dengan proprosi campuran 1PC : 3PS
dengan variasi 0% yaitu tanpa penggunaan serat untuk dilakukan
pengujian kuat tekan (trial). Perencanaan campuran dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Mix design (benda uji silinder)

Material Berat Material untuk 0,00529


3
m
Semen (kg) 1511,4

Pasir (kg) 5979,6

Air (kg) 528,99

b. Mix design (benda uji balok)


Perhitungan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar diperlihatkan seperti
pada tabel 3 :
Tabel 3. Mix design Balok dengan dan tanpa serat

Berat Material
Material
0% 0,5% 1% 1,5%

(gr) (gr) (gr) (gr)

Pasir (kg) 15288,75 15288,75 15288,75 15288,75

Semen (kg) 3864,38 3864,38 3864,38 3864,38

Air (kg) 1352,53 1352,53 1352,53 1352,53


38 TTS4.0

3.3. Hasil Pengujian Kuat Tekan (Trial )


Perhitungan nilai kuat tekan beton diperlihatkan pada tabel di bawah
ini.

Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan ( Trial )

Sampel Umur Perawatan Kuat Tekan Kuat Tekan


0% (hari) (MPa) Rata-rata
I 3 8,73 (MPa)

II 3 9,23 8,98
III 3 8,98

Benda uji silinder untuk pengujian kuat tekan (trial) dilakukan


perawatan selama 3 hari. Setelah diuji kuat tekan didapat nilai kuat
tekan sampel I sebesar 8,73 MPa, sampel II 9,23 MPa, dan sampel
III 8,98 MPa dengan nilai kuat tekan rata-rata sebesar 8,98 MPa.

Gambar 3. Grafik kuat tekan ( Trial )


Peningkatan Kuat Lentur Paving 39

Berdasarkan nilai kuat tekan rata-rata yang didapat sebesar


8,98 MPa, masih dalam batasan kuat tekan rencana dengan mutu D
(8,5-10 MPa). Sehingga mix design yang direncanakan dapat
dilanjutkan pembuatan benda uji balok untuk pengujian kuat lentur.

3.4. Hasil Pengujian Kuat Lentur Paving Block


Nilai kuat lentur adalah kemampuan benda uji balok paving block
untuk menahan gaya lentur yang diuji sesuai dengan setup benda
uji. Hasil kuat lentur merupakan nilai rata-rata kuat lentur benda uji
balok dari masing- masing persentase penambahan serat pelepah
kelapa sawit Data hasil pengujian kuat lentur dapat dilihat pada
table berikut.

Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Lentur Paving Block

Campuran Serat Umur Perawatan Kuat Lentur Rata-rata

% hari MPa
0 28 0,427
0,5 28 0,594
1, 28 0,665
1,5 28 0,814
40 TTS4.0

Gambar 4. Grafik kuat lentur rata-rata paving block

Gambar 5. Grafik persentase kenaikan kuat lentur


Peningkatan Kuat Lentur Paving 41

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penggunaan serat


pelepah kelapa sawit dengan variasi 0% dari volume pasir
diperoleh nilai kuat lentur sebesar 0,427 MPa, variasi 0,5%
diperoleh sebesar 0,594 MPa, variasi 1% diperoleh sebesar 0,665 MPa
dan variasi 1,5% sebesar 0,814 MPa. Persentase kenaikkan nilai
kuat lentur pada variasi 0,5% sebesar 39,11%, pada variasi 1%
sebesar 55,73% dan pada variasi 1,5% sebesar 90,63%. Hasil penelitian
menunjukkan untuk setiap variasi persentase serat dapat
meningkatkan kuat lentur paving block dan peningkatan terbesar pada
variasi 1,5% sebesar 90,63% dari kuat lentur normal. Sehingga
pemanfaatan serat pelepah kelapa sawit pada paving block bisa
dikembangkan.

4. KESIMPULAN

Pada penelititian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Penambahan serat pelepah kelapa sawit pada paving block
menyebabkan peningkatan kuat lentur.
2. Dari hasil pengujian kuat lentur paving block sandwich
dengan penambahan serat pelepah kelapa sawit, komposisi optimum
pada variasi 1,5% dengan kuat lentur sebesar 0,814 MPa.

Daftar Pustaka
Anonim, 1996, SNI 03-0691-1996: Bata Beon (Paving Block), BSNI, Jakarta

Anonim, 1996, SNI 03-4431-1997: Metode Pengujian Kuat Lentur Normal


Dengan Dua Titik Pembebanan, BSNI, Jakarata

Anonim, 1990, SK SNI T-04-1990: Tata Cara Pemasangan Paving Balock


Beton Terkunci Untuk Permukaan Jalan, DPU, Jakarta

Intara, Y.I, Dyah, B, 2012, Studi Sifat Fisik dan Mekanik Parenkhim Pelepah
Daun Kelapa Sawit Untuk Pemanfaatan Sebagai Bahan
Anyaman, Jurnal Agrointek.6 (1): 36-34
42 TTS4.0

Jones, R. M., 1975, Mechanics Of Composite Materials. Hemisphire


Publishing Co, Newyork

Pahan, Iyung, 2012, Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya,


Jakarta

Suryanto et al, 2014, Review Serat Alam: Komposisi, Struktur, dan Sifat
Mekanis, Universitas Negeri Malang, Malang

Widiastuti, R, Syabana, D K., 2015, Serat Pelepah Kelapa Sawit (Sepawit)


Untuk Bahan Baku Produk Kerajinan, Prosiding Seminar
nasional 4th UNS SME’s Summit & Awards, Hal 7-14

Wintoko B, 2012, Sukses Wirausaha Batako dan Paving Block, Pustaka


Baru Press, Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai