TUGAS AKHIR
Oleh,
NIM: 112019001
POLITEKNIK SUKABUMI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Sementara itu, dari sifat mekaniknya material silica fume mempunyai reaksi
yang disebut pozzolan yang bisa bereaksi terhadap semen yang dilepaskan oleh batu
kapur. Karena memiliki kadar SiO2 (Silikon Dioksida) yang tinggi dapat membuat
Ca(OH)2 (Kalsium Hidroksida) serta SiO2 (Silikom Dioksida) bereaksi kemudian
menghasilkan C-S-H (Kalsium Silikat Hidrat).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat
mengumpulkan data yang mendukung Tugas Akhir ini dapat dilakukan dengan
baik. Beberapa cara dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Penulis melakukan studi pustaka terhadapa semua sumber informasi dalam
media cetak maupun media elektronik, baik itu buku-buku atau modul dari
mata kuliah yang telah didapatkan, dan pemanfaat media internet.
2. Observasi Lapangan
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan
analisa yang dibahas.
3. Uji Laboratorium
Penulis melakukan pengujian dilaboratorium untuk mendapatkan hasil, baik
material maupun kuat tekan beton.
4. Metode Bimbingan
Dilakukan dengan dosen yang konsentrasinya sesuai dengan masalah yang
dibahas untuk mendapatkan petunjuk dalam pembuatan Tugas Akhir.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas hasil dari pengaruh penggunan silica fume
terhadap kuat tekan beton dengan variasi dan waktu yang sudah
diuji.
LANDASAN TEORI
2.1 Beton
Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah
membentuk massa padat (SNI 03-2834-1993). Beton disusun dari agregat kasar dan
agregat halus. Agregat halus yang digunakan biasanya adalah pasir alam maupun
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu, sedangkan agregat kasar yang
dipakai biasanya berupa batu alam maupun batuan yang dihasilkan oleh industri
pemecah batu. [1]
2.2.2 Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam alkali, garam, bahan organik,
atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan (SNI-03-
2847-2002). Hampir semua air alami yang dapat diminum dan tidak mempunyai
rasa atau bau yang mencolok memenuhi syarat sebagai air campuran untuk
pembuatan beton. Apabila ketidakmurnian dalam air campuran berle-bihan, dapat
mempengaruhi tidak hanya waktu pengikatan (setting time), kuat beton, stabilitas
volume (perubahan panjang), tetapi dapat juga mengakibatkan penge-flor-an
(efflorescence) atau korosi tulangan. Konsen-trasi tinggi dari bahan solid yang
dapat larut dalam air, sebaiknya dihindari.[1]
Menurut SNI 7394-2008 kebutuhan air untuk mutu beton K-225 1/m3
adalah 215 Liter (Gambar 2.1). Untuk mengetahui air untuk campuran beton
memenuhi kriteria standar yang diberikan atau tidak dapat dilakukan dengan cara
analisis kimia. Analisis ini meliputi pemeriksaan terhadap sulfat, magnesium,
amonium, klorida, pH, karbondioksida, minyak dan lemak, zat-zat yang menyusut.
Menurut SK SNI S-04-1989-F persyaratan untuk kualitas air dalam pengadukan
beton adalah :
gregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, terak tanur
tiup atau beton semen hidrolis yang dipecah. Sesuai dengan SNI 03 - 2847 - 2002,
bahwa agregat kasar merupa-kan agregat yang mempunyai ukuran butir antara 5,00
mm sampai 40 mm. [1] Menurut SNI 7394-2008 kebutuhan kerikil untuk mutu
beton K-225 1/m3 adalah 1047 kg dengan ukuran 5 mm s/d 40 mm... (Gambar 2.1)
Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau gabungan dari
kedua pasir tersebut. Sesuai dengan (SNI 03 - 2847- 2002), bahwa agregat halus
merupakan agregat yang mempunyai ukuran butir maksimum sebesar 5,00 mm.
Agregat halus yang baik harus bebas dari bahan organik, lempung, partikel yang
lebih kecil dari saringan no.100, atau bahan-bahan lain yang dapat merusak
campuran beton.[1]
Menurut SNI 7394-2008 kebutuhan pasir untuk mutu beton K-225 1/m3
adalah 698 kg dengan ukuran ≤ 5 mm. ............................................... Gambar 2.1
Keterangan:
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada
agregat, yaitu sebagai berikut:
1. Menimbang wadah kosong (W1), lalu benda uji dimasukan kedalam wadah
dan di timbang (W2), masa benda uji adalah masa wadah dan benda uji
dikurangi masa wadah (W3);
2. Setelah itu benda uji dikeringkan beserta talam/wadah didalam oven dengan
suhu (110±5)℃, sampai berat tetap/kering;
3. Setelah kering, benda uji kering dan wadah ditimbang (W4). Masa benda uji
kering massa wadah dan benda uji kering dikurangi masa wadah (W5);
4. Hitung kadar air dengan rumus sebagai berikut:
𝑊3−𝑊5
𝑝= 𝑥100% (2.4)
𝑊5
Keterangan :
2.4.5 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar (SNI 03-
1969-2016)
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh angka berat jenis curah, berat jenis
kering permukaan jenis dan berat jenis semu serta besarnya angka
penyerapan. Peralatan yang dibutuhkan meliputi:
Benda uji yang digunakan adalah agregat yang tertahan saringan no.4 (4,75) mm
diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak kira kira 5 kg.
Cara pengujian atau prosedur urutan pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar diberikan sebagai berikut:
Keterangan:
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh
mesin pembebanan. Kuat tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari
perbandingan semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan berbagai jenis campuran.
Perbandingan air terhadap semen merupakan faktor utama dalam penentuan kuat
tekan beton.
Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder dengan tinggi
30 cm dan diamter 15 cm dapat dilihat pada gambar berikut:
Keterangan:
f’c = Kuat tekan beton ( MPa )
A = luas penampang benda uji (𝑚𝑚2 )
P = beban tekan ( N )
Volume Silinder 15 cm x 30 cm
1 75% 25% 1
2 70% 30% 1
3 65% 35% 1
Total 3 Buah
BAB III
OBJEK KAJIAN
3.2 Bahan-bahan
3.3 Peralatan
Pengujian ini dilakukan untuk mencari nilai slump pada beton segar, melihat
perbandingan antara nilai slump dengan uiat tekan beton yang tercapai.
1. Peralatan
a. Kerucut Abraham, yaitu kerucut terpancung dengan ukuran diamter
bawah 20 cm diameter atas 10 cm, tinggi 30 cm;
b. Plat baja tahan karat untuk alas pengujian;
c. Tongkat pemadat diameter 20 mm panjang 50-60cm;
d. Mistar pengukur.
2. Prosedur
a. Bagian dalam alat slump serta landasannya;
b. Letakan alat slump ditempat datar atau landasan yang sudah
disiapkan.;
c. Selanjutnya beton dimasukkan;
d. Setiap lapisan dipadatkan dengan batang pemadat sebanyak 25 kali.;
e. Lalu secara perlahan angkat vertikal keatas kerucut abrahamnya;
f. bandingkan tinggi cetakan dengan tinggi beton, lalu hasil dari
pengukurannya dicatat.
1. Peralatan
a. Mesin kuat tekan beton (COMPRESSION TESTING MACHINE)
Capacity 2000KN, Grade 1, No. 210560, Date 2021.05, Voltage 380
V, C-Tech Laboratory Equipment Co., Ltd;
b. Timbangan kapasitas 20 kg dengan ketelitian minimum 0,01 kg
merek Excelent Scale;
c. Mistar ukur.
2. Prosedur
a. Lap permukaan beton silinder, yang telah dirawat sampai hari
pengujian;
b. Timbang benda uji;
c. Siapkan Mesin uji tekan;
d. Lalu mesin tekan diatur;
e. Atur jarum penujuk sampai angka 0 (nol);
f. Lalu mesin tekan dijalankan dengan menekan tombol start;
g. Lepas tombol rapid approach, sehingga mesin bergerak sendiri;
h. dicatat besar beban maksimum P maks (KN) Bila beban sudah
mencapai maksimum;
i. matikan mesin penguji dengan menekan tombol stop.
3. Perhitungan
a. Kuat tekan beton (2.13)
Total 6
3.8 Pengolahan Data
Setelah bahan dan alat diuji siap serta samperl uji telah dibuat, maka untuk
diuji sesuai prosedur penelitian. Hasil dari pengujian berupa data-data kasar yang
masih perlu diolah lebih lanjut untuk mengetahui hubungan/korelasi antar satu
pengujian dengan pengujian lainnya. Secara umum dari pengujian-pengujian yang
akan dilakukan nantinya akan menghasilakan pengaruh perawatan dan penambahan
additive pada mutu beton.
mulai
pendahuluan
Tinjauan pustaka
Metedologi penelitan
mulai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN DATA ANALISA
Dalam penelitian ini dibuat sebanyak 9 sampel beton silinder mutu K-225
Mpa terdiri dari 4 jenis campuran yang berbeda diantaranya 3 sampel beton normal,
3 sampel beton dengan penambahan komposisi PCC, dan 3 sampel beton dengan
bahan tambah silica fume berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk
dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur 7, 14, dan 21 hari berdasarkan data
pemeriksaan material meliputi pengujian kadar lumpur agregat, analisa saringan,
pemeriksaan berat isi, pemeriksaan kadar air, pengujian berat jenis dan penyerapan
air agregat kasar. Pemeriksaan material dilakukan di Laboratorium bahan Teknik
Sipil Politeknik Sukabumi, sedangkan pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di
Kantor Bengkel Alat Berat dan Laboratorium (Benglat) Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sukabumi.
Berat sampel agregat kasar yang digunakan adalah 5000 gram. Hasil
dari pengujian kadar lumpur agregat kasar Goalpara setelah dicuci bersih
kemudian dihitung menggunakan persamaan (2.2) adalah 2,4% dapat dilihat
dari tabel 4.1
60
50
40
30
20
5,36
10 0,32 0,54
0
1 10 100
Diameter saringan (mm)
Agregat halus harus memenuhi ketentuan SNI tentang mutu dan cara uji
agregat beton. Beton berkekuatan tinggi sebaiknya menggunakan agregat halus
dengan modulus kehalusan 2,5 sampai dengan 3,2. Modulus kehalusan yang
didapat adalah 2,7 dan spesifikasi pasir termasuk ke dalam daerah III (Pasir agak
halus). Maka agregat halus yang digunakan memenuhi syarat.
60
50
40
27,33 27,43
30
20
5,53
10
0
0,01 0,1 1 10
Diameter saringan (mm)
1
V = ( 𝑥3,14𝑥𝐷 2 ) 𝑥 𝑇
4
1
V = (4 𝑥3,14𝑥0,152 ) 𝑥0,3
V = 0,0053 𝑚3
Tabel 4.9 Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Goalpara
3. Konversi Pembuatan 1/m3 beton mutu f’c = 19,3 Mpa (K-225) Slump (12
± 2) cm w/c = 0,58 menurut SNI 7394-2008 ke per-kg berdasarkan
perhitungan dengan volume campuran per silinder beton diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm:
PCC (SCG) = 371 kg x 0,0053 m3 = 1,966 (1,97kg)
Pasir (Cimangkok) = 698 kg x 0,0053 m3 = 3,699 (3,7 kg)
Kerikil (Goalpara) = 1047 kg x 0,0053 m3 = 5,549 (5,5 kg)
Air = 215 Liter x 0,0053 m3 = 1,139 (1,14 kg)
4. Konversi Pembuatan 1/m3 beton mutu f’c = 19,3 Mpa (K-225) Slump (12
± 2) cm w/c = 0,58 menurut SNI 7394-2008 ke per-ember
- Mencari diameter ember
= 19,35 𝑐𝑚2
6. Menghitung berat bersih ember dan bahan material dalam 1 ember full :
- Berat 1 ember kosong : 207 gram
- Berat 1 ember full agregat halus : 6343 gram – 207 gram
= 6136 gram
- Berat 1 ember full agregat kasar : 6196 gram – 207 gram
= 5989 gram
- Berat 1 ember full Semen PCC : 5690 gram – 207 gram
: 5483 gram
- Berat 1 ember full air : 4465 gram – 207 gram
= 4258 gram/4300 cc
Tabel 4.14 Tabel perbandingan satuan kg & ember 1/𝑚3 Beton K-225
Tabel 4.16 Tabel komposisi uji coba beton normal K-225 tanpa bahan tambah
dalam satuan Kg
Total 3
Total 3
Total 3
Tabel 4.19 Tabel komposisi uji coba beton normal K-225 dengan penambahan
semen dalam satuan Ember
Total 3
10. Pembuatan komposisi uji coba sampel beton normal dengan campuran
bahan tambah (Silica Fume)
Pembuatan 3 sampel dimana masing- masing sampel dengan kadar
variasi PCC dan Silica Fume yang berbeda dan penambahan lost 2%. Umur
rencana yang direncanakan adalah 14 hari, sampel benda uji dengan
penambahan bahan tambah Silica Fume dengan proporsi kebutuhan
campuran sebagai berikut:
a. Kebutuhan 3 sampel beton dengan silica fume dalam satuan Kg:
- BSF A (14 hari)
Semen : 1,48 Kg
Silica Fume : 0,49 Kg
Pasir : 3,70 Kg
Kerikil : 5,5 Kg
Air : 1,6 Kg
- BSF B (14 hari)
Semen : 1,38 Kg
Silica Fume : 0,59 Kg
Pasir : 3,70 Kg
Kerikil : 5,5 Kg
Air : 1,6 Kg
- BSF C (14 hari)
Semen : 1,28 Kg
Silica Fume : 0,69 Kg
Pasir : 3,70 Kg
Kerikil : 5,5 Kg
Air : 1,6 Kg
Tabel 4.20 Tabel komposisi uji coba beton normal K-225 dengan bahan tambah
Silica Fume dalam satuan Kg
Dari table 4.21 bahwa masing-masing sampel beton mutu k-225 dengan
bahan tambah Silica fume dengan variasi persentase yang berbeda dan penambahan
air memberikan hasil yang berbeda.
10
0
BN BSF A BSF B BSF C
Nilai Slump
477,89
Kuat Tekan Beton (Kg/cm2)
500
400
296,06
300
170,8
200 138,23 138,38
106,11
100
0
Silinder A Silinder B Silinder C Silinder D Silinder E Silinder F
Terlihat pada gambar 4.5 bahwa penambahan semen pada sampel beton
silinder D, E , dan F berpengaruh terhadap kuat tekan beton dibandingankan dengan
beton normal K-225 dengan tanpa penambahan komposisi semen. Pada sampel
beton silinder normal K-225 tanpa tambahan semen yaitu sampel beton A, B, dan
C ditemukan bahwa mutu tidak tercapai, dan pada sampel beton normal K-225
dengan penambahan komposisi semen yang berbeda ditemukan bahwa pada sampel
beton silinder D dan E memenuhi mutu yang dituju, dan pada sampel F tidak
mencapai mutu yang di tuju.
Tabel 4.23 Hasil Kuat Tekan Beton dengan bahan tambah Silica Fume
477,89
500
400
296,06
300
170,8
200 138,23 138,38
106,11
100
0
Silinder A Silinder B Silinder C Silinder D Silinder E Silinder F
Gambar 4.6 Grafik Kuat Tekan Beton dengan bahan tambah Silica Fume
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian benda uji dan saran
terhadap hal-hal yang terkait dengan penggunaan bahan tambah Silica Fume
terhadap kuat tekan beton yang dapat dijadikan sebagai anjuran bagi penelitian
selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari uraian diatas dengan meninjau pada pembahasan dan hasil penelitian
ternyata masih banyak kekurangan dari penelitian ini, maka untuk mendapatkan
hasil penelitian yang lebih baik lagi diperlukan saran-saran yang bersifat
membangun untuk penelitian selanjutnya, adapun saran yang dapat penulis berikan
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: