STUDI PENELITIAN
Latar Belakang
Kota Subulussalam merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh yang sering
mengalami bencana banjir di beberapa kecamatannya. Sungai Lae Soraya sering
dilanda banjir dengan daerah yang paling berdampak terhadap banjir tersebut
adalah Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkib. Berdasarkan informasi yang
1
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
2. Nilai Kekasaran
Ks = Cb + 1,5dp................................................................................. (2)
dimana :
C = koefisien komposisi vegetasi
b = lebar bantaran sungai (m)
dp = diameter vegetasi (m)
2
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
Metodologi Studi
3
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
Lintasanpelampung
Tali A
LB
RB
Cross I Cross II
A
Gambar 1. Metode pengukuran kecepatan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait yang
terdiri atas :
1. Peta topografi Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2010
dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
2. Data curah hujan harian maksimum tahun 1980-2006 stasiun BPP Simpang
Kanan, BPP Simpang Kiri dan BPP Blang Keujeran yang diperoleh dari BWS
Sumatera – I Aceh. Berfungsi untuk menentukan debit banjir rancangan.
Berdasarkan data primer yang diperoleh dari pengukuran langsung di lokasi
penelitian, selanjutnya dihitung luas penampang aliran dan kecepatan rerata
kemudian dapat dihitung debit. Debit sungai dihitung untuk beberapa ketinggian
elevasi muka air sungai yang berbeda sehingga diperoleh rating curve.
Selanjutnya dilakukan analisis data untuk mendapatkan debit banjir rencana.
Analisis debit banjir rencana adalah untuk mengetahui besarnya debit banjir yang
terjadi pada periode ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahunan. Perhitungan debit
banjir rencana menggunakan Metode Haspers.
Analisis ekohidraulik bertujuan untuk menentukan perencanaan ekohidraulik yaitu
berupa disain bantaran sungai. Adapun tahapan yang akan dilakukan adalah:
1. Merencanakan lebar bantaran
2. Mendisain penanaman vegetasi di bantaran sungai untuk arah melintang dan
memanjang 100 cm;
3. Menghitung nilai kekasaran saluran menggunakan persamaan 2, perhitungan
berdasarkan berbagai diameter vegetasi yang terdiri atas diameter 7 cm, 10
cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm
4. Menghitung nilai kecepatan air terhadap berbagai diameter vegetasi
menggunakan persamaan 5;
5. Menghitung debit banjir setelah adanya pengaruh penanaman vegetasi;
6. Membandingkan debit banjir sebelum dan setelah penanaman vegetasi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Desain ekohidraulik pada Sungai Lae Soraya adalah dengan menentukan lebar
bantaran pada sisi kiri dan kanan sungai. Selanjutnya dilakukan penanaman
vegetasi pada bantaran sungai. Diameter vegetasi yang digunakan untuk uji coba
adalah berkisar dari 7 cm sampai 50 cm dengan jarak penanaman antar vegetasi
4
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
untuk arah melintang (αx) dan arah memanjang (αy) adalah 100 cm. Berikut ini
merupakan langkah perhitungan analisis ekohidraulik yang dilakukan :
1. Desain ekohidraulik untuk debit banjir 5 tahunan
- Lebar bantaran (b) = 100 m
- Vegetasi (dp) = 7 cm
- Slope sungai = 0,0095
2
1 1
- Parameter vegetasi (B)= 1 x 2521,57
0,07 0,07
1.5
2521,57 2521,57
- Koefisien vegetasi (C)= 1,2 0,3 0,06 0,684
1000 1000
- Kekasaran (Ks) = 0,684(100) + 1,5(0,07) = 68,483
-
- Luas tampang aliran = 825,164 m2
- Keliling basah (p) = 322,71 m
825,164
- Jari-jari hidraulis (R) = 2,557 m
322,71
1
- Koefisien hambatan(λ)= 2
2,111
2,557
2,03Log (12,27 )
68,483
1
- Kecepatan (v) = x8 x9,81x 2,557 x0,0095 0,952 m/d
2,111
Luas tampang aliran sebesar 825,164 m2 dihitung berdasarkan desain bantaran 100
m untuk sisi kiri dan 60 m sisi kanan serta tinggi genangan 23 cm. Jumlah
vegetasi berdasarkan desain untuk arah melintang adalah 94 vegetasi dan arah
memanjang adalah 935 vegetasi. Dari perhitungan diatas diketahui bahwa desain
ekohidraulik untuk bantaran dengan lebar bantaran 100 m dan vegetasi 7 cm dapat
meredam energi banjir dari 1273,446 m3/d menjadi 785,467 m3/d menuju hilir
sungai. Hasil perhitungan untuk berbagai diameter disajikan dalam Tabel 1.
5
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
866,655
- Jari-jari hidraulis (R) = 2,683 m
323,014
1
- Koefisien hambatan(λ)= 2
2,398
2,683
2,03 Log (12,27 )
68,483
1
- Kecepatan (v) = x8 x9,81x 2,683x0,0095 0,915 m/d
2,398
6
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
100,000
80,000
100 m
60,000
40,000 120 m
20,000
0,000
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Diameter Vegetasi (m)
Gambar 2. Hubungan kekasaran dengan diameter vegetasi dengan dua alternatif
lebar bantaran
1,800
1,600
1,400
Kecepatan (m/d)
1,200
1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Diameter Vegetasi (m)
7
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
8
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
Kecepatan aliran sebelum adanya penataan bantaran adalah 1,672 m/det sedang
dengan adanya vegetasi 7 cm kecepatan air di bantaran menurun menjadi 0,952
m/det atau kecepatan air dapat direduksi sebesar 43 %. Untuk lebar bantaran 100
m, diameter vegetasi 7 cm dan tinggi genangan 38 cm menghasilkan debit sebesar
792,952 m3/d. Debit tersebut lebih kecil dari debit banjir 10 tahunan yaitu
1406,946 m3/d. Kecepatan aliran adalah 0,915 m/d lebih kecil dari sebelum
penataan bantaran yaitu 1,623 m/d.
Vegetasi dengan diameter yang lebih besar yaitu 10 cm menghasilkan debit yang
lebih kecil dari debit banjir baik untuk 5 tahunan maupun sampai 10 tahunan,
sehingga penggunaan diameter vegetasi sebesar 10 cm juga layak dalam desain
ekohidraulik.
Desain bantaran dengan lebar100 m, diameter vegetasi 7 cm sampai 10 cm dengan
jarak penanaman 100 cm, tinggi genangan yang terjadi adalah 23 cm sampai 38
cm adalah layak sebagai desain ekohidraulik karena debit yang dihasilkan lebih
kecil dari debit banjir periode ulang 5 sampai 10 tahunan, dimana debit yang di
hasilkan desain ekohidraulik adalah berkisar antara 785,467 m3/d sampai
1168,668 m3/d sedangakan debit banjir 5 sampai 10 tahunan adalah 1273 m3/d
sampai 1406,946 m3/d, sehingga desain tersebut dapat menjadi alternatif sebagai
proteksi banjir di hilir karena vegetasi pada bantaran dapat memperkecil
kecepatan aliran dan debit aliran.
Sungai Lae Soraya yang berhulu dari Aceh Tenggara memiliki Panjang 255,72
km dengan luas DAS adalah 7765,12 km. Lebar Sungai Lae Soraya adalah 116 m
dan luas penampang 866,57 m2. Rating curve menunjukkan debit maksimum yang
dapat ditampung oleh sungai adalah 1090,734 m3/d. Penanggulangan banjir pada
Sungai Lae Soraya yang dilakukan secara ekohiraulik yaitu melalui penataan
bantaran sungai. Lebar bantaran 100 m dan ditanami vegetasi berdiameter 7-50
cm. Kecepatan air dengan adanya penataan bantaran dapat direduksi sebesar 2,57
sampai 43 %. Kecepatan pada diameter vegetasi yang lebih besar menghasilkan
kecepatan yang lebih besar pula, namun dengan nilai yang lebih rendah
dibandingkan dengan kondisi tanpa vegetasi.
Debit banjir juga dapat direduksi sebesar 38,32% dari sebelum adanya penataan
bantaran untuk vegetasi 7 cm. Diameter vegetasi yang paling tepat dilakukan di
Sungai Lae Soraya adalah 7-10 cm karena dapaat menurunkan kecepatan dan
debit banjir, berdasarkan debit banjir 5 sampai 10 tahunan di Sungai Lae Soraya.
Rekomendasi
Sebaiknya perencanaan bukan hanya diterapkan pada satu daerah atau kawasan
yang mengalami banjir saja. Melainkan sungai harus dianggap satu, dalam arti
perencanaan harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari hulu sampai ke hilir.
Pelaksanaan ekohidraulik secara nyata di lapangan, sangat diperlukan kesadaran,
9
Pertemuan Ilmiah Tahunan XXXV HATHI, Medan Template Fullpaper
Daftar Pustaka
Maryono, A., 2017, Eko-Hidraulik Pengelolaan Sungai Ramah Lingkungan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Naiman, R.J. Bunn, S.E. Hiwasaki, L, Mc.Clain, E.M. Vorosmarty, C.J.
Zalewski.M. 2007. The Science of Flow Ecology Relationship. Clarifying
Key Terms and Concepts, Paper Presented at the Earth System Science
Partnership Open Science Conference, Beijing.
Pertiwi, N., 2011, Penggunaan Konsep Ekohidrolik Sebagai Upaya Pengendalian
Bencana Wilayah Pemukiman Pada Sungai Lawo Kabupaten Soppeng,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sari, J., 2015, Perancangan Ekohidrolik Untuk Pengendalian Banjir Pada
Morfologi Sungai Simetris, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
10