METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Metodologi yang digunakan pada penulisan skripsi ini dengan judul
“Perbandingan Kuat Tekan Beton dengan Menggunakan Campuran Agregat Kasar
Limbah Plastik PET dan Limbah Plastik PET ditambah Superplasticiser” adalah
sebagai berikut pada gambar 3.1.
MULAI
Studi literatur:
1. Jurnal
2. Buku
3. Peraturan
Uji: Uji:
1. Kelembapan 1. Kelembapan
pasir. batu pecah.
2. Berat jenis 2. Berat jenis
pasir. batu pecah.
3. Air resapan 3. Kadar resapan
pasir. air batu pecah.
4. Berat volume 4. Berat volume
pasir. batu pecah.
5. Kebersihan 5. Kebersihan
pasir terhadap batu pecah
bahan organic terhadap
dan lumpur. lumpur.
Perencanaan campuran beton f’c 25
Mpa
(Mix Design)
Penambahan Superplasticizer
0.6%
Perawatan (Curing)
28 hari
Analisa Data
Analisa Data
Selesai
Studi literatur sebagai pedoman dan tata cara pada penelitian dalam skripsi ini.
Studi literatur yang digunakan meliputi jurnal, buku, peraturan dan penelitian
a. Jurnal
b. Buku
c. Peraturan
✓ SNI 03 6468:2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Beton
Beton di Lapangan
Agregat Ringan.
Concret.
Bangunan Gedung.
Agregat Halus.
dalam Agregat.
Normal.
Gedung.
3.3.1 Bahan
1. Semen
Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I dengan merk semen
2. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang tersedia di
3. Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam yang berjenis pasir lumajang
4. Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah batu krikil alam yang dijual dipasaran
3.3.2 Alat
2. Satu set alat pemeriksaan berat jenis agregat halus dan agregat kasar
3. Timbangan digital
8. Kompor
9. Wadah cetakan
10. Martil
11. Spatula
limbah plastik PET yang didapat dari pengumpulan pribadi dalam bentuk botol
maupun tempat makan lainnya, dibersihkan dahulu dari bekas minuman maupun
makanan yang berada didalamnya, lalu dicuci dan dikeringkan hingga siap untuk
Adapun proses pengolahan limbah plastik PET menjadi agregat kasar adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan alat dan bahan
Untuk mengetahui kualitas dan sifat bahan dari bahan penyusun beton, maka
dilakukan pengujian pada bahan yang akan digunakan, dalam hal ini perlu di uji
ialah pasir, krikil, semen, dan air. Berikut adalah tahapan pengujiannya:
1. Kelembapan pasir
Pengujian dilakukan utnuk menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD.
Pengujian dilakukan untuk menentukan kadar zat organic dalam agregat yang
yang sesuai dengan ketentuan yang ditergetkan dan memenuhi kekuatan dan
keawetan yang di isyaratkan pada peraturan dan yang ditentukan. Serta memiliki
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka pembuatan benda uji harus dikontrol
sesuai dengan perencanaan atau mix disain. Dalam penelitian kali ini benda uji yang
dibuat memililiki enam variasai dan setiap variasi memiliki lima sempel benda uji.
Berikut rinciannya:
1. Beton normal
Curing secara umum adalah proses terakhir dalam pembuatan beton yang
bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau
mengurangi proses hidrasi berlebihan akibat proses hardening untuk permukan beton
yang terbuka agar tidak mengalami retak rambut. Pada uji kali ini curing dilakukan
selama tujuh hari sebagai yang diisyaratkan SNI 03 2847:2002 untuk semen tipe I
Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang didapatkan
dari hasil pembuatan beton. Benda uji yang digunakan ialah berbentuk silinder
dengan ukuran 15 x 30cm. pengujian dilakukan setalah umur 28 hari. Pengujian
Testing Machine). Uji tekan dilakukan pada masing-masing sampel yang telah
dibuat, setelah mendapat hasil kuat tekan maka dicatat hasil setiap sempel.
pengujian, maka data tersebut diolah dan disempurnakan dari proses awal setiap
pengujian hingga akhir, seperti pengujian material pasir dan material batu pecah,
pengujian kuat tekan beton dengan agretgat kasar plastik PET dan dengan beton
3. 12 Kesimpulan
setelah melakukan serangkaian penelitan dan uji yang dilakukan, maka hasil
1. Perbandingan kuat tekan antara beton normal, beton dengan agregat kasar
tambahan plastik PET 0.5% dan 0.75%, beton agregat kasar tambahan plastik