Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Metodologi yang digunakan pada penulisan skripsi ini dengan judul
“Perbandingan Kuat Tekan Beton dengan Menggunakan Campuran Agregat Kasar
Limbah Plastik PET dan Limbah Plastik PET ditambah Superplasticiser” adalah
sebagai berikut pada gambar 3.1.

MULAI

Studi literatur:
1. Jurnal
2. Buku
3. Peraturan

Semen Pasir Limbah Plastik PET Krikil superplasticizer Air

Uji: Uji:

1. Kelembapan 1. Kelembapan
pasir. batu pecah.
2. Berat jenis 2. Berat jenis
pasir. batu pecah.
3. Air resapan 3. Kadar resapan
pasir. air batu pecah.
4. Berat volume 4. Berat volume
pasir. batu pecah.
5. Kebersihan 5. Kebersihan
pasir terhadap batu pecah
bahan organic terhadap
dan lumpur. lumpur.
Perencanaan campuran beton f’c 25
Mpa
(Mix Design)

Pembuatan benda uji beton Pembuatan benda uji beton


silinder 15x30 cm silinder 15x30 cm
+ +
0.5% dan 0.75% Limbah plastik 0.5% dan 0.75% Limbah
PET sebagai agregat kasar plastik PET sebagai agregat
kasar

Penambahan Superplasticizer
0.6%

Uji Slump Pembuatan benda


uji beton silinder
15x30 cm

Perawatan (Curing)

28 hari

Uji Kuat Tekan


Beton

Analisa Data
Analisa Data

Hasil dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian.

3.2 Studi Literatur

Studi literatur sebagai pedoman dan tata cara pada penelitian dalam skripsi ini.

Studi literatur yang digunakan meliputi jurnal, buku, peraturan dan penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan skripsi ini, diantaranya adalah:

a. Jurnal

✓ Fitroh fauzi ridwan (2014), Pengaruh Penggunaan Cacahan Gelas

Plastik polypropylene (PP) Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik.

✓ Muhammad Dzikri, Pengaruh Penambahan Superplasticizer pada

Beton dengan Limbah Tembaga (Copper Slag) Terhadap Kuat

Tekan Beton Seusia Umur.

b. Buku

✓ Teknologi Beton (Tri Mulyono 2004).

c. Peraturan
✓ SNI 03 6468:2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Beton

Berkekuatan Tinggi dengan Semen Portland.

✓ SNI 03 1750:1990 Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji

Beton di Lapangan

✓ SNI 03 3449:2002 Tata Cara Pembuatan Beton Ringan dengan

Agregat Ringan.

✓ SNI 15 2049:2004 Tentang Semen Portland.

✓ SNI 6820:2002 Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan

dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen.

✓ SK SNI S 04 1989 F Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A.

✓ SK SNI S 18 1990 03 Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton.

✓ ASTM C 494 Standart Specification for Chemical Admixture for

Concret.

✓ SNI 03 2847:2002 Tata Cara Perhitungan StrukturBeton Untuk

Bangunan Gedung.

✓ SNI 03 2843:2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Normal.

✓ SNI 1970:2008 Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air

Agregat Halus.

✓ SNI 03 4804:1998 Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara

dalam Agregat.

✓ SNI 03 2816:1992 Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir

untuk Campuran Mortar dan Beton.

✓ SNI 03 4428:1997 Metode Pengujian Agregat Halus untuk Pasir

yang Mengandung Bahan Plastik dengan Cara Setara Pasir.


✓ SNI 1969:2008 Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Air Agregat Kasar.

✓ SNI 03 4804:1998 Cara Uji Berat Volume Batu Pecah.

✓ SNI 1972:2008 Cara Uji Slump Beton.

✓ SNI 03 2835:2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton

Normal.

✓ SNI 03 1750:1990 Tata Cara Uji Agregat Beton dan Mutu.

✓ SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan

Gedung.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I dengan merk semen

gresik dengan kemasan 50kg.

2. Air

Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang tersedia di

laboratorium jurusan Teknik Sipil Institute Teknologi Adhi Tama Surabaya.

3. Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam yang berjenis pasir lumajang

yang terdapat di pasaran.

4. Agregat Kasar

Agregat kasar yang digunakan adalah batu krikil alam yang dijual dipasaran

dan dari olahan limbah plastik PET.


5. Superplasticizer

Superplasticizer yang digunakan adalah produk Polyerta 50.

3.3.2 Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Satu set saringan agregat halus dan agregat kasar

2. Satu set alat pemeriksaan berat jenis agregat halus dan agregat kasar

3. Timbangan digital

4. Alat pengaduk beton (mixer)

5. Cetakan berbentuk silinder dengan ukuran 15cm x 30cm

6. Alat kuat tekan (Comperession)

7. Satu set Slump test

8. Kompor

9. Wadah cetakan

10. Martil

11. Spatula

3.4 Pengolahan Agregat Kasar

limbah plastik PET yang didapat dari pengumpulan pribadi dalam bentuk botol

maupun tempat makan lainnya, dibersihkan dahulu dari bekas minuman maupun

makanan yang berada didalamnya, lalu dicuci dan dikeringkan hingga siap untuk

diolah menjadi agregat Kasar.

Adapun proses pengolahan limbah plastik PET menjadi agregat kasar adalah sebagai

berikut:
1. Persiapan alat dan bahan

2. Pelelahan plastik dengan cara dipanaskan didalam wajan sampai mencair

3. Cetak lelahan plastik dalam cetakan

4. Pendinginan plastik yang telah dilelehkan

5. Penghancuran plastik yang telah dicetak menjadi potongan-potongan kecil.

3.5 Tahap Pengujian Bahan

Untuk mengetahui kualitas dan sifat bahan dari bahan penyusun beton, maka

dilakukan pengujian pada bahan yang akan digunakan, dalam hal ini perlu di uji

ialah pasir, krikil, semen, dan air. Berikut adalah tahapan pengujiannya:

1. Kelembapan pasir

Pengujian dilakukan untuk mengetahui atau menentukan kelembapan pasir

dengan cara dikeringkan dioven.

2. Berat jenis pasir

Pengujian dilakukan utnuk menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD.

3. Pengujia air resapan pasir

Pengujian dilakukan untuk menentukan kadari air resapan pada air.

4. Berat volume pasir

Pengujian dilakukan untuk menentukan berat volume pasir baik dalam

keadaan lepas maupun padat.

5. Tes kebersihan pasir terhadap bahan organic

Pengujian dilakukan untuk menentukan kadar zat organic dalam agregat yang

dilakukan dalam adukan beton.

6. Tes kebersihan pasir terhadap lumpur (Pengendapan)


Pengujian dilakukan menentukan banyaknya kadar lumpur dalam pasir.

7. Tes kebersihan pasir terhadap lumpur (Pencucian)

Pengujian untuk mengetahui kadar lumpur pada pasir.

8. Pengujian kelembapan batu pecah

Menentukan kelembapan batu pecah.

9. Pengujian berat jenis batu pecah

Menentukan berat jenis batu pecah.

10. Pengujian kadar resapan air pada batu pecah

Menentukan kadar resapan air pada batu pecah.

11. Pengujian volume berat batu pecah

Menentukan barat volume batu pecah.

12. Pengujian kebersihan batu pecah terhadap lumpur (pencucian)

Menentukan kadar lumpur batu pecah yang telah dicuci.

3.7 Mix Desain

Mix desain adalah menentukan proporsi, presentase dan komposisi campuran

masing-masing material pembentuk beton untuk memperoleh satu campuran beton

yang sesuai dengan ketentuan yang ditergetkan dan memenuhi kekuatan dan

keawetan yang di isyaratkan pada peraturan dan yang ditentukan. Serta memiliki

kelecakan yang sesuai sehingga mempermudah pengerjaan.

3.8 Pembuatan benda uji

Untuk mendapatkan hasil yang baik maka pembuatan benda uji harus dikontrol

sesuai dengan perencanaan atau mix disain. Dalam penelitian kali ini benda uji yang
dibuat memililiki enam variasai dan setiap variasi memiliki lima sempel benda uji.

Berikut rinciannya:

1. Beton normal

Umur 28 hari : 5 buah

2. Beton segar + agregat kasar plastik PET 0.5%

Umur 28 hari : 5 buah

3. Beton segar + agregat kasar plastik PET 0.75%

Umur 28 hari : 5 buah

4. Beton segar + agregat kasar plastik PET 0.5% + superplasticizer 0.6%

Umur 28 hari : 5 buah

5. Beton segar + agregat kasar plastik PET 0.75% + superplasticizer 0.6%

Umur 28 hari : 5 buah

3.9 Perawatan (Curing)

Curing secara umum adalah proses terakhir dalam pembuatan beton yang

bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau

mengurangi proses hidrasi berlebihan akibat proses hardening untuk permukan beton

yang terbuka agar tidak mengalami retak rambut. Pada uji kali ini curing dilakukan

selama tujuh hari sebagai yang diisyaratkan SNI 03 2847:2002 untuk semen tipe I

dan beton normal.

3.10 Pengujian kuat tekan

Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang didapatkan

dari hasil pembuatan beton. Benda uji yang digunakan ialah berbentuk silinder
dengan ukuran 15 x 30cm. pengujian dilakukan setalah umur 28 hari. Pengujian

dilakukan di laboraturium beton ITATS dan menggunakan CTM (Compression

Testing Machine). Uji tekan dilakukan pada masing-masing sampel yang telah

dibuat, setelah mendapat hasil kuat tekan maka dicatat hasil setiap sempel.

3.11 Analisa data

setelah melakukan deretan pengujian dan mendapatkan data dari setiap

pengujian, maka data tersebut diolah dan disempurnakan dari proses awal setiap

pengujian hingga akhir, seperti pengujian material pasir dan material batu pecah,

pengujian kuat tekan beton dengan agretgat kasar plastik PET dan dengan beton

agregat kasar plastik PET dengan tambahan superplasticizer.

3. 12 Kesimpulan

setelah melakukan serangkaian penelitan dan uji yang dilakukan, maka hasil

Analisa data diolah dan mendapatkan kesimpulan yaitu:

1. Perbandingan kuat tekan antara beton normal, beton dengan agregat kasar

tambahan plastik PET 0.5% dan 0.75%, beton agregat kasar tambahan plastik

PET 0.5% dan 0.75% ditambah superplasticizer 0.6%.

2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah plastik dan superplasticizer

terhadap kuat tekan beton.

Anda mungkin juga menyukai