Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN BANGUNAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10 TEKNIK SIPIL D PAGI

1. IQBAL FAJAR MAULANA ( C.111.22.0144 )


2. FARHAN NADHIF SHAQUILLE ( C.111.22.0145 )
3. JEANNIVA ASTRID ALMAYDA ( C.111.22.0146 )
4. NOVIAN PUTRA RAMADHAN ( C.111.22.0147 )
5. FELDA BINTANG RYANTAMA ( C.111.22.0148 )
6. DIKKI FERNANDO ( C.111.22.0149 )
7. ZILDAN MAULANA NADA ISYAFI ( C.111.22.0150 )
8. KANO DEWANATA KAUTSAR ( C.111.22.0151 )
9. TRI IFALDO ( C.111.22.0152 )
10. NAPOLEON SURYA RAMDAHAN ( C.111.22.0153 )
11. ROBI KUSYADI ( C.111.22.0154 )
12. ALEXANDER SANJOYO ( C.111.22.0155 )
13. MUHAMMAD USTUKHRI ( C.111.22.0156 )
14. ILHAM TAUFIK SABANAR ( C.111.22.0157 )
15. ALFIN TOTI KHOIRI ( C.111.19.0131 )

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2022

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pratikum Bahan Bangunan dengan judul : “ Uji Bahan Bangunan “ yang
disusum oleh kelompok 1 ini telah diperiksa oleh Kepala Laboratorium Bahan dan Struktur,
dan telah sah dan memenuhi syarat.

Tempat : Universitas Semarang

Hari :

Tanggal :

Disahkan dan Disetujui Oleh

Diperiksa Oleh Kepala Lab. Bahan Bangunan & Struktur

Dyah Ayu T. Wulan, S.T. M. Latif S.T.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan
Bangunan ini dengan baik

Laporan ini disusun guna melengkapi syarat untuk mata kuliah Praktikum Bahan Bangunan
pada Program Studi Strata Satu Teknik Sipil Universitas Semarang,

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar besarnya
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan.
2. Ibu Diah Rahmawati, S.T. , M.T. selaku dosen mata kuliah praktikum bahan
bangunan yang telah memberikan bimbinganya sehingga laporan ini dapat
tersusun.
3. M. Latif, S.T. M.T. dan Dyah Ayu T. Wulan, S.T. Selaku pembimbing
pratikum.
4. Teman-teman yang memberikan bantuan,sehingga Kesulitan penulis dapat
diatasi dengan baik..

Penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran dan kritik yang
membangun diharapkan guna memperbaiki laporan ini di waktu yang akan datang.

Semarang , 10 Oktober 2022

Kelompok 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Material bangunan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa di tinggalkan dalam
suatu proyek bangunan. Untuk memenuhi bahan bangunan yang memenuhi syarat perlu
diadakan pengujian terhadap mutu bahan tersebut. Bahan-bahan yang akan diuji antara lain
adalah semen, pasir, dan kerikil. Dimana bahan-bahan tersebut yang akan digunakan untuk
membuat suatu percobaan perencanaan adukan beton (mix design concrete).

Fakultas Teknik Juruan Teknik Sipil Universitas Semarang memasukan hal tersebut
kedalam sebuah praktikum, khususnya praktikum bahan bangunan yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara-cara pengujian mutu bahan
bangunan seperti semen, pasir, dan kerikil. Tata cara pembuatan perencanaan adukan beton
(mix design concrete) dan tata cara pengujian kuat tekan beton uji guna mengetahui mutu dan
kelas beton.

Dengan diadakan kegiatan tersebut, maka mahasiswa diharapkan mampu mengetahui


material bangunan yang mempunyai mutu baik maupun mutu jelek, sehingga dapat memilih
material yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh suatu proyek.

1.2. TUJUAN

1) Mempraktekan secara langsung ilmu pengetahuan dan teori yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan.
2) Mengetahui prinsip kerja dari pengujian bahan bangunan yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek kontruksi.
3) Memahani tentang pengendalian mutu dalam pelaksanaan.

1.3. TEMPAT DAN WAKTU

Hari = Senin s.d Selasa


Tanggal = 3 Oktober 2022,4 Oktober 2022, dan 10 Oktober 2022
Tempat = Laboraturium Bahan, Struktur, dan Tranportasi (G.1.3) Fakultas Teknik
Universitas Semarang

4
1.4. JENIS PRAKTIKUM
a) Percobaan campuran beton (mix design concrete).
b) Percobaan faktor air, semen, dan slump test.
c) Percobaan saring pasir.
d) Percobaan konsistensi normal dan pengikatan awal semen.
e) Percobaan kuat tekan beton.

5
BAB II

PERCOBAN RENCANA PENCAMPURAN BETON

( MIX DESAIN CONCRETE )

CARA SNI.T.15-1992-03

2.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan bahan bangunan (material) yang di perlukan
untuk membuat campuran beton.
2. Untuk dapat menentukan perbandingan pencampuran beton sesuai mutu yang disyaratkan.
3. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan bahan bangunan (material) campuran beton uji.

2.2 BAHAN PERCOBAAN

1. Semen type 1 (Semen Gresik)


2. Agregat Halus (Pasir Alam )
3. Agregat Kasar (Batu Pecah dengan ∅ butiran 20mm)
4. Air

2.3 ALAT PERCOBAAN

1. Tabel-Tabel ( dapat diambil dari Tugas Mix Design Concrete cara SNI T.15-1992-03 dari
mata kuliah teknologi bahan bangunan).
2. Alat Tulis dan Kalkulator.

2.4 PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN


1. Menyiapkan data rencana campuran beton.
2. Menyiapkan tabel-tabel yang diperlukan dalam perhitungan rencana campuran beton
(Mix Design Concrete).
3. Menyiapkan alat tulis dan Kalkulator.

6
2.5 DATA RENCANA CAMPURAN BETON

1. Kuat tekan beton yang disarankan (Fc)=25 Mpa pada umur 7 hari.
2. Untuk beton pondasi sedalam 3m pada kondisi basah kering.
3. Berat jenis pasir 2,6, berat jenis kerikil 2,6 dan semen jenis 1
4. Kricak batu pecah dengan butiran 40 mm, pasir alam golongan 2.
5. Pengawasan sangat baik, slump 90 mm.
6. Rasio Campuran agregat halus dan kasar 40% dan 60%.
7. Kontraktor pengalaman pekerjaan beton dengan (data uji 25 data).

2.6 PERHITUNGAN (SOLUSI)

1. Fcr = 25 Mpa, Umur 7 Hari.


2. Sd = 5,6 (Pengendalian Cukup)
K = 1,08 (Pengalaman 20 data)
3. M = K. Sd
= 1,08 x 5,6
= 6,048 Mpa.
4. Fcr = Fc+M
= 30 + 6,048
= 36,048 Mpa.
5. Semen Tipe 1.
6. Agregat kasar Batu pecah.
7. Fas = 0,47 ( dari gambar 7.8 )
Fas = 0,52 ( dari gambar 7.9 )
8. Fas maks (tabel 7.12) = 0,60 ( beton di dalam ruangan, pada kondisi basah kering ).
9. Slump test = 120 mm.(sudah ditentukan).
10. Agregat maksimum = 40 mm (sudah ditentukan).
11. Kebutuhan air A ( Table 7.14 )
= 0,35 . 175 + 0,65 . 205
= 194,5 liter/m3

12. Kebutuhan semen = point 11 : point 7


= 194,5 : 0,47

7
= 413,8 kg/m3
13. Kebutuhan semen (minimum) = 275 kg/m3 ( Tabel 7.15).
14. Dari point 12 dan point 13 di pakai yang besar = 413,8 kg/m3
15. Penyesuaian jumlah air atau Fas = tidak perlu.
16. Pasir Golongan 2.diketahui di soal.
17. Persen Pasir terhadap campuran 35 %.
18. Berat jenis Campuran agregat halus dan kasar =2,7 t/m3
Bila belum diketahui dihitung dengan rumus
BJ campuran = P/100 x BJ Agh +K/100×BJ Agk
= (35/100 x 2,7) + (1,08/100 x 2,7)
= 0,972 t/m3
19. Berat Beton = 2450 kg/m3 ( gambar 7.11 )
20. Kebutuan agregat halus dan kasar = Wah+Wak=W beton – A-S
Wah-Wak =2450 – 194,5 – 413,8
= 1841,1 kg/m3
21. Kebutuhan Pasir Wah = 35/100 x 1841,1
= 644,38 kg/m3

22. Kebutuhan Kerikil Wak = (Wah+Wak)-Wah


= 1841,1 – 644,38
= 1196,72 kg/m3

2.7 HASIL HITUNGAN :

1 M Beton3 = 2450 kg/m3 diperlukan :

a. Air = 194,5 Liter

8
b. Semen = 413,8 Kg ( 1 Zak = 40 Kg ) = 10,34 Zak
c. Pasir = 644,38 Kg
d. Kerikil = 1196,7 Kg
Berat total 1m3 adukan beton = 237,06 Kg

1 Adukan (1 Zak semen atau 0,10 m3) diperlukan :

a. Air = (1/10,34) x 194,5 = 18,81 Liter = 19 Kg


b. Semen =1 Zak = 40 Kg
c. Pasir = (1/10,34) x 644,38 Kg = 62,32 Kg
d. Kerikil = (1/10,34) x 1196,7 Kg = 115,74 Kg
Berat total satu adukan beton = 237,06 Kg

Perbandingan campuran 1 zak semen

a. Semen = 40 Kg =1
b. Pasir = 62,32/40 = 1,95
c. Kerikil = 115,74/40 = 2,98 = 3
d. Air = 19/40 = 0,475
Campuran = 1 :1,6 : 2,89 dibulatkan 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr ( Fas = 0,47 )

DARI TABEL FORM RENCANA CAMPURAN BETON DI SIMPULKAN

Volume = 2 (vol kubus) + 2 (vol silinder) + 1 (vol balok)

= 2.(15 x 15 x 15) + 2.(3,14 x 7,52 x 30) + (60 x 15 x 15)

9
= 6.750 + 10.597,5 :1.000.000

= 0,0309 m3

Ditambah peritungan tak terduga sebesar 5%


0,0309 + (5% x 0,0309) = 0,0324 (faktor koefisien volume)
a. Air = 2097 x 209 = 6,7 Kg
b. Semen = 0,0324 x 371 = 12,02 Kg
c. Pasir = 0,0324 x 798 = 22,61 Kg
d. Kerikil = 0,0324 x 1047 = 33,9 Kg
Berat total satu adukan beton = 6,7 + 12,02 + 22,61 + 33,9

= 75,23 Kg

FORM MIX DESIGN CONCRETE


FORMULIR RENCANA CAMPURAN BETON
(Standar SNI 1992 / Pekerja Umum)
NO. URAIAN NILAI

1 Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc) pada umur 28 hari 25 Mpa

10
2 Deviasi Standar (Sd) 3,5 Mpa

3 Margin/rata-rata Tambah (M) 3,605 Mpa

4 Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (Fcr) 28,605 Mpa

5 Jenis Semen (biasa/cepat keras) Tipe I

6 Krikil (alami/batu pecah) Batu pecah

7 Agregat Halus Alami

8 Faktor Air Semen (fas) 7,8 0,52

Faktor Air Semen (fas) 7,9 0,65

9 Fas Maksimum (tabel .12) Dipakai Fas rendah 0,52

10 Nilai Slump (tabel 7.14) 90 mm

11 Dimensi Maksimum Butir Krikil 40 mm

12 Kebutuhan Air (tabel 7.14) 193 Liter

13 Kebutuhan Air Semen (butir 8 dan 11) 325 Kg

14 Kebutuan Semen Minimum, Dipakai Kebutuan Semen (tabel 371,15 Kg/m3


7.15)

15 Penyesuaian Jumlah Air atau Fas 193/0,52

16 Gradasi Agregat halus (tabel 7.16) Golongan II

17 Persen agregat halus terhadapn campuran 40 %

18 Berat jenis agregat campuran (dihitung/ditentukan) 2,6 t/m3

19 Berat jenis beton 2375 kg/m3

20 Kebutuhan Agregat (Point 19,11,14)


1810,85 kg/m3

21 Kebutuhan Agregat Halus (Point 17 dan 20) 724,34 kg/m3

22 Kebutuhan Agregat Kasar (Point 20 dan 21) 1086,51 kg/m3

Kesimpulan : Banyaknya Bahan (Hitungan)

11
Volume Berat Beton Air Semen Pasir Krikil
(Kg) (Liter) (Kg) (Kg) (Kg)

1M3 2450 194,5 413,8 644,38 1196,7

1 Adukan
(0,10) M3 255,95 20,80 40 78,06 117,09
1 Zak

Adukan
2 Kubus
72,23 6,7 12,02 22,61 33,9
2 Silinder

1 Balok

Tabel 7.12 Persyaratan Faktor Air Semen Maksimum untuk berbagai Pembetonan
lingkungan khusus.

Jenis Pembetonan F.a.s Maksimum

Beton di dalam ruang Bangunan

a. Keadaan keliling non- korosif 0,60


b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh

12
kondensasi/ uap korosif 0,52
Beton diluar ruang Bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 0,55


matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari 0,60
langsung
Beton masuk kedalam Tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering 0,55


berganti ganti
b. Mendapat pengaruh Sulfat dan alkali dari Lihat Tb 7.12.a
tanah.
c. Beton selalu berhubungan air Lihat Tb 7.12.b
tawar/payau/laut.

Tabel 7.14 Perkiraan Kebutuhan Air Per M3 Beton (Liter)

Gradasi Slump
maks
Krikil/kricak Jenis 0-10 10-30 30-60 60-180
(cm) Batuan

10 -Alam 150 180 205 225

-Batu Pecah 180 205 230 250

20 -Alam 135 160 180 195

-Batu Pecah 170 190 210 225

40 -Alam 115 140 160 175

-Batu 155 175 190 205


Pecah

Tabel 7.15 persyaratan Semen Minimum untuk berbagai beton dan lingkungan khusus

Jenis Pembetonan Semen minimum

(Kg/ m3) Beton

Beton dalam ruang Bangunan

13
a. Keadaan keliling non- korosif 275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh
kondensasi/ uap korosif 325
Beton diluar ruang Bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari


langsung 325
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung 275
Beton masuk kedalam Tanah

a. Mengalami keadaan basah dan kering 325


berganti ganti
Lihat Tb 7.15.a
b. Mendapat pengaruh Sulfat dan alkali dari tanah.
c. Beton selalu berhubungan air tawar/payau/laut. Lihat Tb 7.15.b

14
28,605

0,52

Gambar 7.8 Grafik hubungan faktor air semen dan kuat tekan rata rata silinder beton

15
28,605

0,65

Gambar 7.9 Grafik hubungan faktor air semen dan kuat tekan rata rata silinder beton

16
Gambar 7.11 Grafik hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran dan berat beton

2375

193

17
2.8 PEMBAHASAN DATA PERCOBAAN RENCANA CAMPURAN BETON
Setelah dilakukan percobaan maka akan diperoleh data :
1. Dari data tersebut dpat diketahui perbandingan jumlah material (yaitu perbandingan
semen : pasir : kricak) untuk membuat campuran beton sesuai mutu yang disyaratkan.
2. Selain itu dapat diketahui berat material (yaitu berat semen, berat pasir, berat kricak)
yang diperlukan untuk membuat beton uji (yaitu 5 kubus dan 5 silinder).

2.9 KESIMPULAN

Diperlukan adukan beton untuk praktek (2 kubus + 2 silinder + 1 balok)

1. Air = 2097 x 209 = 6,7 Kg


2. Semen = 0,0324 x 371 = 12,02 Kg
3. Pasir = 0,0324 x 798 = 22,61 Kg
4. Kerikil = 0,0324 x 1047 = 33,9 Kg
Berat total adukan beton (untuk praktek) adalah
= 6,7 + 12,02 + 22,61 + 33,9
= 75,23 Kg

Diperlukan adukan 0,10 m3 1 Zak Semen adalah :

1. Air = (1/10,34) x 194,5 = 18,81 = 19 Liter = 19 Kg


2. Semen = 1 Zak = 40 Kg
3. Pasir = (1/10,34) x 644,38 Kg = 62,32 Kg
4. Kerikil = (1/10,34) x 1196,7 Kg = 115,74 Kg
Berat total satu adukan beton = 19 + 40 + 62,32 + 115,74
= 237,06 Kg

18
2.10 SARAN

1. Selama percobaan diusahakan supaya berat setiap material untuk campuran beton
benar-benar ditimbang dengan teliti. Supaya kualitas campuran beton sesuai mutu
yang disyaratkan (Fc).
2. Dalam mencampur material untuk campuran beton, di usahakan campuran beton
kering (semen, pasir, kerikil) terlebih dahulu diaduk secara merata, baru kemudian
dicampur dengan air sesuai volume dalam perhitungan Mix Design Concrete.

BAB III

19
PERCOBAAN FAKTOR AIR SEMEN DAN SLUMP TES

3.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengenai nilai slump ( mengetahui kekuatan beton )


2. Mengetahui banyaknya air yang digunakan untuk adukan
3. Menentukan kekentalan / konsistensi adukan beton.

3.2 ALAT PERCOBAAN


1. Kerucut Abrams
2. Penggaris
3. Stopwatch
4. Cetok, Cangkul, Palu Karet, Kawat, Tang dan Sekop
5. silinder ukuran 15x 30 cm
6. Kunci pas, kunci kombinasi dan kunci ring
7. Gelas ukur plastic 3000 ml
8. Ember
9. Laboratory concrete mixer
10. Tempat adukan
11. Kotak bahan
12. Oli dan Kuas
13. Tongkatbesi diameter 16 mm panjang 60 cm

3.3 BAHAN PERCOBAAN


1. Semen / PC = 3,970 kg
2. Pasir = 7,99 kg
3. Kerikil = 10,23 kg
4. Air ledeng = 2,15 liter

3.4 CARA KERJA

20
1. Menimbang semen, pasir, kerikil dengan pertimbangan sesuai dengan perbandingan
dalam tugas Mix Design.
2. Masukan campuran kedalam laboratory concerete mixer dan dicampur hingga
merata, kemudian tuangkan air kedalamnya yang sesuai sehingga faktor air semen
dapat dihitung.
3. Setelah adukan merata,masukkan kedalam kerucut Abrams yang telah disiapkan
sebelumnya.
4. Apabila telah terbentuk adukan yang rata dengan homogen, kita siap kan alat
penguji yaitu kerucut Abrams dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm,
dan tinggi 30 cm kemudian letakan diatas bidang yang rata dan tidak menyerap air.
Setelah itu masukan campuran tersebut kedalam kerucut Abrams. Proses pemasukan
campuran dilakukan sebanyak 3x, yaitu 1/3, 1/3, 1/3 dari volume kerucut Abrams
yang dimana setiap prosesnya dilakukan penumbukan dengan tongkat penumbuk
kurang lebih sebanyak 25 kali tumbukan searah jarum jam.
5. Setelah bidang kerucut Abrams diratakan maka biarkanlah selama 60 detik.
6. Angkat kerucut Abrams pelan – pelan secara vertical, setelah itu ukurlah penurunan
tinggi puncak adukan. Ukur slump 3x lalu dirata – rata, nilai rata – rata tersebut
merupakan hasil pengukuran slump.
7. Kemudian untuk penggunaan cetakan pertama – tama olesi bagian dalam silinder
beton dengan pelumas / oli yang telah disediakan sebelumnya agar beton tidak
lengket saat sudah kering dan mengeras nanti.
8. Masukkan adukan beton tersebut kedalam cetakan sebanyak 3 lapisan yang tiap
lapisanya ditumbuk dengan besi penumbuk sebanyak kurang lebih 25 kali searah
jarum jam, dan sesudah penuh ratakan bagian permukaaan dan berilah penomoran
sesuai kelompok praktikum.
9. Biarkan cetakan selama 1x24 jam. Kemudian buka cetakan dan rendam beton hasil
cetakan kedalam bak berisi air selama waktu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
10. Setelah tercapai batas selang waktu yang ditentukan, lakukan pengujian dengan
mesin soll tesuntuk mengukur kuat tekan beton.

3.5 PEMBAHASAN

21
3.5.1 Faktor Air Semen

BAHAN MERK / ASAL BERAT

Air PAM 2,15

Semen 3 Roda 3,970

Pasir Muntilan
7,99

Kerikil - 10,23

Jumlah 24,34

Campuran beton = 1 : 2 : 3 ( pc : ps : kr )
Jumlah air yang dipakai = 2,15 Liter
Jumlah semen dalam adukan = 3,970 Kg

jumlah air yang dipakai


Faktorair semen =
jumlah semen dalam adukan

2,15
= 3,970

= 0,55

3.5.2 Slump test


Pada saat slump test, diperoleh data sebagai berikut :
H1 = 8 cm
H2 = 11 cm
H3 = 15 cm

Sedangkan rata – rata pengukuran Slump test diperoleh 11,3 cm

22
8+11+15
Rata2 niali Slump : = = 11.3 cm
3

3.6 KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh rata – rata nilai slump 11,5 cm
jumlahnya melebihi dari slump yang telah ditentukan yaitu 90 mm atau 9 cm, sehingga nilai
slump hasil praktikum dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk pekerjaan beton karena
adukan terlalu encer, yang disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Takaran air yang tidak sesuai dengan panduan praktikum
2. Kesalahan dalam pemilihan agregat
3. kesalahan penimbanagn jumlah agregat
4. Terlalu lamanya proses pencampuran adukan dalam mixer

Jika suatu pekerjaan beton terlalu encer memang mudah dalam pekerjaan akan tetapi mutu
kualitas beton kurang kuat, berbeda dengan beton yang memenuhi syarat pada saat
pengukuran slump.

23
BAB IV

PERCOBAAN SARINGAN PASIR

4.1 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Membuat diagram gradasi ( butiran ) pasir.


2. Menentukan modulus halus butir ( MHB ) pasir.

4.2 BAHAN PERCOBAAN

1. Pasir 1000 gram.

4.3 ALAT PERCOBAAN

1. Satu set saringan Ø0,00, Ø0,75, Ø0,15, Ø0,30, Ø0,60, Ø1,18, Ø2,36, Ø4,75, Ø9,5
2. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.
3. Kuas cat.
4. Mesin saring.
5. Stopwatch.

4.4 CARA KERJA

1. Sipkan pasir kering, bersih zat organic 1kg atau 1000 gram.
2. Susunan saringan.
3. Tuang pasir pada saringan mesin dengan periode getaran 5 menit.
4. Kehilangan max 1 %.
5. Timbangan sisa pasir diatas ayakan.
6. Catat hasil percobaan dalam daftar saringan.
7. Percobaan dilakukan 1 kali.
8. Hitung MHB dan gambar grafiknya kedalam gradasi pasir, sehingga mengetahui
gradasinya.

24
4.5 DATA KOMULATIF AYAKAN PASIR

LUBANG BERAT BERAT BERAT


SARINGAN TERTINGGAL TERTINGGAL TERTINGGAL
KUMULATIF
( MM ) ( Gram ) (%)
(%)

9,75 56,4 5,64 5,64

4,75 59,9 5,99 11,63

2,36 103 10,3 21,93

1,18 150,7 15,07 37

0,60 240,1 24,01 61,01

0,30 241,2 24,12 85,13

0,15 283,8 28,38 113,51

0,0075 32,9 3,29 116,8

0,00 1,1 0,11 116,91

JUMLAH 1169,1 116,91 569,56

4.6 PERHITUNGAN DAN TABEL ACUAN

Lubang Ayakan 100% - Berat Tertinggal Komulatif


( Persen Yang Terlewati )

9,75 100 – 5,64 = 94,36

4,75 100 – 11,63 = 88,37

2,36 100 – 21,93 = 78,07

1,18 100 – 37 = 63

25
0,60 100 – 61,01 = 38,99

0,30 100 – 85,13 = 14,87

0,15 100 – 113,51 = -13,51

0,0075 100 – 116,8 = -16,8

0,00 100 – 116,91 = -16,91

Tabel / standart : Gradasi

Lubang Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan

Ayakan Daerah I Daerah II Daerah III Daerah


(mm) IV

10 100 100 100 100

4,5 90 – 100 90 – 100 90 – 100 90 -100

2,4 60 – 95 75 – 100 85 – 100 95 – 100

1,2 30 – 70 55 – 90 75 – 100 90 – 100

0,6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100

0,3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50

0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 - 15

KETERANGAN : Daerah I = Pasir Kasar (Gambar Gradasi -1)

26
Daerah II = Pasir Agak Kasar (Gambar Gradasi -2)

Daerah III = Pasir Agak Halus (Gambar Gradasi -3)

Daerah IV = Pasir Halus (Gambar Gradasi -4)

MHB = (Jumlah Berat Tertinggal Komulatif: 100%)

= (569,56% : 100%)

MHB = 5,6956 %

HASIL PERHITUNGAN

LUBANG BERAT BERAT BERAT LOLOS

SARINGAN TERTINGGAL TERTINGGAL TERTINGG KOMULATIF


AL
(mm) (gram) (%) (%)
KOMULAT
IF (%)

1 2 3 4 5

9,75 56,4 5,64 5,64 94,36

4,75 59,9 5,99 11,63 88,37

2,36 103 10,3 21,93 78,07

1,18 150,7 15,07 37 63

0,60 240,1 24,01 61,01 38,99

27
0,30 241,2 24,12 85,13 14,87

0,15 283,8 28,38 113,51 -13,51

0,075 32,9 3,29 116,8 -16,8

0,00 1,1 0,11 116,91 -16,91

Jumlah 1.169,1 116,91 569,56 330,44

Pasir : Golongan 2

Gradasi nomor : 2 (Pasir agak kasar)

Modulus halus pasir (MHB) : 569,56% :100%= 5,6956%

Kehilangan berat : 1000 gr – 1.169,1 = -169,1 gram

4.7 KESIMPULAN

1. Dengan melihat data diatas, maka pasir ini agak kasar dengan modulus halus butir
sebesar 5,6956%
2. Dari data diatas, maka pasir termasuk kedalam gradasi nomor 2
3. Dari data praktikum kehilangan berat diperoleh -169,1 gram

BAB V

28
PERCOBAAN KONSISTENSI NORMAL DAN
PERMULAAN PENINGKATAN AIR SEMEN / PC

5.1 TUJUAN PENELITIAN

1. Menentukan banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal


semen / pc.
2. Menentukan permulaan peningkatan dari semen / pc.
3. Menentukan suhu yang dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan semen / pc.

5.2 BAHAN PERCOBAAN


1. Semen / pc.
2. Air ledeng sesuai takaran.
3. Minyak / pelumas.

5.3 ALAT PERCOBAAN


1. Timbangan.
2. Mangkuk porselin dan penumbuk(cawan).
3. Cincin ebonite.
4. Gelas ukur 100 cc.
5. Alat vicat lengkap dengan peralatan jarumnya.
6. Plat kaca ukuran 15 × 15 × 0,5 .
7. Pisau / sendok pengaduk.
8. Stopwatch.
9. Termometer.
10. Gelas ukur 5 ml.
11. Pipet.

5.4 CARA KERJA


1. Memeriksa dahulu alat-alat yang digunakan apakah sudah bersih dan kering.

29
2. Mencoba dahulu vicat, biarkan jarumnya mengenai dasar, jarum penunjuknya harus
berada pada strip paling bawah (0 mm)
3. Hal ini berlaku untuk jarum 10 mm maupun jarum 1 mm, bagian dalam cincin ebonite
diberi sedikit minyak supaya licin di atas plat kaca 15 × 15 × 0,5 cm dengan diameter
kecil di atas diameter besar di bawah.
4. Menimbang semen yang disediakan sebanyak kurang lebih 300 gram dan taruh semen
kedalam mangkuk porsele / cawan.
5. Setelah itu campur air dengan prosentase tertentu dengan berat semen.
6. Mengaduk dengan segera semen dan air tersebut selama kurang lebih 3 menit,
sehingga diperoleh suatu jenangan yang plastis. Menentukan waktu pada saat
menuangkan jenangan tersebut kedalam cincin samapi penuh.
7. Ketuk-ketuk cincin ebonite yang terisi jaringan semen perlahan-lahan untuk
menghilangkan gelembung-gelembung udara yang terdapat pada jenangan semen.
8. Meratakan permukaan cincin dengan sendok pengaduk. Meletakkan plat kaca berikut
cincin yang terisi jenangan semen tadi pada alat vicat.
9. Menggunakan jarum dengan diameter 10 mm, kemudian melepaskan jarum secara
bebas akibat beban sendiri (berat alat vicat dan jarum=300 gram).
10. Setelah 30 menit penurunan dalam menembus jaringan semen, matikan sekrup
pengunci dan baca penurunannya. Selama percobaan jangan sampai pengaruh adanya
goncangan-goncangan ataupun getaran-getaran.
11. Percobaan diatas diulang dengan persentase jumlah air sedemikian sehingga diperoleh
konsistensi normal.
12. Dari data-data tersebut digambarkan grafik dari hasil konsistensi normalnya, yang
didapat penurunan 10 mm, persentase ini yang diperlukan sebagai absis dan
penurunan jarum sebagai ordinat.
13. Dalam grafik dapat dihitung jumlah pemakain air yang digunakan untuk mendapatkan
konsistensi normal dalam persen berat semen yang digunakan.
14. Mencatat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.

5.5 HASIL PERCOBAAN

5.5.1 Konsistensi Kekentalan Normal

30
Berat Penurunan
Prosentase Air Suhu
NO Semen Jarum Keterangan
(%) (˚c)
(gram) (mm)

1 300 72% 4 28 Semen Tiga Roda

2 300 75% 5,5 28 Semen Tiga Roda

3 300 78% 7 28 Semen Tiga Roda

4 300 81% 7,2 28 Semen Tiga Roda

5 300 84% 9 28 Semen Tiga Roda

6 300 87% 11 28 Semen Tiga Roda

7 300 90% 13 28 Semen Tiga Roda

8 300 93% 15 28 Semen Tiga Roda

9 300 96% 17 28 Semen Tiga Roda

10 300 99% 18 28 Semen Tiga Roda

11 300 102% 20 28 Semen Tiga Roda

5.5.2 Waktu Peningkatan Awal Semen

Suhu
Waktu penurunan Penurunan
NO Ruang Keterangan
(menit) (mm)
(˚c)

1 0 45 28 Semen Tiga Roda

2 15 44 28 Semen Tiga Roda

3 30 42 28 Semen Tiga Roda

4 45 40 28 Semen Tiga Roda

31
5 60 38 28 Semen Tiga Roda

6 75 36 28 Semen Tiga Roda

7 90 34 28 Semen Tiga Roda

8 105 32 28 Semen Tiga Roda

9 120 30 28 Semen Tiga Roda

10 135 28 28 Semen Tiga Roda

11 150 26 28 Semen Tiga Roda

5.6 PEMBAHASAN

1. Setelah melakukan percobaan maka diperoleh seperti data di atas dan dari data
tersebut dapat dibuat sebuah grafik
2. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa Semen Tiga Roda dengan berat 300 gram
dengan suhu ruangan 28 oC memerlukan air sebanyak = 102%
3. Banyak air yang dibutuhkan untuk mencampurkan pada adukan pengikatan awal
semen 102% x 300 gram = 306 ml
4. Pada percobaan konsistensi normal dengan campuran air sebanyak 306 ml, maka
semen memerlukan waktu untuk mengalami uji pengikatan awal semen selama 15
menit.

5.7 KESIMPULAN

32
Bila dilihat dari ketentuan atau persyaratan pengikatan awal Semen Tiga Roda tidak
memenuhi syarat karena :

a. Waktu pengikatan awal dari Semen Tiga Roda adalah 15 menit dikatakan tidak
memenuhi syarat karena waktu peningkatan kurang dari 60 menit.
b. Suhu ruang pada percobaan adalah 28 oC untuk pengikatan.
c. Pada percobaan ini menggunakan air ledeng sehingga Semen Tiga Roda tidak dapat
digunakan sebagai bahan untuk kontruksi berat.

5.8 SARAN

1. Pada percobaan ini hindari adanya getaran maupun goncangan.


2. Tusukkan jarum selama percobaan tidak lebih dekat dari 5 mm satu lainnya dan tidak
lebih dekat 10 mm dari sisi ebonite bagian dalam.
3. Ketuk cincin ebonite guna membantu pengeluaran udara yang tertinggal dalam
campuran semen pada waktu memasukkan semen.
4. Percampuran semen dan air harus sehomogen mungkin.

33
BAB VI
PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON

6.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan kuat tekan beton.


2. Untuk mengetahui kelas dan mutu beton.

6.2 BAHAN PERCOBAAN

1. Benda uji silinder Ø15 x 30 cm.

6.3 ALAT PERCOBAAN

1. Timbangan.
2. Universal Testing Machine
3. Penggaris / rol meter

6.4 CARA KERJA

1. Mengambil benda uji yang elah direndam selama 7 hari, penampang


silinder benda uji diukur dan ditimbang untuk mengetahui beratnya.
2. Melaksanakan penujian tekan beton dengan alat Universal Testing
Machine (mesin tekan) dan diikuti petunjuk berikut ini ;
1) Buka pintu rangka dan periksa alat penahan bebas atas kepastian plat
tersebut sudah terpasang baik.
2) Periksa manometer apakah jarum hitam masih menunjukkan angka
nol. Arahkan jarum merah tepat pada angka nol yang berimpit dengan
jarum hitam dengan cara memutar mur pengencang pada kaca
manometer.
3) Periksa selang hidrolik dan mur sambungan jangan sampai ada yang
bocor.

36
4) Letakkan pada plat benda uji penahan dibawah ini ;
a. Untuk benda uji berbentuk silinder akan diletakkan plat penahan
beban tanpa dudukan tambahan.
5) Tekanlah hidrolik dengan handle pompa dan naikkan tekanan
berangsur – angsur dengan kecepatan 4 – 6 km/cm per detik tersebut
sampai benda uji retak/pecah lalu catat angka berapa jarum merah
berhenti.
6) Jaga baik – baik agar piston hidrolik yan naik melebihi 10cm, karena
akan mengakibatkan kerusakan.
7) Untuk menurunkan pompa hidrolik, putarlah kran berlawanan arah
jarum jam.
8) Ulangi pengujian ini untuk benda yan lain, dengan usia yang berbeda.

6.5 DATA HASIL PERCOBAAN

NO BENDA UJI UMUR LUAS PENAMPANG BERAT BEBAN


( hari ) (cm2 ) ( Kg ) (T)

1 Silinder I 7 176,625 32,025 11

2 Silinder II 7 176,625 7,735 10

3 Kubus II 7 225 7,755 21

4 Kubus II 7 225 11,975 16

5 Balok I 7 900 12,130 15,5

37
6.6 PERHITUNGAN

PERHITUNGAN VOLUME

1. Volume Silinder I = 2 × π × r² × T
= 2 × 3,14 × (0,075)² × 30
= 0,035325 × 30
= 1,05975 m³

2. Volume Silinder II = 2 × π × r² × T
= 2 × 3,14 × (0,075)² × 30
= 0,035325 × 30
= 1,05975 m³

3. Volume Balok I =s×s×s


= 0,15 × 0,15 × 0,15
=0,003375 m³

4. Volume Balok II =s×s×s


= 0,15 × 0,15 × 0,15
=0,003375 m³

5. Volume Kubus =p×l×t


= 0,6 × 0,15 × 0,15
= 0,0135 m³

BERAT
BERAT ISI =
VOLUME

BERAT 12,130
BERAT ISI Silinder I = = = 11,446 Kg/m3
VOLUME 1,05975

BERAT 11,975
BERAT ISI Silinder II = = = 11,299 Kg/m3
VOLUME 1.05975

BERAT 7,735
BERAT ISI Kubus I = = = 2.291,851
VOLUME 0,003375
Kg/m3

38
BERAT 7,755
BERAT ISI Kubus II = = = 2.297,778
VOLUME 0,003375
Kg/m3

BERAT 32,025
BERAT ISI Balok = = = 2.372,222
VOLUME 0,0135
Kg/m3

TEGANGAN BETON UMUR 7 HARI

SILINDER I

LUAS PENAMPANG = 176,625CM2

KUAT TEKAN = 11 Ton

=11 x 1000

=11000 KG

KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG

11000
=
176,625

= 62,279 Kg/cm2

= 6,23 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI = 6,23 Mpa

KONVERSI SILINDER KE KUBUS =

FC 62,279
K= = = 75,034 Kg/m2
0.83 0.83

= 7,5 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI KE 28 HARI =

39
FC = 6,23 x 1,00 / 0,7

= 8,9 Mpa

SILINDER II

LUAS PENAMPANG = 176,625CM2

KUAT TEKAN = 10 Ton

=10 x 1000

=10000 KG

KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG

10000
=
176,625

= 56,62 Kg/cm2

= 5,66 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI = 5,66 Mpa

KONVERSI SILINDER KE KUBUS =

FC 56,62
K= = = 68,216 Kg/m2
0.83 0.83

= 6,82 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI KE 28 HARI =

FC = 5,66 x 1,00 / 0,7

= 8,08 Mpa

KUBUS I

40
LUAS PENAMPANG = 225 CM2

KUAT TEKAN = 21 Ton

= 21 x 1000

= 21000 KG

KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG

21000
=
225

= 93,333 Kg/cm2

= 9,333Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI = 9,333 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI KE 28 HARI =

FC = 9,33 x 1,00 / 0,7

= 13,33 Mpa

KUBUS II

LUAS PENAMPANG = 225CM2

KUAT TEKAN = 16 Ton

= 16 x 1000

= 16000 KG

KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG

16000
=
225

41
= 71,111 Kg/cm2

=7,111 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI = 7,111 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI KE 28 HARI =

FC = 7,111 x 1,00 / 0,7

= 10,16 Mpa

BALOK

LUAS PENAMPANG = 900CM2

KUAT TEKAN = 15,5 Ton

= 15,5 x 1000

= 15500 KG

KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG

15500
=
900

= 17,2 Kg/cm2

=1,72 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI = 1,72 Mpa

ESTIMASI TEGANGAN 7 HARI KE 28 HARI =

FC = 1,72 x 1,00 / 0,7

42
= 2,48 Mpa

Nilai rata-rata benda uji :

8,9+8,08 16,98
Silinder = = = 8,49 Mpa
2 2

10,16+13,33 23,49
Kubus = = = 11,75 Mpa
2 2

Balok = 2,48 Mpa

3.7 TABEL REKAB KUAT TEKAN BETON

BENDA UJI HASIL KUAT TEKAN BENDA UJI 28 hari ( Mpa )

22,5 Mpa / K-225 Beton I Beton II

Silinder 8,9 Mpa 8,08 Mpa

Kubus 13,33 Mpa 10,16 Mpa

Balok 2,48 Mpa

6.8 EVALUASI

1. Persiapan Pekerjaan Beton


Kekuatan beton yang di produksi di lapangan mempunyai
kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besar variasi itu
tergantung dari berbagai i di lapangan mempunyai kecenderungan untuk
bervariasi dari adukan ke adukan. Besar variasi itu tergantung dari
berbagai factor, antara lain :

1) Variasi mutu beton ( agregat ) dari satu adukan ke adukan berikutnya

43
2) Variasi cara pengadukan
3) Stabilitas Kerja
Atas adanya variasi kekuatan beton itu maka di perlukan pengawasan
terhadap mutu agar di peroleh kuat tekan beton yang hampir seragam dan
memenuhi kuat tekan yang di isyaratkan dalam rencana kerja dan syarat
syarat ( bestek ).

Cara pengawasan mutu dilakukan dengan cara mengambil contoh


contoh adukan secara acak yang kemudian di buat benda uji silinder dari
beberapa adukan yang di buat sehingga mencerminkan mutuvariasi beton
selama proses pembuatan beton berlangsung.

2. Evaluasi Pekerjaan Beton


Pengawasan selanjutnya adalah pengendalian mutu beton yaitu
menjaga agar beton yang di buat di lapangan mempunyai kuat tekan yang
sesuai yang di harapkan sebelumnya yaitu mempunyai kuat tekan yang
tidak kurang dari kuat tekan yang disyaratkan dalam rencana kerja dan
syarat ketentuannya.

1) Nilai rata rata semua pengujian uji masing-masing terdiri 5


Silinder dan 5 Kubus uji tekan 23,296 Mpa dan 19,644 Mpa.
2) Terdapat 4 hasil uji tekan yang kurang dari 22,5 Mpa, yaitu
benda uji Silinder III, Kubus III, IV, dan V.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka
untuk adukan berikutnya harus di ambil langkah langkah untuk
meningkatkan kuat rata rata betonnya.

Khususnya jika persyaratan ke 2 tidak dipenuhi maka harus ambil


langkah – langkah sebagai berikut :

1) Analisa ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya


(Actual).
2) Uji tidak merusak (non-destruktive test), misalnya dengan Schimiat
Rebound Hammer (Hammer Test), pill test, ultrasonic test, atau
semi destruktur.

44
3. Evaluasi Mutu Perawatan Beton di Lapangan
Benda uji diambil untuk contoh harus dibuat dan dirawat sesuai cara
perawatan di laboratorium, misalnya ;

1) Disimpan dalam udara lembab.


2) Dalam pasir basah.
3) Direndam dalam air
Hasil dari uji ini merupakan gambaran dari hasil pembuatan adukan
beton pada struktur yang sebenarnya dilapangan.

Untuk memisahkan mutu pelaksanaan perawatan dan perlindungan


dari betony an dibuat dilapangan, dilakukan dengan membuat benda uji
silinder beton yang dirawat dilapangan yang dicetak saat yang sama dan
stabil dari contoh yang sama dari benda uji yang dirawat di laboratorium.

6.8 KESIMPULAN

Kami dapat meyimpulkan dari percobaan yang sudah dilakukan pada data di atas :

1) Terdapat 6 hasil uji kuat tekan yang memenuhi karena melebihi 22,5Mpa
2) Terdapat 4 hasil uji kuat tekan yang tidak memenuhi karena kurang dari
22,5 Mpa, yaitu Silinder III, Kubus III, IV, dan V.

6.9 SARAN

a. Pada saat pengadukan harus secara tepat agar tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan.
b. Pada waktu mengangkat kerucut Abram dengan arah vertikal mengukur
slump test harus berhati – hati.
c. Agar pengisian sempurna usahakan agar tidak terjadi rongga, harus di
tusuk-tusuk searah jarum jam.
d. Berhati- hati saat mengerjakan pengamatan maupun percobaan mesin yang
dapat berakibat benda uji rusak dan lain-lain

45
BAB VII
LAMPIRAN

46
47
48
49
50
BAB VIII
PENUTUP

Dengan terlaksananya laporan praktikum ini, penyusun mengharapkan


pembaca dapat bersemangat memperdalam ilmu dan memperluas wawasan.
Dengan ilmu an wawasan, bisa dijadikan sebagai bekal untuk terjun dalam
lingkungan masyarakat secara langsung dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Apabila dalam pembuatan dan penyusunan laporan praktikum bahan


bangunan ini terdapat kesalahan serta kekurangan, penyusun memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Kami berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun sehingga laporan yang kami buat dapat menjadi lebih
baik.

51
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971 (PBI 1971)

Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982)

Tata Cara Pembuatan Beton Normal SK-SNI T15 – 1990

Metode Pengujian Slumo Beton SNI-1972-1990-F/SK SNI M-13-1989-F

Metode Pengujian Berat Isi Beton SNI-1990-F/SK SNI M-13-1990-F

Metode Pengambilan Contoh Campuran Beton Segar SNI-03-24558-1991, SK


SNIM-26-1990-F

Metode Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland dengan Alat Vicat untuk
Pekerjaan Sipil

Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen dengan Alat Vicat untuk Pekerjaan
Sipil SK SNI M-62-1990-03

Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Betondi Laboratorium SNI-03-


2493-1991, SK SNI M-62-1990-03

Laporan Praktikum Bahan Bangunan Klompok 1 Teknik Sipil B Sore Universitas


Semarang Tahun 2018

Http://id.scrubd.com/doc/198977615/Laporan-Praktikum-Bahan-Bangunan

Http://www.academia.edu/33942900/Laporan_Praktikum_Beton_ACC_1_

52

Anda mungkin juga menyukai