BAHAN BANGUNAN
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pratikum Bahan Bangunan dengan judul : “ Uji Bahan Bangunan “ yang
disusum oleh kelompok 1 ini telah diperiksa oleh Kepala Laboratorium Bahan dan Struktur,
dan telah sah dan memenuhi syarat.
Hari :
Tanggal :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya
kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bahan
Bangunan ini dengan baik
Laporan ini disusun guna melengkapi syarat untuk mata kuliah Praktikum Bahan Bangunan
pada Program Studi Strata Satu Teknik Sipil Universitas Semarang,
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar besarnya
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan.
2. Ibu Diah Rahmawati, S.T. , M.T. selaku dosen mata kuliah praktikum bahan
bangunan yang telah memberikan bimbinganya sehingga laporan ini dapat
tersusun.
3. M. Latif, S.T. M.T. dan Dyah Ayu T. Wulan, S.T. Selaku pembimbing
pratikum.
4. Teman-teman yang memberikan bantuan,sehingga Kesulitan penulis dapat
diatasi dengan baik..
Penyusun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran dan kritik yang
membangun diharapkan guna memperbaiki laporan ini di waktu yang akan datang.
Kelompok 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Material bangunan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa di tinggalkan dalam
suatu proyek bangunan. Untuk memenuhi bahan bangunan yang memenuhi syarat perlu
diadakan pengujian terhadap mutu bahan tersebut. Bahan-bahan yang akan diuji antara lain
adalah semen, pasir, dan kerikil. Dimana bahan-bahan tersebut yang akan digunakan untuk
membuat suatu percobaan perencanaan adukan beton (mix design concrete).
Fakultas Teknik Juruan Teknik Sipil Universitas Semarang memasukan hal tersebut
kedalam sebuah praktikum, khususnya praktikum bahan bangunan yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara-cara pengujian mutu bahan
bangunan seperti semen, pasir, dan kerikil. Tata cara pembuatan perencanaan adukan beton
(mix design concrete) dan tata cara pengujian kuat tekan beton uji guna mengetahui mutu dan
kelas beton.
1.2. TUJUAN
1) Mempraktekan secara langsung ilmu pengetahuan dan teori yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan.
2) Mengetahui prinsip kerja dari pengujian bahan bangunan yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek kontruksi.
3) Memahani tentang pengendalian mutu dalam pelaksanaan.
4
1.4. JENIS PRAKTIKUM
a) Percobaan campuran beton (mix design concrete).
b) Percobaan faktor air, semen, dan slump test.
c) Percobaan saring pasir.
d) Percobaan konsistensi normal dan pengikatan awal semen.
e) Percobaan kuat tekan beton.
5
BAB II
CARA SNI.T.15-1992-03
1. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan bahan bangunan (material) yang di perlukan
untuk membuat campuran beton.
2. Untuk dapat menentukan perbandingan pencampuran beton sesuai mutu yang disyaratkan.
3. Untuk dapat menentukan jumlah kebutuhan bahan bangunan (material) campuran beton uji.
1. Tabel-Tabel ( dapat diambil dari Tugas Mix Design Concrete cara SNI T.15-1992-03 dari
mata kuliah teknologi bahan bangunan).
2. Alat Tulis dan Kalkulator.
6
2.5 DATA RENCANA CAMPURAN BETON
1. Kuat tekan beton yang disarankan (Fc)=25 Mpa pada umur 7 hari.
2. Untuk beton pondasi sedalam 3m pada kondisi basah kering.
3. Berat jenis pasir 2,6, berat jenis kerikil 2,6 dan semen jenis 1
4. Kricak batu pecah dengan butiran 40 mm, pasir alam golongan 2.
5. Pengawasan sangat baik, slump 90 mm.
6. Rasio Campuran agregat halus dan kasar 40% dan 60%.
7. Kontraktor pengalaman pekerjaan beton dengan (data uji 25 data).
7
= 413,8 kg/m3
13. Kebutuhan semen (minimum) = 275 kg/m3 ( Tabel 7.15).
14. Dari point 12 dan point 13 di pakai yang besar = 413,8 kg/m3
15. Penyesuaian jumlah air atau Fas = tidak perlu.
16. Pasir Golongan 2.diketahui di soal.
17. Persen Pasir terhadap campuran 35 %.
18. Berat jenis Campuran agregat halus dan kasar =2,7 t/m3
Bila belum diketahui dihitung dengan rumus
BJ campuran = P/100 x BJ Agh +K/100×BJ Agk
= (35/100 x 2,7) + (1,08/100 x 2,7)
= 0,972 t/m3
19. Berat Beton = 2450 kg/m3 ( gambar 7.11 )
20. Kebutuan agregat halus dan kasar = Wah+Wak=W beton – A-S
Wah-Wak =2450 – 194,5 – 413,8
= 1841,1 kg/m3
21. Kebutuhan Pasir Wah = 35/100 x 1841,1
= 644,38 kg/m3
8
b. Semen = 413,8 Kg ( 1 Zak = 40 Kg ) = 10,34 Zak
c. Pasir = 644,38 Kg
d. Kerikil = 1196,7 Kg
Berat total 1m3 adukan beton = 237,06 Kg
a. Semen = 40 Kg =1
b. Pasir = 62,32/40 = 1,95
c. Kerikil = 115,74/40 = 2,98 = 3
d. Air = 19/40 = 0,475
Campuran = 1 :1,6 : 2,89 dibulatkan 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr ( Fas = 0,47 )
9
= 6.750 + 10.597,5 :1.000.000
= 0,0309 m3
= 75,23 Kg
1 Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc) pada umur 28 hari 25 Mpa
10
2 Deviasi Standar (Sd) 3,5 Mpa
11
Volume Berat Beton Air Semen Pasir Krikil
(Kg) (Liter) (Kg) (Kg) (Kg)
1 Adukan
(0,10) M3 255,95 20,80 40 78,06 117,09
1 Zak
Adukan
2 Kubus
72,23 6,7 12,02 22,61 33,9
2 Silinder
1 Balok
Tabel 7.12 Persyaratan Faktor Air Semen Maksimum untuk berbagai Pembetonan
lingkungan khusus.
12
kondensasi/ uap korosif 0,52
Beton diluar ruang Bangunan
Gradasi Slump
maks
Krikil/kricak Jenis 0-10 10-30 30-60 60-180
(cm) Batuan
Tabel 7.15 persyaratan Semen Minimum untuk berbagai beton dan lingkungan khusus
13
a. Keadaan keliling non- korosif 275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh
kondensasi/ uap korosif 325
Beton diluar ruang Bangunan
14
28,605
0,52
Gambar 7.8 Grafik hubungan faktor air semen dan kuat tekan rata rata silinder beton
15
28,605
0,65
Gambar 7.9 Grafik hubungan faktor air semen dan kuat tekan rata rata silinder beton
16
Gambar 7.11 Grafik hubungan kandungan air, berat jenis agregat campuran dan berat beton
2375
193
17
2.8 PEMBAHASAN DATA PERCOBAAN RENCANA CAMPURAN BETON
Setelah dilakukan percobaan maka akan diperoleh data :
1. Dari data tersebut dpat diketahui perbandingan jumlah material (yaitu perbandingan
semen : pasir : kricak) untuk membuat campuran beton sesuai mutu yang disyaratkan.
2. Selain itu dapat diketahui berat material (yaitu berat semen, berat pasir, berat kricak)
yang diperlukan untuk membuat beton uji (yaitu 5 kubus dan 5 silinder).
2.9 KESIMPULAN
18
2.10 SARAN
1. Selama percobaan diusahakan supaya berat setiap material untuk campuran beton
benar-benar ditimbang dengan teliti. Supaya kualitas campuran beton sesuai mutu
yang disyaratkan (Fc).
2. Dalam mencampur material untuk campuran beton, di usahakan campuran beton
kering (semen, pasir, kerikil) terlebih dahulu diaduk secara merata, baru kemudian
dicampur dengan air sesuai volume dalam perhitungan Mix Design Concrete.
BAB III
19
PERCOBAAN FAKTOR AIR SEMEN DAN SLUMP TES
20
1. Menimbang semen, pasir, kerikil dengan pertimbangan sesuai dengan perbandingan
dalam tugas Mix Design.
2. Masukan campuran kedalam laboratory concerete mixer dan dicampur hingga
merata, kemudian tuangkan air kedalamnya yang sesuai sehingga faktor air semen
dapat dihitung.
3. Setelah adukan merata,masukkan kedalam kerucut Abrams yang telah disiapkan
sebelumnya.
4. Apabila telah terbentuk adukan yang rata dengan homogen, kita siap kan alat
penguji yaitu kerucut Abrams dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm,
dan tinggi 30 cm kemudian letakan diatas bidang yang rata dan tidak menyerap air.
Setelah itu masukan campuran tersebut kedalam kerucut Abrams. Proses pemasukan
campuran dilakukan sebanyak 3x, yaitu 1/3, 1/3, 1/3 dari volume kerucut Abrams
yang dimana setiap prosesnya dilakukan penumbukan dengan tongkat penumbuk
kurang lebih sebanyak 25 kali tumbukan searah jarum jam.
5. Setelah bidang kerucut Abrams diratakan maka biarkanlah selama 60 detik.
6. Angkat kerucut Abrams pelan – pelan secara vertical, setelah itu ukurlah penurunan
tinggi puncak adukan. Ukur slump 3x lalu dirata – rata, nilai rata – rata tersebut
merupakan hasil pengukuran slump.
7. Kemudian untuk penggunaan cetakan pertama – tama olesi bagian dalam silinder
beton dengan pelumas / oli yang telah disediakan sebelumnya agar beton tidak
lengket saat sudah kering dan mengeras nanti.
8. Masukkan adukan beton tersebut kedalam cetakan sebanyak 3 lapisan yang tiap
lapisanya ditumbuk dengan besi penumbuk sebanyak kurang lebih 25 kali searah
jarum jam, dan sesudah penuh ratakan bagian permukaaan dan berilah penomoran
sesuai kelompok praktikum.
9. Biarkan cetakan selama 1x24 jam. Kemudian buka cetakan dan rendam beton hasil
cetakan kedalam bak berisi air selama waktu 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.
10. Setelah tercapai batas selang waktu yang ditentukan, lakukan pengujian dengan
mesin soll tesuntuk mengukur kuat tekan beton.
3.5 PEMBAHASAN
21
3.5.1 Faktor Air Semen
Pasir Muntilan
7,99
Kerikil - 10,23
Jumlah 24,34
Campuran beton = 1 : 2 : 3 ( pc : ps : kr )
Jumlah air yang dipakai = 2,15 Liter
Jumlah semen dalam adukan = 3,970 Kg
2,15
= 3,970
= 0,55
22
8+11+15
Rata2 niali Slump : = = 11.3 cm
3
3.6 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh rata – rata nilai slump 11,5 cm
jumlahnya melebihi dari slump yang telah ditentukan yaitu 90 mm atau 9 cm, sehingga nilai
slump hasil praktikum dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk pekerjaan beton karena
adukan terlalu encer, yang disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Takaran air yang tidak sesuai dengan panduan praktikum
2. Kesalahan dalam pemilihan agregat
3. kesalahan penimbanagn jumlah agregat
4. Terlalu lamanya proses pencampuran adukan dalam mixer
Jika suatu pekerjaan beton terlalu encer memang mudah dalam pekerjaan akan tetapi mutu
kualitas beton kurang kuat, berbeda dengan beton yang memenuhi syarat pada saat
pengukuran slump.
23
BAB IV
1. Satu set saringan Ø0,00, Ø0,75, Ø0,15, Ø0,30, Ø0,60, Ø1,18, Ø2,36, Ø4,75, Ø9,5
2. Timbangan dengan ketelitian 1 gram.
3. Kuas cat.
4. Mesin saring.
5. Stopwatch.
1. Sipkan pasir kering, bersih zat organic 1kg atau 1000 gram.
2. Susunan saringan.
3. Tuang pasir pada saringan mesin dengan periode getaran 5 menit.
4. Kehilangan max 1 %.
5. Timbangan sisa pasir diatas ayakan.
6. Catat hasil percobaan dalam daftar saringan.
7. Percobaan dilakukan 1 kali.
8. Hitung MHB dan gambar grafiknya kedalam gradasi pasir, sehingga mengetahui
gradasinya.
24
4.5 DATA KOMULATIF AYAKAN PASIR
1,18 100 – 37 = 63
25
0,60 100 – 61,01 = 38,99
0,6 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0,3 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 - 15
26
Daerah II = Pasir Agak Kasar (Gambar Gradasi -2)
= (569,56% : 100%)
MHB = 5,6956 %
HASIL PERHITUNGAN
1 2 3 4 5
27
0,30 241,2 24,12 85,13 14,87
Pasir : Golongan 2
4.7 KESIMPULAN
1. Dengan melihat data diatas, maka pasir ini agak kasar dengan modulus halus butir
sebesar 5,6956%
2. Dari data diatas, maka pasir termasuk kedalam gradasi nomor 2
3. Dari data praktikum kehilangan berat diperoleh -169,1 gram
BAB V
28
PERCOBAAN KONSISTENSI NORMAL DAN
PERMULAAN PENINGKATAN AIR SEMEN / PC
29
2. Mencoba dahulu vicat, biarkan jarumnya mengenai dasar, jarum penunjuknya harus
berada pada strip paling bawah (0 mm)
3. Hal ini berlaku untuk jarum 10 mm maupun jarum 1 mm, bagian dalam cincin ebonite
diberi sedikit minyak supaya licin di atas plat kaca 15 × 15 × 0,5 cm dengan diameter
kecil di atas diameter besar di bawah.
4. Menimbang semen yang disediakan sebanyak kurang lebih 300 gram dan taruh semen
kedalam mangkuk porsele / cawan.
5. Setelah itu campur air dengan prosentase tertentu dengan berat semen.
6. Mengaduk dengan segera semen dan air tersebut selama kurang lebih 3 menit,
sehingga diperoleh suatu jenangan yang plastis. Menentukan waktu pada saat
menuangkan jenangan tersebut kedalam cincin samapi penuh.
7. Ketuk-ketuk cincin ebonite yang terisi jaringan semen perlahan-lahan untuk
menghilangkan gelembung-gelembung udara yang terdapat pada jenangan semen.
8. Meratakan permukaan cincin dengan sendok pengaduk. Meletakkan plat kaca berikut
cincin yang terisi jenangan semen tadi pada alat vicat.
9. Menggunakan jarum dengan diameter 10 mm, kemudian melepaskan jarum secara
bebas akibat beban sendiri (berat alat vicat dan jarum=300 gram).
10. Setelah 30 menit penurunan dalam menembus jaringan semen, matikan sekrup
pengunci dan baca penurunannya. Selama percobaan jangan sampai pengaruh adanya
goncangan-goncangan ataupun getaran-getaran.
11. Percobaan diatas diulang dengan persentase jumlah air sedemikian sehingga diperoleh
konsistensi normal.
12. Dari data-data tersebut digambarkan grafik dari hasil konsistensi normalnya, yang
didapat penurunan 10 mm, persentase ini yang diperlukan sebagai absis dan
penurunan jarum sebagai ordinat.
13. Dalam grafik dapat dihitung jumlah pemakain air yang digunakan untuk mendapatkan
konsistensi normal dalam persen berat semen yang digunakan.
14. Mencatat suhu kamar setiap kali melakukan pengujian.
30
Berat Penurunan
Prosentase Air Suhu
NO Semen Jarum Keterangan
(%) (˚c)
(gram) (mm)
Suhu
Waktu penurunan Penurunan
NO Ruang Keterangan
(menit) (mm)
(˚c)
31
5 60 38 28 Semen Tiga Roda
5.6 PEMBAHASAN
1. Setelah melakukan percobaan maka diperoleh seperti data di atas dan dari data
tersebut dapat dibuat sebuah grafik
2. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa Semen Tiga Roda dengan berat 300 gram
dengan suhu ruangan 28 oC memerlukan air sebanyak = 102%
3. Banyak air yang dibutuhkan untuk mencampurkan pada adukan pengikatan awal
semen 102% x 300 gram = 306 ml
4. Pada percobaan konsistensi normal dengan campuran air sebanyak 306 ml, maka
semen memerlukan waktu untuk mengalami uji pengikatan awal semen selama 15
menit.
5.7 KESIMPULAN
32
Bila dilihat dari ketentuan atau persyaratan pengikatan awal Semen Tiga Roda tidak
memenuhi syarat karena :
a. Waktu pengikatan awal dari Semen Tiga Roda adalah 15 menit dikatakan tidak
memenuhi syarat karena waktu peningkatan kurang dari 60 menit.
b. Suhu ruang pada percobaan adalah 28 oC untuk pengikatan.
c. Pada percobaan ini menggunakan air ledeng sehingga Semen Tiga Roda tidak dapat
digunakan sebagai bahan untuk kontruksi berat.
5.8 SARAN
33
BAB VI
PERCOBAAN KUAT TEKAN BETON
1. Timbangan.
2. Universal Testing Machine
3. Penggaris / rol meter
36
4) Letakkan pada plat benda uji penahan dibawah ini ;
a. Untuk benda uji berbentuk silinder akan diletakkan plat penahan
beban tanpa dudukan tambahan.
5) Tekanlah hidrolik dengan handle pompa dan naikkan tekanan
berangsur – angsur dengan kecepatan 4 – 6 km/cm per detik tersebut
sampai benda uji retak/pecah lalu catat angka berapa jarum merah
berhenti.
6) Jaga baik – baik agar piston hidrolik yan naik melebihi 10cm, karena
akan mengakibatkan kerusakan.
7) Untuk menurunkan pompa hidrolik, putarlah kran berlawanan arah
jarum jam.
8) Ulangi pengujian ini untuk benda yan lain, dengan usia yang berbeda.
37
6.6 PERHITUNGAN
PERHITUNGAN VOLUME
1. Volume Silinder I = 2 × π × r² × T
= 2 × 3,14 × (0,075)² × 30
= 0,035325 × 30
= 1,05975 m³
2. Volume Silinder II = 2 × π × r² × T
= 2 × 3,14 × (0,075)² × 30
= 0,035325 × 30
= 1,05975 m³
BERAT
BERAT ISI =
VOLUME
BERAT 12,130
BERAT ISI Silinder I = = = 11,446 Kg/m3
VOLUME 1,05975
BERAT 11,975
BERAT ISI Silinder II = = = 11,299 Kg/m3
VOLUME 1.05975
BERAT 7,735
BERAT ISI Kubus I = = = 2.291,851
VOLUME 0,003375
Kg/m3
38
BERAT 7,755
BERAT ISI Kubus II = = = 2.297,778
VOLUME 0,003375
Kg/m3
BERAT 32,025
BERAT ISI Balok = = = 2.372,222
VOLUME 0,0135
Kg/m3
SILINDER I
=11 x 1000
=11000 KG
KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG
11000
=
176,625
= 62,279 Kg/cm2
= 6,23 Mpa
FC 62,279
K= = = 75,034 Kg/m2
0.83 0.83
= 7,5 Mpa
39
FC = 6,23 x 1,00 / 0,7
= 8,9 Mpa
SILINDER II
=10 x 1000
=10000 KG
KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG
10000
=
176,625
= 56,62 Kg/cm2
= 5,66 Mpa
FC 56,62
K= = = 68,216 Kg/m2
0.83 0.83
= 6,82 Mpa
= 8,08 Mpa
KUBUS I
40
LUAS PENAMPANG = 225 CM2
= 21 x 1000
= 21000 KG
KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG
21000
=
225
= 93,333 Kg/cm2
= 9,333Mpa
= 13,33 Mpa
KUBUS II
= 16 x 1000
= 16000 KG
KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG
16000
=
225
41
= 71,111 Kg/cm2
=7,111 Mpa
= 10,16 Mpa
BALOK
= 15,5 x 1000
= 15500 KG
KUAT TEKAN
TEGANGAN FC =
LUAS PENAMPANG
15500
=
900
= 17,2 Kg/cm2
=1,72 Mpa
42
= 2,48 Mpa
8,9+8,08 16,98
Silinder = = = 8,49 Mpa
2 2
10,16+13,33 23,49
Kubus = = = 11,75 Mpa
2 2
6.8 EVALUASI
43
2) Variasi cara pengadukan
3) Stabilitas Kerja
Atas adanya variasi kekuatan beton itu maka di perlukan pengawasan
terhadap mutu agar di peroleh kuat tekan beton yang hampir seragam dan
memenuhi kuat tekan yang di isyaratkan dalam rencana kerja dan syarat
syarat ( bestek ).
44
3. Evaluasi Mutu Perawatan Beton di Lapangan
Benda uji diambil untuk contoh harus dibuat dan dirawat sesuai cara
perawatan di laboratorium, misalnya ;
6.8 KESIMPULAN
Kami dapat meyimpulkan dari percobaan yang sudah dilakukan pada data di atas :
1) Terdapat 6 hasil uji kuat tekan yang memenuhi karena melebihi 22,5Mpa
2) Terdapat 4 hasil uji kuat tekan yang tidak memenuhi karena kurang dari
22,5 Mpa, yaitu Silinder III, Kubus III, IV, dan V.
6.9 SARAN
a. Pada saat pengadukan harus secara tepat agar tidak terjadi kekurangan atau
kelebihan.
b. Pada waktu mengangkat kerucut Abram dengan arah vertikal mengukur
slump test harus berhati – hati.
c. Agar pengisian sempurna usahakan agar tidak terjadi rongga, harus di
tusuk-tusuk searah jarum jam.
d. Berhati- hati saat mengerjakan pengamatan maupun percobaan mesin yang
dapat berakibat benda uji rusak dan lain-lain
45
BAB VII
LAMPIRAN
46
47
48
49
50
BAB VIII
PENUTUP
51
DAFTAR PUSTAKA
Metode Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland dengan Alat Vicat untuk
Pekerjaan Sipil
Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen dengan Alat Vicat untuk Pekerjaan
Sipil SK SNI M-62-1990-03
Http://id.scrubd.com/doc/198977615/Laporan-Praktikum-Bahan-Bangunan
Http://www.academia.edu/33942900/Laporan_Praktikum_Beton_ACC_1_
52