Anda di halaman 1dari 8

JOBSHEET PENGUJIAN BETON

Mata Pelajaran:
Konstruksi Beton

Guru Pembimbing:
Ekjin Tamba, S.T

Anggota Kelompok:
Akbar Arkhanditya (3)
Farah Farihah (13)
Fenny Vellianty Irfany (16)
Nabilla Adibya (24)
Rasyiqah Zakirah (29)
Farel Fahrezi (36)

SMKN MANDIRI 26 JAKARTA


DAFTAR ISI
A. Kompetensi Dasar ................................................................................................................................... 3
B. Landasan Teori ........................................................................................................................................ 3
C. Keselamatan Kerja .................................................................................................................................. 4
D. Alat dan Bahan ........................................................................................................................................ 5
E. Langkah Kerja ......................................................................................................................................... 6
F. Hasil Grafik dan Tabel Hammer Rebound.............................................................................................. 7
G. Tabel Hasil Uji Coba Hammer Test ........................................................................................................ 8
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dalam pengujian beton meliputi pemahaman dan penerapan
prinsip-prinsip dasar serta keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk melakukan
pengujian beton dengan akurat. Berikut adalah beberapa kompetensi dasar dalam
pengujian beton:
1. Memahami prinsip dasar beton: Memiliki pemahaman yang baik tentang bahan-bahan
penyusun beton, seperti semen, air, agregat, dan aditif. Memahami properti dan
karakteristik beton dalam keadaan segar maupun keras.
2. Mengerti metode pengujian: Memahami metode-metode pengujian yang digunakan
untuk menguji beton, seperti tes slump, tes kuat tekan, tes lentur, dan tes serapan air.
Mengetahui prosedur pengujian yang benar, termasuk persiapan sampel, pemakaian
alat dan peralatan pengujian, serta interpretasi hasil pengujian.
3. Keterampilan teknis: Mampu melakukan pengujian beton dengan benar dan akurat
sesuai dengan standar yang berlaku. Mampu menggunakan alat dan peralatan
pengujian dengan tepat, termasuk mixer beton, cetakan, mesin uji kuat tekan, dan alat
pengukur konsistensi beton.
4. Interpretasi hasil pengujian: Mampu menganalisis dan menginterpretasikan hasil
pengujian beton dengan benar. Memahami signifikansi dan implikasi dari hasil
pengujian terhadap kualitas dan kekuatan beton yang diuji.
5. Keselamatan kerja: Memiliki kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dalam
pengujian beton. Mampu mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang diperlukan untuk meminimalkan risiko cedera atau kecelakaan
selama proses pengujian.
6. Dokumentasi dan pelaporan: Mampu melakukan dokumentasi yang akurat dan
lengkap tentang pengujian beton, termasuk mencatat prosedur pengujian, hasil
pengujian, dan catatan lain yang relevan. Mampu menyusun laporan pengujian yang
jelas dan terstruktur.

B. Landasan Teori
Beton secara umum adalah campuran bahan bangunan berupa agregat kasar dan
agregat halus kemudian direkatkan oleh semen bercampur air.
Volume beton sebanyak 70% ditempati agregat. (Tjokrodimuljo, K., 2007)

Beton merupakan material bahan bangunan yang paling umum digunakan. Dalam
konstruksi, beton memiliki peranan sangat penting.
Kekuatan dari struktur beton menentukan umur suatu bangunan. Selain menjadi struktur
utama, beton memiliki sifat plastis yang memungkinkan untuk dicetak sesuai dengan
bentuk yang dinginkan. Beton memiliki kekuatan tekan yang tinggi dan tidak ada
penurunan.
Uji kuat tekan beton adalah upaya untuk memperoleh nilai estimasi kuat tekan
beton terhadap struktur existing, dengan melakukan tekanan pada sampel beton. Sampel
beton yang akan diuji dapat berbentuk kubus ataupun silinder untuk
mewakili campuran beton.

Concrete Hammer Test merupakan metode uji beton yang paling populer saat ini.
Selain karena aplikasinya yang nisbi mudah, meski pemula sekalipun, juga bentuknya
yang portabel serta ringan sehingga praktis untuk ditenteng dan dibawa oleh personel
penguji, juga telah terbukti kehandalannya dalam memperkirakan mutu beton. Prinsip
kerja Concrete Hammer adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada
permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan
menggunakan energy yang besarnya tertentu.

C. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja sangat penting dalam pengujian beton untuk melindungi
pekerja dari potensi bahaya dan cedera. Berikut adalah beberapa langkah dan aspek
keselamatan kerja yang perlu diperhatikan saat melakukan pengujian beton:
1. Pelatihan: Pastikan bahwa semua pekerja yang terlibat dalam pengujian beton telah
menerima pelatihan yang memadai tentang prosedur keselamatan, penggunaan
peralatan, dan pemahaman terkait potensi bahaya.
2. Alat Pelindung Diri (APD): Pastikan semua pekerja menggunakan APD yang sesuai.
 Safety Spectacles: Meskipun pengujian dengan palu rebound relatif aman, debu
atau pecahan beton mungkin terjadi. Menggunakan kacamata pelindung dapat
melindungi mata Anda dari partikel-partikel kecil yang mungkin terlempar saat
melakukan pengujian.
 Pelindung telinga: Jika Anda berada di lingkungan yang bising atau ada mesin
dan alat berat yang beroperasi di dekat lokasi pengujian, Anda mungkin ingin
memakai pelindung telinga untuk melindungi pendengaran Anda.
 Safety Gloves: Sarung tangan dapat digunakan untuk melindungi tangan Anda,
terutama jika Anda bekerja di lokasi dengan beton yang kasar atau tajam. Ini juga
membantu menghindari risiko cedera ketika menempatkan palu rebound pada
permukaan beton.
 Safety Shoes: Meskipun pengujian beton dengan palu rebound biasanya tidak
melibatkan alat berat atau peralatan berat, sepatu keselamatan dapat membantu
melindungi kaki Anda dari pukulan atau benda tajam yang mungkin ada di area
pengujian.
 Masker: Pengujian beton seringkali melibatkan manipulasi beton atau permukaan
beton, yang dapat menghasilkan debu. Masker membantu melindungi pernapasan
pekerja dari menghirup debu beton yang berpotensi mengganggu fungsi paru-paru
dan menyebabkan masalah kesehatan pernapasan.
3. Peralatan dan Kalibrasi: Periksa peralatan pengujian, termasuk palu rebound, secara
berkala dan pastikan bahwa peralatan tersebut dalam kondisi baik dan terkalibrasi
dengan benar.
4. Identifikasi Bahaya: Kenali dan identifikasi potensi bahaya di lokasi pengujian,
seperti debu, material jatuh, alat berat, dan kondisi lingkungan lainnya.
5. Pencegahan Kebakaran: Pastikan tidak ada material yang mudah terbakar di sekitar
lokasi pengujian. Selain itu, hindari penggunaan peralatan berat yang berpotensi
menyebabkan percikan api di sekitar beton yang telah diuji.
6. Ventilasi: Jika pengujian dilakukan di area tertutup, pastikan ada ventilasi yang cukup
untuk menghindari penumpukan debu dan kekurangan oksigen.
7. P3K (Pertolongan Pertama dan Penyelamatan): Pastikan ada fasilitas P3K yang
mudah diakses, dan personel yang terlibat dalam pengujian harus tahu cara
memberikan pertolongan pertama jika diperlukan.
8. Jaga Kerapian Area Kerja: Pastikan area kerja tetap rapi dan bebas dari hambatan
yang dapat menyebabkan cedera. Pastikan juga tidak ada material yang tidak perlu di
lokasi pengujian.
9. Komunikasi: Pastikan semua anggota tim memiliki komunikasi yang baik dan tahu
cara melaporkan bahaya atau kejadian dengan segera.
10. Waktu dan Cuaca: memperhitungkan waktu dan kondisi cuaca saat melakukan
pengujian, terutama jika pengujian dilakukan di luar ruangan. Hindari kondisi cuaca
ekstrem yang dapat mengganggu keselamatan kerja.
11. Pengawasan: Selalu ada pengawasan yang memadai saat melakukan pengujian beton
untuk memastikan bahwa prosedur keselamatan diikuti.

Keselamatan kerja adalah prioritas utama dalam semua aktivitas konstruksi dan
pengujian beton. Dengan mematuhi pedoman keselamatan dan hati-hati, Anda dapat
meminimalkan risiko cedera dan menciptakan lingkungan kerja yang aman.

D. Alat dan Bahan


1) Alat Hammer Test
2) Kalibrasi Alat (Anvil)

3) Alat pembersih, Batu gosok, Kertas gosok, Lap, Kuas

4) Benda uji/Beton yang akan di uji

E. Langkah Kerja
Rencanakan Pengujian Beton:
a. Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan
seperti test hammer.
b. Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan
konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
c. Menentukan titik test.
 Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik
test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak.
 Balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5
(lima) titik tembak.
 Pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5
(lima) titik tembak.
Pelaksanaan Pengujian Test Beton :
1. Letakan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat Hammer test pada titik yang
akan ditembak dengan memegang hammer test dengan arah tegak lurus atau
miring bidang permukaan beton yang akan di test.
2. Plunger di tekan secara pelan-pelan pada titik tembak dengan tetap menjaga
kestabilan arah dari alat test hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk
kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton dan tekan tombol
yang terdapat dekat pangkal hammer test.
3. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan
semula dengan cara yang sama.
4. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan
antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer
sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
5. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu
hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.

B. Hasil Grafik dan Tabel Hammer Rebound


 Grafik Hammer Rebound
Grafik rebound umumnya menunjukkan hasil uji dalam bentuk grafik dengan sumbu
X (horizontal) mewakili tingkat energi yang diberikan pada material (biasanya dalam
bentuk getaran atau tekanan), sedangkan sumbu Y (vertikal) mewakili tingkat
rebound atau pemulihan yang diukur dari material setelah energi tersebut diterapkan.
Sifat material rebound ini dapat digunakan untuk memancarkan kualitas dan kekuatan
berbagai jenis material, serta untuk mengidentifikasi perubahan dalam sifat-sifat
tersebut akibat perubahan suhu, tekanan, atau perlakuan lainnya.
C. Tabel Hasil Uji Coba Hammer Test
 Dinding
KONVERSI
PENGUJIAN HASIL HT KETERANGAN
N/mm2 Kg/cm2
40 40 408 Arah hammer
42 42 439 rebound:
1
40 40 408
30 24 235
37 34 359
41 42 419
2
44 46 469
40 40 408
38 36 369
41 42 419
3
38 36 369
38 36 369

 Balok
KONVERSI
PENGUJIAN HASIL HT KETERANGAN
N/mm2 Kg/cm2
46 44 449 Arah hammer
38 29 296 rebound:
1
44 41 418
44 41 418
40 33 337
39 31 316
2
44 41 418
46 44 449
40 33 337
44 41 418
3
35 24 245
45 42 428

 Kolom
KONVERSI
PENGUJIAN HASIL HT KETERANGAN
N/mm2 Kg/cm2
29 27 264 Arah hammer
28 25 244 rebound:
1
26 23 224
24 19 192
36 38 376
35 36 366
2
34 34 346
29 27 264
35 36 366
35 36 366
3
25 21 214
28 25 244

Anda mungkin juga menyukai