Anda di halaman 1dari 38

Teknik Pelaksanaan Mendirikan Suatu Bangunan

1. Landasan teori
Bangunan adalah hasil karya manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak
bisa dipindahkan, kecuali dengan cara membongkarnya. Dalam membangun suatu
bangunan maka bangunan yang paling ideal adalah yang paling stabil, paling kuat,
fungsional, ekonomis, dan estetika.
Suatu bangunan mempunyai elemen – elemen yang disusun sedemikian rupa
sesuai dengan fungsinya masing – masing sehingga terbentuklah suatu bangunan yang
dapat dimanfaatkan atau difungsikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Bangunan terdiri dari 2 macam yaitu bangunan kering dan bangunan basah.
Bangunan kering ialah bangunan yang tidak berhubungan dengan air seperti rumah,
sekolah, hotel, dan lain sebagainya. Sedangkan bangunan basah ialah bangunan yang
berhubungan dengan air, seperti bendungan, irigasi, dan lain sebagainya.
Bangunan berfungsi sebagai tempat menjalankan kegiatan manusia dan juga
berfungsi sebagai tempat berlindung dari segala bentuk perubahan cuaca. Mengingat
pentingnya fungsi bangunan tersebut maka dalam mendirikannya tidak dapat
sembarangan. Untuk mendirikan bangunan yang nyaman, kuat dan tahan lama. Ada
beberapa tahap penting yang harus dilakukan yaitu:
 Pekerjaan Pembersihan Lokasi
 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
 Pekerjaan Pasir Urug
 Pekerjaan Lantai Kerja
 Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Bata
 Pekerjaan Plesteran Pondasi
 Pekerjaan Finishing

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


 Tanggal :
 Waktu : 08.00 – 17.00 WIB
 Tempat : Fakultas Teknik Universitas Riau

1
3. Tujuan
Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk :
 Mengetahui, memahami dan dapat melaksanaan teknik mendirikan bangunan
dengan benar.
 Dapat menggunakan alat-alat dengan benar sesuai dengan fungsinya.
 Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
 Dapat menganalisa jumlah bahan yang diperlukan dalam mendirikan
bangunan.
 Dapat meningkatkan kerja sama dalam mendirikan bangunan.

4. Keselamatan Kerja
Agar disetiap pelaksanaan praktikum kita merasa nyaman dalam melakukan kegiatan
tersebut, maka kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu :
 Memakai sepatu agar terhindar dari duri, kaca, dan alat-alat tajam yang ada
dilab maupun dilapangan.
 Memakai baju praktek lengkap, sarung tangan dan memakai topi atau penutup
kepala.
 Tidak bersenda gurau saat bekerja.
 Gunakan alat sesuai fungsi dan cara pemakaiannya.

Peralatan K3:

(pakaian Kerja) (sepatu kerja) (Kacamata) (sarung Tangan)

2
(Helm) (Tangga) (Sabuk Pengaman) (Masker)

Fungsi alat keselamatan kerja


 Menggunakan Pelindung

Pakaian pelindung adalah coberall yang melindungi tubuh anggota awak dari
bahan-bahan berbahaya seperti minyak panas, air, percikan pengelasan dll hal ini
dikenal ‘Dangri’ or ‘Boiler Suit’

 Helm

Bagian paling penting bagi tubuh manusia adalah kepala. Perlu perlindungan
terbaik yang sediakan oleh helm plastik keras di atas kapal. Sebuah tali dagu juga di
sediakan dengan helm yang menjaga helm di tempat ketika perjalanan atau jatuh.

 Sepatu Safety

Max dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo dan mesin, terbuat dari
logam keras yang sangat berbahaya bagi pekerja. Manfaat Sepatu Safety disini untuk
memastikan bahwa tidak ada luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas
kapal.

 Sarung Tangan

Berbagai jenis sarung tangan disediakan di kapal, sarung tangan ini digunakan
dalam operasi dimana hal ini menjadi keharusan untuk lindungi tangan orang-orang.
Beberapa sarung tangan yang diberikan adalah sarung tangan tahan panas, untuk
bekerja di permukaan yang panas, sarung tangan kapas, untuk operasi pekerjaan yang
normal, sarung tangan las, sarung tangan kimia, dll.

3
 Kacamata

Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan pada oprasi sehari-
hari memiliki kemungkinan besar untuk cedera mata, kaca pelindung atau kacamata
digunakan untuk perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.

 Masker

Kan karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan menor yang berbahaya
bagi tubuh manusia jika terhirup secara langsung, untuk menghindari masker wajah
digunakan sebagai perisai dari partikel berbahaya.

4
PRAKTIKUM KERJA BATU
A. PRAKTIKUM 1
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI
1. Landasan Teori
Pembersihan lokasi merupakan langkah awal mendirikan suatu bangunan.
Tujuan dari pekerjaan ini ialah untuk mempermudah pekerjaan pembangunan
dengan cara membersihkan lokasi dari segala hal agar dalam pelaksanaan
pekerjaan nantikya tidak terkendala, Hal-hal yang harus dibersihkan ialah sebagai
berikut :
 Rumput-rumput liar
 Semak belukar
 Daun – daun kering
 Bebatuan
 Batang pohon dan akarnya
 Plastik
 Tanah humus
 Dan segala hal yang mengganggu pekerjaan

Luas area yang harus dibersihkan ialah dilebihkan dari luas rencana bangunan
yang akan dibuat. Pada praktikum ini luas bangunan yang akan dibuat adalah 2x2
m, maka luas pembersihan lokasi diambil keluar 1 m dari setiap sisi menjadi 4x4 m

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini ialah untuk :

 Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik pembersihan lokasi


dengan benar.
 Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
 Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
 Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.

5
3. Peralatan

1. Cangkul 2. Gerobak

4.Meteran 5. Parang 6. sapu

4. Langkah Kerja

Langkah dalam pelaksanaan lapangan ialah sebagai berikut :

 Ukur luas lokasi dengan menggunakan meteran, sebesar 2x2 m.


0
0
0
0
4
2

200
400

(skala dalam cm)


 Ambil garis keluar sejauh 1 m dari setiap sisi garis, sehingga menjadi 4x4 m.
 Beri patok/tanda disetiap titiknya, dan hubungkan dengan benang sebagai garis
pembantu.

6
 Setelah selesai dilakukan pembersihan seluas 4x4 m tersebut.

B. PRAKTIKUM 2
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
1. Landasan Teori
Bowplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan titik
bidang kerja pada sebuah proyek pendirian bangunan atau rumah. bowplank.
Bowplank adalah alat bantu yang dibuat oleh tukang untuk pembuatan siku
bangunan (90 derajat) dan elevasi lantai. Bouwplank biasanya dibentuk dari papan
atau balok kaso yang dipasang 1 m diluar garis batas yang akan dibuat bangunan.
Bowplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik
bangunan yang diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran. Bowplank bisa juga
dapat berfungsi sebagai tempat penentuan untuk membuat dan melektakkan
ukuran bangunan yang akan didirikan dan sebagai media bantu bagi proses
pembuatan pondasi.
Bowplank bisa dibuat dari bahan yang sangat sederhana sekali yaitu papan
kayu kualitas rendah atau kelas C karena hanya digunakan untuk sementara saja
dan tidak butuh daya kekuatan yang begitu besar. Dan selain papan kayu,
pembuatan bowplank juga membutuhkan kayu lain namun yang berbentuk
panjang.
Kayu yang satu ini dipakai sebagai tiang panjang yang diletakkan pada
bagian pojok. Sedangkan papan kayu digunakan sebagai alat untuk membuat garis
bantu. Pembuatan garis bantu ini pada umumnya memakai benang kenor yang
warnanya putih dengan tujuan agar dapat mencolok dan bisa terlihat dengan jelas
dan kontras.
Syarat-syarat memasang bowplank :
 Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah.
 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian.
 Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
 Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bowplank lainnya.

7
 Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan
semua)
 Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan
dinding batu bata.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktek pembuatan bowplank ini ialah :

 Dapat menggunakan alat-alat dengan benar


 Dapat melaksanakan pembuatan bowplank dengan baik
 Dapat menghitung kebutuhan bahan untuk bowplank secara tepat

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Palu 2. Paku 3. Meteran 4.Waterpass

5. Slang air 6. Gergaji 7. Benang

b. Bahan

Kayu 3/5 x 400cm , papan 1.5/15x 400cm

8
4. Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja membuat bowplank yaitu:

 Mengukur lokasi pembuatan bangunan yakni 4x4 m


 Memasang patok pada setiap sudut lokasi
 Kemudian pasang tiang-tiang patok kayu 3/5 untuk bowplank 75 cm dari as
kearah luar. Jarak tiap tiang maksimal 1m.
 Setelah terpasang, tentukan ketinggian bowplank dan pakukan pada tiang
bowplank.
 Pasang papan sesuai dengan ketinggian bowplank dan pakukan pada tiang
bowplank.
 Setelah papan terpasang, selanjutnya papan bowplank dipaku untuk tempat
peletakan benang sebagai garis as.
 Cek kesikuan sudut benang dengan menggunakan rumus phytagoras yakni
3:4:5, hal ini dibuat di setiap benang yang dipasang disetiap sisi bangunan
yang akan dibuat.
 Untuk membuat galian tanah, pada praktikum ini lebar galiannya dibuat 60cm,
maka dari garis benang as dibuat 30 cm kekiri dan kekanan lalu hubungkan
titik-titiknya kesetiap bowplank di setiap sisi bangunannya.

9
5. Gambar Kerja

Bentuk hasil pemasangan bowplank

0
0
0
0
2
4

200
400

(skala dalam cm)


Denah pemasangan bowplank

6. Dokumentasi

(Pemotongan patok, kayu, dan papan bowplank)

10
(Pengukuran sebelum pemasangan papan) (Pemakuan papan bowplank)

(Pengukuran tinggi bowplank setelah dipasang) (Hasil pemasangan bowplank)

(Pemasangan benang sebelum penggalian)

11
(Hasil pemasangan benang)

12
C. PRAKTIKUM 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
1. Landasan Teori
Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk keperluan pondasi
bangunan. Pekerjaan galian tanah ini disesuaikan dengan jenis pondasi. Galian tanah
yang dibuat harus dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang
keras. . Apabila akan dibuat pondasi terusan maka penggaliannya dilakukan pada
sepanjang denah bangunan. Apabila akan dibuat pondasi tapak atau pondasi sumuran
maka penggaliannya hanya pada sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan yang
merupakan tempat pemasangan kolom.
Galian tanah berfungsi untuk tempat kedudukan pondasi. Tanah digali sedalam
pondasi yang akan dibuat, hingaa mencapai lapisan tanah yang keras. Untuk
bangunan 2x2 m penggalian tanah dapat dilakukan dengan cara konvensional dan
penggalian tanah harus dilakukan secara vertikal.

2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini ialah untuk :
 Mengetahui, memahami dan dapat melaksanaan teknik penggalian tanah
dengan benar.
 Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
 Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
 Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.

3. Peralatan

1. Cangkul 2. Meteran 3. Waterpass

4.Sekop 5. Gerobak

13
4. Langkah kerja

Langkah dalam mengerjakan galian tanah ialah sebagai berikut :

 Mulai dengan menggali tepi galian rencana secara lurus dengan garis benang
acuan yang telah dibuat sebelumnya.
 Cangkul sesuai kedalaman yang ditentukan yaitu 60cm. dan lebar 60cm. gali
sepanjang garis acuan pondasi yang telah dibuat.
 Ukur setiap galian dengan menggunakan waterpass, lakukan pada setiap titik-
titik tertentu dan pastikan semuanya sama rata.

14
5. Perhitungan Volume Galian

Volume galian = panjang seluruh pondasi x lebar x tinggi


Panjang seluruh pondasi = (200+200+200+200) cm
= 800 cm = 8m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Tinggi = 60 cm = 0,6 m
Maka volume = 8 x 0,6 x 0,6
= 2,88 m3
6. Gambar Sketsa Galian

M.T
0
6

60

Sket Volume Galian (skala dalam cm)


0
0
0
0
4
2

200
400

Denah Pondasi

15
7. Dokumentasi

(proses Penggalian tanah pondasi)

(Hasil galian tanah pondasi)

D.

16
D. PRAKTIKUM 4

PEKERJAAN PASIR URUG

1. Landasan teori
Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran, butiran pada pasir
umumnya berukuran 0,0625 – 2 mm. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal
pembentukkannya.
Jenis – jenis pasir :
 Pasir merah = biasanya digunakan untuk bahan cor karena memiliki ciri lebih
kasar dan batuannya agak kebih besar.
 Pasir Elod = jenis pasir ini biasanya hanya untuk campuran pasir beton agar
bisa digunakan untuk plesteran dinding, atau untuk campuran pembuatan
batoko.
 Pasir Pasang = biasanya digunakan untuk campuran pasir beton agar tidak
terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.
 Pasir beton = pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding,
pondasi, pemasangan bata, dan batu.
 Pasir Sungai = pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm)
sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. Biasanya
pasir ini hanya untuk bahan campuran saja.

Pasir yang digunakan dalam pembangunan, berdasarkan gunanya bisa dibagi atas 3
macam, yaitu:
 Pasir pasang, yaitu jenis pasir yang biasa digunakan untuk pemasangan
dinding batubata / batako, dan untuk pekerjaan plesteran pada dinding
tersebut.
 Pasir Cor, yaitu jenis pasir yang biasa digunakan untuk pekerjaan cor beton,
misalnya: cor sloof, kolom, balok, plat lantai beton, dll.
 Pasir Urug, yaitu jenis pasir yang hanya cocok dipakai untuk pekerjaan
pengurukan (urug), karena memiliki gradasi yang bervariasi dan bercampur
dengan tanah/ lumpur dalam jumlah yang relatif banyak. Urukan ini bisa untuk
menambah ketinggian lantai rumah dan bangunan, dan sebagainya.

17
Persyaratan pasir (agregat halus) yang baik sebagai bahan bangunan menurut Standar
Nasional Indonesia (SKSNI-S-04-1989-F:28), adalah sebagai berikut:
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh Natrium Sufat bagian hancurnya
maksimal 12%, dan jika diuji dengan larutan Magnesium Sulfat bagian
hancurnya maksimal 10%.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila pasir mengandung
lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
4. Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans-Harder dengan larutan jenuh
NaOH 3%.
5. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5-3,8 dan
terdiri dari butir-butir beraneka ragam.
6. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap Alkali
harus negatif.
7. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk dari Lembaga Pemerintahan Bahan Bangunan
yang diakui.
8. Agregat halus yang digunakan untuk plasteran dan spesi terapan harus
memenuhi persyaratan pasir pasangan.
9. Masih berada dalam Syarat Batas Gradasi Pasir yang baik menurut SNI.

Pekerjaan dilaksanakan setelah galian pondasi, tujuan pekerjaan ini ialah untuk
meratakan tempat perletakan pondasi. Urugan pasir berfungsi menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban yang dipikul permukaan tanah merata.
Urugan pasir bawah pondasi adalah pegurukan yang ditempatkan dipermukaan lubang
pondasi yang digali.
Tebal pasir urugan ini ialah 5 cm, dan dipasang sepanjang galian rencana pondasi
yang akan dibuat. Dilakukan untuk membuat alas dari lantai kerja agar kedudukannya
semakin kuat, alat yang digunakan yaitu sekop, gerobak, cangkul.

18
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:
1. Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik pemasangan pasir
urug dengan benar.
2. Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3. Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.

3. Peralatan dan Bahan

1.Cangkul 2. Gerobak 3. Sekop 4.Waterpass

1.Pasir Urug

4. Langkah kerja

Langkah kerja dalam pekerjaan pasir urug adalah sebagai berikut:

1. Mengambil pasir dengan gerobak dari lab dibawa ke lokasi galian pondasi.
2. Tuangkan pasir tersebut kedalam galian yang telah dibuat.
3. Setelah pasir dituang semua kelokasi galian, ratakan dan pastikan
ketinggian dan kedataran pasir urug dengan menggunkan waterpass.
4. Ketebalan pasir urug pada pratikum ini adalah 5 cm = 0,05 m
5. Pekerjaan pasir urug telah selesai.

19
5. Perhitungan Volume Pasir Urug

Volume galian = panjang seluruh pondasi x lebar x tinggi


Panjang seluruh pondasi = (200+200+200+200) cm
= 800 cm = 8m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Tinggi = 5 cm = 0,05 m
Maka volume = 8 x 0,6 x 0,05
= 0,24 m3
6. Gambar Sket Kerja

M.T
0
6
5

60 Pasir Urug

Sket Volume Pasir Urug (sketsa dalam cm)


0
0
0
0
4
2

200
400

Denah Pondasi (skala dalam cm)

20
6. Dokumentasi

(Hasil pekerjaan urug pasir)

21
E. PRAKTIKUM 5
PEKERJAAN LANTAI KERJA

1. dasar teori

Lantai kerja adalah landasan pondasi dimana ia berfungsi sebagai alas


pekerjaan. Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi
bangunan dengan lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks. Adapun
fungsi dari pembuatan lantai kerja adalah sebagai berikut :
 Memudahkan pekerja berdiri d atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan
becek.
 Merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-cap.
 Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.
Pekerjaan ini dilakukan dikarenakan pada umumnya tanah tidak datar sehingga
fungsi dari lantai kerja ini untuk memperkokoh kedudukan pondasi dan agar pondasi
benar-benar diposisi yang rata. Tebal lantai kerja yang dibuat adalah 5 cm-10 cm
dipasang disepanjang galian rencana pondasi. Terdiri dari campuran semen, air,
pasir, dan kerikil.

2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:

1. Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik oemasangan lantai


kerja dengan benar.
2. Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3. Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.

22
3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Ember 2. Sekop 3. Cangkul 4. Gerobak

b. Bahan

1. Semen 2. Agregat Halus 3. Agregat Kasar

4. Langkah kerja

Langkah kerja dalam pekerjaan lantai kerja adalah sebagai berikut:

1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lantai
kerja.
2. Campurkan semua bahan untuk membuat beton yang terdiri dari semen, pasir,
dan kerikil dengan perbandingan 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil dengan
menggunakan mesin atau bisa secara manual untuk skala kecil.
3. Tambahkan air secukupnya pada campuran beton.
4. Setelah semua bahan tercampur rata, tuang pada galian tepat diatas pasir urug
dan ratakan.
5. Pastikan lantai kerja benar-benar rata, dengan menggunaka waterpass.
5. Perhitungan Volume Galian

23
Volume galian = panjang seluruh pondasi x lebar x tinggi
Panjang seluruh pondasi = (200+200+200+200) cm
= 800 cm = 8m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Tinggi = 5 cm = 0,05 m
Maka volume = 8 x 0,6 x 0,05
= 0,24 m3

6. Gambar Sket

M.T

0
6
5

Lantai kerja 1pc: 3Ps : 5Kr


60 Pasir Urug

Sket Volume lantai kerja


0
0
0
0
2
4

200
400

Denah Pondasi

F. PRAKTIKUM 6
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU BATA

24
1. Landasan teori

Pemasangan Pondasi adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan


dengan tanah. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban-beban dari semua unsur
bangunan yang dipikulkan kepadanya ke tanah. Pondasi harus diperhitungan
sedemikian rupa agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap:

1. Beban bangunan
2. Berat sendiri
3. Beban berguna
4. Gaya-gaya luar

Pemsangan bata ialah diatas pondasi yang telah dibuat. Memasang bata tidak
dapat sembarangan. Pemasangan harus datar. Batu bata yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini, biasanya batu bata lokal yang memenuhi ketentuan. Batu bata harus
sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta ukurannya sama besar. Sebelum
batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak
terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan
atau penutup sudut. Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini jarang dilakukan
dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar menyiram batu-
bata tersebut. Untuk pratikum ini pemasangan batu bata dengan 1 bata dan dibagian
pemasangan pinggir adalah ½ bata. Untuk mendapatkan kedataran yang akurat. Perlu
dibuat garis acuan dan pengukuran dengan waterpass pada beberapa titik. Bahannya
ialah adukan semen, air, dan pasir, serta batu bata.

Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021
78 dan PUBI 1982 adalah sebagai berikut:
 Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam
, permukaan rata dan tidak retak-retak
 Ukuran standar

Menurut SII-0021-78

Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm

Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm

Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm

25
Menurut NI-10-1978

Panjang : 240 mm

Lebar : 115 mm

Tebal : 52 mm

 Penyimpangan ukuran yang diperbolehkan menurut NI-10-1978

Panjang maximal : 3 %

Lebar maximal : 4 %

Tebal maximal : 5 %

 Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
 yaitu: 

kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunju
kan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji.

 Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya 
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak – bercak putih) menutup lebih dari
50% permukaan batanya.

2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:

1. Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik pemasangan bata


dengan benar.
2. Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3. Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan menambah ilmu dan
pengalaman tentang pelaksaan konstruksi bangunan.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

26
Sendok semen sekop Cangkul Ember

1. Bahan

Batu Bata Semen Pasir Pasang

4. Langkah kerja
1. Adukan semen, pasir dan air dengan tepat dengan perbandingan 1:3
2. Buat garis benang acuan ketinggian batu bata disetiap sudut dan pastikan sama.
3. Pasang batu bata secara tegak lurus pada setiap lapisnya.
4. Pastikan ketinggian sesuai dengan rencana.
5. Bersihkan alat setelah digunakan dan simpan kembali sesuai tempatnya.

Pada pratikum ini didapat data pondasi sebagai berikut:

 Tinggi = 30 cm
 Lebar = 12 cm
 Banyak lapisan = 6 lapisan

5. Sketsa gambar kerja

27
Gambar Ikatan Batu Bata

Lapisan 1 = lapisan 3

Lapisan 2 = lapisan 4

Gambar Lapisan Batu Bata

Pasangan Bata

M.T
0
6
5

20 20
Lantai kerja 1pc: 3Ps : 5Kr
60 Pasir Urug

28
(Sketsa pemasangan bata)

6. Dokumentasi
 Tahap Pertama

Pengadukan semen Adukan Pemasangan batu bata

Pemasangan batu bata

 Tahap Kedua

29
Pemasangan batu bata

30
G. PRAKTIKUM 7

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Landasan Teori

Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan agar
tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi suatu bidang bangunan
memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Dengan
mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan juga akan terlihat lebih rapi. Tidak
hanya dinding, plesteran juga biasanya diterapkan distruktur plafond an lantai bangunan.
Adapun fungsi – fungsi dari plesteran, antara lain:
 Meningkatkan kekuatan struktur bidang bangunan
 Meratakan permukaan suatu bidang bangunan
 Melindungi struktur bangunan dari cuaca ekstrim

Jika ditinjau dari tingkat kerataannya, jenis – jenis plesteran dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam, yaitu:
 Plesteran kasar/ beraben = biasanya diterapkan pada pekerjaan struktur
bangunan yang akan diurug
 Plesteran setengah halus = biasanya diaplikasikan pada pekerjaan pada
pekerjaan pembuatan kamar mandi, lantai outdoor, dan lapangan olahraga
indoor
 Plesteran halus = sering digunakan dalam membentuk dinding dan lantai
bangunan.
Berikut ini syarat – syarat yang harus dipenuhi plesteran yang bermutu baik diantaranya:
1. Permukaannya harus benar – benar rata dan tegak
2. Ketebalan berkisar antara 11 – 16 mm
3. Tidak adanya keretakan yang muncul pada plesteran.
Pada dasarnya, adukan/ spesi plesteran terbuat dari Portland cement yang ditambah
agregat halus dan air. Yang perlu anda ketahui yaitu semen putih untuk nat, semen abu –
abu untuk plesteran, dan semen merah untuk paving block.

31
2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:

1. Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik plesteran dengan benar.

2. Dapat mengatur ketebalan plesteran dengan baik.

3. Dapat menggunakn alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.

4. Dapat mengaplikasikan pekerjaan plesteran dikehidupan sehari – hari.

3. Peralatan

1. Sendok semen 2. Flat trowel 3. Ember 4. Kayu balok

Bahan

Semen (agregat halus) (air)

4. Langkah kerja

1. Membuat adukan yang terdiri dari semen, pasir, dan air.

2. Membersihkan permukaan dinding batu bata dari noda – noda debu, minyak, dan
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar – benar siap untuk
dilakukan pekerjaan plesteran

3. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.

4. Gunakan kayu balok untuk membantu membuat plesteran sama rata.

32
5. Gambar Sketsa

Pasangan Bata

Plesteran 1s/d 1.5 cm


M.T

0
6
5
40
Lantai kerja 1pc: 3Ps : 5Kr
60

(Satuan dalam cm)


(Gambar Kerja Plasteran)
0
0
0
0
2
4

200
400

(satuan dalam cm)


(denah Pondasi)

33
6. Dokumentasi

Proses pekerjaan plesteran

Proses pekerjaan plesteran

Hasil pekerjaan plesteran

34
H. PRAKTIKUM 8
PEKERJAAN FINISHING
1. Landasan teori

Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam
rang menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi tersebut.
Pekerjaan finishing dapat juga berupa pembersihan lokasi pembangunan dari sisa – sisa
bahan atau material dari yang berserakan disekitar lokasi pembangunan. Pada saat
selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan – bahan tsk terpakai, sampah
perlengkapan, peralatan, dan mesin – mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan lokasi
yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggalkan dalam kondisi siap pakai.
Manfaat dari pekerjaan finishing adalah menambah nilai estetika, merapikan, melapisi
dan meningkatkan keawetan bangunan tersebut. Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah
pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan gedung, jalan, serta konstruksi
lainnya.
Pada pratikum ini kegiatan finishing yang dilakukan adalah pembersihan lokasi dari
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan.

2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:


a. Untuk memperindah lokasi bangunan tersebut
b. Untuk menimbun bangunan yang pondasi agar rata dengan tanah
c. Menciptakan nilai estetika pada orang yang membangun bangunan tersebut
d. Menumbuhkan jiwa gotong – royong

3. Alat

1.Ember 2. Cangkul 3. Gerobak

35
5. Langkah kerja

1. Menyiapkan alat – alat pembersihan lokasi, serta alat alat untuk pekerjaan
penimbunan dan pembongkaran patok kayu beserta papan bowplank.
2. Timbun kembali tanah galian pondasi agar rata dengan permukaan tanah
3. Kemudian padatkan tanah tersebut agar lebih kokoh.
4. Setelah semua pekerjaan selesai bersihkan alat yang digunakan lalu simpan
kembali alat pada tempatnya.
5. Untuk mempercantik lokasi bersihkan lokasi tersebut dengan menyapu serta
membakar sampah sisa pembangunan.

6. Dokumentasi

36
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanan pratikum ini, tidak begitu banyak kendala yang menghalangi
proses pembangunan, namun pelaksanaan yang ada dilapangan tidaklah semudah
yang ada diteori. Hal ini disebabkan oleh permasalahan dilapangan yang senantiasa
berubah, baik itu akibat alam, maupun kesalahan manusia. Akibat alam misalnya
turunnya hujan, sedangkan kesalahan manusia misalnya takaran bahan yang
digunakan kurang pas serta terbatasnya alat – alat ysng digunakan. Pemahaman dan
pengalaman pekerjaan konstruksi sangat membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada dilapangan.

B. Saran

Agar pratikum dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya:


1. Mahasiswa telah menguasai materi dengan baik.
2. Mahasiswa serius dalam malaksanakan pembangunan.
3. Mahasiswa harus lebih teliti dalam menggunakan alat sesuai fungsinya.
4. Mahasiswa dapat saling bekerja sama dan teliti terhadap setiap pekerjaan.
5. Dan adanya tempat pratikum khusus diarea terbuka.

37
DAFTAR PUSTAKA

Love George, 1985. Teori dan Praktek Kerja Kayu, Erlangga, Jakarta.
Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Dirjen PT, Depdikbud, Praktek KerjaMesin
Kayu, Bandung.
Stefford John dan Mc. Murdo Guy, 1986. Teknologi Kerja Kayu, Erlangga, Jakarta.
Sutikno, 1995. Pengantar Praktik Konstruksi Kayu 1, Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik, Dirjen PT, Depdikbud, Bandung
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/urugan-pasir-bawah-fondasi-bawah-
lantai.html
http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/09/lantai-kerja-dan-fungsinya.html
http://addyst2.blogspot.co.id/2014/05/pembersihan-finishing-pekerjaan.html
https://www.google.co.id/search?
q=pemasangan+batu+bata+1+dan+1/2+bata&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKE
wjDvMuMmbjTAhXEOY8KHcARBhoQ_AUIBigB&biw=1093&bih=530&dpr=1.25#tbm=i
sch&q=pemasangan+batu+bata+1+dan+1/2+bataberdiri&imgrc=A8P3MisC1Q0L_M:
http://jualbatubatamerahkebumen.blogspot.co.id/2015/06/syarat-syarat-batu-bata-sesuai-
sni.html

38

Anda mungkin juga menyukai