1. Landasan teori
Bangunan adalah hasil karya manusia untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak
bisa dipindahkan, kecuali dengan cara membongkarnya. Dalam membangun suatu
bangunan maka bangunan yang paling ideal adalah yang paling stabil, paling kuat,
fungsional, ekonomis, dan estetika.
Suatu bangunan mempunyai elemen – elemen yang disusun sedemikian rupa
sesuai dengan fungsinya masing – masing sehingga terbentuklah suatu bangunan yang
dapat dimanfaatkan atau difungsikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Bangunan terdiri dari 2 macam yaitu bangunan kering dan bangunan basah.
Bangunan kering ialah bangunan yang tidak berhubungan dengan air seperti rumah,
sekolah, hotel, dan lain sebagainya. Sedangkan bangunan basah ialah bangunan yang
berhubungan dengan air, seperti bendungan, irigasi, dan lain sebagainya.
Bangunan berfungsi sebagai tempat menjalankan kegiatan manusia dan juga
berfungsi sebagai tempat berlindung dari segala bentuk perubahan cuaca. Mengingat
pentingnya fungsi bangunan tersebut maka dalam mendirikannya tidak dapat
sembarangan. Untuk mendirikan bangunan yang nyaman, kuat dan tahan lama. Ada
beberapa tahap penting yang harus dilakukan yaitu:
Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
Pekerjaan Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan Pasir Urug
Pekerjaan Lantai Kerja
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Bata
Pekerjaan Plesteran Pondasi
Pekerjaan Finishing
1
3. Tujuan
Pelaksanaan praktikum ini bertujuan untuk :
Mengetahui, memahami dan dapat melaksanaan teknik mendirikan bangunan
dengan benar.
Dapat menggunakan alat-alat dengan benar sesuai dengan fungsinya.
Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
Dapat menganalisa jumlah bahan yang diperlukan dalam mendirikan
bangunan.
Dapat meningkatkan kerja sama dalam mendirikan bangunan.
4. Keselamatan Kerja
Agar disetiap pelaksanaan praktikum kita merasa nyaman dalam melakukan kegiatan
tersebut, maka kita perlu memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu :
Memakai sepatu agar terhindar dari duri, kaca, dan alat-alat tajam yang ada
dilab maupun dilapangan.
Memakai baju praktek lengkap, sarung tangan dan memakai topi atau penutup
kepala.
Tidak bersenda gurau saat bekerja.
Gunakan alat sesuai fungsi dan cara pemakaiannya.
Peralatan K3:
2
(Helm) (Tangga) (Sabuk Pengaman) (Masker)
Pakaian pelindung adalah coberall yang melindungi tubuh anggota awak dari
bahan-bahan berbahaya seperti minyak panas, air, percikan pengelasan dll hal ini
dikenal ‘Dangri’ or ‘Boiler Suit’
Helm
Bagian paling penting bagi tubuh manusia adalah kepala. Perlu perlindungan
terbaik yang sediakan oleh helm plastik keras di atas kapal. Sebuah tali dagu juga di
sediakan dengan helm yang menjaga helm di tempat ketika perjalanan atau jatuh.
Sepatu Safety
Max dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo dan mesin, terbuat dari
logam keras yang sangat berbahaya bagi pekerja. Manfaat Sepatu Safety disini untuk
memastikan bahwa tidak ada luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas
kapal.
Sarung Tangan
Berbagai jenis sarung tangan disediakan di kapal, sarung tangan ini digunakan
dalam operasi dimana hal ini menjadi keharusan untuk lindungi tangan orang-orang.
Beberapa sarung tangan yang diberikan adalah sarung tangan tahan panas, untuk
bekerja di permukaan yang panas, sarung tangan kapas, untuk operasi pekerjaan yang
normal, sarung tangan las, sarung tangan kimia, dll.
3
Kacamata
Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan pada oprasi sehari-
hari memiliki kemungkinan besar untuk cedera mata, kaca pelindung atau kacamata
digunakan untuk perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.
Masker
Kan karbon yang melibatkan partikel berbahaya dan menor yang berbahaya
bagi tubuh manusia jika terhirup secara langsung, untuk menghindari masker wajah
digunakan sebagai perisai dari partikel berbahaya.
4
PRAKTIKUM KERJA BATU
A. PRAKTIKUM 1
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI
1. Landasan Teori
Pembersihan lokasi merupakan langkah awal mendirikan suatu bangunan.
Tujuan dari pekerjaan ini ialah untuk mempermudah pekerjaan pembangunan
dengan cara membersihkan lokasi dari segala hal agar dalam pelaksanaan
pekerjaan nantikya tidak terkendala, Hal-hal yang harus dibersihkan ialah sebagai
berikut :
Rumput-rumput liar
Semak belukar
Daun – daun kering
Bebatuan
Batang pohon dan akarnya
Plastik
Tanah humus
Dan segala hal yang mengganggu pekerjaan
Luas area yang harus dibersihkan ialah dilebihkan dari luas rencana bangunan
yang akan dibuat. Pada praktikum ini luas bangunan yang akan dibuat adalah 2x2
m, maka luas pembersihan lokasi diambil keluar 1 m dari setiap sisi menjadi 4x4 m
2. Tujuan
5
3. Peralatan
1. Cangkul 2. Gerobak
4. Langkah Kerja
200
400
6
Setelah selesai dilakukan pembersihan seluas 4x4 m tersebut.
B. PRAKTIKUM 2
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
1. Landasan Teori
Bowplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan titik
bidang kerja pada sebuah proyek pendirian bangunan atau rumah. bowplank.
Bowplank adalah alat bantu yang dibuat oleh tukang untuk pembuatan siku
bangunan (90 derajat) dan elevasi lantai. Bouwplank biasanya dibentuk dari papan
atau balok kaso yang dipasang 1 m diluar garis batas yang akan dibuat bangunan.
Bowplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik
bangunan yang diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran. Bowplank bisa juga
dapat berfungsi sebagai tempat penentuan untuk membuat dan melektakkan
ukuran bangunan yang akan didirikan dan sebagai media bantu bagi proses
pembuatan pondasi.
Bowplank bisa dibuat dari bahan yang sangat sederhana sekali yaitu papan
kayu kualitas rendah atau kelas C karena hanya digunakan untuk sementara saja
dan tidak butuh daya kekuatan yang begitu besar. Dan selain papan kayu,
pembuatan bowplank juga membutuhkan kayu lain namun yang berbentuk
panjang.
Kayu yang satu ini dipakai sebagai tiang panjang yang diletakkan pada
bagian pojok. Sedangkan papan kayu digunakan sebagai alat untuk membuat garis
bantu. Pembuatan garis bantu ini pada umumnya memakai benang kenor yang
warnanya putih dengan tujuan agar dapat mencolok dan bisa terlihat dengan jelas
dan kontras.
Syarat-syarat memasang bowplank :
Kedudukan harus kuat dan tidak mudah goyah.
Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian.
Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bowplank lainnya.
7
Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan
semua)
Garis benang bowplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan
dinding batu bata.
2. Tujuan
a. Alat
b. Bahan
8
4. Langkah Kerja
9
5. Gambar Kerja
0
0
0
0
2
4
200
400
6. Dokumentasi
10
(Pengukuran sebelum pemasangan papan) (Pemakuan papan bowplank)
11
(Hasil pemasangan benang)
12
C. PRAKTIKUM 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
1. Landasan Teori
Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
membuat lubang di tanah membentuk pola tertentu untuk keperluan pondasi
bangunan. Pekerjaan galian tanah ini disesuaikan dengan jenis pondasi. Galian tanah
yang dibuat harus dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah yang
keras. . Apabila akan dibuat pondasi terusan maka penggaliannya dilakukan pada
sepanjang denah bangunan. Apabila akan dibuat pondasi tapak atau pondasi sumuran
maka penggaliannya hanya pada sudut-sudut bangunan atau pada tumpuan yang
merupakan tempat pemasangan kolom.
Galian tanah berfungsi untuk tempat kedudukan pondasi. Tanah digali sedalam
pondasi yang akan dibuat, hingaa mencapai lapisan tanah yang keras. Untuk
bangunan 2x2 m penggalian tanah dapat dilakukan dengan cara konvensional dan
penggalian tanah harus dilakukan secara vertikal.
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini ialah untuk :
Mengetahui, memahami dan dapat melaksanaan teknik penggalian tanah
dengan benar.
Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.
3. Peralatan
4.Sekop 5. Gerobak
13
4. Langkah kerja
Mulai dengan menggali tepi galian rencana secara lurus dengan garis benang
acuan yang telah dibuat sebelumnya.
Cangkul sesuai kedalaman yang ditentukan yaitu 60cm. dan lebar 60cm. gali
sepanjang garis acuan pondasi yang telah dibuat.
Ukur setiap galian dengan menggunakan waterpass, lakukan pada setiap titik-
titik tertentu dan pastikan semuanya sama rata.
14
5. Perhitungan Volume Galian
M.T
0
6
60
200
400
Denah Pondasi
15
7. Dokumentasi
D.
16
D. PRAKTIKUM 4
1. Landasan teori
Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran, butiran pada pasir
umumnya berukuran 0,0625 – 2 mm. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal
pembentukkannya.
Jenis – jenis pasir :
Pasir merah = biasanya digunakan untuk bahan cor karena memiliki ciri lebih
kasar dan batuannya agak kebih besar.
Pasir Elod = jenis pasir ini biasanya hanya untuk campuran pasir beton agar
bisa digunakan untuk plesteran dinding, atau untuk campuran pembuatan
batoko.
Pasir Pasang = biasanya digunakan untuk campuran pasir beton agar tidak
terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.
Pasir beton = pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding,
pondasi, pemasangan bata, dan batu.
Pasir Sungai = pasir jenis ini butirannya cukup baik (antara 0,063 mm – 5 mm)
sehingga merupakan adukan yang baik untuk pekerjaan pasangan. Biasanya
pasir ini hanya untuk bahan campuran saja.
Pasir yang digunakan dalam pembangunan, berdasarkan gunanya bisa dibagi atas 3
macam, yaitu:
Pasir pasang, yaitu jenis pasir yang biasa digunakan untuk pemasangan
dinding batubata / batako, dan untuk pekerjaan plesteran pada dinding
tersebut.
Pasir Cor, yaitu jenis pasir yang biasa digunakan untuk pekerjaan cor beton,
misalnya: cor sloof, kolom, balok, plat lantai beton, dll.
Pasir Urug, yaitu jenis pasir yang hanya cocok dipakai untuk pekerjaan
pengurukan (urug), karena memiliki gradasi yang bervariasi dan bercampur
dengan tanah/ lumpur dalam jumlah yang relatif banyak. Urukan ini bisa untuk
menambah ketinggian lantai rumah dan bangunan, dan sebagainya.
17
Persyaratan pasir (agregat halus) yang baik sebagai bahan bangunan menurut Standar
Nasional Indonesia (SKSNI-S-04-1989-F:28), adalah sebagai berikut:
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan < 2,2.
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh Natrium Sufat bagian hancurnya
maksimal 12%, dan jika diuji dengan larutan Magnesium Sulfat bagian
hancurnya maksimal 10%.
3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila pasir mengandung
lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
4. Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organic terlalu banyak, yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrans-Harder dengan larutan jenuh
NaOH 3%.
5. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5-3,8 dan
terdiri dari butir-butir beraneka ragam.
6. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap Alkali
harus negatif.
7. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk dari Lembaga Pemerintahan Bahan Bangunan
yang diakui.
8. Agregat halus yang digunakan untuk plasteran dan spesi terapan harus
memenuhi persyaratan pasir pasangan.
9. Masih berada dalam Syarat Batas Gradasi Pasir yang baik menurut SNI.
Pekerjaan dilaksanakan setelah galian pondasi, tujuan pekerjaan ini ialah untuk
meratakan tempat perletakan pondasi. Urugan pasir berfungsi menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban yang dipikul permukaan tanah merata.
Urugan pasir bawah pondasi adalah pegurukan yang ditempatkan dipermukaan lubang
pondasi yang digali.
Tebal pasir urugan ini ialah 5 cm, dan dipasang sepanjang galian rencana pondasi
yang akan dibuat. Dilakukan untuk membuat alas dari lantai kerja agar kedudukannya
semakin kuat, alat yang digunakan yaitu sekop, gerobak, cangkul.
18
2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pratikum ini ialah untuk:
1. Mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan teknik pemasangan pasir
urug dengan benar.
2. Dapat menggunakan alat-alat dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3. Dapat menghitung volume pekerjaan yang akan dilakukan.
4. Menambah ilmu dan pengalaman tentang pelaksanaan konstruksi bangunan.
1.Pasir Urug
4. Langkah kerja
1. Mengambil pasir dengan gerobak dari lab dibawa ke lokasi galian pondasi.
2. Tuangkan pasir tersebut kedalam galian yang telah dibuat.
3. Setelah pasir dituang semua kelokasi galian, ratakan dan pastikan
ketinggian dan kedataran pasir urug dengan menggunkan waterpass.
4. Ketebalan pasir urug pada pratikum ini adalah 5 cm = 0,05 m
5. Pekerjaan pasir urug telah selesai.
19
5. Perhitungan Volume Pasir Urug
M.T
0
6
5
60 Pasir Urug
200
400
20
6. Dokumentasi
21
E. PRAKTIKUM 5
PEKERJAAN LANTAI KERJA
1. dasar teori
2. Tujuan
22
3. Alat dan Bahan
a. Alat
b. Bahan
4. Langkah kerja
1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan lantai
kerja.
2. Campurkan semua bahan untuk membuat beton yang terdiri dari semen, pasir,
dan kerikil dengan perbandingan 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil dengan
menggunakan mesin atau bisa secara manual untuk skala kecil.
3. Tambahkan air secukupnya pada campuran beton.
4. Setelah semua bahan tercampur rata, tuang pada galian tepat diatas pasir urug
dan ratakan.
5. Pastikan lantai kerja benar-benar rata, dengan menggunaka waterpass.
5. Perhitungan Volume Galian
23
Volume galian = panjang seluruh pondasi x lebar x tinggi
Panjang seluruh pondasi = (200+200+200+200) cm
= 800 cm = 8m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Tinggi = 5 cm = 0,05 m
Maka volume = 8 x 0,6 x 0,05
= 0,24 m3
6. Gambar Sket
M.T
0
6
5
200
400
Denah Pondasi
F. PRAKTIKUM 6
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU BATA
24
1. Landasan teori
1. Beban bangunan
2. Berat sendiri
3. Beban berguna
4. Gaya-gaya luar
Pemsangan bata ialah diatas pondasi yang telah dibuat. Memasang bata tidak
dapat sembarangan. Pemasangan harus datar. Batu bata yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini, biasanya batu bata lokal yang memenuhi ketentuan. Batu bata harus
sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta ukurannya sama besar. Sebelum
batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak
terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan
atau penutup sudut. Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini jarang dilakukan
dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar menyiram batu-
bata tersebut. Untuk pratikum ini pemasangan batu bata dengan 1 bata dan dibagian
pemasangan pinggir adalah ½ bata. Untuk mendapatkan kedataran yang akurat. Perlu
dibuat garis acuan dan pengukuran dengan waterpass pada beberapa titik. Bahannya
ialah adukan semen, air, dan pasir, serta batu bata.
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021
78 dan PUBI 1982 adalah sebagai berikut:
Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam
, permukaan rata dan tidak retak-retak
Ukuran standar
Menurut SII-0021-78
25
Menurut NI-10-1978
Panjang : 240 mm
Lebar : 115 mm
Tebal : 52 mm
Penyimpangan ukuran yang diperbolehkan menurut NI-10-1978
Panjang maximal : 3 %
Lebar maximal : 4 %
Tebal maximal : 5 %
Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitu:
kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunju
kan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji.
Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak – bercak putih) menutup lebih dari
50% permukaan batanya.
2. Tujuan
a. Alat
26
Sendok semen sekop Cangkul Ember
1. Bahan
4. Langkah kerja
1. Adukan semen, pasir dan air dengan tepat dengan perbandingan 1:3
2. Buat garis benang acuan ketinggian batu bata disetiap sudut dan pastikan sama.
3. Pasang batu bata secara tegak lurus pada setiap lapisnya.
4. Pastikan ketinggian sesuai dengan rencana.
5. Bersihkan alat setelah digunakan dan simpan kembali sesuai tempatnya.
Tinggi = 30 cm
Lebar = 12 cm
Banyak lapisan = 6 lapisan
27
Gambar Ikatan Batu Bata
Lapisan 1 = lapisan 3
Lapisan 2 = lapisan 4
Pasangan Bata
M.T
0
6
5
20 20
Lantai kerja 1pc: 3Ps : 5Kr
60 Pasir Urug
28
(Sketsa pemasangan bata)
6. Dokumentasi
Tahap Pertama
Tahap Kedua
29
Pemasangan batu bata
30
G. PRAKTIKUM 7
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Landasan Teori
Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan agar
tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi suatu bidang bangunan
memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Dengan
mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan juga akan terlihat lebih rapi. Tidak
hanya dinding, plesteran juga biasanya diterapkan distruktur plafond an lantai bangunan.
Adapun fungsi – fungsi dari plesteran, antara lain:
Meningkatkan kekuatan struktur bidang bangunan
Meratakan permukaan suatu bidang bangunan
Melindungi struktur bangunan dari cuaca ekstrim
Jika ditinjau dari tingkat kerataannya, jenis – jenis plesteran dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam, yaitu:
Plesteran kasar/ beraben = biasanya diterapkan pada pekerjaan struktur
bangunan yang akan diurug
Plesteran setengah halus = biasanya diaplikasikan pada pekerjaan pada
pekerjaan pembuatan kamar mandi, lantai outdoor, dan lapangan olahraga
indoor
Plesteran halus = sering digunakan dalam membentuk dinding dan lantai
bangunan.
Berikut ini syarat – syarat yang harus dipenuhi plesteran yang bermutu baik diantaranya:
1. Permukaannya harus benar – benar rata dan tegak
2. Ketebalan berkisar antara 11 – 16 mm
3. Tidak adanya keretakan yang muncul pada plesteran.
Pada dasarnya, adukan/ spesi plesteran terbuat dari Portland cement yang ditambah
agregat halus dan air. Yang perlu anda ketahui yaitu semen putih untuk nat, semen abu –
abu untuk plesteran, dan semen merah untuk paving block.
31
2. Tujuan
3. Peralatan
Bahan
4. Langkah kerja
2. Membersihkan permukaan dinding batu bata dari noda – noda debu, minyak, dan
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar – benar siap untuk
dilakukan pekerjaan plesteran
3. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
32
5. Gambar Sketsa
Pasangan Bata
0
6
5
40
Lantai kerja 1pc: 3Ps : 5Kr
60
200
400
33
6. Dokumentasi
34
H. PRAKTIKUM 8
PEKERJAAN FINISHING
1. Landasan teori
Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan dalam
rang menutupi, melapisi dan memperindah dari sebuah bangunan atau konstruksi tersebut.
Pekerjaan finishing dapat juga berupa pembersihan lokasi pembangunan dari sisa – sisa
bahan atau material dari yang berserakan disekitar lokasi pembangunan. Pada saat
selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan – bahan tsk terpakai, sampah
perlengkapan, peralatan, dan mesin – mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan lokasi
yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggalkan dalam kondisi siap pakai.
Manfaat dari pekerjaan finishing adalah menambah nilai estetika, merapikan, melapisi
dan meningkatkan keawetan bangunan tersebut. Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah
pekerjaan akhir dari sebuah kegiatan pembangunan gedung, jalan, serta konstruksi
lainnya.
Pada pratikum ini kegiatan finishing yang dilakukan adalah pembersihan lokasi dari
sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan.
2. Tujuan
3. Alat
35
5. Langkah kerja
1. Menyiapkan alat – alat pembersihan lokasi, serta alat alat untuk pekerjaan
penimbunan dan pembongkaran patok kayu beserta papan bowplank.
2. Timbun kembali tanah galian pondasi agar rata dengan permukaan tanah
3. Kemudian padatkan tanah tersebut agar lebih kokoh.
4. Setelah semua pekerjaan selesai bersihkan alat yang digunakan lalu simpan
kembali alat pada tempatnya.
5. Untuk mempercantik lokasi bersihkan lokasi tersebut dengan menyapu serta
membakar sampah sisa pembangunan.
6. Dokumentasi
36
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanan pratikum ini, tidak begitu banyak kendala yang menghalangi
proses pembangunan, namun pelaksanaan yang ada dilapangan tidaklah semudah
yang ada diteori. Hal ini disebabkan oleh permasalahan dilapangan yang senantiasa
berubah, baik itu akibat alam, maupun kesalahan manusia. Akibat alam misalnya
turunnya hujan, sedangkan kesalahan manusia misalnya takaran bahan yang
digunakan kurang pas serta terbatasnya alat – alat ysng digunakan. Pemahaman dan
pengalaman pekerjaan konstruksi sangat membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada dilapangan.
B. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Love George, 1985. Teori dan Praktek Kerja Kayu, Erlangga, Jakarta.
Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Dirjen PT, Depdikbud, Praktek KerjaMesin
Kayu, Bandung.
Stefford John dan Mc. Murdo Guy, 1986. Teknologi Kerja Kayu, Erlangga, Jakarta.
Sutikno, 1995. Pengantar Praktik Konstruksi Kayu 1, Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik, Dirjen PT, Depdikbud, Bandung
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/urugan-pasir-bawah-fondasi-bawah-
lantai.html
http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/09/lantai-kerja-dan-fungsinya.html
http://addyst2.blogspot.co.id/2014/05/pembersihan-finishing-pekerjaan.html
https://www.google.co.id/search?
q=pemasangan+batu+bata+1+dan+1/2+bata&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKE
wjDvMuMmbjTAhXEOY8KHcARBhoQ_AUIBigB&biw=1093&bih=530&dpr=1.25#tbm=i
sch&q=pemasangan+batu+bata+1+dan+1/2+bataberdiri&imgrc=A8P3MisC1Q0L_M:
http://jualbatubatamerahkebumen.blogspot.co.id/2015/06/syarat-syarat-batu-bata-sesuai-
sni.html
38