Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

(METODE PELAKSANAAN)

Program : Pengelolaan Sumber Daya Air


Kegiatan : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
PRIMER DAN SEKUNDER PADA DAERAH IRIGASI YANG
LUASNYA DI BAWAH 1000 Ha DALAM SATU DAERAH
KABUPATEN/KOTA
Pekerjaaan : JASA KONSULTASI PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
PERKOTAAN
Lokasi : Tersebar Di wilayah kota Sukabumi
Tahun anggaran : 2023

I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
metode adalah cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan. dapat dikatakan bahwa
metode pelaksanaan dalam dunia konstruksi merupakan salah satu poin
terpenting. Metode yang dipergunakan mempengaruhi tahap-tahap pengerjaan
suatu bangunan. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan bendung /irigasi
diperlukan metode yang berbeda dengan konstruksi bangunan yang terletak
didarat. Hal ini disebabkan fluida, terutama air yang menghambat pekerjaan.
Hambatan yang ada biasanya menyebabkan sulit nya pekerja dalam
menyelesaikan bangunan, hasil pekerjaan yang tidak sesuai rencana, mutu
bangunan yang tidak sesuai dengan standar yang ada, metode pelaksanaan
konstruksi bangunan air berupa bendung mulai dari tahap prapersoapan,
prapelaksanaan dan pelaksanaan. menjelaskan metode dan tahap pelaksanaan
pekerjaan Bangunan bendung dan irigasi , Pelaksanaan pekerjaan akan berhasil
dengan baik dan memenuhi standar kualitas apabila dilaksanakan dengan
menggunakan metode pelaksanaan yang tepat, begitu pula dengan pelaksanaan
pekerjaan Pembangunan Bendung dan salauran irigasi. Metode pelaksanaan

1 Metode Pelaksanaan
adalah tatalaksana/urutan kerja yang harms diterapkan pada setiap masing-
masing pekerjaan agar setiap pekerjaan sesuai dengan spsesifikasi dan jadwal
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, di bawah ini kami paparkan metode
pelaksanaan untuk pekerjaan tersebut di atas. Pelaksanaan pekerjaan
dilaksanakan setelah menandatangani Dokumen Kontrak dan telah terbit Surat
Perintah Mulai Kerja.

II. PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN


1. Menyusun RMK.
Menyusun RMK dilaksanakan 1 hari setelah menandatangani dokumen
kontrak. Rencana Mutu Kontrak (RMK) disusun untuk menerapkan sistem
jaminan mutu terhadap spesifikasi teknis, dengan tujuan untuk rnenjamin
agar pelaksanaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan (Spesifikasi
Teknis) dan hasil pekerjaan dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Adapun referensi yang digunakan untuk menyusun RMK adalah: Spesifikasi
Teknik, Gambar Teknik, Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Standar Prosedur
(SP), Standar Disain (SD), Instruksi Kerja (IK), Struktur Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan, Uraian Tugas dari masing masing Pekerjaan.
Menyusun RMK dilaksanakan selama satu hari pada hari ke 1 pertama bulan
ke 1. Setelah RMK tersusun kemudian RMK diajukan pada saat rapat pra
pelaksanaan.
2. Mengadakan rapat pra pelaksanaan;
Rapat pra melaksanaan dilaksanakan setelah penyusunan RMK.
Rapat pra pelaksanaan dilaksanakan diikuti oleh: Pelaksana/Kontraktor,
PPK, Direksi dan Konsultan Pengawas.
Rapat pra pelaksanaan membahas mengenai: Rencana Mutu Kontrak,
persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan (mengenai metode kerja, waktu
pelaksanaan dan spesifikasi bahan yang akan digunakan).
Rapat pra pelaksanaan dilaksanakan selama 1 hari setelah melaksanakan
rapat pra pelaksanaan kemudian dilaksanakan Sosialisasi.

2 Metode Pelaksanaan
3. Pemberitahuan
1). Membuat dan meyebarkan Surat Pemberitahuan dan permohonan ijin
untuk di mulainya pelaksanaan pekerjaan. dan pemberitahuan mulai
pekerjaan dilaksanakan setelah melaksanakan. Adapun Surat Pemberitahuan
pelaksanaan pekerjaan ditujukan kepada KPA/PPK, /Tim Teknis ,
Direksi/Pengawas dan Instansi terkait. Surat permohonan ijin dan
pemberitahuan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan tersebut

2). Semua penyedia wajib menjelelaskan maksud dan tujuan pekerjaan yang
akan dilaksanakan kepada masyarakat sekitar lokasi pekerjaan dan instansi
terkait dalam hal ini Lurah, Camat, dan Polsek. Selain itu sosialisasi juga
bertujuan untuk mohon dukungan dalam pelaksanaan pekerjaan dari
masyarakat dan instansi terkait diatas sehingga pelaksanaan pekerjaan pada
proyek tersebut berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.

4. Barak Kerja
Pembuatan barak kerja dan direksi keet dilaksanakan setelah melaksanakan
sosialisasi/pemberitahuan kepada warga masyarakat, dan dilaksanakan
bersamaan dengan pekerjaan pembuatan papan nama proyek.
- Untuk menunjang aktivitas pekerjaan, kami akan nenyediakan barak kerja
dengan konstruksi semi permanen dan berukuran 4 m x 6 m. fungsi dari
barak kerja adalah : untuk menyimpan matrial/bahan maupun peralatan
kerja;
- Selain barak kerja kami akan menyediakan kantor sementara/Direksi Keet
dengan konstruksi semi permanen dan berukuran 3 m x 3 m, adapun fungsi
dari kantor sementara adalah: untuk pengelolaan administrasi lapangan,
tempat kerja direksi, saat berada di lapangan, atau dapat pula dipergunakan
tempat untuk rapat teknis antara pelaksana kontraktor dengan direksi.
- Apabila kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk membuat barak
kerja dan direksi keet, kami akan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
barak kerja maupun direksi keet

3 Metode Pelaksanaan
5. Bahan Bangunan Konstruksi
6. Bahan batu Pecah 2 : 3 , Batu Belah Pondasi, Semen PC 50kg ( Tiga roda ) ,
Pasir Pasang, Pasir Beton, Sirtu, dengan mortir tipe O , pekerjaan plat beton
10 cm k 175 , besi beton u 24, kawat beton , Wiremesh M8 , kawat bronjong ,
Pipa PVC dia. 2" Type Aw, ijuk, Paku 4 s/d 7 cm , yang digunakan : Kayu 5/10
dan 5/7, Triplek 3 mm, Paku, Seng, Pasir pasang, Semen,

III.PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN PEMBANTU


1. Papan Nama Kegiatan
Pekerjaan Papan Nama Kegiatan dilaksanakan setelah melaksanakan
sosialisasi, pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan direksi
keet
Papan Nama Proyek dibuat dengan ukuran 0,8 m x 1,2 m, dengan konstruksi
kayu dan multiplek/Banner 9 mm, kemudian pada bagiau lapisan luar
multiplek.
Pelaksanaan pembuatan papan nama kegiatan dan pengecatan dasar Setelah
pembuatan papan nama proyek dan pengecatan dasar, kemudian
dilaksanakan penulisan papan nama proyek. Agar segala sesuatunya
transparan dan tidak menjadi bahan pertanyaan bagi masyarakat sekitar,
maka papan nama proyek memuat: Nama Pengguna jasa, Nama Penyedia
Jasa, Paket Pekerjaan, Nilai Kontrak dan sumber dana. Adapun warna papan
nama proyek adalah warna dasar putih dengan huruf hitam dan memakai
logo Pemda Kota Sukabumi serta logo PU. Penulisan logo PU pojok kanan
atas dan logo Pemda Kota Sukabumi pojok kiri atas. Bahan yang digunakan:
Multiplek, Paku, Cat Kayu Alat yang digunakan: Palu, Gergaji, Kwas, Alat
bantu. Pembuatan, penulisan Papan Nama Proyek. Setelah pekerjaan papan
nama proyek kemudian dilaksanakan pekerjaan fisik.
2. Pengukuran/Mutual Check Survey
Pengukuran dilaksanakan setelah melaksanakan sosialisasi dan sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Adapun tujuan pengukuran adalah : menentukan
batas-batas pelaksanaan pekerjaan, menentukan elevasi, dimensi dan arah
pekerjaan pasangan dan dasar pembuatan MC 0%.

4 Metode Pelaksanaan
Langkah-langkah pengukuran :
- Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan Theodolite, pada
setiap titik lokasi yang akan dilaksanakan pekerjaan diberi tanda dengan
menggunakan patok kayu. Patok kayu ditancapkan hingga kuat kemudian
diberi tanda elevasi dengan menggunakan pilok.
- Pengukuran dilaksanakan 3 kali yaitu: pada saat sebelum pelaksanaan
pekerjaan untuk membuat MC 0% dan shop drawing, pada saat sedang
dilaksanakan pekerjaan, dan pada saat setelah selesai dilaksanakan
pekerjaan untuk membuat/menyusun MC 100% dan pembuatan As Built
Drawing. Bahan yang digunakan: patok kayu, cat, pilok, kertas kalkir, spidol.
Peralatan yang dibutuhkan: theodolite, martil, meteran, kwas. Setelah selesai
pengukuran tahap pertama (sebelum pelaksanaan pekerjaan), kemudian
menyusun dan mengajukan MC 0% kepada pengawas/direksi. Setelah MC
0% disetujui oleh pengawas/direksi kemudian dilaksanakan pekerjaan
kistdam dan Galian Tanah

3. Pekerjaan Kistdam/Pengeringan
Pekerjaan kistdam dilaksanakan setelah pekerjaan pengukuran dan MC 0%.
Kistdam yaitu untuk mengamankan pelaksanaan pekerjaan pasangan yang
berada dibawah permukaan air, supaya pelaksanaan pekerjaan terhindar
dari gangguan air sehingga pekerjaan ini dapat berjalan sesuai dengan
rencana.
Kistdam terbuat dari karung plastik yang diisi dengan tanah/pasir urug dan
bambu, dengan cara:
- Mengisi karung dengan tanah/pasir, setelah karung penuh kemudian pada
bagian ujungnya diikat agar tanah tidak keluar.
- Memancang patok bambu untuk menahan karung plastik yang telah terisi
tanah agar tidak menggeser karena tekanan air. Patok dolken dipasang
dengan jarak + 40 cm.
- Patok dipasang dengan jarak + 1 m dari batas yang akan digali dan dipasang
batu kali, dan memanjang sesuai dengan arah galian dan pasangan batu.
- Karung plastik yang telah terisi tanah/pasir ditata setinggi 5 baris dan

5 Metode Pelaksanaan
dirapatkan pada patok-patok dolken yang telah terpasang.
- Apabila air masih cukup besar yang merembes dai kistdam, maka air disedot
dengan menggunakan mesin pompa air dan dibuang keluar kistdam.

Bahan yang digunakan: karung plastik, tanah/pasir urug, bambu.


Alat yang digunakan: gergaji kayu, kapak, martil, sekop/cangkul, dan pompa
air.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu ke-1.
Setelah pekerjaan kistdam kemudian dilaksanakan pekerjaan galian tanah.

4. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan minimal tiga langkah, diantaranya:
- Sebelum pelaksanaan (untuk dokumentasi 0%)
- Sedang dilaksanakan pekerjaan (untuk dokumentasi 50%)
- Setelah dilaksanakan pekerjaan (untuk dokumentasi 100%)
- Pengambilan photo/dokumentasi dilakukan pada setiap item pekerjaan. Cara
pengambilan photo dari satu titik dan arah yang sama dan sudah ditentukan
sebelumnya. Diupayakan adanya suatu tanda khusus yang menunjukkan
lokasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Adapun cara yang tepat untuk pengambilan photo adalah dengan membuat
denah/rencana yang menunjukkan lokasi, posisi kamera dan juga arah
bidikan yang kemudian diserahkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
- Kontraktor menyerahkan hasil pemotretan sebanyak 4 (empat) rangkap
kepada direksi yang menggambarkan keadaan dan aktifitas pekerjaan di
lapangan yang mencakup dokumentasi sebelum pelaksanaan, sedang
dilaksanakan dan setelah selesai dilaksanakan. Photo-photo yang diserahkan
kepada direksi disusun secara teratur dari awal sampai dengan selesainya
pekerjaan.

6 Metode Pelaksanaan
IV. PEKERJAAN POKOK
1. Galian Tanah
Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengukuran, penyusunan
MC 0%, dan kistdam.
Langkah-langkah pekerjaan Galian Tanah Biasa:
- Sebelum dilaksanakan pekerjaan galian tanah biasa terlebih dahulu
dilaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 0%.
- Memberi tanda pada titik, lebar dan arah yang akan digali dengan
menggunakan patok kayu.
- Pekerjaan galian dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan
pada bagian kiri saluran irigasi atau sebaliknya.
- Pekerjaan ini dilaksanakan secara manual dengan menggunakan tenaga
manusia.
- Para pekerja menggali dengan menggunakan cangkul, belincong, linggis.
Hasil galian diangkat keatas tanggul kemudian diratakan dan dirapihkan.
- Mandor dan pelaksanan lapangan mengawasi proses pekerjaan galian
agar para pekerja menggali sesuai dengan dimensi dan elevasi yang telah
ditentukan pada gambar pelaksanaan.
- Pada pertengahan pelaksanaan galian, dilaksanakan pemotretan untuk
pembuktian dokumentasi sedang dilaksanakan/dokumentasi 50%
pelaksanaan pekerjaan galian.
- Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah: cangkul, linggis,
belincong dan pengki.
- Setelah selesai pekerjaan galian dan sebelum pelaksanaan pasangan batu,
terlebih dahulu dilaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 100%
selesai dilaksanakan pekerjaan Galian Tanah.
Setelah galian mencapai kedalaman dan dimensi yang diinginkan
selanjutnya dilaksanakan pekerjaan tembok.
- Pemasangan sulingan PVC pada tempat-tempat seperti ditunjukan dalam
gambar pada lobang bagian dalamnya harus ditutup dengan ijuk untuk
mengarahkan aliran air tanah dan menjaga agar Tanah tidak terbawa
aliran air kedalam pipa sehingga mengakibatkan erosi.

7 Metode Pelaksanaan
- Pembersihan lapangan pekerjaan harus memperhatikan tanaman/ pohon
dan bangunan yang terkena, bongkar terlebih dahulu dikonsultasikan dan
mendapat ijin dari direksi
- Perataan tanah untuk mendapat peil rencana (galian dan timbunan),
dilaksanakan menurut pentahapannya, yaitu pengupasan dan
pembuangan tanah humus (topsoil) kemudian baru dilakukan
pengurugan. Pengurugan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis
(maksimum 15 cm) dengan disiram air dan dipadatkan dengan alat
timbris sampai kepadatan maksimum. Sebelum dilakukan pengurugan dan
pemadatan kontraktor harus terlebih dahulu minta izin tertulis dari
direksi.
- Tanah yang digunakan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
direksi secara tertulis. Akibat yang ditimbulkan karena kontraktor tidak
memperhatikan ketentuan metodologi ini, direksi berhak memerintahkan
untuk dibongkar dan diperbaiki atas biaya kontraktor.

2. Urugan Tanah
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan batu belah.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
- Melaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 0%
- Sekelompok pekerjan menimbun pada lokasi bagian dalam pasangan
tembok, dengan menggunakan cangkul, kemudian diratakan dan
dipadatkan.
- Melaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 50%.
- Pekerjaan ini dilaksanakan memanjang sesuai dengan arah galian
pasangan tembok.
- Setelah selesai pekerjaan ini, kemudian dilaksanakan pemotretan untuk
dokumentasi 100%.

8 Metode Pelaksanaan
V. Pasangan Batu Belah ad. 1 PC: 5 PP
Pekerjaan pasangan tembok dapat dilaksanakan setelah pekerjaan galian
dan pasangan bronjong mencapai elevasi dan dimensi yang sudah sesuai
dengan gambar perencanaan. Pekerjaan persiapan:
1). Mendatangkan material: batu belah pasir pasang dan semen.
Pengiriman bahan dilaksanakan secara berkala dan disesuaikan dengan
kebutuhan setiap harinya.
Bahan material batu belah dan pasir pasang diangkut ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan gerobak dorong. Pelaksanaan pengangkutan
material dilakukan oleh pekerja, sedangkan semen dan alat bantu sebelum
dipasang diangkut ke gudang.
2). Membuat batu muka
Ukuran dan bentuk batu belah yang didatangkan pasti tidak sama, oleh
karena itu batu kali harus dipecah dengan menggunakan martil sehingga
berukuran + 18-20 cm. Permukaan batu yang telah dipecah kemudian
dibentuk batu muka (oval/bulat) dengan menggunakan martil/palu.
Sebelum digunakan batu muka yang telah dibuat terlebih dahulu
dikumpulkan pada suatu tempat pada lokasi yang tidak mengganggu
pekerjaan.
3). Mendatangkan alat bantu berupa : concrete mixer, ember aduk, sekop dan
cangkul. Concrete mixer diangkut dan disimpan/diletakkan pada lokasi
pengadukan.
4). Membuat takaran aduk
Takaran untuk mencapur komposisi semen dengan pasir dibuat dari
papan dan diberi gagang untuk mengangkat dengan menggunakan dolken
atau kaso, box/kotak untuk takaran dibuat dengan ukuran tinggi = 20 cm,
lebar 40 cm, dan panjang 60 cm.
5). Pelaksanaan pasangan batu belah:
- Memberi tahu dan meminta ijin kepada pengawas/direksi untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan.
- Sebelum mulai pelaksanaan pasangan batu terlebih dahulu dilaksanakan
pemotretan untuk dokumentasi 0% pasangan batu.

9 Metode Pelaksanaan
- Memasang acuan/profil sesuai dengan bentuk, elevasi, dan dimensi serta
disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan MC 0%.
- Acuan/profil untuk pasangan batu dibuat dari kaso 4/6 yang kuat dan
lurus. Jarak antara profil maksimal 25 m, hal tersebut supaya tarikan
benang yang digunakan sebagai patokan pemasangan batu tidak terlalu
panjang sehingga benang tidak melendut dna tidak terlalu goyang dengan
tiupan angin.
- Membersihkan dan membuang lumpur pada bagian dasar yang akan
dipasang batu, apabila lokasi yang akan dipasang batu terdapat genangan
air, maka air terlebih dahulu dibuang/disedot dengan menggunakan
pompa air, air dibuang keluar kistdam.
- Pencampuran spesi/adukan dilaksanakan oleh beberapa orang pekerja
dengan menggunakan concrete mixer. Adapun cara atau metode
pengadukan adalah ;
a. Mengisi air pada gentong molen sesuai dengan kebutuhan spesifikasi
teknik;
b. Menuangkan semen kedalam gentong molen dengan menggunakan
takaran;
c. Menuangkan pasir kedalam gentong molen dengan menggunakan takaran
sebanyak 4 x lipat dari takaran semen;
d. Apabila campuan adukan sudah rata, dituangkan pada kotak
penampungan aduk, kemudian diangkut dengan menggunakan ember ke
lokasi pekerjaan.
- Sebelum pemasangan batu dimulai terlebih dahulu bagian dasar dihampar
adukan, kemudian batu ditata sedemikian rupa sehingga antara sesama
batu yang dipasang tidak bersinggungan. Setelah batu tertata kemudian
dipasang spesi/adukan. Adukan yang telah terpasang kemudian ditekan
dengan menggunakan sendok tembok agar dapat mengisi dengan padat
pada rongga/spasi batu, demikian seterusnya hingga pasangan batu
selesai.
- Pada pertengahan pelaksanaan pasangan batu dilaksanakan pemotretan
untuk dokumentasi 50%, saat sedang dilaksanakan pekerjaan.

10 Metode Pelaksanaan
- Pada bagian luar pasangan batu dipasang batu muka, batu muka dipasang
dengan spasi 2-3 cm. Setelah batu muka terpasang kemudian
adukan/spesi dirapihkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
siaran.
- Untuk menghindari genangan air dibagian dalam pasangan batu, pada
setiap 1 m x 1 m vertikal dan horizontal dipasang suling-suling yang
terbuat dari paralon 1,5”. Pada ujung bagian dalam suling-suling
dibungkus dengan ijuk dan split/kerikil untuk fiber/saringan agar paralon
suling tidak mampet.
- Apabila diperkirakan akan turun hujan, maka sebelum pekerjaan
ditinggalkan, pasangan batu yang baru terpasang ditutup dengan terpal
atau kertas semen atau dapat dengan bahan lain yang dapat mengurangi
tekanan curah hujan terhadap pasangan, sehingga pasangan akan
terhindar dari kerusakan.
- Pada akhir/selesai pekerjaan pasangan batu, maka dilakukan pemotretan
untuk dokumentasi 100% pelaksanaan pekerjaan pasangan batu.

Bahan yang digunakan untuk pasangan batu adalah : batu belah, pasir
pasang, dan semen.
Peralatan yang dibutuhkan adalah : concrete mixer, cangkul, sekop,
sendok tembok, box pengukur untuk menuangkan pasir kedalam concrete
mixer, benang, kaso untuk membuat profil, gergaji kayu, waterpass, paku.

1. Siaran ad. 1 PC : 2 PP
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan pasangan batu.
Langkah-langkah pekerjaan Siaran adalah :
- Melaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 0%
- Mengayak pasir dengan menggunakan ayakan yang terbuat dari ram
kawat
- Membuat adukan/spesi dengan campuran 1 PC : 2 PP
- Membersihkan spasi/nat pasangan batu dengan cara dikorek agar
kedalaman dan besar siaran merata.

11 Metode Pelaksanaan
- Membersihkan debu dan kotoran pada spasi/nat yang akan disiar,
kemudian setelah dibersihkan disiram dengan menggunakan air agar
spesi pasangan batu dan spesi siaran dapat menempel dengan kuat dan
senyawa.
- Adukan ditempelkan dan ditekan dengan menggunakan sendok kecil,
kemudian dihaluskan dengan menggunakan kwas. Agar Siar nampak
halus, finishing terakhir digosok dengan menggunakan kantong semen
atau busa.
- Melaksanakan dokumentasi 50% pada saat sedang dilaksanakan, dan
dokumentasi 100% setelah selesai pekerjaan siaran dilaksanakan.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah : pasir pasang dan semen.
Peralatan yang dibutuhkan adalah : ayakan pasir, cangkul, sekop, sendok
tembok kecil, dan kwas.

2. Plesteran ad. 1 PC : 3 PP
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah Pasangan Batu dan Siaran.
Langkah-langkahnya adalah :
- Melaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 0% pekerjaan plesteran.
- Mengayak pasir dengan menggunakan ayakan yang terbuat dari ram
kawat
- Membuat adukan/spesi dengan campuran 1 PC : 3 Pp;
- Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, bagian yang akan diplester
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran tanah/lumpur, kemudian
disiram dengan air, dan baru dilaksanakan plesteran.
- Pekerjaan plesteran dipasang dalam satu lapisan dengan ketebalan rata-
rata 2,5 cm.
- Supaya hasil plesteran rata (lebar dan panjang), maka terlebih dahulu
permukaan yang akan diplester diukur dengan waterpass, kemudian
ditarik benang dan dipasang jidar/profil.
- Adukan dihamparkan dan ditekan dengan menggunakan sendok tembok.
Setelah setengah kering kemudian diratakan dan ditekan dengan
menggunakan gosokan/roskam. Jidar yang terpasang adalah merupakan

12 Metode Pelaksanaan
suatu acuan upaya hasil plesteran lurus dan rata.
- Melaksanakan pemotretan untuk dokumentasi 50% pekerjaan plesteran.
- Pada bagian samping dalam dibentuk ban selebar 10 cm, cara
pengerjaannya sama dengan pekerjaan ada top pasangan.
- Apabila diperkirakan akan turun hujan, maka ditutup dengan terpal atau
kertas semen atau dapat dengan bahan lain yang dapat mengurangi
tekanan curah hujan.
- Pada akhir/selesai pekerjaan, maka dilakukan pemotretan untuk
dokumentasi 100% pelaksanaan pekerjaan plesteran.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah : pasir pasang dan
semen.
Peralatan yang dibutuhkan adalah : ayakan pasir, cangkul, sekop, sendok
tembok, waterpass, dan roskam/gosokan.
3. Kawat Bronjong Galvanis
- Kawat bronjong galvanis dengan kawat anyaman tiga lilitan ukuran 3,0
mm, kawat sisi 4,0 mm dan kawat pengikat 2,0 mm, ukuran lubang
heksagonal 100 x 120 mm;
- Pekerja kawat bronjong galvanis

4. Beton Bertulang Pekerjaan ini terdiri dari :


- Beton K.175
- Pekerjaan Besi Beton

Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyelenggarakan pekerjaan beton sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.

Komposisi
a. Beton harus tersusun dari semen, agregat halus dan kasar (pasir dan
kerikil) yang baik, dan air, yang kesemuanya dicampur dengan baik hingga
mendapatkan suatu kekentalan yang baik serta harus berdasarkan
Peraturan Beton Indonesia.

13 Metode Pelaksanaan
b. Untuk pekerjaan beton ditentukan dengan Kuat desak K.175. Kecuali
ditentukan lain dalam gambar atau ditentukan lain oleh Direksi, semua
pekerjaan beton harus dilengkapi dengan sample untuk dilakukan Test
Laboratorium.
c. Jumlah air yang digunakan untuk beton harus sesuai dengan yang di
kehendaki (hasil perhitungan Slump Test) untuk menjamin agar beton
mempunyai kekentalan yang baik tidak boleh menambah air untuk
mengimbangi beton yang akan mengeras sebelum ditempatkan.

Bahan
Semen yang digunakan harus Semen buatan dalam negeri dengan kualitas
yang memenuhi SNI. Semen harus dalam bentuk bubur yang halus dan tidak
mengandung gumpalan-gumpalan yang keras. Semen harus disimpan dengan
baik dan dilindungi terhadap cuaca menurut ketentuan petunjuk Direksi. Pasir
harus dari jenis pecahan batu yang halus keras dan padat serta bebas dari
kotoran yang merugikan misalnya debu, Lumpur, partikel-partikel lain yang
lembut, bahan-bahan organik dan lain-lain bahan yang tidak berguna.
Pasir harus bersih dan mempunyai ukuran butiran maksimum 5 mm dengan
kadar Lumpur maksimal 2%. Agregat kasar berupa Split harus bersih dari
Lumpur (telah dicuci dengan air bersih) dan berukuran 5 mm s/d 40 mm.
Setiap bahan Agregat kasar (batu pecah/split) harus diadakan pemeriksaan
bilamana diperlukan. Agregat harus didapat sumber-sumber yang disetujui
oleh Proyek dan Kontraktor harus memperoleh semua izin yang diperlukan.
Agregat harus ditimbun dengan cara sedemiian sehingga terhindar dari
tercampurnya dengan bahan lainnya dan pemisahan gradasi.

Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan bahan
additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan digunakan untuk
menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat

14 Metode Pelaksanaan
Pembesian
Tulangan besi beton yang digunakan adalah besi mutu U-24.
Besi beton harus dari besi lunak dapat dilas dengan tegangan luluh minimum
2,400 kg/cm2 atau mutu U-24. Sebelum besi ditempatkan pada tempat-tempat
yang dikehendaki permukaan harus dibersihkan terhadap karat, kotoran,
lemak atau bahan-bahan lain yang merugikan.
Baja beton harus dijaga agar selalu dalam keadaan bersih sampai saat-saat
besi beton tersebut dicor. Semua besi beton baik pada ujung maupun
sambungan harus dikaitkan pada sebuah pasak dengan diameter tidak kurang
dari 5 x penampang pasak dapat dibuat minimum 2 x penampang nominal besi
beton. Sambungan batang-batang besi beton dilakukan hanya bila ditunjukan
pada gambar. Panjang sambungan 30 s/d 40 x diameter batang dan minimum
30 cm kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Ujung kait dengan bengkok 45
derajat harus ditambah dengan bagian lurus yang mempunyai panjang tidak
kurang dari 65 mm.
Penulangan harus dikerjakan seteliti mungkin pada kedudukan dan
terkunci sedemikian sehingga ada waktu pengecoran kedudukan tersebut
tidak berubah.
Pada tiap persilangan antara besi-besi beton harus diikat dengan kawat
ikat yang berdiameter tidak kurang dari 1,5 mm ujung-ujung dari kawat
pengikat ini harus dibengkokan ke arah dalam menjauhi permukaan beton.
Penempatan besi-besi beton harus mendapat persetujuan pengawas dan
sebelum penulangan diperiksa dan disetujui direksi beton tidak boleh dicor.
Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang
penyediaan waktu pemeriksaan.
Catatan : Direksi/ Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong
untuk membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang dibuat
(dua sample untuk tiap jenis pekerjaan beton)

15 Metode Pelaksanaan
Pengecoran
Sebelum beton dicor, Semua: acuan, tulangan dan bagian-bagian yang
tertanam harus telah disetujui oleh Direksi, permukaan tempat beton yang
akan dicor harus bebas dari genangan air, Lumpur, puing-puing dan harus
dalam keadaan basah.
Beton tidak boleh dicor pada tempat yang tergenang air. Beton tidak boleh
dicor sebelum direksi menyetujui persiapan-persiapan yang telah dikerjakan.
Setiap pengecoran beton harus meminta petunjuk dari Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
Beton harus dituangkan dengan teratur dan terus menerus sampai dengan
ukuran yang ditentukan sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan, dan
harus dipadatkan dengan alat mekanis atau menurut petunjuk direksi agar
tidak terjadi rongga-rongga dan harus menutup seluruh permukaan acuan.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan beton campuran adalah : Semen,
pasir beton, kerikil, air, besi wiremesh M8. Peralatan yang dibutuhkan adalah :
molen, mesin pemotong besi. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan
setelah beton mengalami periode pengerasan sesuai dengan SKSNI 1991/ PBI-
1971/ seijin Direksi. Seluruh pekerjaan beton dan pasangan harus
menggunakan 1 (Satu) Produk semen setarap Ex semen Tiga roda

Mobilisasi Personil/Pekerja
Mobilisasi Personil adalah mempersiapkan dan mendatangkan seluruh
personil yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Lelang dan sesuai kebutuhan lapangan,
termasuk pendatangan tenaga kerja terutama tenaga kerja terampil / terlatih
serta tukang jika tidak ada dalam wilayah sekitar lokasi pekerjaan. Sedangkan
untuk jumlah dan jenis personil yang perlu didatangkan sesuai dengan
Personil Inti untuk pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
- Site Manager ;
- Pelaksana Lapangan ;
- Ahli Quantity ;

16 Metode Pelaksanaan
Jabatan Kerja Konstruksi
Jenis jabatan kerja yang untuk pendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi
diantarannya
- Mandor
- Pekerja
- Tukang batu
- Dan lain-lain

Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, kemudian dilaksanakan


demobilisasi peralatan dan alat bantu. Apabila kondisi jalan masuk rusak
akibat pelaksanaan pekerjaan, kami akan memperbaiki sesuai dengan kondisi
semula.
Langkah selanjutnya adalah :
1. Pengukuran kembali untuk dasar pembuatan MC 100% As Built Drawing
2. Penyusunan Dokumentasi
3. Penyusunan Laporan dan Grafik
4. Membuat Surat permohonan yang ditujukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk diadakan pemeriksaan (PHO)
5. Pemeriksaan Lapangan
6. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

Sukabumi, 2023
PEJABAT PENANDATANGAN KONTRAK

ERIS INDRAWAN, S.H


NIP. 19720105 200701 1 012

17 Metode Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai