Anda di halaman 1dari 24

ME TO D E P E LA KS A N A A N

Pekeerjaan

: PENATAAN KAWASAN PASAR BATIK WERU

Lokasi

: Kec. Weru , Kab. Cirebon

Tahun Anggaran

: 2014

PENDAHULUAN
Pelaksanaan pekerjaan disusun saecara terkoordinasi sesuai urutan setiap jenis pekerjaan dan hasil
yang akan dicapai lebih optimal, efisien, efektif serta tepat waktu, sesuai dengan yang diharapkan. Metode
Pelaksanaan akan berpengaruh terhadap jadwal waktu pelaksanaan dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
Kami sebagai Pihak Penyedia Jasa telah mempelajari seluruh Dokumen Lelang dan Risalah Aanwizjing
sebagai dasar pembuatan Metoda Kerja yang mengurai tentang rencana kegiatan dari masing-masing kegiatan
secara detal termasuk keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Melalui kajian Analisa Teknik
kami dapat menghitung Waktu Pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan, kapan dimulai dan kapan berakhirnya,
yang selanjutnya kami tuangkan dalam Time Schedule.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dibuat Metoda Pelaksanaan adalah untuk mengurai rencana kerja secara detail dari masingmasing pekerjaan melalui tahap-tahap dengan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan,
Tujuan dibuat Metoda Pelaksanaan untuk dijadikan sebagai acuan kerja dilangan bagi Pihak Penyedia
Jasa yang akan terlibat dalam kegiatan pekerjaan.
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan tidaklah semata-mata yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, tetapi juga meliputi kegiatan lain yang mendukung tercapainya sasaran yang harus dicapai
sesuai Dokumen Tender.

Pre Construction Meeting (PCM)

Sebelum pekerjaan Pokok dilaksanakan, diadakan rapat persiapan RMK antara pengguna jasa beserta
jajarannya dengan penyedia jasa/kontraktor beserta staf inti yang akan di tempatkan secara penuh di lapangan.
Dalam rapat ini di bahas Rencana Mutu Kontrak yang berisi antara lain : Rencana kerja Kontraktor, metode
pelaksanaan jadwal pelaksanaan, personil dan peralatan.
Peralatan yang digunakan yaitu : Komputer, Alat tulis kantor (ATK) dan printer, dsb.

Jalan Masuk Kelokasi Kerja

Sebelum sosialisasi dimulai kami penyedia jasa akan memantau dan melihat langsung ke lapangan bagaimana
jalan masuk ke lokasi pekerjaan Jalan masuk ke dan melalui lokasi pekerjaan dapat menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah lokasi kegiatan. kami
sebagai Penyedia jasa akan berpegang pada semua aturan dan ketentuan hukum yang berkaitan dengan
penggunaan arah angkutan umum serta bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan oleh
kegiatan tersebut. Dan sebelumnya kami harus mendapat persetujuan dari pengawas pekerjaan dan melakukan
koordinasi dengan pemerintah setempat dan badan swasta. kami bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh kami selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila dalam
kegiatannya kami membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh pengawas lapangan, maka kebutuhan
biaya pembuatan jalan tersebut harus ditanggung oleh kami sendiri. Setelah Peralatan yang dibutuhkan yaitu
parang, golok dsb. atau menggunakan kendaraan roda empat, kendaran roda dua Setelah sosialisasi dan
peninjauan jalan masuk ke lokasi kerja maka kami melanjutkan dengan pembuata direksikeet, gudang bahan dan
los kerja.

Sosialisasi

Setelah selesai rapat persiapan PCM dilanjutkan dengan sosialisasi dilakukan pemberitahuan melalui surat
kepada masyarakat dan aparat setempat (Desa dan Kecamatan), yang di lanjutkan dengan kegiatan rapat
sosialisasi di mana pesertanya adalah aparat dan masyarakat setempat. Dalam rapat sosialisasi ini di jelaskan
pekerjaan yang akan dilakukan dan mempertimbangkan masukan-masukan dari peserta, kemudian di buat berita
acara sosialisasi.
Peralatan yang digunakan yaitu : Komputer, Alat tulis kantor (ATK) dan printer, dsb

Keamanan dan Kesehatan

Pengamanan proyek dan menjaga kesehatan karyawan dan pekerja akan dilaksanakan selama proyek berjalan.
Langkah pengamanan akan dilakukan untuk setiap pekerjaan yang sedang hingga selesai dikerjakan, untuk
barang, peralatan, pencegahan kebakaran dan personil / tenaga kerja proyek dengan melakukan kerjasama
bersama dengan pihak keamanan dan aparat setempat, serta menunjuk petugas keamanan proyek yang
bertugas siang malam.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek, akan dibentuk
unit K3 yang akan membuat program-program seperti tersebut diatas dan akan diawasi oleh tenaga Satpam.
Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas,
Klinik, Rumah Sakit maupun instansi-instansi terkait
Biaya pengamanan proyek dan menjaga kesehatan karyawan dan pekerja merupakan tanggung jawab kontraktor
sebagai penyedia jasa.

I.PEKERJAAN BONGKARAN
Merapikan lahan terlebih dahulu jangan sampai ada pecahan kaca atau paku sebelum menentukan ukuran
pokok/peil lantai
II.PEKERJAAN PERSIAPAN
1. DIREKSI KEET
Untuk Direksi Keet biasanya dibuat 2 ruang yaitu :
1. Ruang Direksi ukuran 4 x 4 m
2. Ruang Rapat ukuran 4 x 8 m
Sebagai rangka dan atap bangunan digunakan usuk Kalimantan 5/7 dan multiplex
4 mm sebagai partisinya. Untuk penutup atapnya digunakan seng gelombang.
Ruangan diberi ventilasi yang cukup, jendela dari kaca krepyak bening.
Lantai ruangan dibuat dari floor, baik untuk ruang direksi, ruang rapat maupun KM/WC
Selain itu disediakan KM/WC ukuran 1,5 x 1,5 m sebanyak 1 buah. Dengan spesifikasi
Closet Jongkok dan bak dari beton.
2. Site Marking / Pengukuran
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan
pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang ditentukan oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan
akurat yang memenuhi ketentuan.
1. Alat ukur harus benar-benar kondisi baik.
2. Mengukur langsung pada patok yang telah diberi
3. Hasil pengukuran dituangkan dalam gambar/ sket
Pemasangan patok dan papan bouwplank boleh menggunakan kayu/papan kls.III yang diketam rata pada sisi
kerjanya.

Tinggi bouwplank sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus dibicarakan dan mendapat
persetujuan dengan Direksi.
Setelah pemasangan bouwplank harus dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Peralatan yang digunakan : Waterpas, Theodolit, Peralatan Pertukangan, Meteran , benang dan Lain-lain Yang
dibutuhkan
3. Papan Nama Kegiatan
Papan pengumuman ini di buat dari multiplek tebal 9mm dengan ukuran 80120, Tiang 3 batang kayu kelas II
(5/7) @ panjang 2,5 m dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan Warna dasar biru dengan huruf putih,
redaksi/format sesuai standard
di isi mengenai cakupan kegiatan yang akan di laksanakan, antara lain:
Nama kegiatan;
Pekerjaan yang harus dilaksanakan;
Biaya pekerjaan / Nilai kontrak;
Sumber dana;
Jangka waktu;
Nama penyedia jasa.
Tahapan pekerjaan :
Penulisan huruf pada papan proyek harus jelas terbaca dan sesuai dengan arahan Direksi
1. Dibuatkan dari bahan yang bagus sehingga awet/ tidak cepat rusak selama berlangsungnya proyek
2. Papan proyek ini dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta jangan sampai dipasang
mengganggu lalu lintas pelaksanaan kegiatan
Papan proyek ini di cor dan dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat, jangan sampai
mengganggu lalu lintas pelaksanaan kegiatan.
Peralatan yang digunakan : Gergaji, Palu, Peralatan Pertukangan, Meteran , benang dan Lain-lain Yang
dibutuhkan
4. Listrik dan Air Kerja
Kami akan menyiapkan Penyediaan listrik dengan cara pemasangan listrik dari PLN atau menyediakan Genset
Serta menyediakan Air Untuk pekerjaan Dengan car menggali sumur atau membuat sumur bor, guna kelancaran
pekerjaan.
Biaya penyediaan listrik dan air kerja merupakan tanggng jawab kontraktor sebagai penyedia jasa
waktu penyediaan listrik dan air kerja dilakukan selama pekerjaan berlangsung
Peralatan yang digunakan : Peralatan kelistrikan, Peralatan Perpipaan, Peralatan Pertukangan lengkap dan Lainlain Yang dibutuhkan

5. Administrasi dan Dokumentasi Proyek


Dokumentasi dan Administrasi / laporan kemajuan pekerjaan akan kami serahkan kepada Direksi secara periodik
dengan menggunakan format laporan yang telah disetujui oleh Direksi. Laporan berisi tentang :
1. Prosentase yang dicapai berdasarkan penyelesaian kegiatan yang sedang berjalan dan progress yang akan
dicapai pada waktu berikutnya.
2. Prosentase setiap kegiatan pokok yang telah diselesaikan maupun prosentase yang direncanakan yang
sesuai pada waktu laporan.
3. Daftar tenaga kerja.
4. Daftar peralatan pendukung kerja yang masuk, sedang digunakan dan telah dipindahkan.
5. Jumlah volume kegiatan.
6. Uraian pokok kegiatan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
7. Hal-hal lain yang diminta sesuai kontrak dan masalah yang timbul selama bulan laporan.
Dokumen Rekaman kegiatan dilakukan dengan tiga kali kegiatan pekerjaan
Kegiatan Foto Pada saat Awal Pelaksanaan 0 % (awal)
Kegiatan Foto Pada saat Awal Pelaksanaan 25 %
Kegiatan Foto pada saat Pekerjaan Pelaksanaan mencapai 50%
Kegiatan Foto Pada saat Awal Pelaksanaan 75%
Kegiatan Foto pada saat Pelaksanaan Kegiatan mencapai 100% (Selesai)
Peralatan yang digunakan : Kamera digital, Atk, Komputer, Printer, dan Lain-lain Yang dibutuhkan.

6. Mobillisasi dan Demobilisasi


Mencari lokasi tanah yang cukup luas sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan untuk dibuatkan tempat
penempatan alat, dll.Pembersihan lokasi pekerjaan untuk memudahkan mobilisasi peralatan. Mobilisasi peralatan
utama untuk tahapan pertama misal dump truck, plat bed tuck, compresor, vibrator roller, serta peralatan utama
lainnya.Melaksanakan pengukuran kembali/ stek out yang disesuaikan dengan gambar rencana untuk dibuatkan
shop drawing dan rekayasa lapangan.Menyediakan dan melengkapi fasilitas untuk direksi diantaranya alat-alat
untuk pengujian/laboratorium, ruang laboratorium dan pelayanan peralatan.Melakukan pekerjaan test semua
bahan/material untuk dapat memenuhi spesifikasi teknik dan mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan.Menyiapkan sample bahan yang akan dipakai guna diperiksakan/diuji mutunya sesuai dengan
spesifikasi dalam dokumen kontrak.Menyiapkan job mix formula yang diperlukan untuk pekerjaan jalan masuk
tempat parkir.Pekerjaan mobilisasi yaitu proses pengriman alat-alat kerja yang akan digunakan dalam menunjang
dalam pelaksanaan pekerjaan serta jenis,

type

dan

kuantitas

alat sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan.Demobilisasi yaitu proses pengembalian alat/peralatan setelah pekerjaan selesai.


Bahan yang dibutuhkan: ...
Keluarnya peralatan dan barang yang akan dipergunakan oleh proyek. Barang dan alat yang akan dimobilisasi
antara lain adalah :

1. Barang terdiri dari,


a) Pasir Pasang
b) Pasir Beton
c) Split Pecah Mesin
d) Batu Belah
e) Semen
f) Besi Beton
g) Kayu Begisting
h) Dan barang lainnya
2. Peralatan terdiri dari,
a) Alat Ukur
b) Mesin Las
c) Beton Molen
d) Vibrator
e) Genzet Portable
f) Drum Air
g) Gunting Besi
h) Peralatan lainnya
Pada kondisi lokasi pekerjaan yang tidak dapat dijangkau oleh kendaraan besar maupun kendaraan kecil, maka
mobilisasi akan ditempuh menggunakan,
a) Roda dorong
b) Motor
c) Dipikul
1.

Bouwplank Standart
Pembuatan Bouwplank dibagi menjadi 2 sistem :
1. Sistem bouwplank setempat : untuk kondisi dimana antar as jaraknya
berjauhan.
2. Sistem Bouwplank menerus : untuk kondisi tanah yang konturnya/peilnya sama. Pada
umumnya pemasangan Bouwplank diambil + 0.50 dari peil 0.00. Untuk pema- sangan titik
mati (BM) juga diambil + 0.50 dengan jumlah patok minimal 2 titik mati. Pengambilan titik
mati (BM) harus ditempat yang tidak mudah diganggu, dan bahan yang digunakan dari
pralon 4 dan dicor.
Bahan yang digunakan untuk bouwplank adalah:
- Papan kalimantan ( yang diserut bagian atasnya) ukuran 2 x 20
- Usuk Kayu kalimantan ukuran 5/7.
Tiang Bouwplank dipasang sebanyak 4 tiang untuk setiap Bouwplank, serta ditanam ke

dalam tanah maksimal sedalam 1,00 m.


Jarak Bouwplank dari sisi luar galian = 2 m, karena bisa menyesuaikan lebar galian
III. PEKERJAAN GALIAN/URUGAN
1. Galian Tanah Untuk Pondasi
a. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar sudah
dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi /
Pengawas lapangan.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran
dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya
kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
d. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera dilanjutkan
dengan urugan pasir dan batu kosong.

2. Urugan Kembali Bekas Galian


Sebelum pekerjaan urugan kembali bekas galian

dilaksanakan, dasar tanah yang akan ditimbun akan

dibersihkan dari kotoran-kotoran, seperti: rumput-rumput, semak-semak, dan sebagainya. Apabila dasar galian
yang akan ditimbun terdapat lumpur maka akan dibuang.Hasil tanah galian pondasi akan ditimbun mengisi
kembali ruang yang kosong setelahpasangan batu. Tanah timbunan yang akan digunakan adalah tanah yang
kualitasnya baik, baik berupa tanah galian atau tanah yang akandidatangkan dari luar lokasi yang sudah
mendapat persetujuan dari Direksi. Bahan yang dibutuhkan:tanah
Alat yang digunakan: Peralatan pertukangandan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
3. Urugan tanah untuk peninggian berikut pemadatan
Peninggian lantai dilakukan dengan menggunakan tanah bekas galian yang sudah dilakuakan, sehingga
hasil galian digunakan kembali dengan cara dipadatkan untuk mepertinggi lantai dan memadatkan lantai
sehingga merata di semua permukaan

IV. PEKERJAAN PONDASI


1. Urugan Pasir dibawah Lantai dan Pondasi

Sebelum pekerjaan urugan kembali bekas galian dilaksanakan, dasar tanah yang akan ditimbun harus
dibersihkan dari kotoran - kotoran seperti : rumput - rumput, semak - semak, dan sebagainya. Apabila dasar
tanah yang akan ditimbun terdapat lumpur maka harus dibuang.
Hasil Tanah Galian Pondasi Ditimbun mengisi kembali ruang yang kosong setelahpasangan batu
Pasir timbunan harus digunakan Pasir yang kualitasnya baik, Pasir yang harus didatangkan dari
luar lokasi dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pemadatan pasir haru dilakukan lapis demi lapis dengan lapisan tebal maximum sesuaipersetujuan
direksi.
2. Pas. Batu Kosong (Aanstamping)
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang mengandung
lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek
yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar rencana.
2. Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan
permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya
antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang
dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu
gunung dibuat sesuai gambar rencana.
3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik
satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air
bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan
lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana.
Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
3. Pasangan batu belah ad. 1PC : 5PS
Pekerjaan pasangan batu belah dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan dilakukan sesudah
pekerjaan galian tanah selesai. Setelah pekerjaan galian mencapai elevasi sesuai ukuran gambar
yang ditetapkan dalam gambar rencana dan disetujui Direksi,

maka dapat dilanjutkan dengan

tahapan pekerjaan selanjutnya, yaitu pekerjaan pasangan Batu 1 : 5. Bahan-bahan yang digunakan
untuk pasangan batu adalah batu belah, pasir pasang, semen portland/PC dan air, sedangkan
syarat-syarat bahan adalah sebagai berikut :
Batu Belah
-

Merupakan batu belah yang keras/tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori, bersih dari benda

asing dan tidak memiliki cacat lainnya.

Merupakan batu belah bukan batu bulat dan berkulit.

Batu belah yang berukuran berkisar antara 20-30 cm

Pasir Pasang
-

Pasir pasang yang diambil dari sungai/tambang pasir atau pasir yang dihasilkan dari pemecah

batu/stone crahser.
-

Pasir pasang yang bersih dari benda asing (sampah, lumpur, akar) bersih dari bahan organik

yang dapat merusak/menurunkan kualitas pasangan.


-

Pasir pasang yang mempunyai kekerasan yang cukup keras dan tajam.

Pasir pasang yang mempunyai kadar lumpur maksimum 10 % volume atau 5 % berat kering

Pasir pasang yang mempunyai gradasi/butiran beraneka ragam dan mempunyai modulus

kehalusan butir antara 2-3 mm.


Semen Portland/PC
-

Semen Portland/PC pabrikan yang memenuhi persyaratan.

Semen Portlad/PC yang masih dalam keadaan baik (lama dan membantu tidak boleh

digunakan).
Air
-

Air yang digunakan untuk pasangan batu tidak akan mengandung minyak, garam, bahan-

bahan organic. Lumpur terlalu banyak.


-

Sebaiknya air akan yang digunakan adalah air yang dapat diminum banyak orang.

Adukan/Perekat
Adukan pasangan batu akan dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul (untuk
pekerjaan volume kecil)atau dengan mesin pengaduk/molen. Perbandingan volume semen dan
pasir pasangan adalah 1 : 5 atau sesuai dengan mix disain atau yang tertera dalam Kontrak.
Semen dan pasir pasang ditakar dengan kotak-kotak dari kayu dan berukuran yang sama.
Pengadukan akan sampai benar-benar homogen. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit
setelah pengadukan, adukan harus sudah dipasang.
Prosedur Penempatan Pasangan Batu
Sebelum batu dipasang, batu akan dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi
air agar ikatannya denga adukan menjadi kuat. Rongga di antara batu-batu akan diisi adukan
sampai penuh/mampat (dirojok dengan sendok adukan).
Dalam pemasangan pasangan batu maka batu-batu tersebut tidak akan saling bersentuhan satu
sama lain, ketebalan adukan akan setebal minimal 5 cm sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan
atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai disain/Kontrak (missal pada dinding penahan, sayap
bendung dan sebagainya), suling-suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian
dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.

Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai
gambar pelaksanaan atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan. Pipa suling berikutnya (di
atasnya) dipasang berselang seling atau pada arah vertical dipasang tidak tepat di atas pipa dibaris
sebelumnya.
Pada permukaan bagian depan atau yang akan nampak, dipasang batu muka agar permukaan
pasangan batu terlihat rata. Batu muka dipilih dari batu belah atau batu kali yang dibelah
mempunyai permukaan rata serta berukuran luas permukaan yang sama/hampir sama 15-20 cm
dam mempunyai ketebalan minimal 15 cm.
V. PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN
1.

Pek. Beton

Definisi
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan material berbutir. Tidak akan ada bahan lain tanpa seijin Direksi.
Setelah beton mengeras akan didapat suatu bahan yang padat, kokoh, serta tahan lama dan mempunyai sifatsifat yang disyaratkan.
Sebelum pekerjaan beton dimulai, kami akan melaksanakan dan membiayai percobaan seperti yang disyaratkan
atau petunjuk Direksi untuk menentukan perbandingan material kasar, prosentasi semen, dan nilai air sesuai
syarat yang diminta dan cara-cara pengerjakan beton.
Kelas dan Mutu Beton
Beton yang akan dgunakan adalah beton Kelas III dengan mutu yang sesuai PBI. 1971-NI.2. Kelas dari beton
didalam setiap bagian konstruksi ditentukan pada gambar rencana dan petunjuk Direksi.
Kontrol dan Pemeriksaan Beton
Semua material akan mempunyai mutu sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Cara-cara percobaan
untuk memeriksa kekuatan beton akan sesuai dengan PBI. 1971 - NI.2 atau petunjuk Direksi.
Kekentalan adukan akan disesuaikan dengan transport, pemadatan dan jenis konstruksi. Kekentalan bergantung
kepada jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen dan susunan butiran dari agregat. Jumlah semen minimum
per m3 beton 325 kg dengan nilai faktor air semen maksimum 0,60. Nilai slump test untuyk masing -masing
pekerjaan akan sesuai dengan PBI.1971.
Bahan yang dibutuhkan: Beton cor, Besi beton, Bekisting
Alat yang digunakan: Alat bantu, molen; Peralatan pertukangan; Meteran;

dan Peralatan lain-lain yang

dibutuhkan
PEMBESIAN
Yang dimaksud dengan pembesian adalah pekerjaan perangkaian besi sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan gambar rencana yang diinginkan. Pembesian bukanlah
pekerjaan yang mudah sebab bila kita tidak mengerti dasar-dasar pembesian lalu kita
laksanakan dengan tidak hati-hati akan berakibat fatal, mungkin bisa terjadi bongkar-

pasang bahkan yang paling extrim bisa menyebabkan keruntuhan. Untuk itu pembesian
perlu memperhatikan hal-hal seperti di bawah ini :
4. 1. Daftar Buistat.
Sebelum dimulai pekerjaan perangkaian kita harus punya dulu daftar buistat, dimana
didalamnya terdapat daftar pemotongan besi. Karena daftar Buistaat merupakan hal
yang penting untuk itu perlu di standarisasi.
Lihat contoh Tabel III.2.

Gambar / Bentuk Panj Berat Jml Pot Total Digunakan Jml pot Sisa Diguna Tot bahan
Potongan Besi (m) (mm) (Kg/m) (bh) Berat dr sisa (bh) pot untuk
4.2. Sambungan lewatan
- 30 40 d (untuk besi ulir) dan 35 40 d ( untuk besi polos)
- Sambungan tidak boleh dalam 1 baris harus 50% 50%
- Bendrat untuk mengikat sambungan harus benar-benar kuat
4.3. Beugel (sengkang)
- kait / hak pada beugel harus dibuat 5 d
4.4. Overlapping (lihat gambar)
4.5. Pertemuan antar balok
- Balok portal / induk dimenangkan
- Balok anak masuk di dalam balok induk
4.6. Pertemuan balok portal (lihat gambar).
4.7. Beugel kolom pada pertemuan balok dan kolom sebaiknya dipasang
BEGISTING
Begesting merupakan cetakan untuk beton, sehingga pelaksanaannya harus benarbenar teliti dan terencana. Dari segi biaya , pelaksanaan begesting juga perlu diperhi tungkan karena biayanya cukup tinggi untuk itu begesting harus bisa digunakan beru lang-ulang. Sistem begesting pelat, balok, kolom, perlu dibuat standart yaitu dengan
systim panel, sehingga diharapkan bisa digunakan berulang-ulang.
Sistem panel adalah suatu systim begesting dimana setiap modul dari begesting diberi
rangka keliling dari usuk.
Khusus untuk begesting expose semua rangka penel harus diserut dulu atau pakai pa nel plywood. Sebelum besi dipasang semua permukaan begesting harus diberi mud oil

VI.
1.

PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA


Pek Pasangan Dinding

Pekerjaan dinding dalam paket ini adalah pekerjaan dinding dengan konstruksi pasangan bata. Ukuran bata yang
digunakan adalah 5x11x22 cm dari kwalitas yang baik, dari hasil pembakaran yang matang, cukup keras dan
tidak keropos. Bentuk yang bidang-bidangnya sama rata, dan siku atau bersudut 90o.
Bahan yang dibutuhkan:Bata merah (5x11x22 Cm); Semen PC (1 Zak 50 Kg); Pasir pasang
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
2.

Pek Plesteran

Permukaan dinding yang akan diplester akan dikerik (dibuat kasar) agar bahan plesterannya dapat
merekat.Semua permukaan yang akan diplester akan disikat sampai bersih dan disiram dengan air sebelum
plesterannya ditempelkan (permukaan dindingnya dalam keadaan basah pada waktu diplester). Semua bidang
plesteran akan dijaga kelembabannya selama seminggu.
Bahan yang dibutuhkan:Semen PC; Pasir pasang
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
3.

Pek. Pasangan Keramik

Ubin keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya yang benar-benar sama, masing-masing tepinya benarbenar menyiku dan tidak cacat. Keramik yang digunakan ukurannya sesuai untuk dinding pada ruang-ruang
dalam toilet.
Bahan yang dibutuhkan:Keramik; Semen PC (1 Zak 50 Kg); Pasir pasang; Semen warna
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
VII. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
1.
-

Pas. Kusen Pintu dan Jendela


Alumunium yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-

kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
-

Kualitas dan ukuran yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Demikian pula

dengan mutu dan kelas kuat bahan yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan dalam PPKI NI-5.
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan gambar dan atas petunjuk Direksi

Pek Jendela Dari Alumunium

Pekerjaan pemasangan

Pek Jendela dilakukan sesuai spektek dan gambar dan mengikuti petunjuk direksi

sehingga Pek Jendela yang akan dipasang pas dengan dudukan dinding sehingga terlihat bagus dan sesuai di
dalam bangunan .
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan

Pek Pintu Dari Alumunium

Pekerjaan pemasangan

Pek Pintu dilakukan sesuai spektek dan gambar dan mengikuti petunjuk direksi

sehingga Pek Jendela yang akan dipasang pas dengan dudukan dinding sehingga terlihat bagus dan sesuai di
dalam bangunan .
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
PLAFOND
Gambar rencana ====> Gambar kerja
Yang perlu diperhatikan untuk rangka plafond adalah :
- Posisi / letak pembagian hanger ====> posisi / letak hanger berlawanan / tegak lurus
terhadap / dengan kuda-kuda ( plafond di bawah rangka atap ).
- Posisi / letak pembagian hanger arah memendek ( plafond di bawah plat beton ).
- Pemasangan hanger lihat tabel ( jarak sambungan ).
- Modul pembagian plafond :
Diusahakan menghindari potongan (las-lasan).
- Potongan tepi lebih besar dari 1/2 modul (diusahakan simetris).
- Pemasangan rangka plafond harus menghindari potongan terpendek.
- Pemasangan rangka plafond harus dengan klos ukuran 2/3 X 15 cm, satu sisi bagian
yang akan dilapisi bahan plafond harus diserut.
- Khusus pemasangan rangka plafond tepi dinding dengan kayu ukuran 4/6.
- Rangka lampu in bow dengan kayu 4/6.
- Kayu hanger yang tegak lurus dinding harus masuk dinding 5 cm.
- Rangka plafond harus di cat meni .
- kecuali ada ketentuan lain.
Penggantung Plafond :
- Untuk plafond di bawah atap kayu harus pakai penggantung kayu ukuran 3/5

- Untuk plafond dibawah atap selain atap kayu menggunakan kawat 4 mm


( Kawat seng tidak diperbolehkan )
Metode Pemasangan :
Peil ====> harus ditentukan & di ukurkan dari rencana lantai jadi (tidak boleh diambil dari
ambang atas kosen ). Dicheck dengan sistem benang silang dan diagonal.

IX. PEKERJAAN LANTAI


PASANG KERAMIK LANTAI :
a. Pekerjaan keramik boleh dikerjakan jika pekerjaan plafond, serta pekerjaan batu diatas keramik (di ruang yang akan dipasang keramik) telah selesai. Karena pemasangan
keramik itu tidak memakan waktu lama.
b. Sebelum dipasang, maka keramik direndam kurang lebih 24 jam , atau sampai cukup
jenuh, yaitu sampai gelembung-gelembung udara tidak tampak lagi.
c. Pertama-tama yang harus dikerjakan adalah kepalaan keramik dibuat saling tegak
lurus, dari kepalaan keramik ini akan diketahui las-lasan yang akan terjadi di setiap
tepi ruangan jika terjadi kejanggalan akan diketahui lebih awal.
d. Dalam pengambilan las-lasan, maka tiap ruang berdiri sendiri, kecuali ruangan -ruangan yang dihubungkan pintu, dan lantai memiliki peil yang sama. Lebar las-lasan harus lebih dari setengah ukuran keramik normal.
e. Untuk ruang dekat tangga, hall dan selasar, pengambilan naat berdasar naat keramik
tangga.
f. Didalam pemasangan keramik, yang perlu selalu diperhatikan adalah jangan sampai
ada rongga udara baik antara spesi dengan floor beton maupun antara spesi dengan
keramik. Karena rongga udara ini yang akan menyebabkan kegagalan dalam pemasangan keramik (meledak), jika suhu ruangan naik, karena udara jadi mengembang.
Untuk hal diatas maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Floor beton dibersihkan dan dibasahi, sebelum spesi di gelar.
- Sebelum keramik di pasang, maka spesi di gelar tidak untuk satu-satu keramik, tetapi
untuk jumlah yang cukup banyak. Biasanya 2 (dua) baris keramik dan memanjang.
- Yang penting untuk diperhatikan juga adalah saat menggelar spesi, harus padat, sehingga tidak ada rongga udara antara spesi dengan floor beton.
sketsa pemasangan keramik
sketsa pemasangan keramik jika tanpa floor beton.
(jika space antara peil dag beton dan top finish keramik tinggal kurang 5 cm)

g. Dalam pengakiran spesi jangan sampai miring ke dalam, tapi yang benar miring keluar.
sketsa akhiran spesi pada pemasangan keramik
h. Naat keramik jika tidak ada ketentuan lain maka dibuat 3 mm.
Untuk kerapian naat ini maka perlu diperhatikan masalah presisi keramik. Jika dalam
type keramik yang sama tetapi terdapat selisih ukuran, maka perlu diadakan penyortiran keramik dulu. Sehingga dalam satu ruang akan kita dapatkan naat yang sama lebarnya.
i. Kolotan keramik dibuat sampai dibatas lapisan email keramik. Jarak waktu antara
pemasangan keramik dan kolotan idealnya 7 (tujuh) hari, sehingga pengeringan spesi
sudah mencapai 70 persen. Kecuali tempat-tempat yang dipakai lalu lintas pekerja,
jika tidak segera dikolot keramik akan menggeser.
Sebelum kolotan dimulai, maka perlu diadakan pengontrolan keramik-keramik yang
menggeser (ngeprok), untuk diperbaiki terlebih dahulu
Cara pengolotan yang baik harus melalui 2 tahapan :
- Pertama, naat keramik di siram dengan air semen yang cair, sehingga masih bisa ma
suk pada pori-pori udara antara keramik dan spesi.
- Kedua, naat ditutup dengan bahan kolotan yang kental, dan digaris dengan kabel.
X.

PEKERJAAN BESI / LAIN-LAIN

PLUMBING
Fungsi dan tujuan :
Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik
dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat
tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mence mari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan.
Sistem plumbing yang dikenal meliputi :
1. Saluran air bersih : Saluran KM/WC
- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran
2. Saluran air kotor : Saluran pembuangan dari KM/Wc
- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank
3. Saluran Gas dan udara
Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc,
porselin dan dari beton betulang.
Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau

mudah aus.
Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas
biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus) :
1. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
a. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).
Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
b. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.
Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pembuangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
c. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.
2. Ukuran diameter penampang pipa.
a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2, 3/4, 1, 1,5.
b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1, 1,5 2, 3, 4, 5.
Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.
XI.1.1. METODE PELAKSANAAN
A. Instalasi Air bersih :
1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.

9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :


- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
B. Instalasi air Kotor
1. Hal yang perlu diketahui :
Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3. Sambungan harus betul-betul rapat.
4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
C. Saluran Air Hujan.
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunaklem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 .
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.
D. Saluran Pipa Wc ke Septictank
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya.
Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.
XI.1.2. PENYAMBUNGAN PIPA
1. Alat : Gergaji
Amplas
Lem PVC
Shell tape
Kunci Pipa
2. Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung)
segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
3. Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
4. Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
XI.2. ELEKTRIKAL / PEKERJAAN LISTRIK
Pengertian dan fungsi :
Suatu sistem instalasi/jaringan yang meliputi penerangan, instalasi daya, box pembagi
tegangan.
Material penghantar listrik adalah kabel (NYM, NYY, NYF, NYA) serta pipa baik PVC
atau besi untuk pelindung hantaran yang tertanam.
Kabel penghantar yang biasa dipergunakan adalah merek KABELINDO, SUPREME,
TRANKA, dll. Merek dapat dikenali pada pembungkus (isolasi) sepanjang kabel beserta
jenis dan jumlah kawat atau diameter kawat tembaganya.
Peralatan dan bahan listrik :
1. Panel dan kotak pembagi
2. Saklar dan zekering-zekering
3. Alat-alat ukur (voltmeter & Ampre meter)
4. MCB
5. Stop kontak / stop kontak daya
6. Lampu penerangan
7. Grounding atau pentanahan
METODE PELAKSANAAN

1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
- tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
10. Stop kontak dan saklar.
Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
11. Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
XI.3. PENANGKAL PETIR KONVENSIONAL
Pengertian :
Instalasi yang terdiri dari komponen-komponen dan peralatan-peralatan, dan secara
keseluruhan berfungsi untuk menangkal petir, dan menyalurkannya ke tanah, yang di
pasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya, atau
benda-benda yang dilindungi terhindar dari sambaran petir.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan memasang sistem
penangkal petir, antara lain :
- keamanan secara teknis

- penampang hantaran-hantaran pembumian (grounding)


- ketahanan mekanis
- ketahanan teradap korosi
- bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
- faktor ekonomis.
Bangunan yang perlu diberi penangkal petir adalah :
- Bangunan-bangunan tinggi, seperti gedung bertingkat, menara-menara, dan cerobong
cerobong pabrik.
- bangunan penyimpanan bahan yang mudah terbakar atau meledak seperti pabrik
amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak, gas, cairan yang mudah terbakar.
- Bangunan umum seperti gedung pertunjukan, gedung sekolah, stasiun, dll.
Bagian bagian dari sistem penangkal petir adalah sebagai berikut :
1. Penangkap Petir
2. Penghantar Penyalur Petir
3. Penyambung penghantar-penghantar
4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir
5. Sistem Pembumian
XI.3. 1. Penangkap Petir (Speed)
Berupa batang pejal yang ujungnya runcing (Copper) dari tembaga, baja galvanis
atau dari alumunium, ukuran diameter minimum adalah 1/2 inch, panjang 1,5 2 m.
Penangkap petir dipasang pada tempat-tempat yang ujungnya runcing seperti
bubungan atap, jurai, puncak menara, cerobong asap, atau pada bangunan yang
menonjol di atap.
Rumus praktis untuk bangunan dibawah 2 lantai atau tinggi maximum 10 m,dapat
dipakai rumus :
d = 3 t dimana : d = daerah yang dilindungi
t = tinggi speed ( max = 2 m )
t = max = 2 m
d max = d
XI.3.2. Penghantar Penyalur Petir
Adalah penghantar (Konduktor) dari tembaga dengan diameter minimal 8 mm atau
luas penampang 50 mm.
Setiap bangunan paling sedikit harus mempunyai dua buah penghantar peyalur
petir. Untuk bangunan dengan lebar lebih dari 12 meter (lebar atap bangunan) diperlukan paling sedikit 4 buah penghantar penyalur petir.
Penghantar penyalur petir utama sedapat mungkin simetris dengan denah dasar
bangunan. Penghantar tidak boleh diletakkan di dalam pipa talang air hujan.

25 25
XI.3.3. Penyambung penghantar-penghantar
Adalah penyambungan antar penghantar penyalur atau antar penghantar penyalur dengan pentanahan, atau penyalur dengan penangkap petir, antara penghantar pembumian dengan elektroda pembumian.
Penyambungan harus kuat, tahan lama dan tahan terhadap pengaruh elektris dan
mekanis.
Penyambungan penghantar penyalur harus paling tidak menggunakan 2 buah
klem, penyambungan di dalam tanah harus dengan dengan 2 sekrup dengan
diameter minimum 8 mm.
Penyambungan antara penghantar pembumian yang menghubungkan sistem
pembumian dengan penghantar sambungan ukur, harus mudah dibuka kembali,
untuk tujuan pengukuran tahanan pembumian.
XI.3.4. Komponen logam dekat Instalasi Penangkal Petir
Komponen komponen logam agar dijauhkan dari instalasi penangkal petir, bila
tidak akan menimbulkan bahaya flash over, bila ada manusia diantara benda
tersebut dan dapat menimbulkan kebakaran jika terdapat bahan yang mudah
terbakar. Masalah ini dapat dihindari dengan menjauhkan benda tersebut dengan
instalasi penangkal petir atau cara lain adalah dengan menghubungkan benda
logam tersebut.
Jarak minimum benda logam terhadap instalasi penangkal petir adalah :
D > 1/20 L > dimana : D = jarak logam dengan instalasi petir
L = panjang penghantar.
XI.3.5. Sistem Pembumian / Pentanahan / Grounding
Suatu sistem dengan elektroda pembumian dari logam yang ditanam di dalam
tanah yang berfungsi untuk menyebarkan arus petir ke dalam tanah.
Elektroda pembumian dari tembaga berupa silinder pejal diameter 1/2 atau dari
baja galvanis silinder pejal diameter 1/2 .
METODE PELAKSANAAN
1. Batang penangkap petir ( speed ) harus dipasang kokoh pada batang penyangga
secara vertikal terhadap rata air.
2. Batang penangkap petir dipasang pada titik tengah dari daerah yang dilindungi,
dan merupakan daerah yang paling tinggi atau lancip dari bangunan itu, seperti :
bubungan, jurai, cerobong asap.
3. Batang penyangga tinggi minimal 1 m dari pipa gip (tahan karat / cuaca) dan diklem
kuat dengan batang penangkap petir serta ditanam secara kokoh di kerpus atau
beton yang telah diberi angkur baut.

4. Pada batang penangkap petir dihubungkan dengan konduktor / penghantar dari


kabel tembaga (BC) diameter minimal 8 mm atau penampang 50 mm serta di klem
secara kuat dan diklem ke bubungan setiap 25 cm ( 3 bh tiap 1 meter).
Klem dapat dibuat dari plat strip dan diberi skrup atau mur baut.
5. Konduktor/penghantar menjalar pada bubungan , bila ada belokan sudut belokan
nya harus lebih besar dari 90.
6. Sambungan sebaiknya dihindari, tetapi bila ada sambungan harus menggunakan
klem minimal 2 buah.
7. Konduktor yang menjalar tegak di dinding harus dilindungi dengan pipa PVC dan di
klem ke dinding.
8. Kawat konduktor / penghantar yang dihubungkan dengan elektroda pentanahan
diberi pelindung dari pipa gip sepanjang penghantar tersebut di dalam tanah.
9. Penyambungan kawat konduktor dengan elektroda harus dapat dibuka kembali
untuk dapat dites kembali tahanan tanah.
10. Ketahanan tanah minimal yang diijinkan adalah 5 ohm.
11. Pada daerah elektroda yang ditanam (ditanah) sebaiknya diberi arang dan garam
untuk menjaga tahanan tanah atau untuk mengikat air tanah agar tidak cepat lari,
bila musim kemarau, serta dapat mempercepata penyebaran petir ke tanah
XI. PEKERJAAN ATAP
1.

Pas Rangka Atap

Pekerjaan pemasangan Rangka Atap dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus untuk panel, dan pola
pemasangan sesuai Gambar Kerja. dilakukan sesuai spektek dan gambar mengikuti petunjuk dari direksi agar
pasangannya pas dan sesuai, sehingga terlihat bagus.
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
2.

Pek. Pasangan Penutup Atap

Pekerjaan pemasangan Penutup Atap Genteng dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai
standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus untuk panel, dan
pola pemasangan sesuai Gambar Kerja. dilakukan sesuai spektek dan gambar mengikuti petunjuk dari direksi
agar pasangannya pas dan sesuai, sehingga terlihat bagus.
Bahan yang dibutuhkan: Genteng sirap, allumuniumfoil 1 lapis

Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
3.

Pek. Pasangan Nok Atap

Pekerjaan pemasangan Penutup Nok Genteng Sirap dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan
sesuai standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus untuk
panel, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja. dilakukan sesuai spektek dan gambar mengikuti petunjuk
dari direksi agar pasangannya pas dan sesuai, sehingga terlihat bagus.
Bahan yang dibutuhkan: Genteng Sirap
Alat yang digunakan:Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang dibutuhkan
4.

Listplank

Pekerjaan pemasangan Listplank dilakukan sesuai spektek dan gambar dan mengikuti petunjuk direksi sehingga
Pek Listplank yang akan dipasang pas dengan dudukan dinding sehingga terlihat bagus dan sesuai di dalam
bangunan .
XII.

PEKERJAAN PENGECATAN
Pek. Pengecatan
Pengecatan akan dilakukan dengan rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan. Pengecatan setara memakai cat tembok.
Tidak akan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam
keadaan angin berdebu bertiup karena apabila dilakukan dengan kondisi hujan maka hasil warna yang
dihasilkan tidak akan maksimal. Sebaiknya pekerjaan ini dilakukan di kondisi cuaca yang cerah sehingga
memudahkan pengeringan cat dengan baik. Pengecatan exterior dan interior akan dilaksanakan dengan
baik agar hasil yang dihasilkan pun baik.
Bahan yang dibutuhkan: Cat tembok; Plamir tembok; Rol cat; ampelas
Alat yang digunakan:Steger werk; Peralatan pertukangan; Meteran; dan Peralatan lain-lain yang
dibutuhkan
PEKERJAAN PENGECATAN
Cat adalah bahan campuran yang terdiri dari bahan pengikat, pigmen (pewarna)
dan pelarut. Campuran ini akan membentuk lapisan tipis, padat dan kering, (setelah lapisan pelarutnya menguap).
Fungsi yaitu memberi perlindungan bahan atau material dari keausan karena pengaruh
udara, matahari, air & jamur. Disamping juga memberikan nuansa keindahan kenyama -

nan juga kesejukan.


Cat dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Interior (dalam) dan Exterior (luar), untuk
Exterior harus memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap pengaruh cuaca ataupun
jamur. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kuas, roller ataupun dengan
semprot.
X.1.1. JENIS CAT
Cat terdiri dari 2 (dua) jenis : Water base ( campuran air )
- Oil base ( campuran minyak )
Penggunaan tergantung dari bahan yang akan dikerjakan dan dilapisi cat serta janis cat
yang digunakan dan dapat juga dari bahan cat yang akan digunakan.
Perbedaan antara cat murah dan cat mahal :
Cat mahal Cat murah
- Kental encer
- Membuat lapisan/film coating Hanya menempel pada permukaan
pada permukaan tembok tembok.
- Kalau dicuci, cat tetap menempel kalau dicuci cat akan hilang
- Warna tahan lama Warna pudar
- Daya tutup baik Daya tutup kurang.
X.1.2. METODE PELAKSANAAN :
A. CAT DINDING / PLAFOND
1. Persiapkan bahan bahan yang akan digunakan, seperti :
Amplas, gerenda mesin, kain lap, lem Fox, PC putih, kuas/rooler/alat semprot, skrap
elastis, air bersih, bahan cat, ember tempat cat.
2.

Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dan kering

3.

Permukaan diratakan/dihaluskan dengan amplas atau gerenda mesin, sampai didapatkan permukaan yang halus.
Cirebon , 15 September 2014
CV. KAYSAN

DOBBY BUDIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai