Anda di halaman 1dari 82

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dengan ini kami dari Penyedia Jasa/Kontraktor membuat usulan Metode Pelaksanaan
Pekerjaan, yang kami buat sebagai Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
cara Penjelasan dan Penguasaan lapangan yang menggambarkan tata cara pelaksanaan dari awal
sampai dengan akhir pekerjaan, yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrative
maupun secara teknis, dalam rangka pelaksanaan Pekerjaan :

Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG KEJAKSAAN KABUPATEN CIANJUR (LANJUTAN)


Lokasi : KEC. CIANJUR KAB. CIANJUR
Tahun Anggaran : 2019

URAIAN METODA PELAKSANAAN.

SYARAT-SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI


Tugas dan tanggung jawab Kontraktor

- Mempelajari secara teliti dan memahami ketentuan-ketentuan isi Dokumen Lampiran


Kontrak, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian/Kontrak (SPMK)
yang mengikat kedua belah pihak sebagaimana tercantum secara lengkap dalam Surat
Perjanjian Kerja/Kontrak (SPMk)
- Dokumen Kontrak terdiri dari Surat Perjanjian Kerja/Kontrak (SPMk) berserta Lampiran
Kontrak berupa Dokumen Pelelangan, sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) serta Dokumen Penawaran yang kami ajukan pada saat Pelelangan.
- Setelah Pengukuran dan pengecekan ulang lapangan pekerjaan, apabila ada ketidak sesuaian
Dokumen Kontrak (Gambar BOQ) dengan lapangan pekerjaan, Kami akan melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa/diteliti lebih lanjut. Setelah
laporan kami diteliti dan disetujui kemudian dituangkan dalam Berita Acara Perubahan yang
ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan penyerahan lapangan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Melaksanakan Rapat-rapat kordinasi sebelum Pekerjaan dilaksanakan dengan Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pengawas Teknis, dan Pemerintah
setempat untuk langkah-langkah awal Pelaksanaan Pekerjaan.
Hal-hal yang harus disepakati dalam rapat kordinasi sebagai berikut :
1. Organisasi Kerja
2. Tata cara Pengaturan Pelaksanaan pekerjaan
3. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan
4. Jadwal pengadaan Bahan/Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja Lapangan
5. Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan/Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja Lapangan
selama Pelaksanaan Pekerjaan
6. Penyusunan Rencana dan pelkasanaan pemeriksaan danlapangan.
7. Peninjauan bersama lokasi yang akan dikerjakan
8. Pendekatan/Kordinasi kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat, RT/RW, dan
Keamanan (Satpam/Security atau Aparat Kepolisian setempat)

Izin-izin, Pembayaran dan Pemberitahuan


- Mengurus izin-izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Pemerintah Setempat.
- Menyampaikan semua pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan tunduk pada
ketentuan-ketentuan hukum, peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
yang berwenang, mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
- Apabila ada ketentuan didalam Dokumen Kontrak yang bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, akan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis,
sebelum pekerjaan dilaksanakan, untuk ditindak lanjuti (diproses), sehingga
tidak menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
- Melaksanakan suatu pekerjaan diluar dokumen kontrak tanpa sepengetahuan/persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan suatu pekerjaan yang bertentangan dengan ketentuan hukum
akan menjadi beban kami sebagai kontraktor pelaksana.
- Biaya pengurusan izin-izin akan menjadi beban kami sebagai pelaksana pekerjaan.

Manager/Pelaksana Lapangan.

- Menempatkan Manager/Pelaksana Lapangan yang kompeten beserta personil lainnya yang


ditugaskan dilapangan, selalu hadir dan berada dilapangan/proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
- Manager/Pelaksana Lapangan memegang tanggung jawab penuh teknis dilapangan dan akan
mengikat sebagaimana kalau ada pemberitahuan/hubungan komunikasi yang akan disampaikan.
- Semua bentuk komunikasi penting maupun komunikasi lainnya yang berhubungan pelaksanaan
pekerjaan akan dibuat secara tertulis.
- Manager/Pelaksana Lapangan akan mencatat semua kegiatan yang sedang berlangsung,
mendata para tenaga kerja, kebutuhan/pemakaian bahan/material, penggunaan peralatan,
yang dituangkan didalam Buku Harian Proyek/Lapangan, ditandatangani setiap hari oleh
Manager/Pelaksana Lapangan dan Konsultan Pengawas/Pengawas Teknis.
- Manager/Pelaksana Lapangan yang kami tugaskan, diketahui/disetujui Konsultan Pengawas.

Tanggung Jawab Terhadap Tenaga Kerja.


Kami sebagai Kontraktor sesuai Surat Perjanjian Kerja/Kontrak akan memikul tanggung jawab atas
semua kelalaian/kerusakan yang dilakukan oleh personil/pekerja yang ditugaskan termasuk orang
yang bekerja melakukan pelaksanaan pekerjaan

Jadwal Waktu Pelaksanaan / PROGRESS SCHEDULE.


Membuat dan Menyerahkan Rencana Jadwal Waktu pelaksanaan Kemajuan Pekerjaan (Progress
Schedule), diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas.Rencana Jadwal Waktu pelaksanaan yang
menunjukkan tanggal-tanggal permulaan dan penyelesaian dari setiap tahap pekerjaan dan akan
direvisi sesuai kebutuhan/disesuaikan dengan keadaan pekerjaan sesuai dengan persetujuan yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini sesuai
Dokumen Kontrak/Surat Perjanjian Kerja/Rencana Kerja & Syarat-Syarat adalah selama 100
(Seratus) hari kalender, termasuk pengurusan administrasi awal/akhir, pelaksanaan fisik
dan serah terima pertama, Jadwal ini adalah sebagai acuan pelaksanaan Fisik dan progress
kemajuan pekerjaan yang akan dilaksanakan, kami buat dalam bentuk Kurva "S" dan Barchart

Personil Lapangan/Tenaga kerja


Personil yang terlibat langsung dilapangan akan selalu berada dilapangan pada saat masa
pelaksanaan pekerjaan dan selalu koordinasi dengan Konsultan Pengawas dalam hal petunjuk-
petunjuk teknis dilapangan. Pelaksana lapangan yang nonstop dilapangan selama pekerjaan
berlangsung selalu memberikan Instruksi kepada Mandor dan Para pekerja terhadap teknis
pelaksanaan dan mengamati hasil tahapan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Menempatkan
para tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman sesuai keahliannya masing-masing dalam
jumlah yang cukup sesuai Volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan. Para tenaga kerja
dilapangan tetap menjaga disiplin kerja, tidak membuat keonaran atau suara yang keras-
keras/tidak mengganggu lingkungan setiap saat, menjaga kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan.
Tugas dan Tanggung Jawab Personil Lapangan.
a. Personil lapangan yang ditempatkan adalah personil yang ditugaskan dilapangan, selalu hadir
dan berada dilapangan/proyek selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Personil Lapangan memegang tanggung jawab penuh teknis dilapangan dan akan mengikat
sebagaimana kalau ada pemberitahuan/hubungan komunikasi yang akan disampaikan.
c. Semua bentuk komunikasi penting maupun komunikasi lainnya yang berhubungan pelaksanaan
pekerjaan akan dibuat secara tertulis.
d. Personil Lapangan akan mencatat semua kegiatan yang sedang berlangsung, mendata para
tenaga kerja, kebutuhan/pemakaian bahan/material, penggunaan peralatan, yang dituangkan
didalam Buku Harian Proyek/Lapangan, ditandatangani setiap hari oleh Pelaksana Lapangan
dan Konsultan Pengawas/Pengawas Teknis.
e. Personil Lapangan yang kami tugaskan diketahui/disetujui Konsultan Pengwas.

Tanggung Jawab Terhadap Tenaga Kerja.

Kami sebagai Kontraktor sesuai Surat Perjanjian Kerja/Kontrak akan memikul tanggung jawab
penuh para tenaga kerja maupun atas semua kelalaian/kerusakan yang dilakukan petugas yang
kami tugaskan dilapangan maupun para tenaga kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi ini.

Bertanggung jawab atas keselamatan para tenaga yang terlibat langsung dilapangan didalam
pelaksanaan pekerjaan

Gambar-gambar dan Spesifikasi di Lapangan.

Dokumen Kontrak.
Menyediakan satu set foto copy dari semua Dokumen Kontrak, Gambar-gambar Kerja yang
disetujui dan Perintah Perubahan Pekerjaan untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas
dilapangan dalam keadaan baik, Perubahan Pekerjaan diberi tanda untuk memperlihatkan semua
perubahan yang telah ditentukan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.

Gambar Kerja/Shop Drawing.


- Membuat Gambar Kerja/Shop Drawing, dan memberikan tanda pada Gambar Kerja/Shop
Drawing pekerjaan perubahan yang terjadi pada saat dilakukan pengecekan kelapangan
sebelum pekerjaan dilaksanakan, Gambar perubahan yang dibuatkan ke Shop Drawing
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diteliti dan diproses.
- Adanya persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap Gambar Kerja/Shop Drawing, sehingga
tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan.
- Persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap Gambar kerja/Shop Drawing sama sekali tidak
akan mengurangi tanggung jawab kami untuk setiap penyimpangan/kesalahan dan kelalaian
dari ketentuan Dokumen Kontrak.
- Gambar Kerja/Shop Drawing yang telah diketahui/disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan
pelaksanaan dilapangan akan ditempelkan/diletakkan pada Direksi Keet, sehingga pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Contoh-contoh.
- Contoh-contoh yang disediakan untuk menggambarkan tentang mutu/kwalitas bahan/material
akan diserahkan sebelum bahan/material dipergunakan, diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diteliti.
- Contoh/brosur bahan/material yang telah di ACC/disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas, berada/tersedia dilapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan seperti : Cat,Keramik
,Listrik, dll Adanya persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-
contoh bahan/material, sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan.
- Contoh-contoh bahan/material, diajukan secara tertulis berikut contoh-contoh bahan/material
kepada Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan untuk diketahui, diperiksa dan disetujui.
- Persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-contoh bahan/material sama sekali
tidak akan mengurangi tanggung jawab kami untuk setiap penyimpangan/kesalahan dan
kelalaian dari ketentuan Dokumen Kontrak.

PERSIAPAN KERJA.
Penggunaan Daerah Lapangan Kerja (Site).
- Sebelum penggunaan daerah lapangan kerja (Site), terlebih dahulu mengajukan secara tertulis
kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan mengenai penggunaan daerah
lapangan kerja (Site) untuk Gudang, penempatan bahan/material maupun peralatan,
- Lokasi pekerjaan harus dijaga supaya tetap nyaman, bersih dan tertib pada saat
pelaksanaan pekerjaan baik penempatan bahan/material, peralatan maupun disiplin para
tenaga kerja supaya tidak mengganggu kepentingan umum yang diantaranya para
pegawai/tamu, penghuni kendaraan pegawai/tamu maupun Mahasiswa
- Pada saat pelaksaan pekerjaan dilapangan harus memperhatikan dan membatasi operasi
dilapangan daerah yang diijinkan sesuai ketentuan yang telah ditentukan atau sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat yang tercantum dalam Dokumem Kontrak.
- Tidak melakukan penumpukan bahan/material maupun penempatan peralatan yang tidak
wajar.

Menyediakan/menyiapkan dokumen-dokumen Kerja, yang selalu diletakkan pada Kantor


Lapangan/Direksi Keet, sebagai berikut :
- Gambar detail pelaksanaan/Shop Drawing;
- Dokumen Penawaran (Lengkap), RKS & Berita Acara Aanwijzing;
- Spesifikasi, Contoh/brosur bahan/material yang telah disetujui Konsultan Pengawas;Hasil Test
Uji Mutu/Kwalitas bahan/material.

Mendatangkan
Bahan/Material
Mendatangkan bahan-bahan dan peralatan ketempat pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
jadwal waktu pemakaian bahan maupun peralatan, terutama bahan/material utama dan peralatan
utama yang segera berada dilapangan paling lambat 2 (dua) hari sebelum akan
dipakai/dipergunakan.

Permulaan Pekerjaan dan Penguasaan Lapangan.


Memulai pekerjaan dilapangan menurut tanggal yang tercamtum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja dan membuat surat pemberitahuan mulai kerja kepada Pemberi Tugas dengan tembusan
kepada Konsultan Pengawas, pengawas teknis lainnya, , Pemerintah Setempat (RT/RW),
Keamanan Setempat.Hak Penguasaan lapangan akan kami terima secara tertulis dari Pemberi
Tugas setelah dikeluarkannya Surat Perintah

Mulai Kerja dan bersamaan dengan Konsultan Pengawas menentukan batas-batas lapangan sesuai
dengan gambar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.

Keamanan Proyek :
- Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengerusakan.
- Untuk maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan.
- Bila terjadi kehilangan atau pengerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai. KEAMANAN PROYEK Kontraktor diwajibkan menjaga
keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.

- Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan. Bila
terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.

- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.

Kerja Lembur.
Untuk pelaksanaan pekerjaan lembur, terlebih dahulu membuat surat secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuan, kami akan menanggung biaya Konsultan Pengawas yang
diakibatkan oleh kerja lembur tersebut akan kami menjadi tanggung jawab kami sebagai
kontraktor pelaksana.

Jaminan Keselamatan Pekerja.


Kami akan melindungi semua pekerja yang terlibat dilapangan dari bahaya yang mungkin terjadi
atau timbul sebagai akibat pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Kantor Kecamatan Cibinong

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K);


- Menyediakan alat kesehatan/kotak P3K yang terisi dengan obat-obatan.
- Fungsi P3K ini adalah merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu
penderita pada suatu kecelakaan/musibah yang menimpa pekerja sebelum mendapat
penanganan lebih lanjut dari pihak medis.

Pemberitahuan Tertulis;
Pemberitahuan secara tertulis harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas ataupun Pemberi
Tugas yang disampaikan kepada wakil perusahaan yang dituju dan dibuktikan dengan tanda
terima akan dianggap sah kecuali hal-hal lain yang ditentukan dalam Berita Acara.

Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan;


- Petugas Konsultan Pengawas yang ditempatkan dilapangan akan melakukan pemeriksaan setiap
tahapan pekerjaan yang sedang dilaksanakan yang memberi Instruksi teknis kepada
Manager/Pelaksana Lapangan sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar.
- Sebelum pekerjaan dilaksanakan, bahan/material yang diperlukan serta peralatan yang akan
dipergunakan terlebih dahulu diperiksa/disetujui Konsultan Pengawas sehingga jadwal waktu
yang telah ditentukan akan tercapai dengan kwalitas/mutu pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak.
- Instruksi-instruksi yang diberikan oleh konsultan pengawas, bilamana tidak dilaksanakan sesuai
dengan dokumen kontrak kami bersedia dikenakan tegoran atau sanksi sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.
- Konsultan Pengawas dalam hal melaksanakan kerja lembur, untuk mempercepat pelaksanaan
pekerjaan, kami akan menanggung biaya konsultan pengawas yang diakibatkan oleh kerja
lembur tersebut.
- Terhadap hasil pekerjaan yang kurang memuaskan atau jelek, atas perintah Konsultan
Pengawas akan diulang atau diperbaiki dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, biaya perbaikan akan menjadi beban kami sebagai kontraktor.
- Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan Instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, setiap bahan-bahan atau barang-barang dan peralatan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak/Surat Perjanjian Kerja.

BAHAN – BAHAN DAN CONTOH BAHAN

Pemborong wajib lebih dahulu menunjukkan contoh bahan – bahan yang akan dipergunakan untuk
bangunan kepada Direksi guna mendapat persetujuan sebelum bahan – bahan dipasang / dipakai,
bahan – bahan yang didatangkan harus dan sesuai dengan contoh yang telah disetujui Direksi.

SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN SEBAGAI BERIKUT

- Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 1941.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-197
- Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaaan Air Minum.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
- Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
- Peraturan Muatan Indonesia
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983
- Peraturan Pengecatan NI-12.
- Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat,
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
:28/PRT/M/2016 .
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan Direksi / Pengawas.
- Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat,
yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
- Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,berlaku dan mengikat pula.Gambar
bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga
gambar gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.
- Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
- Berita Acara Penunjukan.
- Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
- SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
- Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
- Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule).
- Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan
SKEMA PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN SETIAP HARI/NORMAL WORKING DAY :

LINGKUP PEKERJAN KONSTRUKSI INI SEBAGAI BERIKUT :

PEKERJAAN ARSITEKTURAL
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN GALIAN, URUGAN TANAH DAN PONDASI
C. PEKERJAAN STRUKTUR (BETON K 250)
D. PEKERJAAN PAS. DINDING, PELAPIS & FINISHING
E. PEKERJAAN LANTAI
F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
G. PEKERJAAN ATAP
H. PEKERJAAN PLAFOND
I. PEKERJAAN SANITAIR DAN ACSESORIES KM
J. PEKERJAAN PENGECATAN
K. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
PEMBUATAN BANGUNAN POS JAGA
PEKERJAAN PEMAGARAN, GERBANG DAN HALAMAN
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
MEKANIKAL

URAIAN PENJELASAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS NARINGGUL SEBAGAI BERIKUT :


PEKERJAAN PERSIAPAN

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat, Tenaga Kerja dan


bahan
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam
rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
Pemyediaan Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyediakan Fasilitas / peralatan
/perlengkapan sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
- Beton Molen, Pompa Air, Genset, Scafolding
- Mesin Potong Keramik, Bor Listrik, Stamper
- Peralatan Tukang
- dll

Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pekerjaan Mobilisasi sebagai Berikut :


JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


a. dan
Mobilisasi
Demobilisa - Tabrakan - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatan
- Tidak berdampak
lingkungan
teknis buruk
dapatkegiatan, padasecara
karena
dipulihkan
si - Terbalik - Luka atau
sakit berat, dirawat inaphari
kehilangan di rumah
kerja - Penggunaan APD yang sesuai
diatas 2x24 jam

- Melakukan pelatihan kepada


para Pekerja

- Menggunakan rambu peringatan


dan barikade

- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone

- Dokumen instruksi kerja traffic


management

Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus Memililki Tenaga Kerja sesuai dengan
kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
a. Manager Proyek
b. Manager Teknis
c. Pelaksana / Mandor
c. M a n a g e r Administrasi Keuangan
d. Logistik
d. Tenaga Kerja (Pekerja
e. Dll
Program dan Pemberitahuan
- Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil
yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
- Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan,
bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan

Pengukuran site
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah
disetujui oleh Konsultan
- Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
- Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-
juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.

Pembersihan site
Sebelum dilaksanakan pekerjaan kontraktor harus membersikan Site Pekerjaan baik dari
awal pekerjaan hingga selesai pekerjaan .

Pembuatan Papan Nama proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso
(5/7) kelas 2 (albasia ) dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna
yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan
kegiatan yang akan dilaksanakan.

Nama Pekerjaan : Perencana :


Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak : Pengawas :
Tahun Anggaran : 2019 Spesifikasi Umum Kegiatan :

PELAKSANA
Nama Perusahaan :
Alamat Perusahaan : Mulai Kerja :
NO.NPWP : Selesai
NO. SIUJK : :……………………….
Masyarakat dapat menyampaikan Direksi : ……………………...
Informasi Kepada : Telp/Fax : ………………………
Telp/Fax :
Pembuatan Direksi keet
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Syarat – syarat pelaksanaan


- Bahan untuk bangunan direksi
keet lapangan menggunakan rangka kayu
kaso, penutup dindingnya dari multiplek
9 mm dan penutup atap menggunakan
asbes gelombang atau seng gelombang,
lantai dengan discreeding.
- Selain bangunan direksi keet
lapangan, juga diperlukan bangunan
gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material
yang
rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen,
keramik, cat, kabel, alat sanitair dan
lainnya. Bangunan gudang menggunakan
rangka kayu kaso, penutup dinding dari
multiplek 9 mm dan penutup
atapmenggunakan asbes/seng
gelombang, lantai dengan discreeding.
Direksi keet lapangan dan gudang
didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan.

Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pembuatan Direksi Keet adalah sebagai berikut :
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


b. Direlsi Keet - Gangguan - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatansampai
- Perbaikan
memerlukan dana berfungsi
Rp. 25 s/dkembali
100
Kesehatan Juta - Penggunaan APD yang sesuai
- Kebakaran - Tidak berdampak buruk pada
lingkungan kegiatan, karena secara - Melakukan pelatihan kepada
teknis dapat dipulihkan para Pekerja
- Kegiatan konstruksi terhenti selama
3 hari sampai dengan 7 hari - Menggunakan rambu peringatan
- Luka berat, dirawat inap di rumah dan barikade
sakit atau kehilangan hari kerja jam
- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone


Administrasi, Perijinan dan Dokumentasi
Laporan Harian;
Catatan dan perintah/instruksi maupun peringatan dari Konsultan Pengawas tentang kegiatan
proyek yang dilaksanakan, hal-hal mengenai : hari kerja/jam kerja, kuantitas dan macam/jenis
bahan (material) dan peralatan yang dipergunakan setiap jenis pekerjaan yang telah dilaksanakan,
para tenaga kerja dan keahlian/tugasnya, kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang
dilaksanakan, keadaan cuaca termasuk hujan;banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan, catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan, dicatat secara tertulis dalam
Buku Harian Proyek/Lapangan oleh Manager/Pelaksana Lapangan, ditandatangani oleh
Manager/Pelaksana lapangan dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
diketahui/disetujui setiap harinya selama masa pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Mingguan (wewenang konsultan pengawas) ;


Laporan Mingguan dibuat setiap minggu berdasarkan Ihktisar/rangkuman laporan harian yang
berisi prestasi kemajuan fisik hasil pekerjaan setiap periode satu minggu (Progress minggu yang
lalu dan kemajuan/kelambatan atas rencana progress yang tercatat pada Time Schedule),
Laporan mingguan ditandatangani oleh Manager/Pelaksana lapangan dan Konsultan Pengawas.

Laporan Bulanan (wewenang konsultan pengawas) ;


Laporan Bulanan dibuat setiap bulan berdasarkan Ihktisar/rangkuman yang berisi laporan
mingguan dan prestasi kemajuan fisik hasil pekerjaan setiap periode satu bulan (Progress bulan
yang lalu dan kemajuan/kelambatan atas rencana progress komulatif setiap periode satu
minggu).
Shop Drawing
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum maupun yang sudah tercakup lengkap dalam gambar kerja untuk disetujui
pelaksanaannya oleh Konsultan Pengawas.
- Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan dan digambarkan
- Kontraktor wajib mengajukan 4 (Empat) set shop drawing dan persetujuan material yang
dilengkapi dengan 1 (Satu) set brosur / catalog asli guna disetujui untuk dilaksanakan. Dalam
pengajuan shop drawing apabila terjadi kesalahan
- Tetap Menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Walaupun Telah Mendapat Persetujuan Dari
Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing Yang Pelaksanaannya Memerlukan Koordinasi Dengan Kontraktor L Ain Yang
Terlibat Akan Dikoordinasikan Oleh Konsultan Pengawas.

As Built Drawing

- Dokumen Gambar Terlaksana (As Built Drawing) Ini Harus Diperiksa Dan Disetujui
Oleh
Pengawas.
- As Built Drawing Memuat Seluruhnya Secara Detail Dari Hasil Kegiatan Pelaksanaan
Pekerjaan
Sesuai Dengan Yang Telah Dilaksanakan Lengkap Dengan Data, Dan Keterangan Lainnya.
- As Built Drawing Diserahkan Dalam Bentuk Cetakan Dan Dijilid Sebanyak 3 (Tiga)
Set.
- As Built Drawing Terdiri Dari ; 3 (Tiga) Set
A3
- Diserahkan Secara Bertahap Setelah Pekerjaan Terlaksana Untuk Diperiksa Dan Disetujui
Oleh
Konsultan Pengawas.

Penyediaan air kerja dan listrik


kerja

Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan besi,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari
Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi
untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan
air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air,
kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam
toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan
penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


Spesifikasi pekerjaan dapat digolongkan dalam dua kategori pekerjaan yakni pekerjaan utama dan
pekerjaan pendukung atau penunjang. Rinciannya ditampilkan dalam tabel berikut.

Jenis Pekerjaan Utama :

1 Pekerjaan Tanah dan Pondasi


2 Pekerjaan Struktur Beton
3 Pekerjaan Dinding
4 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ring
5 Pekerjaan Atap Onduvilla

Jenis Pekerjaan Penunjang:


1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Sanitasi

Selain Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Pekerjaan Penunjang diatas, kami juga akan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pendukung yang akan mempermudah dan memperlancar selama proses
Pekerjaan Konstruksi berlangsung. Adapun pekerjaan-pekerjaan pendungkung tsb adalah :

1. Penyediaan tenaga kerja yang cukup dan handal;


2. Pembuatan jadual dan waktu pelaksanaan pekerjaan;
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan;
4. Penyediaan Alat dan peralatan kerja yang dibutuhkan;
5. Penyediaan Material dan bahan bangunan sesuai standard SNI;
6. Mobilisasi/Demobilisasi Bahan dan Peralatan;
7. Perlindungan terhadap cuaca;
8. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3-K) dan perlindungan terhadap
lingkungan hidup;
9. Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan;
10. Kerusakan lingkungan yang harus dihindari;
11. Menjaga Ketertiban dan kebersihan lokasi proyek.
12. Pembuatan (Gambar Kerja);
13. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan dan buku penggunaan &
pemeliharaan bangunan;
14. P embenahan dan perbaikan kembali kerusakan fasilitas umum akibat kendaraan proyek;
15. Peraturan/persyaratan teknik yang mengikat;
16. Penelitian dokumen pelaksanaan.

PENGAJUAN PERIZINAN PROYEK

a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja

Dalam pelaksanaan ini Kami Pihak Penyedia/Kontraktor Jasa menerapkan standarisasi prosedur
sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin kepada pejabat setempat setiap
akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya
keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan. Selain perizinan yang utama
kita juga mempersiapkan perizinan-perizinan lain yang memperlancar proses pekerjaan. Seperti
izin pemakain listrik kerja, Air kerja , Izin pengamanan lokasi kerja dll.

b. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM)

Rapat persiapan pelaksanaan (PCM) diselenggarakan selambat-lambatnya 7(tujuh) hari setelah


dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau 21 hari setelah penandatanganan kontrak
yang diikuti oleh direksi pekerjaan(Pinpro/Pinbagpro), direksi teknis (konsultan pengawas), penyedia
jasa(kontraktor) serta unsure perencanaan.Salah satu agenda penting yaitu persyaratan- persyaratan
dalam kontrak kerjakonstruksi yang berhubungan dengan mutu konstruksi sesuai dengan
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem
Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, bahwa Program Mutu
atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang telah disusun oleh kontraktor disampaikan selambat-
lambatnya dalam rapat persiapan pelaksanaan untuk mendapat persetujuan/pengesahan direksi
pekerjaan.

Adapun untuk mengetahui kuantitas awal pekerjaan dari berbagai mata pembayaran yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga maka dilakukan pemeriksaan lapangan bersama yang terdiri dari
direksi teknis, panitia penelitipelaksanaan kontrak dan penyedia jasa/kontraktor setelah penerbitan
SPMK.Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan bersama
yang akan menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan.Apabila hasil pemeriksaan lapangan bersama
mengakibatkan perubahan isikontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, mata pembayaran,
kuantitas) maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan kontrak (contract
change orders/CCO) yang ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.

Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap kegiatan pekerjaan/ mata


pembayaran terus dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaanpekerjaan untuk menetapkan
kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayar setiapbulan/angsuran. Rapat lapangan (site meeting)
dilakukan dilokasi pekerjaan/lapangan dalamr angka koordinasi kegiatan pelaksanaan, yang diadakan
sekali dalam satu minggu atau mingguan, tengah bulanan, dan bulanan.

c. Gambar Kerja / Shop Drawing

Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang
detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan
gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager
untuk dilaksanakan di lapangan.

Gambar kerja dibuat rangkap 3(tiga), 1 set untuk Kontraktor, 2. Untuk Pengguna Kerja .3. Untuk
Konsultan Pengawas MK.

d. Pemasangan Papan Nama Project

Pemasangan papan nama project ditempatkan pada posisi yang mudah di lihat orang, sebagai tempat
informasi project, terdiri dari Nama project, No dan Tanggal SPK, waktu pelaksanaan, Nilai
Project , Sumber dana dan Nama Penyedia jasa. Pemasangan papan nama project
dlaksanakan pada minggu ke-1

Pembuatan Papan Nama Proyek dengan menggunakan bahan multiplek dan memakai tiang penyangga
agar kelihatan dengan mudah. Tulisan yang tercantum mengenai informasi proyek harus jelas
Dan mudah terbaca.

e. Struktur Organisasi Project

Pemasangan Struktur Organisasi Project ditempatkan didalam direksikeet. Hal ini untuk
mempermudah kordinasi selama pelaksanaan proyek berlangsung. Organisasi proyek
mencantumkan semua tenaga ahli dan teknis yang bekerja didalam pelaksanaan pekerjaan dengan
dilengkapi nomor hand phone dan Jabatan yang bersangkutan.

Penyediaan Tenaga Kerja yang cukup dan memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing sesuai
dengan item pekerjaan yang dibutuhkan. Professional dan Tanggung jawab yang tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah Motto dari tenaga kerja Kami Pihak Penyedia Jasa/ Kontraktor
Sesuai Kebutuhan Teknis Tenaga Inti yang dipersyaratkan

PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Persiapan

di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.


, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
han /
material dan lalu lintas.
Situasi dan Ukuran-ukuran

2) Pekerjaan Penunjang Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan


-Komponen yang akan menghambat
Proses Kelancaran Pekerjaan Harus diminimalisir.

kerjaan dimulai maka dilaksanakan pengeringan lokasi


pekerjaan (jika lokasi pekerjaan Keadaan dan Sifat Tanah berkontur Basah). Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menyedot volume air dan membuangnya kesaluran air terdekat dengan
menggunakan Pompa Air. Setelah kering dllaksnakan proses pemadatan menggunakan
tanah setempat dan disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing item pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai gambardan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kerja.

pekerjaan .

Kerja maka kita harus dapat menganalisa semua faktor-faktor yang memperlancar dan
menghambat proses pekerjaan, diantaranya kami akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
pendukungan antara lain :
1. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yaitu penentuan waktu dengan urutan-
urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain :
1. Menyusun dan membuat Jadwal Pelaksanaan dalam bentuk Grafik dan Kurva S yang
menjelaskan Prestasi pekerjaan dan direncanakan berdasarkan butir-butir dalam komponen
pekerjaan sesuai dengan BOQ Penawaran

2. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas


(MK), akan disahkan oleh PPK

3. memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana
Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan
dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.

4. Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana Kerja & Network
Planning, untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka
penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan. Hal ini akan sangat bermanfaat
agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik

5. Penyediaan Peralatan Kerja PihakPenyedia Jasa mempunyai peralatan- peralatan kerja


yang baik dan masih layak pakai. Sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan untuk
menunjang kelancaran pekerjaan ini maka kami mempersiapkan Peralatan Utama yang akan
digunakan pada waktu proses pekerjaan ini .

6. Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga
benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
7. Mobilisai dan Demobilisasi. Mobilisai adalah Proses Pengiriman Material dan peralatan kerja
dari Gudang penyimpanan ke lokasi kerja harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan
Demobilisasi adalah pengembalian semua peralatan kerja yang sudah tidak terpakai lagi dari
area pekerjaan ke Gudang penyimpanan dilakukan dengan baik dan seaman mungkin.

8. Perlindungan Cuaca. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena faktor cuaca yang
berakibat pada penghambatan proses pekerjaan maka kami Penyedia Jasa/ Kontraktor sudah
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat cuaca yang estrim. Seperti musim hujan,
cuaca panas dll. Maka kami menyediakan peralatan-peralatan sementara yang dapat melindungi hasil
kerja ( bangunan yang lagi dibangun) dengan pengaman hujan (terpal) dan Tangga pelindung
/ penahan bangunan (schaffolding) dll.

9. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka dalam pembangunan ini semua
penempatan material harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan mudah dijangkau untuk
proses pengiriman material ke lokasi pekerjaan tersebut. Hal ini di akomodir oleh bagian logistik.
Pengamanan terjatuhnya material atau lepasnya bekisting dalam proses pekerjaan yang
berlangsung dapak dilakukan dengan memasang stagger yang terbuat dari bambu atau memakai
Scaffolding sesuai kebutuhan item pekerjaan tersebut.

10. Jika lokasi pekerjaan ini mengganggu Prasarana dan Sarana umum yang ada sebelumnya dan
digunakan oleh masyarakan umum maka kami akan melakukan pengalihan arus lalu lintas
untuk jalan umum atau pembuatan jalan sementara yang dapat digunakan oleh masyarakat umum
dan sebelum pembuatan jalan sementara ini kita akan berkordinasi dengan aparat terkait dan
disetujui oleh PPK / KPA pekerjaan ini.

11. Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop
Drawing) yang detail dan diajukan kepihak Pengawas untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja
dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas diserahkan
Kepala Proyek untuk dilaksanakan di lapangan

12. As built Drawing dibuat sesuai dengan prestasi fisik pekerjaan dilapangan dengan
dilengkapi laporan harian dan laporan-laporan lainnya selama proses pekerjaan berlangsung. Dan
di buat buku induk sebagai pedoman untuk mempermudah pengechekan olah pejabat terkait.

13. Didalam direksikeet nantinya tertuang semua data-data administrasi yang diperlukan
selama berlangsungnya proses pekerjaan ini. Termasuk peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seperti Buku Kontrak. Gambar kerja, Schedule pelaksanaan, jadwal lengkap tenaga, bahan dan
peralatan kerja.

14. Penyediaan Listrik Kerja dengan memakai jasa Listrik dari PLN atau bisa juga sementara
memakai Genset Bensin

15. Penyediaan Jasa Keamanan dengan berkoordinasi dengan Aparat terkait


Pemerintah Daera setempat.

TINDAKAN UNTUK KESELAMATAN KERJA ATAS PERSETUJUAN PENGAWAS

1.1. Kontraktor wajib mempersiapkan pengamanan yang diperlukan untuk melindungi keselamatan
para pekerja ditempat pekerjaan.
1.2. Kontraktor wajib menyediakan sarana pengobatan dan kelengkapan pertolongan pertama
pada kecelakaan sesuai ketentuan yang disebutkan dalam dokumen kontrak.

DAFTAR TENAGA KERJA & PERALATAN KONSTRUKSI

Kontraktor harus meneyerahkan kepada pengawas ahli laporan yang terperinci dalam bentuk formulir
pada waktu yang telah ditentukan oleh pengawas ahli yang antara lain mencantumkan jumlah tenaga
kerja serta keahliannya, peralatan-peralatan konstruksi dan lain-lain.

JASA PRODUKSI DALAM NEGERI

Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan laindalam kontrak, untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan pemelihatraan pekerjaan maka :

a. Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua : peralatan
konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara.
b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain, kontraktor
harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memeperhatikan syarat-
syarat mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, kecuali
bila ditentukan dalam RKS Teknis.

MUTU BAHAN, HASIL KARJA & PENGUJIAN

1.3. Semua bahan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, pemborong terlebih dahulu harus
memberikan contoh kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum bahan-
bahan didatangkan ditempat pekerjaan.
1.4. Bahan yang tidak sesuai/tidak mememnuhi syarat atau berkualitas jelek yang dinyatakan
ditolak oelh pengawas lapangan, harus segera dikeluarkan dari lapangan dan tidak boleh
digunakan.
1.5. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh pengawas lapangan dan ternyata
masih dipergunakan oleh pelaksana, maka pengawas lapangan wajib memerintahkan pembongkaran
kembali kepada pelaksana/pemborong yang mana segala yang disebabkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan pemborong.
1.6. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, pengawas lapangan berhak meminta kepada pelaksana/pemborong untuk mengambil
contoh-contoh dari bahan tersebut dan memeriksanya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan- bahan
milik pemerintah yang mana segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
1.7. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan tersebut, pelaksana/pemborong tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

MEMASUKI LAPANGAN

Pengawas atau setiap petugas yang beri kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan, barang dibuat, kontraktor harus memberi fasilitas
dan membantu utnuk memasuki tempat-tempat tersebut.

PEMERIKSAAN PEKERJAAN SEBELUM DITUTUP

1.8. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapat
persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada
pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
1.9. Kontarktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan,
kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor apa yang harus dilakukan.
KERJA MALAM HARI & HARI MINGGU

1.10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak, maka pekerjaan permanen tidak boleh
dilaksanakan pada malam hari, hari minggu atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari pengawas,
kecuali apabila pekerjaan itu tidak dapat ditunda atau mutlak harus dilaksanakan untuk
menyelamatkan jiwa atau harta benda/keselamatan pekerjaan.
Kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan segala biaya
sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan tersebut akan ditanggung oleh kontraktor.

KEMAJUAN PEKERJAAN

1.12. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor
demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh pengawas.
1.13. Apabila laju kemajuan pekerjaaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada wakru yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
PERUBAHAN, PENAMBAHAN & PENGURANGAN PEKERJAAN

Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan
disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
1.11. Dalam hal Kontraktor memerlukan untuk bekerja diluar jam kerja, hari minggu atau hari libur
resmi maka sebelumnya harus mengajukan permohonan tertulis kepada pengawas untuk
mempertimbangkan apabila pengawas memandang perlu Kontraktor diijinkan bekerja.

3) S i t u a s i

dipenuhi dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.


erjaan
serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor
.

mengajukan tuntutan.

item-item pekerjaan yang berubah


Volume dan harganya maka dengan kesepakatan bersama antara pejabat terkait akan dilakukan
Addendum Kontrak.

MEMULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN

1.Pekerjaan Pembersihan Lahan

Pekerjaan Pembersihan Lahan/Areal Pekerjaan yaitu Pembersihan dan pembuangan


barang/material yang tidak terpakai dan nantinya dapat mengganggu selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung, Pekerjaan i ni juga termasuk pematangan lahan dari rumput-
rumput liar, Penebangan pohon yang posisi dan tempatnya mengganggu bangunan konstruksi
dan sebelumnya kami melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.

• Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan


lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.

• Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga


tidak merusak struktur tanah.

• Setelah selesia proses pekerjaan , maka bekas-bekas bahan material harus


dibersihkan kembali dan Bangunan siap dipakai.
Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pekerjaan Persiapan adalah sebagai berikut :

JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


1 Pekerjaan
Persiapan :

c. Pekerjaan - Terluka - Luka/sakit sedang, memerlukan


pengobatan - Penggunaan APD yang sesuai
- Tidak berdampak
lingkungan
teknis buruk
dapatkegiatan, padasecara
karena
dipulihkan
Pembersih - Tertimbum - Luka atau
sakit
diatas berat, dirawat inaphari
kehilangan
2x24 jam di rumah
kerja
an Lahan material - Melakukan pelatihan kepada
- Material para Pekerja
menumpuk
menghalanngi jalan - Menggunakan rambu peringatan
- Terperosok dan barikade

- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone

- Dokumen instruksi kerja traffic


management

2.Pekerjaan Pengukuran dan Bowplank


Metode Pekerjaan Pengukuran dan Bowplank adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran kembali / pengecekan di lapangan terhadap semua ukuran, peil-peil dan lain-
lain dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam gambar, BQ dan di lapangan.
2. Melakukan pemotretan terhadap setiap jenis/bagian pekerjaan sebelum pekerjaan
tersebut dimulai.

Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk meyakinkan :


• Areal pekerjaan yang akan dilaksanakan
• Posisi / letak pekerjaan yang akan dikerjakan
• Peil-peil ketinggian yang diperlukan
• dan lain-lain

2. Mengadakan, mendatangkan mengerjakan, mengawasi dan lain-lain terhadap bahan,


peralatan, tenaga kerja dan sebagainya.

PEKERJAAN PENGUKURAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan dan
pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang
ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim ukur yang berpengalaman dan peralatan
pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.

Standar/rujukan Tidak ada.


Prosedur Umum Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan disediakan
Pemilik
Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu
setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta data pendukung
untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan pengawas.

Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi
yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan pengawas.

5. Tim Ukur dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan informasi dan data yang berkaitan
dengan pengukuran kepada Konsultan pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah
peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan
pengawas.

4) U k u r a n

jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-


ukuran dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
-ukuran satu sama lain dan segera
melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-
gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-
gambar sebelum berkonsultasian dari Direksi.
-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan
patokan.Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai
kesepakatan dalam peninjauan lokasi.
n
tidak boleh bergesar/berubah.
etiap ukuran dan
kedalaman.

alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga
patok (peil nol).
bih dahulu
mengambil Foto Nol.
, antara lain
Theodolite dan Meteran
Theodolite dan Meteran
Pelaksanaan Pekerjaan Perhitungan dan Catatan Pengukuran

Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus
dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan
untuk catatan.

Catatan lapangan yang terpisah harus ibuat utnuk setiap kategori berikut:

• Pemeriksaan melintang.
• Ketinggian patok.
• Lokasi pengukuran.
• Konstruksi pengukuran.
• Potongan melintang.

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukan jarak dan
azimut ke setiap titik acuan.

Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga ditempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.

GALIAN TANAH DAN URUGAN

Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbungan (Fill). Ruang Lingkup


Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai bangunan,
penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik pondasi sesuai dengan gambar rencana.
Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah (Pondasi Setempat dan Sloof) dan Urugan Tanah
Kembali

• Galian tanah untuk pondasi dan sloof .


• Galian tanah untuk saluran air hujan
• Urugan tanah kembali lubang pondasi
• Urugan pasir di bawah pondasi
Gambar 8. Proses pengukuran galian tanah Pondasi

1.1. pengerjaan
1.1.1. Kontraktor bertanggungjawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.

Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat
persetujuan Pengawas/Tim teknis. Bench mark yang bersifat tetap ataupun sementara harus
dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.
1.1.2. Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus menempatkan pengawas ahli
yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan galian dan urugan, yang mengetahui semua aspek
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
1.1.3. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serta rintangan dan lain-
lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan harus dibersihkan, kecuali untuk hal-hal
tertentu yang tidak mengganggu sesuai dengan petunjuk Pengawas/Tim Teknis.
1.1.4. Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar atau BQ
dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya. Apabila terjadi galian melebihi kedalaman
yang ditentukan, maka pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk
tanpa biaya tambahan dari Pembari Tugas.
1.1.5. Bila diperlukan untuk mendapat daya dukung tanah yang lebih baik, maka dasar galian
tanah pondasi harus dipadatkan/ditimbris/ditumbuk.
1.1.6. Pada bagian-bagian galian yang dianggap dapat longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan penahan/turap atau dengan cara lain.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melibihi 20 cm, dan setiap tanah urugan
harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan kotoran lainnya.Persiapan

• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong,
pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran

• Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
• Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat

Proses Pelaksanaan Galian Tanah untuk Pondasi dijabarkan sebagai berikut :


• Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat manual cangkul dan belincong, apabila kondisi
lahan memungkinkan pekerjaan galian tanah dapat menggunakan alat bantu excavator.
• Pasang patok dan benang untuk acuan galian.
• Gali tanah dengan acuan patok dan benang yang telah dipasang.
• Buang tanah sisa galian pada area yang telah ditentukan dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
• Galian tanah untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman dan lebar sesuai rencana.

• Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat
ukur manual atau dengan theodolith.
• Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air
dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
• Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan sampah,
banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda
tersebut diangkat.
• Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya.
• Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
• Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
• Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.

Gambar 9. Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :


mbar sudah
dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
- patok
disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

s, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu,


kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
anah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.

Gambar 10. Penumpukan galian tanah yang baik

Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Konstruksi Pekerjaan Galian adalah sebagai berikut :

JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


2 Pekerjaan
Galian
untuk Biasa - Akses licin/curam - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatansampai
Persiapan
Pondasi - Perbaikan
memerlukan dana berfungsi
Rp. 25 s/dkembali
100
- Jatuh terperosok Juta - Penggunaan APD yang sesuai
- Terisolasi, gelap - Tidak berdampak buruk pada
- Tertimpa alat lingkungan kegiatan, karena secara - Melakukan pelatihan kepada
- BBM terbakar teknis dapat dipulihkan para Pekerja
- Kegiatan konstruksi terhenti selama
3 hari sampai dengan 7 hari - Menggunakan rambu peringatan
- Luka berat, dirawat inap di rumah dan barikade
sakit atau kehilangan hari kerja
diatas 2x24 jam - Menyusun prosedur kerja
- Perbaikan sampai berfungsi kembali
membutuhkan dana diatas Rp. 100
- Penempatan rubber cone
juta
- Berdampak nehgatif secara luas dan
bisa permanen serta potensi - Dokumen instruksi kerja traffic
management
meresahkan masyarakat
- Kegiatan konstruksi terhenti selama
7 hari, kegiatan konstruksi
keseluruhan terhenti total
3) Pekerjaan Pasangan Batu Kosong dan Batu Kali

Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar
diikuti berdasarkan tinggi pondasi dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi /
Pengawas

Pondasi yang dipasang berasal dari material batu kali yang bermutu baik yang tidak mengandung
lumpur.

Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :.


1. Untuk pondasi dipake batu kali yang berkualitas baik, keras, tidak polos dan permukaannya
tajam. Batu kali yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan
minimum 10 cm. Pasangan batu kali untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 6
psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu kali dibuat sesuai gambar
rencana.

Gambar 13. Batu kali / Batu Pecah Belah Kualitas Baik

2. Setelah Pelaksanaan Pekerjaan Urugan Pasir dengan ketebalan 5 cm kemudian


dilaksanakan pekerjaan Aanstamping yakni penyusunan batu kali tanpa adukan mortar, hal ini
dilaksanakan untuk menjaga kestabilan Pasangan Batu Kali yang akan kita pasang. Pekerjaan
Aanstamping batu kali tanpa mortar ini dilaksanakan dengan ketebalan 20 cm. dibuat sesuai
gambar rencana.

3. Pekerjaan Pemasangan Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh
serta terikat baik satu sama lainnya dengan adukan. Proses Pembuatan adukan mortar sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis kontrak, dan ukuran tebal kecilnya permukaan pondasi harus
sesuai dengan gambar kerja dalam kontrak. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran
air kotor dan air bersih, air hujan, kabel- kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat
dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu kali disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
Gambar 15. Pemasangan Pondasi Batu Kali

Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Konstruksi Pekerjaan Pondasi adalah sebagai


berikut :

JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


3 Pekerjaan - Terluka - Luka/sakit
pengobatan sedang, memerlukan - IK Pembuatan
maneuver alat jalur
beratlalu lintas
- Luka atau
sakit
diatas berat, dirawat inaphari
kehilangan
2x24 jam di rumah
kerja
Pondasi - Tertimbun material - Berdampak
bisa permanen
meresahkan negatif
sertasecara luas dan
potensi
masyarakat - Penggunaan APD yang sesuai
- Akses licin dan
curam
- Melakukan pelatihan kepada
- Jatuh terperosok
para Pekerja
- Terisolasi gelap
- Terhirup gas
- Menggunakan rambu peringatan
beracun
dan barikade

- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone

- Dokumen instruksi kerja traffic


management

PEKERJAAN TEMBOKAN

STRUKTUR ATAS
Bahan-bahan dan Syarat Bahan Semen, Agregat dan Syarat Atas Bahan-bahan bangunan berupa
semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam RKS ini pada
bab sebelumnya.

Adukan dan Campuran


Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan proporsi bawah ini, dimana
angka-angka tersebut menyatakan perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan kering, yaitu :
- beton tumbuk I pc : 2 ps : 4 kr
- lantai kerja 1pc: 3 ps : 5 kr
- pondasi batu kali I pc : 4 ps
- pasangan dinding kedap air I pc : 2 ps
- pasangan dinding biasa 1 pc : 4 ps
- plesteran sudut Ipc: 3 ps
- plesteran beton Ipc: 3 ps
- pasangan lantai I pc : 4 ps
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran yang sama ukuranukurannya dan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Selanjutnya takaran tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai Campuran,
untuk pasangan, plesteran dan lain-lain.Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan
pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya akan ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)


Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (admixture) harus mendapat persetujuan
Konsultan Perancang atau Konsultan Pengawas.

PEKERJAAN BETON
Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat -syarat dan ketentuan berikut :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK. SNI- 15-1991 - 03).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retakratak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm 2 untuk diameter
tulangan
≤ 12 dan 3900 kg/cm2 untuk diameter tulangan ≥ 13.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Disesuaikan dengan gambar-gambar.

Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan -ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Perancang/ Konsultan Pengawas.
Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah
sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan
Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton untuk
seluruh pekerjaan konstruksi. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian
mutu besin beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk -petunjuk Konsultan Pengawas
dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, dimana
batang percobaan

yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang
diameternya sama dengan panjang 1000 mm. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar -gambar yang ada dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan
antara besi beton satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah ataupun papan bekisting.

Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat
persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera
dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu
24 jam.

Penyetelan Besi Beton

Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati -hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi
pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SK.BI-1.4.53.1989 - UDC :
693.s.

Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alat-alat
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak -retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat
rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule),
yang sebelumnya harus diserahkan kepada konsultan-Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil -peil sesuai dengan gambar dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunnya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton dekking) harus sesuai dengan
gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan
specifikasi SK.SNI T-15-1991-03 pasal 3.16.7.

Prosedur pelaksanaan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :


JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


4 Pekerjaan
perancah,
bekisting dan - Perandah ambruk - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatansampai
pembesian. - Perbaikan
memerlukan dana berfungsi
Rp. 25 s/dkembali
100
- Bekisting jebol Juta - Penggunaan APD yang sesuai
- Jatuh dari platform - Tidak berdampak buruk pada
- Terbentur benda lingkungan kegiatan, karena secara - Melakukan pelatihan kepada
jatuh teknis dapat dipulihkan para Pekerja
- Tersengat listrik - Kegiatan konstruksi terhenti selama
- Terperosok/ 3 hari sampai dengan 7 hari - Menggunakan rambu peringatan
terpeleset - Luka berat, dirawat inap di rumah dan barikade
- Tertusuk ujung sakit atau kehilangan hari kerja
besi diatas 2x24 jam - Menyusun prosedur kerja
- Terpotong, - Perbaikan sampai berfungsi kembali
tergores membutuhkan dana diatas Rp. 100
- Penempatan rubber cone
- Kaki tertimpa juta
benda - Kegiatan konstruksi terhenti selama
- Kepala terbentur 7 hari, kegiatan konstruksi
keseluruhan terhenti total

Adukan (Adonan) Beton

Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953.


Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi
antara split, air dan semen dan bertanggungjawab penuh at as kekuatan beton yang disyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan
daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed)


untuk mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun
menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat.

Percobaan slum diadakan menurut syarat -syarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan
Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-
1982). Pengadukan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang disetujui dan
berputar pada kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin tersebut.

Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :

- Semen diukur menurut berat per kantong;


- Agregat diukur menurut beratnya;
- Pasir diukur menurut beratnya;
- Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas;
- Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendai dari pembuat mesin tersebut.
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitas mesin pengaduk;
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam mesin
pengaduk;
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu, sebelum
adukan beton yang barn dimulai.

Tes Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)

Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi
persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 x 150 mm3.
Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah
pengawasan Konsultan- Konsultan Pengawas. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan
suatu kode yang dapat

menunjukkan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu dicatat. Semua kubus coba dites dalam
laboratorium yang berwenang dan disetujui Konsultan Pengawas.

Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas selambat -lambatnya 3 (tiga)
hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga karakteristik, nilai deviasi,
slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang dilakukan.
Standard Mutu (Standard of Acceptance)

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test) atas


kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk setiap proporsi adukan yang dikehendaki dan untuk
masing- masing percobaan pada umur 3, 7 dan 28 hari.

Trial test ini harus sudah diselenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja
atau penunjukkan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana

Pekerjaan/Kontraktor.

Penentuan nilai kuat tekan beton (fc') boleh didasarkan pada nilai kuat tekan beton yang didapat
dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm (fc'k).
Dalam hal ini nilai fc' didapat dari perhitungan konversi
fck'

fc' = 0,76 + 0,210log ( ----- ) fck'

15

Dimana

fc' = kuat tekan beton yang disyaratkan 30 mPa

fck' = kuat tekan beton yang disyaratkan ............mPa didapat dari uji kubus berisi 150 mm.

Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor supaya
mengadakan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring.

Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam :

- Method for Making Test Cubus from Fresh Concrete (BS 1881 part 108: 1983).
- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16 :
1983).

Mutu/nilai kuat tekan beton yang disyaratkan adalah fc' = 500 kg/cm 2 untuk beton balok
prestressed, sedangkan untuk struktur lainnya mempunyai kuat tekan beton fc' = 300
kg/cm2 dengan proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada
teknik penakaran berat (weight batching).

Kuat Tekan Rata-Rata yang Ditaruetkan

Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr') yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari 2 (dua) persamaan, yaitu
fcr' = fc' + 1, 64. s

fcr'
=
fc' + 2,64.s - 4

dimana s = deviasi standard.

Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung
deviasi standard maka target fcr' haruslah diambil tidak kurang dari (fc' + 12) mPa.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila
kedua persyaratan berikut ini dipenuhi, yaitu

- Nilai fcr' dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 3 hari uji kuat
tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82.s) mPa.

- Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr' dari 2 silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.

Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah
untuk meningatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya.

Pengecoran Beton

Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat -alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa - sisa
adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) lalu
dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu
lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan beton
lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar
tampak, kemudian disirim dengan air semen. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pemadatan Beton

Beton didapatkan dengan menggunakn suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensi tanpa adanya
penundaan. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan pengendapan
agregat, kebocoran- kebocoran melalui acuan dan lain-lain, harus dihindarkan.
Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 460 mm tebalnya. Lapis-lapis ini
harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik.

Siar Pelaksanaan dan Siar Dilatasi

Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan Konsultan- Konsultan Pengawas,
dimana
- Siar dalam kolom sebaiknya ditempat sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok
tertinggi;
- Siar dalam balok dan pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang;
- Siar vertikal dalam dinding supaya dihindarkan;
- Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.

Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dengan
seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan permukaan dari
beton lama supaya dengan cara menyemprotkan permukaan dengan air dan menyikat sampai
agregat kasar tampak.Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis
dilapiskan merata keseluruh permukaan. Bahan yang dipakai untuk expansion joint adalah heavy
duty sealant dengan pelat hitam berukuran 200 mm x 2 mm yang diletakkan sepanjang dilatasi dan
dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Adukan Beton Monolitik

Pada pertemuan dari balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak
atau berseling, yaitu beton yang bermutu tinggi dicorkan lebih dahulu, atau berselang tidak
lebih dari 20 menit antar waktu pengecoran kedua mutu beton. Beton tersebut digetarkan
samapi kedua mutu beton tersebut mengikat bersama.

Curing dan Perlindungan Atas Beton

Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan ter hadap sinar matahari,
angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton
harus diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya
beton karena kelalaian ini .

Bekisting (Formwork)

Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat -syarat kekuatan, daya tahan
dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberikan sample dan perhitungan kekuatan bahan yang
akan dipakai untuk bekisting, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran -ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan
menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya
air selama pengecoran, tetap lures (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji,
tanah dan sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu
pembongkaran bekisting. Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan
memakai multiplek dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak
rusuk-rusuk pengaku bekisting. Untuk mengejar kecepatan pengecoran struktural,
maka disyaratkan agar Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor membuat panel-panel bekisting yang
standard untuk bagian konstruksi yang typical.
Prosedur pelaksanaan Keselamatan Kerja Pekejaan Bekistring dan Pembesian adalah sebagai
berikut :
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


4 Pekerjaan
perancah,
bekisting dan - Perandah ambruk - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatansampai
pembesian. - Perbaikan
memerlukan dana berfungsi
Rp. 25 s/dkembali
100
- Bekisting jebol Juta - Penggunaan APD yang sesuai
- Jatuh dari platform - Tidak berdampak buruk pada
- Terbentur benda lingkungan kegiatan, karena secara - Melakukan pelatihan kepada
jatuh teknis dapat dipulihkan para Pekerja
- Tersengat listrik - Kegiatan konstruksi terhenti selama
- Terperosok/ 3 hari sampai dengan 7 hari - Menggunakan rambu peringatan
terpeleset - Luka berat, dirawat inap di rumah dan barikade
- Tertusuk ujung sakit atau kehilangan hari kerja
besi diatas 2x24 jam - Menyusun prosedur kerja
- Terpotong, - Perbaikan sampai berfungsi kembali
tergores membutuhkan dana diatas Rp. 100
- Penempatan rubber cone
- Kaki tertimpa juta
benda - Berdampak nehgatif secara luas dan
bisa permanen serta potensi - Dokumen instruksi kerja traffic
- Kepala terbentur
meresahkan masyarakat management
- Kegiatan konstruksi terhenti selama
7 hari, kegiatan konstruksi
keseluruhan terhenti total

Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI- 1.4.53.1989.


Bagian-bagian konstruksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat memikul
berat sendiri dan baban-beban pelaksanaan.
Acuan-acuan bagian konstruksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut

- Sisi-sisi balok, dinding dan kolom yangtidak dibebani .. ..... 2 hari


- Pelat beton (tiang penyangga tidak dilepas) ................... 7 hari
- Tiang-tiang penyangga pelat ..................................... 28 hari
- Tiang-tiang penyangga balokyang tidak dibebani.............. 6 hari
- Tiang-tiang penyangga overstek(cantilever) .................. 28 hari

Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh


Konsultan Pengawas.

Apabila setelah bekisting dibongkar ternyata terdapat bagian -bagian beton yang keropos
atau cacat konstruksi maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus seg era memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau
menutupnya.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya - biaya pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggungjawab Pel aksana Pekerjaan/Kontraktor.
Alat-alat di dalam Beton

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau


memotong konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Konsultan
Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan
sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
Beton Kedap Air

Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-gambar), maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas perihal
bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton dan proporsi adukannya.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan beton kedap air
tersebut. Apabila dikemudian hari ternyata kedapatan bocor atau terjadi rembesan,

maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan -perbaikan dengan biaya dari Kontraktor sendiri.
Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian
rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.
Beton Rabat dan Kansteen

Beton rabat dan kansteen dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal
lain dalam RKS ini (Bagian III Bab I butir 1.7.).

1. Portland camen

- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan- ketentuan
dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh
(belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan
bahan tersebut.

Gambar 16. Contoh Portland Cement


2. Pasir Beton
Berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Beton
Bertulang Indonesia SNI 7394:2008.
• Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat SNI 7394:2008.
• Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-
alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang
baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
• Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

Gambar 17. Pasir Beton

3. Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat SNI 7394:2008.Air tawar yang dipakai harus
bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang
dapat menurungkan mutu beton.

4. Splip / Kerikil Batu Pecah Tersaring 2-3cm


• Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat SNI
7394:2008.
• Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous, memenuhi syarat
kekerasannya.
• Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus dicuci.

Gambar 18. Batu kerikil/split


1. Pembesian Beton

Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam SNI
7394:2008.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat- cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.

Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam SNI
7394:2008.

Gambar 19. Besi Beton Standard SNI

Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.Kawat pengikat harus
terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng. Material lain yang
digunakan diutamakan produksi dalam negeri.

Gambar 20. Besi Beton SNI polos / Ulir dan Perakitan Besi
7. Kayu

- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam SNI 3434:2008.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang
dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam SNI 3434:2008.

8. Pengecoran Beton

- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC :
3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas
keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.

- Semua pekerjaan konstruksi beton pada bangunan dikerjakan sesuai spesifikasi teknis.
Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat SNI
7394:2008.

- Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan


Ready Mix sesuai spesifikasi teknis.

- Untuk beton konstruksi bermutu K-100 dapat dilakukan dengan cara manual.

Gambar 21. Proses Pengecoran Kolom Pondasi


- Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian disetujui oleh
Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan, perlatan serta tenaga kerja.

9. Pekerjaan Besi beton


- Besi beton yang dipakai bermutu ukuran-ukurannya diameter besi beton yang terpasang
harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter tulangan harus dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
- Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi.
Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya
lekatnya pada beton.
- Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan
diameter minimum 1mm
- Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari laboratorium.

Gambar 22. Contoh pembesian Pada Kolom

Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut :


JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


5 Pekerjaan - Iritasi kulit - Luka/sakit
pengobatan sedang, memerlukan - IK Pembuatan
maneuver alat jalur
beratlalu lintas
- Tidak berdampak
lingkungan
teknis buruk
dapatkegiatan, padasecara
karena
dipulihkan
Beton - Tersengat listrik - Luka berat,
sakit atau
diatas dirawat inaphari
kehilangan
2x24 jam di rumah
kerja
- Penggunaan APD yang sesuai
- Kejatuhan benda
- Jatuh - Melakukan pelatihan kepada
- Tertusuk besi/paku para Pekerja
- Hubungan pendek
listrik
- Menggunakan rambu peringatan
- Bunga api
dan barikade
pekerjaan las
- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone

- Dokumen instruksi kerja traffic


management
10. Berkesting dan Acuan
- Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting atau pun
acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
- Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
- Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
- Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur minimal 14
(empat belas) hari

Gambar 23. Contoh bekesting sloof/balok dan kolom

Toleransi Pelaksanaan

Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
bertanggung jawab atas perbaikan dan biaya-biayanya. Perbaikannya harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian dengan setting out, garis as bangunan,
kedataran atau ketinggian, ketegakkan, ukuran dan tebal dari su atu ketinggian struktur dan
lain-lain.
Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada gambar adalah 6 mm per 3
meter panjang bidang bangunan dengan maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang
bangunan tidak boleh melampui garis batas pemilikan dan garis bangunan (sempadan).
Ketegaklurusan

Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertikal tidak melampui 6 mm per
meter dengan maksimum 13 mm.
Kedataran
Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya - 6 mm.
Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.
Tinggi>12meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm. Penampang

Penyimpangan maksimum terhadap dimensi penampang nominal dari kolom b a lo k , pe la t da n


la in - la in a da la h :
- Dimensi < 15 cm, penyimpangannya = +10 mm - 13 mm
- Dimensi >15 cm, penyimpangannya = 13 mm - 6 mm
Lubang (opening) :
Penyimpangan maksimum terhadap ukuran nominal dan Iokasinya pada lantai dan dinding + 6
mm.
PASANGAN BATA MERAH
Pekerjaan Pasangan Bata dan Plesteran

Gambar 19. Pasangan dinding batu bata

Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding. Dalam
pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan
, kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu
diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian
material. Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :

a. Kualitas Material

Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang bagus
adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak terlalu rapat
karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang
baik.

Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama, baik panjang, lebar
dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda mendapatkan
bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan
supaya pasangan bata kelihatan rapi .

Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering lakukan
perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini
dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran adukan/

mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan
ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk
dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan
bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh
dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan
penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang dipasangkan. Penumpukan
material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan pemasangan.
Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.
Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan

Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus. Pasir juga
dianjurkan tidak banyak mengandung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung lumpur.
Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang
diisyartakan. Biasanya campuran 1 pc : 6 ps.

Pembuatan adukan harus diperhatikan secara benar, jangan membuat aduakan dalam volume
yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan dengan volume
pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat
mengering.

b. Kelengkapan Peralatan

Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai
pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan
jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.

Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan
garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.

Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding
ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan
dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan
dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh /
jatuh.

Gambar 20. Alat-alat tukang batu

c. Pelaksanaan Pemasangan

Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding
apakah sudah kondisi baik. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan
antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan
supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya
pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan
panjang antara 15 – 20 cm).

Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian
dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang
pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang
dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap
benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang
ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .

Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang
bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu
demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas
batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan
rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya.
Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata
harus sama.

Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan
dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan
dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah
kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.

Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi
adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.

Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah
terhubung dari ujung keujung bagian di dinding yang dipasangkan, anda kemudian harus menarik
garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan
ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap
50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai dengan benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.

Gambar 21. Cara agar pasangan dinding tegak dan lurus vertikal
e. Pemeliharaan

Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara
dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.

Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan
sampai mengering karena bisa menjadi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.

Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya
pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat

Gambar 44. Cara agar pasangan Kusen pada dinding bata merah

PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan plesteran dinding batu bata maupun batako merupakan pekerjaan mudah,
namun memerlukan perhatian dan metode cara plesteran dinding yang baik sehingga dapat
dihasilkan pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi.

Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding antara
lain:

dar alumunium / jidar kayu kaso

s semen/ kertas bekas zak semen


Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran dinding yaitu:

merlukan perkuatan khusus atau pada


plesteran dengan ketebalan lebih dari 3 cm )

Berikut ini contoh metode cara plesteran dinding yang baik

a. Pasang dinding batu bata / atau batako sesuai dengan rencana dinding yang sudah dibuat
sebelumnya, pastikan dinding benar-benar tegak dan rapi karena akan menghemat pekerjaan
plesteran.
b. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air sampai basah dan rata
dalam kondisi jenuh air.
c. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan. d.
pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan
penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan
kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran
yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
e. tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan
instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari.
f. pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
g. setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak terjadi
keretakan dinding.
h. pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat,
karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada
dinding yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut.

Gambar 47. Plesteran dan Acian Dinding

Syarat-syarat pekerjaan plesteran yang baik adalah :

dinding lurus dan rapi


E. PEKERJAAN RING BALK

Ring Balok merupakan struktur atas dalam suatu bangunan, pekerjaan balok dibuat untuk
menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sebelum pekerjaan ini dilakukan,
terlebih dahulu pihak kontraktor harus mengajukan usulan rencana kerja dan mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas. Untuk pekerjaan balok diperlukan beberapa tahap seperti
pekerjaan pembesian, pembuatan dan pemasangan bekisting, Pekerjaan pengecoran dan
pembongkaran

1. Pekerjaan Pembesian

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 24 Kg/cm2 untuk ukuran D Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh
karakteristik minimum 32 Kg/cm2). Tahapan untuk pekerjaan balok
adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atau pekerjayang
sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini
juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah sebagai berikut

• Gunting Besi/Pemotong Besi


• Pembengkok besi (Bar Bender)
• Meteran
• Sarung tangan/alat septy lainnya

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian ring balk pembangunan
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Aceh Timur adalah sebagai berikut :

• Besi Polos Ø8
• Besi Ulir D 12
• Besi Ulir D 16
• Kawat Beton

Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun
jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :

• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Besi 2 orang
• Tukang Besi 4 orang
• Pekerja 10 orang

Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual
ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang
memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan
dibengkokkan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan
lain oleh Pengawas Lapangan
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas
lapangan.
• Kondisi Permukaan Baja Tulangan

Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis
bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan acuan
baku.
Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimu didasarkan pada diameter tulangan db, maka satu
unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat
dari luas ekuivalen penampang gabungan.

• Pekerjaan Pembesian di Lapangan dan Menurut SNI

Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan SNI karena
dilapangan pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh pekerja, jarak sengkang yang di
tentukan pada gambar bestek adalah 15 cm. Penempatan sambungan pada sengkang pada
lapangan sesuai dengan SNI dengan cara membuat penempatan sambungan
sengkang berselingan.

2. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex
mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi
atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang
lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar
mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut
sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan
yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :

• Gergaji
• Palu
• Meteran
• Waterpas
• Unting-unting
• Selang air
• Pinsil
• Benang
• Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting

Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
Mandor 1 orang
Kepala Tukang Kayu 1 orang
Tukang Kayu 4 orang
Pekerja 8 orang
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan
untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking
adalah sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.

• Pekerjaan Bekisting di Lapangan dan Menurut SNI

Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur
akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada
gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran
mortal, cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk,
cetakan dan tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya,
perencanaan cetakan disertai pertimbangan faktor-faktor berikut
: a. Kecepatan dan metode pengecoran beton
b. Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertical, horizontal, dan tumbukan. c.
Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah, beton
arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.

3. Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, bekesting terlebih dahulu dilapisi dengan oli
bekas/minyak bekesting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting agar
setelah beton mongering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi bekisting supaya tahan
lama.
Untuk perbandingan campuran yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran ring balk adalah 1 pc
: 1 1/5 ps : 2 1/5 kr untuk selimut betonnya adalah 5 cm. hasil adukan semen terlihat bagus namun
terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik suatu kontruksi, pengecoran ring balk harus
dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau dengan menggunakan mesin getar untuk hasil
yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan saja akan mengakibatkan kerikil menumpuk
disisi bawah struktur tersebut dan bisa melemahkan struktur.
Peralatan yang digunakan adalah kereta sorong, molen, ember, ruskam, sendok spesi, skop,
mesin getar (Vibro), dan alat bantu lainnya yang mendukung untuk campuran agregat dipesan
dari toko terdekat, sedangkan bahan yang digunakan pasir, semen, kerikil dan air. Tenaga kerja
yang dibutuhkan pada pekerjaan struktur ini adalah :

1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Batu 1 orang
3. Tukang Batu 2 orang
4. Pekerja 10 orang

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilapangan dilakukan sebanyak 10 pekerja, yang 2 orang


menyiapkan campuran beton dengan menggunakan molen, 1 orang yang menyiapkan campuran
beton dari molen ke gerobak sorong, 4 orang yang membawa hasil campuran, 2 orang melakukan
pengecoran dan 1 orang menggetarkan struktur. Pengecoran dilakukan dari atas bekisting dengan
3 lapisan pengecoran dan digetarkan dengan menggunakan vibro.

• Pekerjaan Pengecoran di Lapangan dan Menurut SNI


Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi SNI diantaranya beton dicor dekat pada posisi
akhirnya tidak terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran,
pengecoran beton dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran
tersebut tetap dalam keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, Beton
yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada
pengecoran, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikat
awal tidak digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah dimulainnya
pengecoran, maka pengecoran dilakukan secara menerus sehingga memenuhi panel atau penampang
pada batas dan sambungan yang ditetapkan hingga selesai bagaimana yang diizinkan atau dilarang.
Permukaan atas cetakan vertikal secara umum datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh
dengan menggunakan cara yang sesuai selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan
dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.

4. Pekerjaan Pembengkoran

Pekerjaan pembongkaran bekisting struktur tersebut dilakukan setelah umur beton 1 atau 2 hari
lebih. Pembongkaran bekisting dengan menggunakan linggis. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung supaya
dapat dipergunakan untuk pekerjaan selanjutnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembongkaran bekisting kolom ini dikerjakan oleh 2
orang pekerja.

• Pekerjaan Pembongkaran di Lapangan dan Menurut SNI

Pekerjaan pembongkaran dilapangan sudah sesuai dengan SNI cetakan dibongkar dengan cara-
cara yang tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Beton yang akan dipengaruhi
oleh pembongkaran cetakan memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak oleh operasi
pembongkaran.

5. Pekerjaan Kolom Utama

Kolom merupakan struktur dalam suatu bangunan, menahan beban-beban yang bekerja pada
struktur tersebut. Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan pembesian;
2. Pekerjaan pemasangan bekisting;
3. Pekerjaan pengecoran;
4. Pekerjaan perawatan beton; dan
5. Pekerjaan pembukaan bekisting.

6. Pekerjaan Pembesian Kolom

Tahapan untuk pekerjaan balok adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini
dilakukan oleh tukang atau pekerja yang sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur
bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah
sebagai berikut :
1. Gunting Besi/Pemotong Besi
2. Pembengkok besi (Bar Bender)
3. Meteran
4. Kakak tua
5. Sarung tangan/alat septy lainnya

Besi yang digunakan sebagai tulangan memanjang pada kolom lantai II adalah baja ulir
berdiameter 14 mm dan 16 mm sedangkan untuk sengkang dipakai baja polos berdiameter Ø6 ,
berikut adalah jumlah sengkang dan penulangannya :

• Baja ulir D 16 berjumlah sebanyak 6 batang dengan ukuran 3,65 meter.

• Baja ulir D 14 berjumlah 2 batang batang dengan ukuran 3,65 meter.

• Baja polos Ø6 berjumlah 150

Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun
jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Besi 2 orang
3. Tukang Besi 4 orang
4. Pekerja 10 orang

• Cara Pembengkokan

Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual
ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang
memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan
dibengkokkan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan
lain oleh Pengawas Lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.

7. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex
mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas
dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus
rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.

Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut
sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan
yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :

Pemasangan Bekisting Ring Balok


• Gergaj
• Palu
• Meteran
• Waterpas
• Unting-unting
• Selang air
• Pinsil
• Benang
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :

• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting

Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Kayu 1 orang
• Tukang Kayu 4 orang
• Pekerja 8 orang

Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan
untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menjaga
kestabilan bekisting agar tetap vertikal, sejajar dan lurus, bekisting diperkuat dengan bantuan
penyangga yang terbuat dari kayu berukuran 4/6 cm. Dan untuk menjaga ketahanan bekisting
sewaktu dilakukan pengecoran maka di sepanjang kolom dikunci dengan rangkaian kayu yang dibuat
berbentuk persegi dengan ukuran sebesar diameter kolom. Kayu yang digunakan untuk membuat
pengunci ini berukuran 5/7 cm. Pengunci ini juga berguna dalam membuat kolom tegak lurus.
Pengerjaan bekisting ini dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja untuk satu kolomnya.

8 Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang. Alat – alat yang digunakan
pada pengecoran kolom utama lantai II kantor Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Aceh Timur adalah :
1. Mesin molen
2. Timba cor
3. Ruskam
4. Concrete Pump

Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu beton yang digunakan
untuk pengecoran kolom adalah mutu beton K – 250.

Sebelum dimasukkan material terlebih dahulu tabung readymix dibasahi dengan air hingga merata.
Tujuannya adalah agar air untuk pengadukan mortar tidak diresap oleh dinding tabung readymix.
Pengadukan mortar dilakukan dengan menggunakan readymix. Kemudian hasil pengadukan
dituangkan ke dalam pumping machine untuk selanjutnya dikucurkan ke kolom sebanyak ¾
tinggi kolom. Setelah selesai mengisi ¾ kolom, pekerja menusukkan tongkat kayu ke dalam kolom
sambil menggoyang-goyangkan tulangan untuk memadatkan campuran mortar. Setelah selesai
dengan pengecoran kolom lainnya, concrete pump kembali mengisi kolom yang sudah terisi ¾
ukuran volume total ini hingga penuh. Setelah itu kembali pekerja meneruskan kegiatan pemadatan
yang sama. Selang waktu antara pengecoran pertama (3/4 volume total) dengan pengecoran
kedua (1/4volume total) memakan waktu 10 hingga 15 menit. Pengecoran dilakukan pada mulut
kolom sehingga tinggi jatuh pengecoran setinggi 4 m. Hal ini tidak sesuai dengan PBI-1971 yang
menyatakan bahwa kolom yang tingginya lebih dari 2 m maka harus digunakan jendela pengecoran,
karena dapat mengakibatkan penumpukan agregat berdiameter
besar pada bagian bawah.

Untuk satu buah kolom pekerjaannya ditangani oleh 2 orang pekerja yang bertugas memadatkan
campuran dan 4 orang lainnya sebagai operator readymix dan concrete pump.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapat bahwa kuat tekan beton rata–rata dari 4 benda uji
untuk beton umur 28 hari adalah 267,78 kg/cm2. Dalam hal ini, kekuatan tekan beton telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 250 kg/cm2. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
lampiran.

PEKERJAAN ATAP

PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk)
harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang
sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya
adalah :
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkap dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiakuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang
tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.Selain itu, juga terdapat ruang kosong di
dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.
Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan


pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja


sebagai berikut:
a. Langkah 1: Persiapan kerja

1.Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2.Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat
bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor
dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.

b. Langkah 2: Leveling dan marking


1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan
menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

. Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja

3. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-
kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web
dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada
di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan
benang dan lot (unting-unting)

5. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14


x 20 HEX.

6. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
8. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
9. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok
memiliki ketinggian yang sama (datar)

10. Memasang balok nok.


11. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di
atas top-chord dan di bawah reng.
12. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan
rafter

13. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua)
buah
14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian tepi/ujung ditumpu oleh
C.75x0.75

15.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm.
Komponen ini dipasang padapermukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai
2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda.
Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-
screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya
Pemasangan ceiling battens

Sambungan ceilling battens atau top span overlap


sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw

d. Pemasangan penutup atap

1.Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap,
dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .

2.Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan
rafter

3.Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan
dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
HEX.

4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap
harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

Reng dan aluminium foil di screw ke truss disesuaikan dengan spesifikasi jenis genteng dan
aluminium foil yang dipakai.
Reng dan aluminium foil di screw ke truss disesuaikan dengan spesifikasi jenis genteng dan
aluminium foil yang dipakai

Gambar Penumpukan genteng yang tidak dianjurkan karena akan menimbulkan beban titik yang
akan

Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar. Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja
ringan.Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan secara cermat berkaitan dengan item-item
berikut: tabel 1
Keselamatan kerja di ketinggian

Pemasangan kuda-kuda tergolong dalam jenis pekerjaan di ketinggian, mengingat posisi kuda-kuda
yang berada pada ketinggian lebih dari 2 meter. Untuk menghindari kecelakaan yang dapat
berakibat fatal saat bekerja di ketinggian, harus diperhatikan prinsip kerja sebagai berikut:

a.Jika pekerjaan masih memungkinkan untuk dikerjakan di atas tanah/lantai, maka sebaiknya
dilaksanakan di atas tanah/lantai.
b.Jika tidak memungkinkan dikerjakan di atas tanah/lantai, maka bisa dilakukan di ketinggian,
dengan dipasang penghalang yang cukup kuat atau semi permanen, dan mampu menahan beban
jika pekerja terjatuh.
c. Jika tidak memungkinkan dipasang pengaman seperti padapoin di atas, maka harus digunakan
perancah atau scaffolding

PEMASANGAN LISTPLANK GRC

LISTPLANK GRC lebih kuat, anti rayap, dan tahan terhadap kelembaban sehingga dapat digunakan
sebagai plafon eksternal.

A.Pemasangan Rangka

Gunakan rangka kayu kaso 5/7 atau besi hollowGalvanis 4 x 4 cm tebal 1,2 mm dengan modul
(jarak
rangka vertikal dan horizontal) 40 x 40 cm. Jarak antar penggantung rangka plafon maksimum
100 cm, jarak antar rangka utama 80 cm, dan jarak antar anak rangka 40 cm (lihat gambar).

B.Pemasangan Plafon

dapat dipasang sebagai plafon dengan 2 cara yaitu dengan sistem gap nut
3-5 mm atau dengan memangkas miring 45 tepi sisi panjangnya (tapered edge).
Pasanglah kawat serangga pada rangka sebelum memasang WOODPLANK ELEPHANT untuk
menghindari masuknya serangga jika menggunakan sistem gap/nut.
Keselamatan kerja di ketinggian

Pemasangan kuda-kuda tergolong dalam jenis pekerjaan di ketinggian, mengingat posisi kuda-kuda
yang berada pada ketinggian lebih dari 2 meter. Untuk menghindari kecelakaan yang dapat
berakibat fatal saat bekerja di ketinggian, harus diperhatikan prinsip kerja sebagai berikut:

a.Jika pekerjaan masih memungkinkan untuk dikerjakan di atas tanah/lantai, maka sebaiknya
dilaksanakan di atas tanah/lantai.
b.Jika tidak memungkinkan dikerjakan di atas tanah/lantai, maka bisa dilakukan di ketinggian,
dengan dipasang penghalang yang cukup kuat atau semi permanen, dan mampu menahan beban
jika pekerja terjatuh.
c. Jika tidak memungkinkan dipasang pengaman seperti padapoin di atas, maka harus digunakan
perancah atau scaffolding

PEMASANGAN LISTPLANK GRC

LISTPLANK GRC lebih kuat, anti rayap, dan tahan terhadap kelembaban sehingga dapat digunakan
sebagai plafon eksternal.

A.Pemasangan Rangka
Gunakan rangka kayu kaso 5/7 atau besi hollowGalvanis 4 x 4 cm tebal 1,2 mm dengan modul
(jarak
rangka vertikal dan horizontal) 40 x 40 cm. Jarak antar penggantung rangka plafon maksimum
100 cm, jarak antar rangka utama 80 cm, dan jarak antar anak rangka 40 cm (lihat gambar).

B.Pemasangan Plafon

dapat dipasang sebagai plafon dengan 2 cara yaitu dengan sistem gap nut
3-5 mm atau dengan memangkas miring 45 tepi sisi panjangnya (tapered edge).
Pasanglah kawat serangga pada rangka sebelum memasang WOODPLANK ELEPHANT untuk
menghindari masuknya serangga jika menggunakan sistem gap/nut.

PEMASANGAN LISTPLANK GRC SEBAGAI ORNAMEN ATAP


Pasanglah gording dengan jarak antar gording tidak lebih dari 1 meter. Pasanglah BIG FLAT
ELEPHANT sebagai subroof pelindung. Pasang kayu kaso 5/7 di atas BIG FLAT segarisdengan
gording.
Pasang WOODPLANK dengan overlap minimal 5 cm. Gunakan paku payung untuk atap seng / asbes
gelombang yang dilengkapi dengan karet. Pasanglah dengan mengebor WOODPLANK terlebih
dahulu. Gunakan acrylic sealant atau acrylic silicone sebagai penutup celah pada sambungan dan
kepala palu untuk mencegah rembesan air hujan.
Minimum kemiringan atap adalah 30 (lihat gambar).

P e k er jaan L a n ta i K e r am ik
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik, semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.
Pengukuran
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Syarat – syarat Pelaksanaan Pekerjaan
- Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
- Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Buat adukan untuk pasang keramik.
- Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
- Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
- Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acua
- kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.Pada saat pemasangan, tekan keramik atau
pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata. Cek
kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
- Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan
pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

P e k er j aa n D i nd i n g K er a m i k
Umum
- Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan dalam dokumen
kontrak. NPekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Persiapa
n
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik 20 x 25 cm semen PC, pasir, semen grouting nat, air,
dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.

Penegendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI
1982.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.Material lain yang tidak terdapat pada daftar
tersebut, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.

Pe l a
ksanaan
- Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 psatau dapat juga menggunakan perekat keramik,
diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel
bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat
lainnya.
- Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
- Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
- Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang
tertera didalam gambar.
- Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
- Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta harus
dibicarakan terlebih dahulu denga Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
- Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.
- Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
- Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan kotoran
lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik selama 14
hari setelah
pemasangan.
- Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar siap
pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan busa
(spons).
Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing disetujui Konsultan
Pengawas.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI


Umum
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.

Pekerjaan yang berhubungan


a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka
Aluminium b. Pekerjaan Pintu Kayu
c. Pekerjaan Kusen
Persyaratan Bahan
 Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat dan
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran
3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap
anak kunci.

Bahan/Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel / bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel yang
dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
c. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu sistim general
Masterkey.
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan
dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi single
action.

Pelaksanaan
a) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
b) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
c) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
e) Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
f) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
g) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
h) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.Shop Drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas

PEKERJAAN LISTRIK

PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
Instalasi Elektrikal
‐ PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
‐ PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik.
‐ SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
‐ PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang berlaku.
‐ Standard penerangan buatan dalam gedung.
‐ Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
‐ Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/
peraturan
diatas.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis Konversi Energi pada
Bangunan
Gedung.
GAMBAR - GAMBAR
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
o Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan.
o Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
o Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
o Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.

KOORDINASI
o Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
o Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
o Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

PELAKSANAAN PEMASANGAN
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Pemborong.

TESTING DAN COMMISSIONING


1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih
dahulu program Testing dan Commissioning.
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong
Prosedur pelaksanaan Keselamatan Kerja Pekerjaan Listriik adalah sebagai berikut :

JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK

(1) (2) (3) (4) (9)


6 Pekerjaan - Terjatuh dari
ketinggian - Luka/sakit sedang, memerlukan
pengobatan
- Tertimpa
plumbing peralatan - Tidak berdampak
lingkungan
teknis buruk
dapatkegiatan, padasecara
karena
dipulihkan
Elektrikal - Terluka dengan
bekerja
pipa ketika
- Instalasi
Terdapat listrik
percikan - Kegiatan konstruksi terhenti selama - Penggunaan APD yang sesuai
api dan
menimbulkan
kebakaran Terkena
sengatan listrik 3 hari sampai dengan 7 hari
- Luka berat, dirawat inap di rumah - Melakukan pelatihan kepada
sakit atau kehilangan hari kerja para Pekerja
diatas 2x24 jam
- Menggunakan rambu peringatan
dan barikade

- Menyusun prosedur kerja

- Penempatan rubber cone

- Dokumen instruksi kerja traffic


management

LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

Uraian Lingkup
Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kecuali
ditentukan lain) :
Pengadaan, Pemasangan dan pengujian Panel TM dan penyambungan ke Transformer dan
pembumiannya termasuk lingkup pekerjaan Kontraktor Electrikal.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel Tegangan Menengah dan
penyambungan ke Transformator/ Panel TR.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel-Panel Tegangan Rendah, serta Transformator.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Panel dan kabel Tegangan Rendah.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-kontak biasa.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
‐ Pembuatan as built drawing (gambar terpasang) dan manual operation Book.
‐ Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang
berwenang.
‐ Pengadaan, Pemasangan Rak kabel untuk jalur kabel daya dan penerangan dalam bangunan
serta peralatan bantunya.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.
‐ Pengadaan, pemasangan, dan pengujian Busduct.
‐ Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Panel Tegangan Menengah Jika diperlukan
A. Panel Tegangan Menengah harus mengikuti Standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan-peraturan IEC dan PUIL.
B. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi (Galvanized sheet steel)
dengan tebal minimum 2 mm dan atau sesuai dengan standard minimal IP-23 dengan rangka
besi serta dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat bakar warna abu-abu. Tipe free
standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan handle
yang dapat dikunci.

C. Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut.


 Tegangan kerja : 20 kV
 Nominal Insulation Voltage : 24 kV
 Rated Insulation Level for 1 min : 50 kV
 Impulse with stand voltage : 125 kV
 Frequency : 50 Hz
 Busbar normal current rating : 630 A
 Short circuit breaking capacity (Peak) : 25 kA
 Short time circuit rating 1 second : 14,5 kA
 System fault level : 500 MVA

D. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing-masing
mempunyai satu ukuran standard yang sama serta mudah untuk dapat disatukan dengan
lainnya.
Ukuran minimum dari masing-masing unit cubicle adalah :
 Tinggi : 2.200 mm
 Lebar : 1.000 mm
 Tebal : 1.100 mm

E. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik


pembuat serta harus diserahkan kepada Direksi/MK sebelum dipasang.

Panel Tegangan Rendah.


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Standard minimal untuk panel tegangan rendah adalah IP – 23 untuk yang
type indoor, dan IP – 65 untuk yang type outdoor.
3. Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat besi
tebal minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan
di duco
2 kali dan harus dipakai cat Power Coating, warna dan cat akan
ditentukan
4. kemudian oleh pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus
dilengkapi dengan master key.
5. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan- perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
6. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding Besarnya busbar harus
diperhitung- kan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebab- kan suhu yang lebih dari 65 C.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
7. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x
96 mm dengan skala linear dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur).
8. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi/MK.
9. Harus dilengkapi dengan sinkronise antara Genset dan PLN.
10. Komponen - komponen pengaman yang dapat dipakai adalah
: A.C.B.
MCCB
.
M.B.
Miniatur Circuit Breaker.
 Operating voltage : 220 V, 380 V
 Frequency : 50 Hz
 Breaking capacity : 6 KA
 Permitted ambient temp. : 55
C Auxiliary relay

11. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai


:
a. Current
Transformer. b. KWH
meter.
c.
Ampermeter.
d. Voltmeter.
e. Frequency meter.
f. Power factor/ Cos phi meter.

 A.C.B. pada incoming & outgoing.


 Type : Fixed mounted.
 Number of pole : 3 phase, 4 pole.
 Rated operating voltage : 380 Volt.
 Frequency : 50 Hz.
 Permitted ambient temp. : max. 55 C
 Rated short time current (0.5 s) : 65 KA.
 Operator Mechanism : Motorized withstored
energy feature motor &
clossing solenoid 220 V,50 Hz.
 Over load release : Adjustable.
 Instantenous over current : Adjustable.
 M.C.C.B pada incoming outgoing.
 Rated continous curren :70 A, 100 A, 160 A, 200A, 250A atau
dinyatakan lain.
 Type : Fixed mounted.
 Number of pole : 3 phase, 4 pole.
 Rated operating voltage : 380 Volt.
 Rated Frequency : 50 Hz.
 Permitted ambient temp. : max. 55 C
 Rated short time current (0.5 s) : 35 KA.
 Operator Mechanisem :Manual Operation & motorized (for
incoming).

 Over load release : Adjustable.


 Instantenous over current : Adjustable
 Auxiliary switch : 4 NO + 1 NC

Kabel Tegangan Rendah


1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 kV dan 0,5 KV
untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel - kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY, untuk
kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY, NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

Lighting Fixtures untuk lampu TLD


‐ Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
‐ Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor
total minimal 0,85.
‐ Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis PLL 84 (Ref. Phillips).
‐ Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
‐ Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat Power Coating bebas dari karat dan lecet-
lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh MK.
‐ Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
‐ Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
Tebal aluminium louver minimum 0.5
mm.

Lampu Tabung (Down Light)


‐ Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflektor alluminium dan kaca penutup.
‐ Lamp holder sesuai type lampu yang digunakan dan atau standard E-27.
‐ Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar
‐ Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh
MK.
‐ Ketinggian dari casing + ballast maximum 100 mm.
‐ Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas/ MK, Perencana M/E dan Perencana
Interior
.

Kotak-Kontak Dan Saklar


‐ Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/ inbow (flush - mounting).
‐ Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard
VDE, sedangkan Kotak-kontak khusus/tenaga atau (outbow) mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
‐ Flush-box (Inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push utton harus
dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.
‐ Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-ruang yang
basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari
permukaan lantai atau sesuai gambar.
‐ Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik pembuat yang
sama dengan underfloor duct atau built in.
‐ Contoh Type, Bentuk, Warna, harus disetujui oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti
spesifikasi yang ada pada perencana M/E dan Interior.

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Kabel-Kabel
‐ Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.Setiap kabel daya pada ujungnya harus
diberi isolasi berwarna untuk mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
‐ Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun
yang rapi.
‐ Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
memper-gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang
disesuaikan dengan jumlah kabel.Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus
mempergunakan kabel support, minumum setiap 50 cm.Pada route kabel setiap 25 m dan
disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel. Kabel yang ditanam dan menyeberangi
selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
‐ Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel.
Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam
konduit.
‐ Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
‐ Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
‐ Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap ujungnya.
‐ Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
‐ Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam
kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

Kotak Kontak Dan Saklar


‐ Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail.
‐ Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila
ada).
‐ Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut.

Lampu
Penerangan
‐ Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan
disetujui oleh Direksi/MK.
‐ Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu yang
terpasang harus - mempunyai gantungan tersendiri.
‐ Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus dilengkapi
dengan fleksibel konduit.
‐ Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan dari
bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/ MK.

PENGUJIAN
Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang
berwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu
disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.

Pengujian Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus
diuji. Panel-panel Tegangan Menengah dan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang
menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baikdan bekerja sempurna
dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis,
short circuit dan lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

Kabel-kabel Tegangan Menengah dan Rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang
isolasi kabel tegangan menengah maupun tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap
harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

Lighting Fixtures Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian/ pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal
0,85.

untuk Ventilasi dan Tata Udara disini adalah pekerjaan pengadaan dan pemasangan
peralatan mekanikal Air peralatan pendukungnya.
- Koordinasi dengan Pihak instansi tersebut yaitu :
a. Pelaksana wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini,
b. Pelaksana dapat meminta penjelasan kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk apabila menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-
gambar atau hal-hal lainnya kurang jelas.
c. Pelaksana wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak Pelaksana lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak
lain dapat mempengaruhi kelancarannya pekerjaannya. Apabila sampai terjadi
gangguan, maka Pelaksana wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap
pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka Pelaksana tetap bertanggung jawab
terhadap segala kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup system pekerjaan
instalasi ini, maka Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
e. Untuk segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pelaksana
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pelaksana
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang akan terjadi.

- Izin-izin Yaitu
:
a. Pelaksana harus meminta izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
b. Semua izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan instalasi ini
harus dilakukan oleh Pelaksana.
c. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resmi yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sistem instalasi ini haruslah dilakukan oleh Pelaksana
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas dimana semua biaya adalah
menjadi beban Pelaksana. harus menyerahkan semua izin atau surat keterangan resmi
dari pihak yang berwenang, yang diper-olehnya mengenai sistem instalasi proyek ini
kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk hal tersebut, sebelum
penyerahan Kedua

PEKERJAAN PLUMBING

Pekerjaan Air Bersih


Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan Instalasi Air Bersih secara lengkap sehingga sistem
dapat interkoneksi
dengan instalasi eksisting dan berfungsi dengan baik. Pengadaan dan pemasangan Pemipaan air
bersih dari Pemipaan utama mesin pompa eksisting dengan tambahan bantuan pompa booster yang
menuju ke titik-titik distribusi air bersih dalam bangu-nan sesuai dengan gambar perancangan.

Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan,


‐ Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing
Indonesia.
‐ Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada DIREKSI untuk diperiksa
dan disetujui, selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan
‐ Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah katup/flange
pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/ turun harus benar-benar tegak.
‐ Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju
ke arah pipa tegak/riser.
‐ Pelaksanaan Pemasangan/penyambungan pipa dengan fitting – fitting/alat bantu harus
menggunakan bahan dengan standard ukuran/merk yang sama dan Kontraktor agar
memperhatikan petunjuk /ketentuan /persyaratan penyambungan dengan baik.
‐ Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow, standard elbow,
bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
‐ Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang
berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini.
‐ Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang
tertutup (capped dirt pocket).
‐ Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempu-nyai ketelitian yang
sewajarnya untuk pengukuran.
‐ Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang
terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan dop/blind flange untuk
pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa PVC.
‐ Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa
(compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran kotoran yang mungkin
sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.
‐ Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu, dan yang
lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

Pekerjaan Air-Kotor Dalam Bangunan


Lingkup Pekerjaan,
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures di setiap kamar mandi memalui shaft kamar mandi dan
koridor bangunan sampai dengan septic tank di luar gedung.Kontraktor sudah memperhitungkan,
akan adanya tambahan pipa utama yang menuju kelantai selanjutnya (Lantai 1 & 2) sehingga
dalam tahapan pelaksanaan selanjutnya tidak mengalami kesulitan dalam penyambungan.

Persyaratan Bahan dan Peralatan


Pipa dan Fitting,
‐ Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini
harus dari jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII 1246-85 , SII 1448-85 dan
JIS.
‐ Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa
yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard ukuran yang diproduksi oleh
pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
‐ Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai
ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan
pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada DIREKSI dan mendapat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan jaminan purna jual untuk
pipa dan fitting tersebut.

Sambungan
‐ Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mM atau lebih kecil menggunakan perekat
solvent cement.
‐ Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mM menggunakan sambungan
dengan rubber-ring bell and spigot.

Persyaratan Pelaksanaan
‐ Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan standad
yang sama.
‐ Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
‐ Fitting harus dari jenis "injection moulded", sedangkan "Welded fitting" sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
‐ Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau COMBINATION
WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out dan untuk luar bangunan harus
dilengkapi dengan bak control.
‐ Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cM di atas muka banjir alat sanitair
tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
‐ Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
‐ Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cM di atas atap dan
tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
‐ Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
‐ Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaanpekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan lantai
maupun dinding.
‐ Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
‐ Di setiap floor drain dilengkapi dengan U Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
kedalam ruangan.
‐ Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem permipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk
mencegah penyumbatan di dalam pipa.
‐ Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan
dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
‐ Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti
diuraikan pada bab sebelumnya.

Pas. Saluran Gravel 1/2 dia. 20 cm


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, peralatan,tenaga kerja serta pemasangan sesuai
dengan gambar rencana

Material yang dgunakan :


‐ Gravel 1/2 dia. 20 cm

Syarat – syarat pelaksanaan


‐ Sebelum dilaksanakan pekerjaan pelaksana memberikan contoh material yang akan dipasang
dan setelah disetujui maka dilanjutkan pemesanan barang sesuai dengan yang telah
disetujui konsultan pengawas
‐ Grevel dipasang pada lokasi yang digali sesuai dengan gambar rencana kerja dan setelah
dipasang maka dipingir grevel dipasang bata dan plesteran ,ketinggian bata yang dipasang
sesuai dengan gambar rencana kerja

Testing dan commissioning


‐ Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu
tidak boleh ada penurunan tanah.
‐ Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean
out.
‐ Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila
ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
‐ Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.
PEKERJAAN SANITARI

Pemasangan Closet Jongkok

Syarat – syarat Pelaksanaan


‐ Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa pvc
yang digunakan sebagai saluran pembuangan, pipa yang dapat
digunakan minimal berukuran 4” dengan ujung pipa yang
terhubung dengan closet jongkok adalah lurus saja tanpa
sambungan.

‐ Buat gambar pemasangan keramik lantai dan dinding, tentukan posisi closet jongkok berada
diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan
keramik.
‐ Buat marking atau pengkuran posisi closet jongkok di ruang toilet sesuai dengan
gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya.
‐ Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet jongkok yang telah direncanakan
dan dilakukan pengukuran.
‐ Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan closet dan
membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet jongkok yang akan
dipasang.
‐ Dalam posisi adukan yang belum mongering lakukan peletakan closet jongkok pada posisi
yang tepat.
‐ Ukur kedataran closet jongkok dengan water pass.
‐ Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman
closet jongkok dengan air.
‐ Setelah urutan cara memasang closet jongkok no 1 s/d 8 ini lakukan maka closet
jongkok terpasang dengan bagus dan siap untuk dilakukan pekerjaan lainya seperti
pemasangan keramik lantai dengan ukuran pemotongan keramik sesuai dengan gambar
toilet yang sudah dibuat sebelumnya dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pemasangan closet jongkok.
Kloset Duduk
‐ Pemasangan kloset duduk yang benar merupakan bagian yang paling penting pada saat Anda
menata atau membangun kamar mandi. Sebelum memasang kloset duduk pastikan beberapa
hal berikut sudah terpasang: Adanya pipa air berukuran minimal 4 inci yang menjadi saluran
pembuangan air kotor menuju septik tank.
‐ Adanya saluran air bersih yang terletak di dinding di belakang kloset duduk untuk mengisi
tangki kloset serta saluran air bersih di samping kloset untuk shower bidet. Lantai kamar
mandi sudah dipasang keramik.

‐ Setelah ketiga hal tersebut di atas dipenuhi


maka kloset duduk siap dipasang dengan
mengikuti langkah-langkah berikut:
‐ Siapkan dulu tempat pemasangan dudukan
kloset (toilet flange) agar cocok ukuran dan posisi
pada lubang yang merupakan saluran
pembuangan air kotor (closet bend).
‐ Pasang dudukan kloset. Gunakan lem
agar menempel pada pipa pembuangan.
‐ Bor lubang dudukan kloset dan
lakukan pemasangan baut.
‐ Pasang head dan seal karet.

Pekerjaan Kran

Syarat – syarat Pelaksanaam


‐ Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk Toto dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat
sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding type T.23
B 13 V 7 (N).

‐Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan
dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention Keran untuk sink di ruang saji type T.
30 AR 13 V 7 (N).\‐ Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan
dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
‐ Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

Floor Drain
‐ Floor drain yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain merk setara Toto
‐ Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
‐ Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
‐ Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco
ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.
‐ Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Tempat sabun keramik


‐ Tempat sabun keramik dipasang di dalam kamar mandi dan sabun keramik dipasang sesuai
dengan spesifikasi barang yang ditawarkan.

Pekerjaan Wastafel
‐ Wastafel yang digunakan adalah merk Toto dalam negeri atau setara lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat pada
skedul sanitair terlampir.
‐ Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar

Persyaratan Bahan
- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi
Acrylic, produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss
Danapaint atau setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991, SNI 03-
2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas Pemborong harus menyerahkan 2 teknis
operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamuur,
plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat retak-retak dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata Setelah
pelamuran 3 Pengawas, bidang pelamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
- Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimanpemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik Setiap kali lapisan cat dilaksanakan
harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benddan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 ( dua ) Jam

Pengecatan Plafond

Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar

PERSYARATAN BAHAN

- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi
Acrylic, produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss
Danapaint atau setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991,
SNI 03-2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan

Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya


untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas Pemborong harus menyerahkan 2 teknis
operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamuur,
plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat retak-retak dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata Setelah
pelamuran 3 Pengawas, bidang pelamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
- Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimanpemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik Setiap kali lapisan cat dilaksanakan
harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benddan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 ( dua ) Jam

Pas. Sparing Pipa-pipa

Instalasi Air bersih Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian,
fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi
dalam bangunan).
Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan.
Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
(menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris
dengan luas keramik.

Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :


- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor

Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. Sambungan harus betul-betul rapat.
Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol)
pada tempat-tempat tertentu.
Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah
plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum
ditentukan , dipakai sistem Block Out.
Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak
sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk
pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat
closet di gelontor dengan air.
Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan.


Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang. Pipa saluran air
hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau dapat ditanam di
dinding bila berukuran < 2 “. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus
dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang. Bila terdapat
sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar- benar kuat.
Pas. Penutup Atap Genteng Morando
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan sesuai gambar rencana kerja
Syarat – syarat pelaksanaan
-Pelaksana melakukan pengukuran loasi atap yang akan dipasang dan setelah diukur maka
dilanjutkan pemesanan atap genteng morando,
-Setelah atap genteng dipesan maka dilanjutkan pemasangan atapgenteng sesuai dengan
gambarrencana kerja .
PEKERJAAN LAIN LAIN

PEKERJAAN PERAPIHAN & PEMBERSIHAN AKHIR

- Seluruh pekerjaan akan diperiksa kembali dan akan dilaksanakan perapihan sesuia dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Seluruh lokasi pekerjaan akan dilakukan pembersihan akhir baik
puing, sampah dan sisa material lainnya akan diangkut dari lokasi pekerjaan sampai benar-benar
bersih. Penarikan kembali para tenaga kerja, peralatan, setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

SERAH TERIMA PEKERJAAN

Membuat Laporan Akhir dengan mengajukan surat tertulis bahwa pekerjaan telah selesai
dilaksanakan 100%, yang disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, dengan tembusan
kepada Konsultan Pengawas dan yang bersangkutan lainnya. Seluruh Dokumen yang berkaitan demgan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini dimulai awal pelaksanaan sampai selesai dilaksanakan
100%, dalam rangka Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan (PHO) .

MASA PEMELIHARAAN

Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi ini sejak ditanda tanganinya Berita
Acara Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan /(PHO). Selama masa pemeliharaan terhadap pekerjaan
yang telah selesai dilaksanakan, apabila ada pekerjaan yang kurang baik akibat cuaca atau akibat
unsur lainnya, akan dilakukan perbaikan terhadap pekerjaan yang rusak sampai dengan material
terpasang dengan baik sesuai mutu material yang lama dan biaya perbaikan akan menjadi beban
kami (kontraktor).

Dalam Masa Pemeliharaan selama 180 Hari kalender maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kerusakan pada pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu :
-Apabila ada kran air rusak maka kontraktor akan memperbaiki kerusakan kran air.
-Apabila kusen pintu mengalami kerusakan kontraktor memperbaiki kerusakan kusen pintu
alumunium.
-Setiap item pekerjaan pihak kontr aktor yang mengalami kerusakan maka kami pihak kontraktor
akan memperbaiki sesuai item peker jaan.

Cianjur, 25 Juni 2019


CV. TAWAKALNA

HARI HARDIMAN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai