Dengan ini kami dari Penyedia Jasa/Kontraktor membuat usulan Metode Pelaksanaan
Pekerjaan, yang kami buat sebagai Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
cara Penjelasan dan Penguasaan lapangan yang menggambarkan tata cara pelaksanaan dari awal
sampai dengan akhir pekerjaan, yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrative
maupun secara teknis, dalam rangka pelaksanaan Pekerjaan :
Manager/Pelaksana Lapangan.
Kami sebagai Kontraktor sesuai Surat Perjanjian Kerja/Kontrak akan memikul tanggung jawab
penuh para tenaga kerja maupun atas semua kelalaian/kerusakan yang dilakukan petugas yang
kami tugaskan dilapangan maupun para tenaga kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi ini.
Bertanggung jawab atas keselamatan para tenaga yang terlibat langsung dilapangan didalam
pelaksanaan pekerjaan
Dokumen Kontrak.
Menyediakan satu set foto copy dari semua Dokumen Kontrak, Gambar-gambar Kerja yang
disetujui dan Perintah Perubahan Pekerjaan untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas
dilapangan dalam keadaan baik, Perubahan Pekerjaan diberi tanda untuk memperlihatkan semua
perubahan yang telah ditentukan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh.
- Contoh-contoh yang disediakan untuk menggambarkan tentang mutu/kwalitas bahan/material
akan diserahkan sebelum bahan/material dipergunakan, diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diteliti.
- Contoh/brosur bahan/material yang telah di ACC/disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas, berada/tersedia dilapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan seperti : Cat,Keramik
,Listrik, dll Adanya persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-
contoh bahan/material, sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan.
- Contoh-contoh bahan/material, diajukan secara tertulis berikut contoh-contoh bahan/material
kepada Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan untuk diketahui, diperiksa dan disetujui.
- Persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-contoh bahan/material sama sekali
tidak akan mengurangi tanggung jawab kami untuk setiap penyimpangan/kesalahan dan
kelalaian dari ketentuan Dokumen Kontrak.
PERSIAPAN KERJA.
Penggunaan Daerah Lapangan Kerja (Site).
- Sebelum penggunaan daerah lapangan kerja (Site), terlebih dahulu mengajukan secara tertulis
kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan mengenai penggunaan daerah
lapangan kerja (Site) untuk Gudang, penempatan bahan/material maupun peralatan,
- Lokasi pekerjaan harus dijaga supaya tetap nyaman, bersih dan tertib pada saat
pelaksanaan pekerjaan baik penempatan bahan/material, peralatan maupun disiplin para
tenaga kerja supaya tidak mengganggu kepentingan umum yang diantaranya para
pegawai/tamu, penghuni kendaraan pegawai/tamu maupun Mahasiswa
- Pada saat pelaksaan pekerjaan dilapangan harus memperhatikan dan membatasi operasi
dilapangan daerah yang diijinkan sesuai ketentuan yang telah ditentukan atau sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat yang tercantum dalam Dokumem Kontrak.
- Tidak melakukan penumpukan bahan/material maupun penempatan peralatan yang tidak
wajar.
Mendatangkan
Bahan/Material
Mendatangkan bahan-bahan dan peralatan ketempat pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
jadwal waktu pemakaian bahan maupun peralatan, terutama bahan/material utama dan peralatan
utama yang segera berada dilapangan paling lambat 2 (dua) hari sebelum akan
dipakai/dipergunakan.
Mulai Kerja dan bersamaan dengan Konsultan Pengawas menentukan batas-batas lapangan sesuai
dengan gambar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.
Keamanan Proyek :
- Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengerusakan.
- Untuk maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan.
- Bila terjadi kehilangan atau pengerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai. KEAMANAN PROYEK Kontraktor diwajibkan menjaga
keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.
- Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan. Bila
terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.
Kerja Lembur.
Untuk pelaksanaan pekerjaan lembur, terlebih dahulu membuat surat secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuan, kami akan menanggung biaya Konsultan Pengawas yang
diakibatkan oleh kerja lembur tersebut akan kami menjadi tanggung jawab kami sebagai
kontraktor pelaksana.
Pemberitahuan Tertulis;
Pemberitahuan secara tertulis harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas ataupun Pemberi
Tugas yang disampaikan kepada wakil perusahaan yang dituju dan dibuktikan dengan tanda
terima akan dianggap sah kecuali hal-hal lain yang ditentukan dalam Berita Acara.
Pemborong wajib lebih dahulu menunjukkan contoh bahan – bahan yang akan dipergunakan untuk
bangunan kepada Direksi guna mendapat persetujuan sebelum bahan – bahan dipasang / dipakai,
bahan – bahan yang didatangkan harus dan sesuai dengan contoh yang telah disetujui Direksi.
- Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 1941.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-197
- Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaaan Air Minum.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
- Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
- Peraturan Muatan Indonesia
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983
- Peraturan Pengecatan NI-12.
- Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat,
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
:28/PRT/M/2016 .
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan Direksi / Pengawas.
- Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat,
yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
- Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,berlaku dan mengikat pula.Gambar
bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga
gambar gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.
- Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
- Berita Acara Penunjukan.
- Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
- SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
- Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
- Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule).
- Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan
SKEMA PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN SETIAP HARI/NORMAL WORKING DAY :
PEKERJAAN ARSITEKTURAL
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN GALIAN, URUGAN TANAH DAN PONDASI
C. PEKERJAAN STRUKTUR (BETON K 250)
D. PEKERJAAN PAS. DINDING, PELAPIS & FINISHING
E. PEKERJAAN LANTAI
F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
G. PEKERJAAN ATAP
H. PEKERJAAN PLAFOND
I. PEKERJAAN SANITAIR DAN ACSESORIES KM
J. PEKERJAAN PENGECATAN
K. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN
PEMBUATAN BANGUNAN POS JAGA
PEKERJAAN PEMAGARAN, GERBANG DAN HALAMAN
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
MEKANIKAL
Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus Memililki Tenaga Kerja sesuai dengan
kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
a. Manager Proyek
b. Manager Teknis
c. Pelaksana / Mandor
c. M a n a g e r Administrasi Keuangan
d. Logistik
d. Tenaga Kerja (Pekerja
e. Dll
Program dan Pemberitahuan
- Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil
yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
- Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan,
bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan
Pengukuran site
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah
disetujui oleh Konsultan
- Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
- Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-
juru ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap
bagian pekerjaan yang memerlukannya.
Pembersihan site
Sebelum dilaksanakan pekerjaan kontraktor harus membersikan Site Pekerjaan baik dari
awal pekerjaan hingga selesai pekerjaan .
PELAKSANA
Nama Perusahaan :
Alamat Perusahaan : Mulai Kerja :
NO.NPWP : Selesai
NO. SIUJK : :……………………….
Masyarakat dapat menyampaikan Direksi : ……………………...
Informasi Kepada : Telp/Fax : ………………………
Telp/Fax :
Pembuatan Direksi keet
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pembuatan Direksi Keet adalah sebagai berikut :
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
As Built Drawing
- Dokumen Gambar Terlaksana (As Built Drawing) Ini Harus Diperiksa Dan Disetujui
Oleh
Pengawas.
- As Built Drawing Memuat Seluruhnya Secara Detail Dari Hasil Kegiatan Pelaksanaan
Pekerjaan
Sesuai Dengan Yang Telah Dilaksanakan Lengkap Dengan Data, Dan Keterangan Lainnya.
- As Built Drawing Diserahkan Dalam Bentuk Cetakan Dan Dijilid Sebanyak 3 (Tiga)
Set.
- As Built Drawing Terdiri Dari ; 3 (Tiga) Set
A3
- Diserahkan Secara Bertahap Setelah Pekerjaan Terlaksana Untuk Diperiksa Dan Disetujui
Oleh
Konsultan Pengawas.
Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan besi,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari
Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi
untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan
air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air,
kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam
toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan
penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.
Selain Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Pekerjaan Penunjang diatas, kami juga akan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan pendukung yang akan mempermudah dan memperlancar selama proses
Pekerjaan Konstruksi berlangsung. Adapun pekerjaan-pekerjaan pendungkung tsb adalah :
Dalam pelaksanaan ini Kami Pihak Penyedia/Kontraktor Jasa menerapkan standarisasi prosedur
sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin kepada pejabat setempat setiap
akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
serta untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya
keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan. Selain perizinan yang utama
kita juga mempersiapkan perizinan-perizinan lain yang memperlancar proses pekerjaan. Seperti
izin pemakain listrik kerja, Air kerja , Izin pengamanan lokasi kerja dll.
Adapun untuk mengetahui kuantitas awal pekerjaan dari berbagai mata pembayaran yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga maka dilakukan pemeriksaan lapangan bersama yang terdiri dari
direksi teknis, panitia penelitipelaksanaan kontrak dan penyedia jasa/kontraktor setelah penerbitan
SPMK.Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan bersama
yang akan menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan.Apabila hasil pemeriksaan lapangan bersama
mengakibatkan perubahan isikontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, mata pembayaran,
kuantitas) maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan kontrak (contract
change orders/CCO) yang ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.
Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang
detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan
gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager
untuk dilaksanakan di lapangan.
Gambar kerja dibuat rangkap 3(tiga), 1 set untuk Kontraktor, 2. Untuk Pengguna Kerja .3. Untuk
Konsultan Pengawas MK.
Pemasangan papan nama project ditempatkan pada posisi yang mudah di lihat orang, sebagai tempat
informasi project, terdiri dari Nama project, No dan Tanggal SPK, waktu pelaksanaan, Nilai
Project , Sumber dana dan Nama Penyedia jasa. Pemasangan papan nama project
dlaksanakan pada minggu ke-1
Pembuatan Papan Nama Proyek dengan menggunakan bahan multiplek dan memakai tiang penyangga
agar kelihatan dengan mudah. Tulisan yang tercantum mengenai informasi proyek harus jelas
Dan mudah terbaca.
Pemasangan Struktur Organisasi Project ditempatkan didalam direksikeet. Hal ini untuk
mempermudah kordinasi selama pelaksanaan proyek berlangsung. Organisasi proyek
mencantumkan semua tenaga ahli dan teknis yang bekerja didalam pelaksanaan pekerjaan dengan
dilengkapi nomor hand phone dan Jabatan yang bersangkutan.
Penyediaan Tenaga Kerja yang cukup dan memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing sesuai
dengan item pekerjaan yang dibutuhkan. Professional dan Tanggung jawab yang tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah Motto dari tenaga kerja Kami Pihak Penyedia Jasa/ Kontraktor
Sesuai Kebutuhan Teknis Tenaga Inti yang dipersyaratkan
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Persiapan
pekerjaan .
Kerja maka kita harus dapat menganalisa semua faktor-faktor yang memperlancar dan
menghambat proses pekerjaan, diantaranya kami akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
pendukungan antara lain :
1. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yaitu penentuan waktu dengan urutan-
urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Penjadwalan ini disusun untuk merencanakan antara lain :
1. Menyusun dan membuat Jadwal Pelaksanaan dalam bentuk Grafik dan Kurva S yang
menjelaskan Prestasi pekerjaan dan direncanakan berdasarkan butir-butir dalam komponen
pekerjaan sesuai dengan BOQ Penawaran
3. memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana
Kerja harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan
dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.
4. Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana Kerja & Network
Planning, untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka
penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan. Hal ini akan sangat bermanfaat
agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik
6. Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga
benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
7. Mobilisai dan Demobilisasi. Mobilisai adalah Proses Pengiriman Material dan peralatan kerja
dari Gudang penyimpanan ke lokasi kerja harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan
Demobilisasi adalah pengembalian semua peralatan kerja yang sudah tidak terpakai lagi dari
area pekerjaan ke Gudang penyimpanan dilakukan dengan baik dan seaman mungkin.
8. Perlindungan Cuaca. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena faktor cuaca yang
berakibat pada penghambatan proses pekerjaan maka kami Penyedia Jasa/ Kontraktor sudah
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat cuaca yang estrim. Seperti musim hujan,
cuaca panas dll. Maka kami menyediakan peralatan-peralatan sementara yang dapat melindungi hasil
kerja ( bangunan yang lagi dibangun) dengan pengaman hujan (terpal) dan Tangga pelindung
/ penahan bangunan (schaffolding) dll.
9. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka dalam pembangunan ini semua
penempatan material harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan mudah dijangkau untuk
proses pengiriman material ke lokasi pekerjaan tersebut. Hal ini di akomodir oleh bagian logistik.
Pengamanan terjatuhnya material atau lepasnya bekisting dalam proses pekerjaan yang
berlangsung dapak dilakukan dengan memasang stagger yang terbuat dari bambu atau memakai
Scaffolding sesuai kebutuhan item pekerjaan tersebut.
10. Jika lokasi pekerjaan ini mengganggu Prasarana dan Sarana umum yang ada sebelumnya dan
digunakan oleh masyarakan umum maka kami akan melakukan pengalihan arus lalu lintas
untuk jalan umum atau pembuatan jalan sementara yang dapat digunakan oleh masyarakat umum
dan sebelum pembuatan jalan sementara ini kita akan berkordinasi dengan aparat terkait dan
disetujui oleh PPK / KPA pekerjaan ini.
11. Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop
Drawing) yang detail dan diajukan kepihak Pengawas untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja
dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas diserahkan
Kepala Proyek untuk dilaksanakan di lapangan
12. As built Drawing dibuat sesuai dengan prestasi fisik pekerjaan dilapangan dengan
dilengkapi laporan harian dan laporan-laporan lainnya selama proses pekerjaan berlangsung. Dan
di buat buku induk sebagai pedoman untuk mempermudah pengechekan olah pejabat terkait.
13. Didalam direksikeet nantinya tertuang semua data-data administrasi yang diperlukan
selama berlangsungnya proses pekerjaan ini. Termasuk peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seperti Buku Kontrak. Gambar kerja, Schedule pelaksanaan, jadwal lengkap tenaga, bahan dan
peralatan kerja.
14. Penyediaan Listrik Kerja dengan memakai jasa Listrik dari PLN atau bisa juga sementara
memakai Genset Bensin
1.1. Kontraktor wajib mempersiapkan pengamanan yang diperlukan untuk melindungi keselamatan
para pekerja ditempat pekerjaan.
1.2. Kontraktor wajib menyediakan sarana pengobatan dan kelengkapan pertolongan pertama
pada kecelakaan sesuai ketentuan yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
Kontraktor harus meneyerahkan kepada pengawas ahli laporan yang terperinci dalam bentuk formulir
pada waktu yang telah ditentukan oleh pengawas ahli yang antara lain mencantumkan jumlah tenaga
kerja serta keahliannya, peralatan-peralatan konstruksi dan lain-lain.
Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan laindalam kontrak, untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan pemelihatraan pekerjaan maka :
a. Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua : peralatan
konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara.
b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain, kontraktor
harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memeperhatikan syarat-
syarat mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, kecuali
bila ditentukan dalam RKS Teknis.
1.3. Semua bahan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, pemborong terlebih dahulu harus
memberikan contoh kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum bahan-
bahan didatangkan ditempat pekerjaan.
1.4. Bahan yang tidak sesuai/tidak mememnuhi syarat atau berkualitas jelek yang dinyatakan
ditolak oelh pengawas lapangan, harus segera dikeluarkan dari lapangan dan tidak boleh
digunakan.
1.5. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh pengawas lapangan dan ternyata
masih dipergunakan oleh pelaksana, maka pengawas lapangan wajib memerintahkan pembongkaran
kembali kepada pelaksana/pemborong yang mana segala yang disebabkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan pemborong.
1.6. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, pengawas lapangan berhak meminta kepada pelaksana/pemborong untuk mengambil
contoh-contoh dari bahan tersebut dan memeriksanya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan- bahan
milik pemerintah yang mana segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
1.7. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan tersebut, pelaksana/pemborong tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
MEMASUKI LAPANGAN
Pengawas atau setiap petugas yang beri kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan, barang dibuat, kontraktor harus memberi fasilitas
dan membantu utnuk memasuki tempat-tempat tersebut.
1.8. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapat
persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada
pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
1.9. Kontarktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan,
kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor apa yang harus dilakukan.
KERJA MALAM HARI & HARI MINGGU
1.10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak, maka pekerjaan permanen tidak boleh
dilaksanakan pada malam hari, hari minggu atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari pengawas,
kecuali apabila pekerjaan itu tidak dapat ditunda atau mutlak harus dilaksanakan untuk
menyelamatkan jiwa atau harta benda/keselamatan pekerjaan.
Kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan segala biaya
sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan tersebut akan ditanggung oleh kontraktor.
KEMAJUAN PEKERJAAN
1.12. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor
demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh pengawas.
1.13. Apabila laju kemajuan pekerjaaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada wakru yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
PERUBAHAN, PENAMBAHAN & PENGURANGAN PEKERJAAN
Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan
disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
1.11. Dalam hal Kontraktor memerlukan untuk bekerja diluar jam kerja, hari minggu atau hari libur
resmi maka sebelumnya harus mengajukan permohonan tertulis kepada pengawas untuk
mempertimbangkan apabila pengawas memandang perlu Kontraktor diijinkan bekerja.
3) S i t u a s i
mengajukan tuntutan.
PEKERJAAN PERSIAPAN
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
PEKERJAAN PENGUKURAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan lahan dan
pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau yang
ditentukan Konsultan pengawas dan termasuk tim ukur yang berpengalaman dan peralatan
pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.
Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi
yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan pengawas.
Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli yang disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
pengawas, dan mereka bertanggung jawab memeberikan informasi dan data yang berkaitan
dengan pengukuran kepada Konsultan pengawas. Kontraktor harus menggunakan sejumlah
peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan
pengawas.
4) U k u r a n
alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada titik duga
patok (peil nol).
bih dahulu
mengambil Foto Nol.
, antara lain
Theodolite dan Meteran
Theodolite dan Meteran
Pelaksanaan Pekerjaan Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur. Pengukuran harus
dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku yang dijilid harus digunakan
untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus ibuat utnuk setiap kategori berikut:
• Pemeriksaan melintang.
• Ketinggian patok.
• Lokasi pengukuran.
• Konstruksi pengukuran.
• Potongan melintang.
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan, dan lainnya harus dihitung sebelum pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukan jarak dan
azimut ke setiap titik acuan.
Propil dan bidikan elevasi topografi harus dilakukan dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga ditempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas.
1.1. pengerjaan
1.1.1. Kontraktor bertanggungjawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.
Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat
persetujuan Pengawas/Tim teknis. Bench mark yang bersifat tetap ataupun sementara harus
dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.
1.1.2. Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus menempatkan pengawas ahli
yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan galian dan urugan, yang mengetahui semua aspek
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
1.1.3. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serta rintangan dan lain-
lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan harus dibersihkan, kecuali untuk hal-hal
tertentu yang tidak mengganggu sesuai dengan petunjuk Pengawas/Tim Teknis.
1.1.4. Galian harus dilakukan sesuai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar atau BQ
dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya. Apabila terjadi galian melebihi kedalaman
yang ditentukan, maka pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk
tanpa biaya tambahan dari Pembari Tugas.
1.1.5. Bila diperlukan untuk mendapat daya dukung tanah yang lebih baik, maka dasar galian
tanah pondasi harus dipadatkan/ditimbris/ditumbuk.
1.1.6. Pada bagian-bagian galian yang dianggap dapat longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan penahan/turap atau dengan cara lain.
Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melibihi 20 cm, dan setiap tanah urugan
harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan kotoran lainnya.Persiapan
• Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
• Persiapan lahan kerja.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, meteran, waterpass, cangkul, belincong,
pengki, benang, selang air, dll.
Pengukuran
• Setelah posisi titik ukur tetap ditentukan, berdasarkan titik tetap tetap tersebut dilakukan
pengukuran terhadap titik dan elevasi galian tanah.
• Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat
• Pada setiap periode tertentu kedalaman galian tanah selalu diperiksa dengan menggunakan alat
ukur manual atau dengan theodolith.
• Bila ada genangan air dalam galian maka disediakan pompa drainase secukupnya supaya air
dapat segera dipompa ke luar, sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan.
• Saat penggalian tanah sangat memungkinkan ditemukannya lokasi bekas pembuangan sampah,
banyak potongan kayu, atau tanah yang berlumpur. Bila hal ini dijumpai, baiknya benda-benda
tersebut diangkat.
• Urugan tanah dilakukan setelah pekerjaan cor beton pondasi selesai dikerjakan dan beton
pondasi telah mencapai umurnya.
• Urgan tanah kembali dengan memanfaatkan tanah bekas galian.
• Urug tanah disekitar lubang bekas galian pondasi.
• Urugan tanah diratakan dan dipadatkan.
Prosedur Pelaksanaan Keselamatan Kerja Konstruksi Pekerjaan Galian adalah sebagai berikut :
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar
diikuti berdasarkan tinggi pondasi dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi /
Pengawas
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu kali yang bermutu baik yang tidak mengandung
lumpur.
3. Pekerjaan Pemasangan Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh
serta terikat baik satu sama lainnya dengan adukan. Proses Pembuatan adukan mortar sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis kontrak, dan ukuran tebal kecilnya permukaan pondasi harus
sesuai dengan gambar kerja dalam kontrak. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran
air kotor dan air bersih, air hujan, kabel- kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat
dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu kali disesuaikan dengan gambar
rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
Gambar 15. Pemasangan Pondasi Batu Kali
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
PEKERJAAN TEMBOKAN
STRUKTUR ATAS
Bahan-bahan dan Syarat Bahan Semen, Agregat dan Syarat Atas Bahan-bahan bangunan berupa
semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan persyaratan yang termuat dalam RKS ini pada
bab sebelumnya.
PEKERJAAN BETON
Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat -syarat dan ketentuan berikut :
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Standard Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK. SNI- 15-1991 - 03).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retakratak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm 2 untuk diameter
tulangan
≤ 12 dan 3900 kg/cm2 untuk diameter tulangan ≥ 13.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Disesuaikan dengan gambar-gambar.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan -ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Perancang/ Konsultan Pengawas.
Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah
sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan
Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton untuk
seluruh pekerjaan konstruksi. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian
mutu besin beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk -petunjuk Konsultan Pengawas
dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, dimana
batang percobaan
yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang
diameternya sama dengan panjang 1000 mm. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar -gambar yang ada dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan
antara besi beton satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak
menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah ataupun papan bekisting.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya, harus mendapat
persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera
dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu
24 jam.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati -hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi
pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak menyimpang dari SK.BI-1.4.53.1989 - UDC :
693.s.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli dengan menggunakan alat-alat
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak -retak dan sebagainya.
Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat
rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bending schedule),
yang sebelumnya harus diserahkan kepada konsultan-Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil -peil sesuai dengan gambar dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunnya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton dekking) harus sesuai dengan
gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan
specifikasi SK.SNI T-15-1991-03 pasal 3.16.7.
Percobaan slum diadakan menurut syarat -syarat dalam Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan
Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-
1982). Pengadukan harus dilakukan di dalam suatu mesin pengaduk dari tipe yang disetujui dan
berputar pada kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin tersebut.
Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :
Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi
persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 x 150 mm3.
Pengambilan adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah
pengawasan Konsultan- Konsultan Pengawas. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan
suatu kode yang dapat
menunjukkan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu dicatat. Semua kubus coba dites dalam
laboratorium yang berwenang dan disetujui Konsultan Pengawas.
Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas selambat -lambatnya 3 (tiga)
hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga karakteristik, nilai deviasi,
slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang dilakukan.
Standard Mutu (Standard of Acceptance)
Trial test ini harus sudah diselenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja
atau penunjukkan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
Penentuan nilai kuat tekan beton (fc') boleh didasarkan pada nilai kuat tekan beton yang didapat
dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150 mm (fc'k).
Dalam hal ini nilai fc' didapat dari perhitungan konversi
fck'
15
Dimana
fck' = kuat tekan beton yang disyaratkan ............mPa didapat dari uji kubus berisi 150 mm.
Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor supaya
mengadakan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan coring.
- Method for Making Test Cubus from Fresh Concrete (BS 1881 part 108: 1983).
- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16 :
1983).
Mutu/nilai kuat tekan beton yang disyaratkan adalah fc' = 500 kg/cm 2 untuk beton balok
prestressed, sedangkan untuk struktur lainnya mempunyai kuat tekan beton fc' = 300
kg/cm2 dengan proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya harus didasarkan pada
teknik penakaran berat (weight batching).
Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr') yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari 2 (dua) persamaan, yaitu
fcr' = fc' + 1, 64. s
fcr'
=
fc' + 2,64.s - 4
Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung
deviasi standard maka target fcr' haruslah diambil tidak kurang dari (fc' + 12) mPa.
Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila
kedua persyaratan berikut ini dipenuhi, yaitu
- Nilai fcr' dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri dari 3 hari uji kuat
tekan tidak kurang dari (fc' + 0,82.s) mPa.
- Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr' dari 2 silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc'.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah
untuk meningatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya.
Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat -alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa - sisa
adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) lalu
dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu
lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan beton
lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat sampai agregat kasar
tampak, kemudian disirim dengan air semen. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemadatan Beton
Beton didapatkan dengan menggunakn suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensi tanpa adanya
penundaan. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan pengendapan
agregat, kebocoran- kebocoran melalui acuan dan lain-lain, harus dihindarkan.
Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 460 mm tebalnya. Lapis-lapis ini
harus dijaga supaya mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik.
Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan Konsultan- Konsultan Pengawas,
dimana
- Siar dalam kolom sebaiknya ditempat sedekat mungkin dengan bidang bawah dari balok
tertinggi;
- Siar dalam balok dan pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang;
- Siar vertikal dalam dinding supaya dihindarkan;
- Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dengan
seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan cara menyemprotkan permukaan dari
beton lama supaya dengan cara menyemprotkan permukaan dengan air dan menyikat sampai
agregat kasar tampak.Setelah permukaan siar tersebut bersih, bubur semen (grout) yang tipis
dilapiskan merata keseluruh permukaan. Bahan yang dipakai untuk expansion joint adalah heavy
duty sealant dengan pelat hitam berukuran 200 mm x 2 mm yang diletakkan sepanjang dilatasi dan
dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Adukan Beton Monolitik
Pada pertemuan dari balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak
atau berseling, yaitu beton yang bermutu tinggi dicorkan lebih dahulu, atau berselang tidak
lebih dari 20 menit antar waktu pengecoran kedua mutu beton. Beton tersebut digetarkan
samapi kedua mutu beton tersebut mengikat bersama.
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan ter hadap sinar matahari,
angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton
harus diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya
beton karena kelalaian ini .
Bekisting (Formwork)
Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat -syarat kekuatan, daya tahan
dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberikan sample dan perhitungan kekuatan bahan yang
akan dipakai untuk bekisting, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran -ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan
menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama pengecoran.
Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya
air selama pengecoran, tetap lures (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji,
tanah dan sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu
pembongkaran bekisting. Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan
memakai multiplek dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak
rusuk-rusuk pengaku bekisting. Untuk mengejar kecepatan pengecoran struktural,
maka disyaratkan agar Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor membuat panel-panel bekisting yang
standard untuk bagian konstruksi yang typical.
Prosedur pelaksanaan Keselamatan Kerja Pekejaan Bekistring dan Pembesian adalah sebagai
berikut :
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
Pembongkaran Bekisting
Apabila setelah bekisting dibongkar ternyata terdapat bagian -bagian beton yang keropos
atau cacat konstruksi maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus seg era memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau
menutupnya.
Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya - biaya pengisian atau
penutupan bagian tersebut menjadi tanggungjawab Pel aksana Pekerjaan/Kontraktor.
Alat-alat di dalam Beton
Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-gambar), maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas perihal
bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton dan proporsi adukannya.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan beton kedap air
tersebut. Apabila dikemudian hari ternyata kedapatan bocor atau terjadi rembesan,
maka Kontraktor harus mengadakan perbaikan -perbaikan dengan biaya dari Kontraktor sendiri.
Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian
rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.
Beton Rabat dan Kansteen
Beton rabat dan kansteen dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal
lain dalam RKS ini (Bagian III Bab I butir 1.7.).
1. Portland camen
- Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan- ketentuan
dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh
(belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan
bahan tersebut.
3. Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat SNI 7394:2008.Air tawar yang dipakai harus
bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang
dapat menurungkan mutu beton.
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan ditentukan dalam SNI
7394:2008.
Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat- cacat seperti
serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai dengan petujuk
gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang di syaratkan dalam SNI
7394:2008.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.Kawat pengikat harus
terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm dan tidak bersepuh seng. Material lain yang
digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Gambar 20. Besi Beton SNI polos / Ulir dan Perakitan Besi
7. Kayu
- Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat dan
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi.
- Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada.
Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak ditentukan lain, maka harus
mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam SNI 3434:2008.
- Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan toleransi ukuran kayu yang
dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam SNI 3434:2008.
8. Pengecoran Beton
- Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC :
3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai kerja, lantai alas
keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan dengan gambar.
- Semua pekerjaan konstruksi beton pada bangunan dikerjakan sesuai spesifikasi teknis.
Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat SNI
7394:2008.
- Untuk beton konstruksi bermutu K-100 dapat dilakukan dengan cara manual.
Toleransi Pelaksanaan
Penyimpangan dari toleransi seperti tersebut dibawah ini, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
bertanggung jawab atas perbaikan dan biaya-biayanya. Perbaikannya harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Toleransi ini diberikan atas pekerjaan yang bertalian dengan setting out, garis as bangunan,
kedataran atau ketinggian, ketegakkan, ukuran dan tebal dari su atu ketinggian struktur dan
lain-lain.
Kedudukan suatu bagian dari bidang bangunan yang ditunjukkan pada gambar adalah 6 mm per 3
meter panjang bidang bangunan dengan maksimum 25 mm. Lepas dari ketentuan diatas, bidang
bangunan tidak boleh melampui garis batas pemilikan dan garis bangunan (sempadan).
Ketegaklurusan
Penyimpangan dari bidang tembok dan kolom terhadap garis vertikal tidak melampui 6 mm per
meter dengan maksimum 13 mm.
Kedataran
Tinggi 3 meter dari lantai, penyimpangannya - 6 mm.
Tinggi 6 meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm.
Tinggi>12meter dari lantai, penyimpangannya -13 mm. Penampang
Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding. Dalam
pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan
, kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu
diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian
material. Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :
a. Kualitas Material
Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang bagus
adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak terlalu rapat
karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang
baik.
Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama, baik panjang, lebar
dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda mendapatkan
bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan
supaya pasangan bata kelihatan rapi .
Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering lakukan
perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini
dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran adukan/
mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan
ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk
dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan
bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh
dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan
penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang dipasangkan. Penumpukan
material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan pemasangan.
Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.
Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan
Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus. Pasir juga
dianjurkan tidak banyak mengandung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung lumpur.
Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang
diisyartakan. Biasanya campuran 1 pc : 6 ps.
Pembuatan adukan harus diperhatikan secara benar, jangan membuat aduakan dalam volume
yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan dengan volume
pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat
mengering.
b. Kelengkapan Peralatan
Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai
pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan
jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan
garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding
ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan
dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan
dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh /
jatuh.
c. Pelaksanaan Pemasangan
Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding
apakah sudah kondisi baik. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan
antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan
supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya
pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan
panjang antara 15 – 20 cm).
Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian
dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang
pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang
dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap
benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang
ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan .
Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang
bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu
demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan leveling diatas
batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan
rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya.
Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata
harus sama.
Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan
dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan
dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah
kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai meleleh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi
adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah
terhubung dari ujung keujung bagian di dinding yang dipasangkan, anda kemudian harus menarik
garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan
ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap
50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai dengan benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.
Gambar 21. Cara agar pasangan dinding tegak dan lurus vertikal
e. Pemeliharaan
Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara
dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan
sampai mengering karena bisa menjadi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya
pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat
Gambar 44. Cara agar pasangan Kusen pada dinding bata merah
PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan plesteran dinding batu bata maupun batako merupakan pekerjaan mudah,
namun memerlukan perhatian dan metode cara plesteran dinding yang baik sehingga dapat
dihasilkan pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi.
Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding antara
lain:
a. Pasang dinding batu bata / atau batako sesuai dengan rencana dinding yang sudah dibuat
sebelumnya, pastikan dinding benar-benar tegak dan rapi karena akan menghemat pekerjaan
plesteran.
b. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air sampai basah dan rata
dalam kondisi jenuh air.
c. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan. d.
pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan
penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan
kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran
yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
e. tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan
instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari.
f. pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
g. setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak terjadi
keretakan dinding.
h. pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat,
karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada
dinding yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut.
Ring Balok merupakan struktur atas dalam suatu bangunan, pekerjaan balok dibuat untuk
menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sebelum pekerjaan ini dilakukan,
terlebih dahulu pihak kontraktor harus mengajukan usulan rencana kerja dan mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas. Untuk pekerjaan balok diperlukan beberapa tahap seperti
pekerjaan pembesian, pembuatan dan pemasangan bekisting, Pekerjaan pengecoran dan
pembongkaran
1. Pekerjaan Pembesian
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 24 Kg/cm2 untuk ukuran D Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh
karakteristik minimum 32 Kg/cm2). Tahapan untuk pekerjaan balok
adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atau pekerjayang
sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini
juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah sebagai berikut
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian ring balk pembangunan
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Aceh Timur adalah sebagai berikut :
• Besi Polos Ø8
• Besi Ulir D 12
• Besi Ulir D 16
• Kawat Beton
Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun
jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :
• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Besi 2 orang
• Tukang Besi 4 orang
• Pekerja 10 orang
Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual
ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang
memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan
dibengkokkan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan
lain oleh Pengawas Lapangan
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas
lapangan.
• Kondisi Permukaan Baja Tulangan
Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis
bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan acuan
baku.
Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimu didasarkan pada diameter tulangan db, maka satu
unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat
dari luas ekuivalen penampang gabungan.
Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan SNI karena
dilapangan pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh pekerja, jarak sengkang yang di
tentukan pada gambar bestek adalah 15 cm. Penempatan sambungan pada sengkang pada
lapangan sesuai dengan SNI dengan cara membuat penempatan sambungan
sengkang berselingan.
Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex
mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi
atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang
lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar
mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut
sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan
yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :
• Gergaji
• Palu
• Meteran
• Waterpas
• Unting-unting
• Selang air
• Pinsil
• Benang
• Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting
Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
Mandor 1 orang
Kepala Tukang Kayu 1 orang
Tukang Kayu 4 orang
Pekerja 8 orang
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan
untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking
adalah sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.
Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur
akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada
gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran
mortal, cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk,
cetakan dan tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya,
perencanaan cetakan disertai pertimbangan faktor-faktor berikut
: a. Kecepatan dan metode pengecoran beton
b. Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertical, horizontal, dan tumbukan. c.
Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah, beton
arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.
3. Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, bekesting terlebih dahulu dilapisi dengan oli
bekas/minyak bekesting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting agar
setelah beton mongering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi bekisting supaya tahan
lama.
Untuk perbandingan campuran yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran ring balk adalah 1 pc
: 1 1/5 ps : 2 1/5 kr untuk selimut betonnya adalah 5 cm. hasil adukan semen terlihat bagus namun
terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik suatu kontruksi, pengecoran ring balk harus
dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau dengan menggunakan mesin getar untuk hasil
yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan saja akan mengakibatkan kerikil menumpuk
disisi bawah struktur tersebut dan bisa melemahkan struktur.
Peralatan yang digunakan adalah kereta sorong, molen, ember, ruskam, sendok spesi, skop,
mesin getar (Vibro), dan alat bantu lainnya yang mendukung untuk campuran agregat dipesan
dari toko terdekat, sedangkan bahan yang digunakan pasir, semen, kerikil dan air. Tenaga kerja
yang dibutuhkan pada pekerjaan struktur ini adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Batu 1 orang
3. Tukang Batu 2 orang
4. Pekerja 10 orang
4. Pekerjaan Pembengkoran
Pekerjaan pembongkaran bekisting struktur tersebut dilakukan setelah umur beton 1 atau 2 hari
lebih. Pembongkaran bekisting dengan menggunakan linggis. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung supaya
dapat dipergunakan untuk pekerjaan selanjutnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembongkaran bekisting kolom ini dikerjakan oleh 2
orang pekerja.
Pekerjaan pembongkaran dilapangan sudah sesuai dengan SNI cetakan dibongkar dengan cara-
cara yang tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Beton yang akan dipengaruhi
oleh pembongkaran cetakan memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak oleh operasi
pembongkaran.
Kolom merupakan struktur dalam suatu bangunan, menahan beban-beban yang bekerja pada
struktur tersebut. Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan pembesian;
2. Pekerjaan pemasangan bekisting;
3. Pekerjaan pengecoran;
4. Pekerjaan perawatan beton; dan
5. Pekerjaan pembukaan bekisting.
Tahapan untuk pekerjaan balok adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini
dilakukan oleh tukang atau pekerja yang sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur
bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah
sebagai berikut :
1. Gunting Besi/Pemotong Besi
2. Pembengkok besi (Bar Bender)
3. Meteran
4. Kakak tua
5. Sarung tangan/alat septy lainnya
Besi yang digunakan sebagai tulangan memanjang pada kolom lantai II adalah baja ulir
berdiameter 14 mm dan 16 mm sedangkan untuk sengkang dipakai baja polos berdiameter Ø6 ,
berikut adalah jumlah sengkang dan penulangannya :
Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun
jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Besi 2 orang
3. Tukang Besi 4 orang
4. Pekerja 10 orang
• Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual
ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang
memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan
dibengkokkan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan
lain oleh Pengawas Lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.
Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex
mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas
dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus
rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut
sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan
yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :
• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting
Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Kayu 1 orang
• Tukang Kayu 4 orang
• Pekerja 8 orang
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan
untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menjaga
kestabilan bekisting agar tetap vertikal, sejajar dan lurus, bekisting diperkuat dengan bantuan
penyangga yang terbuat dari kayu berukuran 4/6 cm. Dan untuk menjaga ketahanan bekisting
sewaktu dilakukan pengecoran maka di sepanjang kolom dikunci dengan rangkaian kayu yang dibuat
berbentuk persegi dengan ukuran sebesar diameter kolom. Kayu yang digunakan untuk membuat
pengunci ini berukuran 5/7 cm. Pengunci ini juga berguna dalam membuat kolom tegak lurus.
Pengerjaan bekisting ini dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja untuk satu kolomnya.
8 Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang. Alat – alat yang digunakan
pada pengecoran kolom utama lantai II kantor Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Aceh Timur adalah :
1. Mesin molen
2. Timba cor
3. Ruskam
4. Concrete Pump
Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu beton yang digunakan
untuk pengecoran kolom adalah mutu beton K – 250.
Sebelum dimasukkan material terlebih dahulu tabung readymix dibasahi dengan air hingga merata.
Tujuannya adalah agar air untuk pengadukan mortar tidak diresap oleh dinding tabung readymix.
Pengadukan mortar dilakukan dengan menggunakan readymix. Kemudian hasil pengadukan
dituangkan ke dalam pumping machine untuk selanjutnya dikucurkan ke kolom sebanyak ¾
tinggi kolom. Setelah selesai mengisi ¾ kolom, pekerja menusukkan tongkat kayu ke dalam kolom
sambil menggoyang-goyangkan tulangan untuk memadatkan campuran mortar. Setelah selesai
dengan pengecoran kolom lainnya, concrete pump kembali mengisi kolom yang sudah terisi ¾
ukuran volume total ini hingga penuh. Setelah itu kembali pekerja meneruskan kegiatan pemadatan
yang sama. Selang waktu antara pengecoran pertama (3/4 volume total) dengan pengecoran
kedua (1/4volume total) memakan waktu 10 hingga 15 menit. Pengecoran dilakukan pada mulut
kolom sehingga tinggi jatuh pengecoran setinggi 4 m. Hal ini tidak sesuai dengan PBI-1971 yang
menyatakan bahwa kolom yang tingginya lebih dari 2 m maka harus digunakan jendela pengecoran,
karena dapat mengakibatkan penumpukan agregat berdiameter
besar pada bagian bawah.
Untuk satu buah kolom pekerjaannya ditangani oleh 2 orang pekerja yang bertugas memadatkan
campuran dan 4 orang lainnya sebagai operator readymix dan concrete pump.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapat bahwa kuat tekan beton rata–rata dari 4 benda uji
untuk beton umur 28 hari adalah 267,78 kg/cm2. Dalam hal ini, kekuatan tekan beton telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 250 kg/cm2. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
lampiran.
PEKERJAAN ATAP
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk)
harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang
sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya
adalah :
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkap dengan angkur (dynabolt) pada kedua
tumpuannya
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiakuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena
tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika
ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang
tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.Selain itu, juga terdapat ruang kosong di
dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.
Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk
1.Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2.Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat
bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor
dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong,
gergaji besi, palu, dan sebagainya.
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan
tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja
3. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-
kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web
dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada
di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok menggunakan
benang dan lot (unting-unting)
6. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok
penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan
posisinya dalam gambar kerja.
8. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
9. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok
memiliki ketinggian yang sama (datar)
13. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan.
Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua)
buah
14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian tepi/ujung ditumpu oleh
C.75x0.75
15.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm.
Komponen ini dipasang padapermukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai
2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda.
Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord.
Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-
screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
1.Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap,
dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2.Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan
rafter
3.Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan
dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap
harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
Reng dan aluminium foil di screw ke truss disesuaikan dengan spesifikasi jenis genteng dan
aluminium foil yang dipakai.
Reng dan aluminium foil di screw ke truss disesuaikan dengan spesifikasi jenis genteng dan
aluminium foil yang dipakai
Gambar Penumpukan genteng yang tidak dianjurkan karena akan menimbulkan beban titik yang
akan
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses pemotongan
baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan
dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran
korosi sangat besar. Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur baja
ringan.Selain itu, juga perlu dilakukan pemeriksaan secara cermat berkaitan dengan item-item
berikut: tabel 1
Keselamatan kerja di ketinggian
Pemasangan kuda-kuda tergolong dalam jenis pekerjaan di ketinggian, mengingat posisi kuda-kuda
yang berada pada ketinggian lebih dari 2 meter. Untuk menghindari kecelakaan yang dapat
berakibat fatal saat bekerja di ketinggian, harus diperhatikan prinsip kerja sebagai berikut:
a.Jika pekerjaan masih memungkinkan untuk dikerjakan di atas tanah/lantai, maka sebaiknya
dilaksanakan di atas tanah/lantai.
b.Jika tidak memungkinkan dikerjakan di atas tanah/lantai, maka bisa dilakukan di ketinggian,
dengan dipasang penghalang yang cukup kuat atau semi permanen, dan mampu menahan beban
jika pekerja terjatuh.
c. Jika tidak memungkinkan dipasang pengaman seperti padapoin di atas, maka harus digunakan
perancah atau scaffolding
LISTPLANK GRC lebih kuat, anti rayap, dan tahan terhadap kelembaban sehingga dapat digunakan
sebagai plafon eksternal.
A.Pemasangan Rangka
Gunakan rangka kayu kaso 5/7 atau besi hollowGalvanis 4 x 4 cm tebal 1,2 mm dengan modul
(jarak
rangka vertikal dan horizontal) 40 x 40 cm. Jarak antar penggantung rangka plafon maksimum
100 cm, jarak antar rangka utama 80 cm, dan jarak antar anak rangka 40 cm (lihat gambar).
B.Pemasangan Plafon
dapat dipasang sebagai plafon dengan 2 cara yaitu dengan sistem gap nut
3-5 mm atau dengan memangkas miring 45 tepi sisi panjangnya (tapered edge).
Pasanglah kawat serangga pada rangka sebelum memasang WOODPLANK ELEPHANT untuk
menghindari masuknya serangga jika menggunakan sistem gap/nut.
Keselamatan kerja di ketinggian
Pemasangan kuda-kuda tergolong dalam jenis pekerjaan di ketinggian, mengingat posisi kuda-kuda
yang berada pada ketinggian lebih dari 2 meter. Untuk menghindari kecelakaan yang dapat
berakibat fatal saat bekerja di ketinggian, harus diperhatikan prinsip kerja sebagai berikut:
a.Jika pekerjaan masih memungkinkan untuk dikerjakan di atas tanah/lantai, maka sebaiknya
dilaksanakan di atas tanah/lantai.
b.Jika tidak memungkinkan dikerjakan di atas tanah/lantai, maka bisa dilakukan di ketinggian,
dengan dipasang penghalang yang cukup kuat atau semi permanen, dan mampu menahan beban
jika pekerja terjatuh.
c. Jika tidak memungkinkan dipasang pengaman seperti padapoin di atas, maka harus digunakan
perancah atau scaffolding
LISTPLANK GRC lebih kuat, anti rayap, dan tahan terhadap kelembaban sehingga dapat digunakan
sebagai plafon eksternal.
A.Pemasangan Rangka
Gunakan rangka kayu kaso 5/7 atau besi hollowGalvanis 4 x 4 cm tebal 1,2 mm dengan modul
(jarak
rangka vertikal dan horizontal) 40 x 40 cm. Jarak antar penggantung rangka plafon maksimum
100 cm, jarak antar rangka utama 80 cm, dan jarak antar anak rangka 40 cm (lihat gambar).
B.Pemasangan Plafon
dapat dipasang sebagai plafon dengan 2 cara yaitu dengan sistem gap nut
3-5 mm atau dengan memangkas miring 45 tepi sisi panjangnya (tapered edge).
Pasanglah kawat serangga pada rangka sebelum memasang WOODPLANK ELEPHANT untuk
menghindari masuknya serangga jika menggunakan sistem gap/nut.
P e k er jaan L a n ta i K e r am ik
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik, semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.
Pengukuran
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Syarat – syarat Pelaksanaan Pekerjaan
- Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
- Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Buat adukan untuk pasang keramik.
- Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
- Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
- Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acua
- kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.Pada saat pemasangan, tekan keramik atau
pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata. Cek
kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
- Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan
pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.
P e k er j aa n D i nd i n g K er a m i k
Umum
- Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan dalam dokumen
kontrak. NPekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Persiapa
n
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik 20 x 25 cm semen PC, pasir, semen grouting nat, air,
dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.
Penegendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI
1982.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.Material lain yang tidak terdapat pada daftar
tersebut, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Pe l a
ksanaan
- Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 psatau dapat juga menggunakan perekat keramik,
diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel
bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat
lainnya.
- Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk
pabrik.
- Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
- Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang
tertera didalam gambar.
- Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
- Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta harus
dibicarakan terlebih dahulu denga Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
- Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu
garis lurus.
- Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi
dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
- Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan kotoran
lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik selama 14
hari setelah
pemasangan.
- Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar siap
pakai (tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan busa
(spons).
Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing disetujui Konsultan
Pengawas.
Bahan/Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel / bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel yang
dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
c. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu sistim general
Masterkey.
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan
dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi single
action.
Pelaksanaan
a) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
b) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
c) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
e) Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
f) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
g) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
h) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.Shop Drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas
PEKERJAAN LISTRIK
PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
Instalasi Elektrikal
‐ PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
‐ PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik.
‐ SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
‐ PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang berlaku.
‐ Standard penerangan buatan dalam gedung.
‐ Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
‐ Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/
peraturan
diatas.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis Konversi Energi pada
Bangunan
Gedung.
GAMBAR - GAMBAR
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
o Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan.
o Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
o Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
o Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.
KOORDINASI
o Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
o Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
o Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
PELAKSANAAN PEMASANGAN
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
JENIS/TIPE
PEKERJAAN IDENTIFIKASI
BAHAYA PENETAPAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
NO DAMPAK
Uraian Lingkup
Pekerjaan
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kecuali
ditentukan lain) :
Pengadaan, Pemasangan dan pengujian Panel TM dan penyambungan ke Transformer dan
pembumiannya termasuk lingkup pekerjaan Kontraktor Electrikal.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel Tegangan Menengah dan
penyambungan ke Transformator/ Panel TR.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel-Panel Tegangan Rendah, serta Transformator.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Panel dan kabel Tegangan Rendah.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-kontak biasa.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
‐ Pembuatan as built drawing (gambar terpasang) dan manual operation Book.
‐ Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang
berwenang.
‐ Pengadaan, Pemasangan Rak kabel untuk jalur kabel daya dan penerangan dalam bangunan
serta peralatan bantunya.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.
‐ Pengadaan, pemasangan, dan pengujian Busduct.
‐ Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
D. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing-masing
mempunyai satu ukuran standard yang sama serta mudah untuk dapat disatukan dengan
lainnya.
Ukuran minimum dari masing-masing unit cubicle adalah :
Tinggi : 2.200 mm
Lebar : 1.000 mm
Tebal : 1.100 mm
Lampu
Penerangan
‐ Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan
disetujui oleh Direksi/MK.
‐ Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu yang
terpasang harus - mempunyai gantungan tersendiri.
‐ Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus dilengkapi
dengan fleksibel konduit.
‐ Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan dari
bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/ MK.
PENGUJIAN
Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang
berwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu
disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.
Lighting Fixtures Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian/ pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal
0,85.
untuk Ventilasi dan Tata Udara disini adalah pekerjaan pengadaan dan pemasangan
peralatan mekanikal Air peralatan pendukungnya.
- Koordinasi dengan Pihak instansi tersebut yaitu :
a. Pelaksana wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini,
b. Pelaksana dapat meminta penjelasan kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk apabila menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-
gambar atau hal-hal lainnya kurang jelas.
c. Pelaksana wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak Pelaksana lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak
lain dapat mempengaruhi kelancarannya pekerjaannya. Apabila sampai terjadi
gangguan, maka Pelaksana wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap
pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka Pelaksana tetap bertanggung jawab
terhadap segala kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup system pekerjaan
instalasi ini, maka Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
e. Untuk segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pelaksana
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pelaksana
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang akan terjadi.
- Izin-izin Yaitu
:
a. Pelaksana harus meminta izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
b. Semua izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan instalasi ini
harus dilakukan oleh Pelaksana.
c. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resmi yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sistem instalasi ini haruslah dilakukan oleh Pelaksana
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas dimana semua biaya adalah
menjadi beban Pelaksana. harus menyerahkan semua izin atau surat keterangan resmi
dari pihak yang berwenang, yang diper-olehnya mengenai sistem instalasi proyek ini
kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk hal tersebut, sebelum
penyerahan Kedua
PEKERJAAN PLUMBING
Sambungan
‐ Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mM atau lebih kecil menggunakan perekat
solvent cement.
‐ Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mM menggunakan sambungan
dengan rubber-ring bell and spigot.
Persyaratan Pelaksanaan
‐ Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan standad
yang sama.
‐ Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
‐ Fitting harus dari jenis "injection moulded", sedangkan "Welded fitting" sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
‐ Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau COMBINATION
WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out dan untuk luar bangunan harus
dilengkapi dengan bak control.
‐ Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cM di atas muka banjir alat sanitair
tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
‐ Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
‐ Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cM di atas atap dan
tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
‐ Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
‐ Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaanpekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan lantai
maupun dinding.
‐ Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
‐ Di setiap floor drain dilengkapi dengan U Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
kedalam ruangan.
‐ Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem permipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk
mencegah penyumbatan di dalam pipa.
‐ Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan
dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
‐ Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti
diuraikan pada bab sebelumnya.
‐ Buat gambar pemasangan keramik lantai dan dinding, tentukan posisi closet jongkok berada
diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan
keramik.
‐ Buat marking atau pengkuran posisi closet jongkok di ruang toilet sesuai dengan
gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya.
‐ Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet jongkok yang telah direncanakan
dan dilakukan pengukuran.
‐ Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan closet dan
membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet jongkok yang akan
dipasang.
‐ Dalam posisi adukan yang belum mongering lakukan peletakan closet jongkok pada posisi
yang tepat.
‐ Ukur kedataran closet jongkok dengan water pass.
‐ Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman
closet jongkok dengan air.
‐ Setelah urutan cara memasang closet jongkok no 1 s/d 8 ini lakukan maka closet
jongkok terpasang dengan bagus dan siap untuk dilakukan pekerjaan lainya seperti
pemasangan keramik lantai dengan ukuran pemotongan keramik sesuai dengan gambar
toilet yang sudah dibuat sebelumnya dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pemasangan closet jongkok.
Kloset Duduk
‐ Pemasangan kloset duduk yang benar merupakan bagian yang paling penting pada saat Anda
menata atau membangun kamar mandi. Sebelum memasang kloset duduk pastikan beberapa
hal berikut sudah terpasang: Adanya pipa air berukuran minimal 4 inci yang menjadi saluran
pembuangan air kotor menuju septik tank.
‐ Adanya saluran air bersih yang terletak di dinding di belakang kloset duduk untuk mengisi
tangki kloset serta saluran air bersih di samping kloset untuk shower bidet. Lantai kamar
mandi sudah dipasang keramik.
Pekerjaan Kran
‐Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan
dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention Keran untuk sink di ruang saji type T.
30 AR 13 V 7 (N).\‐ Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan
dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
‐ Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
Floor Drain
‐ Floor drain yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain merk setara Toto
‐ Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
‐ Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
‐ Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco
ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.
‐ Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
Pekerjaan Wastafel
‐ Wastafel yang digunakan adalah merk Toto dalam negeri atau setara lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat pada
skedul sanitair terlampir.
‐ Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar
Persyaratan Bahan
- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi
Acrylic, produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss
Danapaint atau setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991, SNI 03-
2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas Pemborong harus menyerahkan 2 teknis
operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamuur,
plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat retak-retak dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata Setelah
pelamuran 3 Pengawas, bidang pelamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
- Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimanpemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik Setiap kali lapisan cat dilaksanakan
harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benddan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 ( dua ) Jam
Pengecatan Plafond
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar
PERSYARATAN BAHAN
- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi
Acrylic, produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss
Danapaint atau setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991,
SNI 03-2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan
Syarat-syarat Pelaksanaan
Instalasi Air bersih Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian,
fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi
dalam bangunan).
Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan.
Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
(menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris
dengan luas keramik.
Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. Sambungan harus betul-betul rapat.
Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol)
pada tempat-tempat tertentu.
Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah
plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum
ditentukan , dipakai sistem Block Out.
Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak
sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk
pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat
closet di gelontor dengan air.
Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
- Seluruh pekerjaan akan diperiksa kembali dan akan dilaksanakan perapihan sesuia dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Seluruh lokasi pekerjaan akan dilakukan pembersihan akhir baik
puing, sampah dan sisa material lainnya akan diangkut dari lokasi pekerjaan sampai benar-benar
bersih. Penarikan kembali para tenaga kerja, peralatan, setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Membuat Laporan Akhir dengan mengajukan surat tertulis bahwa pekerjaan telah selesai
dilaksanakan 100%, yang disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, dengan tembusan
kepada Konsultan Pengawas dan yang bersangkutan lainnya. Seluruh Dokumen yang berkaitan demgan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini dimulai awal pelaksanaan sampai selesai dilaksanakan
100%, dalam rangka Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan (PHO) .
MASA PEMELIHARAAN
Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi ini sejak ditanda tanganinya Berita
Acara Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan /(PHO). Selama masa pemeliharaan terhadap pekerjaan
yang telah selesai dilaksanakan, apabila ada pekerjaan yang kurang baik akibat cuaca atau akibat
unsur lainnya, akan dilakukan perbaikan terhadap pekerjaan yang rusak sampai dengan material
terpasang dengan baik sesuai mutu material yang lama dan biaya perbaikan akan menjadi beban
kami (kontraktor).
Dalam Masa Pemeliharaan selama 180 Hari kalender maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kerusakan pada pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu :
-Apabila ada kran air rusak maka kontraktor akan memperbaiki kerusakan kran air.
-Apabila kusen pintu mengalami kerusakan kontraktor memperbaiki kerusakan kusen pintu
alumunium.
-Setiap item pekerjaan pihak kontr aktor yang mengalami kerusakan maka kami pihak kontraktor
akan memperbaiki sesuai item peker jaan.
HARI HARDIMAN
Direktur