Anda di halaman 1dari 105

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dengan ini kami dari Penyedia Jasa/Kontraktor membuat usulan Metode Pelaksanaan Pekerjaan,
yang kami buat sebagai Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cara
Penjelasan dan Penguasaan lapangan yang menggambarkan tata cara pelaksanaan dari awal sampai
dengan akhir pekerjaan, yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara administrative maupun
secara teknis, dalam rangka pelaksanaan Pekerjaan :

Kegiatan : PEMBANGUNAN/PENINGKATAN GEDUNG


Pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KECAMATAN NARINGGUL (LANJUTAN)
Lokasi : KEC. NARINGGUL
Tahun Anggaran : 2019

URAIAN METODA PELAKSANAAN.

SYARAT-SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI


Tugas dan tanggung jawab Kontraktor

- Mempelajari secara teliti dan memahami ketentuan-ketentuan isi Dokumen Lampiran Kontrak,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian/Kontrak (SPMK) yang mengikat
kedua belah pihak sebagaimana tercantum secara lengkap dalam Surat Perjanjian
Kerja/Kontrak (SPMk)
- Dokumen Kontrak terdiri dari Surat Perjanjian Kerja/Kontrak (SPMk) berserta Lampiran Kontrak
berupa Dokumen Pelelangan, sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) serta Dokumen Penawaran yang kami ajukan pada saat Pelelangan.
- Setelah Pengukuran dan pengecekan ulang lapangan pekerjaan, apabila ada ketidak sesuaian
Dokumen Kontrak (Gambar BOQ) dengan lapangan pekerjaan, Kami akan melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa/diteliti lebih lanjut. Setelah
laporan kami diteliti dan disetujui kemudian dituangkan dalam Berita Acara Perubahan yang
ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan penyerahan lapangan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Melaksanakan Rapat-rapat kordinasi sebelum Pekerjaan dilaksanakan dengan Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pengawas Teknis, dan Pemerintah setempat untuk
langkah-langkah awal Pelaksanaan Pekerjaan.
Hal-hal yang harus disepakati dalam rapat kordinasi sebagai berikut :
1. Organisasi Kerja
2. Tata cara Pengaturan Pelaksanaan pekerjaan
3. Jadwal pelaksanaan Pekerjaan
4. Jadwal pengadaan Bahan/Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja Lapangan
5. Mobilisasi dan Demobilisasi Bahan/Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja Lapangan selama
Pelaksanaan Pekerjaan
6. Penyusunan Rencana dan pelkasanaan pemeriksaan danlapangan.
7. Peninjauan bersama lokasi yang akan dikerjakan
8. Pendekatan/Kordinasi kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat, RT/RW, dan
Keamanan (Satpam/Security atau Aparat Kepolisian setempat)

Izin-izin, Pembayaran dan Pemberitahuan


- Mengurus izin-izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Pemerintah Setempat.
- Menyampaikan semua pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan tunduk pada
ketentuan-ketentuan hukum, peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
yang berwenang, mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
- Apabila ada ketentuan didalam Dokumen Kontrak yang bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, akan memberitahukan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis,
sebelum pekerjaan dilaksanakan, untuk ditindak lanjuti (diproses), sehingga tidak
menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
- Melaksanakan suatu pekerjaan diluar dokumen kontrak tanpa sepengetahuan/persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan suatu pekerjaan yang bertentangan dengan ketentuan hukum akan
menjadi beban kami sebagai kontraktor pelaksana.
- Biaya pengurusan izin-izin akan menjadi beban kami sebagai pelaksana pekerjaan.

Manager/Pelaksana Lapangan.

- Menempatkan Manager/Pelaksana Lapangan yang kompeten beserta personil lainnya yang


ditugaskan dilapangan, selalu hadir dan berada dilapangan/proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
- Manager/Pelaksana Lapangan memegang tanggung jawab penuh teknis dilapangan dan akan
mengikat sebagaimana kalau ada pemberitahuan/hubungan komunikasi yang akan disampaikan.
- Semua bentuk komunikasi penting maupun komunikasi lainnya yang berhubungan pelaksanaan
pekerjaan akan dibuat secara tertulis.
- Manager/Pelaksana Lapangan akan mencatat semua kegiatan yang sedang berlangsung,
mendata para tenaga kerja, kebutuhan/pemakaian bahan/material, penggunaan peralatan,
yang dituangkan didalam Buku Harian Proyek/Lapangan, ditandatangani setiap hari oleh
Manager/Pelaksana Lapangan dan Konsultan Pengawas/Pengawas Teknis.
- Manager/Pelaksana Lapangan yang kami tugaskan, diketahui/disetujui Konsultan Pengawas.

Tanggung Jawab Terhadap Tenaga Kerja.


Kami sebagai Kontraktor sesuai Surat Perjanjian Kerja/Kontrak akan memikul tanggung jawab
atas semua kelalaian/kerusakan yang dilakukan oleh personil/pekerja yang ditugaskan termasuk
orang yang bekerja melakukan pelaksanaan pekerjaan

Jadwal Waktu Pelaksanaan / PROGRESS SCHEDULE.


Membuat dan Menyerahkan Rencana Jadwal Waktu pelaksanaan Kemajuan Pekerjaan (Progress
Schedule), diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas.Rencana Jadwal Waktu pelaksanaan yang
menunjukkan tanggal-tanggal permulaan dan penyelesaian dari setiap tahap pekerjaan dan akan
direvisi sesuai kebutuhan/disesuaikan dengan keadaan pekerjaan sesuai dengan persetujuan yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini sesuai Dokumen
Kontrak/Surat Perjanjian Kerja/Rencana Kerja & Syarat-Syarat adalah selama 100 (Seratus)
hari kalender, termasuk pengurusan administrasi awal/akhir, pelaksanaan fisik dan serah
terima pertama, Jadwal ini adalah sebagai acuan pelaksanaan Fisik dan progress kemajuan
pekerjaan yang akan dilaksanakan, kami buat dalam bentuk Kurva "S" dan Barchart

Personil Lapangan/Tenaga kerja


Personil yang terlibat langsung dilapangan akan selalu berada dilapangan pada saat masa
pelaksanaan pekerjaan dan selalu koordinasi dengan Konsultan Pengawas dalam hal petunjuk-
petunjuk teknis dilapangan. Pelaksana lapangan yang nonstop dilapangan selama pekerjaan
berlangsung selalu memberikan Instruksi kepada Mandor dan Para pekerja terhadap teknis
pelaksanaan dan mengamati hasil tahapan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Menempatkan
para tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman sesuai keahliannya masing-masing dalam
jumlah yang cukup sesuai Volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan. Para tenaga kerja
dilapangan tetap menjaga disiplin kerja, tidak membuat keonaran atau suara yang keras-
keras/tidak mengganggu lingkungan setiap saat, menjaga kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi/pekerjaan.
Tugas dan Tanggung Jawab Personil Lapangan.
a. Personil lapangan yang ditempatkan adalah personil yang ditugaskan dilapangan, selalu hadir
dan berada dilapangan/proyek selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Personil Lapangan memegang tanggung jawab penuh teknis dilapangan dan akan mengikat
sebagaimana kalau ada pemberitahuan/hubungan komunikasi yang akan disampaikan.
c. Semua bentuk komunikasi penting maupun komunikasi lainnya yang berhubungan pelaksanaan
pekerjaan akan dibuat secara tertulis.
d. Personil Lapangan akan mencatat semua kegiatan yang sedang berlangsung, mendata para
tenaga kerja, kebutuhan/pemakaian bahan/material, penggunaan peralatan, yang dituangkan
didalam Buku Harian Proyek/Lapangan, ditandatangani setiap hari oleh Pelaksana Lapangan
dan Konsultan Pengawas/Pengawas Teknis.
e. Personil Lapangan yang kami tugaskan diketahui/disetujui Konsultan Pengwas.

Tanggung Jawab Terhadap Tenaga Kerja.

Kami sebagai Kontraktor sesuai Surat Perjanjian Kerja/Kontrak akan memikul tanggung jawab
penuh para tenaga kerja maupun atas semua kelalaian/kerusakan yang dilakukan petugas yang
kami tugaskan dilapangan maupun para tenaga kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi ini.

Bertanggung jawab atas keselamatan para tenaga yang terlibat langsung dilapangan didalam
pelaksanaan pekerjaan

Gambar-gambar dan Spesifikasi di Lapangan.

Dokumen Kontrak.
Menyediakan satu set foto copy dari semua Dokumen Kontrak, Gambar-gambar Kerja yang
disetujui dan Perintah Perubahan Pekerjaan untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas
dilapangan dalam keadaan baik, Perubahan Pekerjaan diberi tanda untuk memperlihatkan semua
perubahan yang telah ditentukan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.

Gambar Kerja/Shop Drawing.


- Membuat Gambar Kerja/Shop Drawing, dan memberikan tanda pada Gambar Kerja/Shop
Drawing pekerjaan perubahan yang terjadi pada saat dilakukan pengecekan kelapangan
sebelum pekerjaan dilaksanakan, Gambar perubahan yang dibuatkan ke Shop Drawing
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diteliti dan diproses.
- Adanya persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap Gambar Kerja/Shop Drawing, sehingga
tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan.
- Persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap Gambar kerja/Shop Drawing sama sekali tidak
akan mengurangi tanggung jawab kami untuk setiap penyimpangan/kesalahan dan kelalaian
dari ketentuan Dokumen Kontrak.
- Gambar Kerja/Shop Drawing yang telah diketahui/disetujui Konsultan Pengawas sebagai acuan
pelaksanaan dilapangan akan ditempelkan/diletakkan pada Direksi Keet, sehingga pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.

Contoh-contoh.
- Contoh-contoh yang disediakan untuk menggambarkan tentang mutu/kwalitas bahan/material
akan diserahkan sebelum bahan/material dipergunakan, diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diteliti.
- Contoh/brosur bahan/material yang telah di ACC/disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas, berada/tersedia dilapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan seperti : Cat,Keramik
,Listrik, dll Adanya persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-contoh
bahan/material, sehingga tidak menghambat jalannya pelaksanaan pekerjaan.
- Contoh-contoh bahan/material, diajukan secara tertulis berikut contoh-contoh bahan/material
kepada Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan untuk diketahui, diperiksa dan disetujui.
- Persetujuan oleh Konsultan Pengawas terhadap contoh-contoh bahan/material sama sekali
tidak akan mengurangi tanggung jawab kami untuk setiap penyimpangan/kesalahan dan
kelalaian dari ketentuan Dokumen Kontrak.

PERSIAPAN KERJA.
Penggunaan Daerah Lapangan Kerja (Site).
- Sebelum penggunaan daerah lapangan kerja (Site), terlebih dahulu mengajukan secara tertulis
kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan mengenai penggunaan daerah
lapangan kerja (Site) untuk Gudang, penempatan bahan/material maupun peralatan,
- Lokasi pekerjaan harus dijaga supaya tetap nyaman, bersih dan tertib pada saat
pelaksanaan pekerjaan baik penempatan bahan/material, peralatan maupun disiplin para
tenaga kerja supaya tidak mengganggu kepentingan umum yang diantaranya para
pegawai/tamu, penghuni kendaraan pegawai/tamu maupun Mahasiswa
- Pada saat pelaksaan pekerjaan dilapangan harus memperhatikan dan membatasi operasi
dilapangan daerah yang diijinkan sesuai ketentuan yang telah ditentukan atau sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat yang tercantum dalam Dokumem Kontrak.
- Tidak melakukan penumpukan bahan/material maupun penempatan peralatan yang tidak
wajar.

Menyediakan/menyiapkan dokumen-dokumen Kerja, yang selalu diletakkan pada Kantor


Lapangan/Direksi Keet, sebagai berikut :
- Gambar detail pelaksanaan/Shop Drawing;
- Dokumen Penawaran (Lengkap), RKS & Berita Acara Aanwijzing;
- Spesifikasi, Contoh/brosur bahan/material yang telah disetujui Konsultan Pengawas;Hasil Test
Uji Mutu/Kwalitas bahan/material.

Mendatangkan Bahan/Material
Mendatangkan bahan-bahan dan peralatan ketempat pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
jadwal waktu pemakaian bahan maupun peralatan, terutama bahan/material utama dan peralatan
utama yang segera berada dilapangan paling lambat 2 (dua) hari sebelum akan
dipakai/dipergunakan.

Permulaan Pekerjaan dan Penguasaan Lapangan.


Memulai pekerjaan dilapangan menurut tanggal yang tercamtum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja dan membuat surat pemberitahuan mulai kerja kepada Pemberi Tugas dengan tembusan
kepada Konsultan Pengawas, pengawas teknis lainnya, , Pemerintah Setempat (RT/RW), Keamanan
Setempat.Hak Penguasaan lapangan akan kami terima secara tertulis dari Pemberi Tugas setelah
dikeluarkannya Surat Perintah

Mulai Kerja dan bersamaan dengan Konsultan Pengawas menentukan batas-batas lapangan sesuai
dengan gambar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.

Keamanan Proyek :
- Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan
Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengerusakan.
- Untuk maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan.
- Bila terjadi kehilangan atau pengerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.
- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai. KEAMANAN PROYEK Kontraktor diwajibkan menjaga
keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun pengerusakan.

- Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan untuk membuat pagar pengamanan. Bila
terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau
pengunduran waktu pelaksanaan.

- Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Kontraktor
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.

Kerja Lembur.
Untuk pelaksanaan pekerjaan lembur, terlebih dahulu membuat surat secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuan, kami akan menanggung biaya Konsultan Pengawas yang
diakibatkan oleh kerja lembur tersebut akan kami menjadi tanggung jawab kami sebagai kontraktor
pelaksana.

Jaminan Keselamatan Pekerja.


Kami akan melindungi semua pekerja yang terlibat dilapangan dari bahaya yang mungkin terjadi
atau timbul sebagai akibat pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Kantor Kecamatan Cibinong

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K);


- Menyediakan alat kesehatan/kotak P3K yang terisi dengan obat-obatan.
- Fungsi P3K ini adalah merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan untuk membantu
penderita pada suatu kecelakaan/musibah yang menimpa pekerja sebelum mendapat
penanganan lebih lanjut dari pihak medis.

Pemberitahuan Tertulis;
Pemberitahuan secara tertulis harus ditandatangani oleh Konsultan Pengawas ataupun Pemberi
Tugas yang disampaikan kepada wakil perusahaan yang dituju dan dibuktikan dengan tanda
terima akan dianggap sah kecuali hal-hal lain yang ditentukan dalam Berita Acara.

Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan;


- Petugas Konsultan Pengawas yang ditempatkan dilapangan akan melakukan pemeriksaan setiap
tahapan pekerjaan yang sedang dilaksanakan yang memberi Instruksi teknis kepada
Manager/Pelaksana Lapangan sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar.
- Sebelum pekerjaan dilaksanakan, bahan/material yang diperlukan serta peralatan yang akan
dipergunakan terlebih dahulu diperiksa/disetujui Konsultan Pengawas sehingga jadwal waktu
yang telah ditentukan akan tercapai dengan kwalitas/mutu pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak.
- Instruksi-instruksi yang diberikan oleh konsultan pengawas, bilamana tidak dilaksanakan sesuai
dengan dokumen kontrak kami bersedia dikenakan tegoran atau sanksi sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.
- Konsultan Pengawas dalam hal melaksanakan kerja lembur, untuk mempercepat pelaksanaan
pekerjaan, kami akan menanggung biaya konsultan pengawas yang diakibatkan oleh kerja lembur
tersebut.
- Terhadap hasil pekerjaan yang kurang memuaskan atau jelek, atas perintah Konsultan
Pengawas akan diulang atau diperbaiki dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, biaya perbaikan akan menjadi beban kami sebagai kontraktor.
- Konsultan Pengawas berhak mengeluarkan Instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, setiap bahan-bahan atau barang-barang dan peralatan yang tidak sesuai dengan
Dokumen Kontrak/Surat Perjanjian Kerja.

BAHAN – BAHAN DAN CONTOH BAHAN

Pemborong wajib lebih dahulu menunjukkan contoh bahan – bahan yang akan dipergunakan untuk
bangunan kepada Direksi guna mendapat persetujuan sebelum bahan – bahan dipasang / dipakai,
bahan – bahan yang didatangkan harus dan sesuai dengan contoh yang telah disetujui Direksi.

SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN SEBAGAI BERIKUT

- Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 1941.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-197
- Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaaan Air Minum.
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
- Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
- Peraturan Muatan Indonesia
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983
- Peraturan Pengecatan NI-12.
- Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
:28/PRT/M/2016 .
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan Direksi / Pengawas.
- Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat,
yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
- Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,berlaku dan mengikat pula.Gambar
bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga
gambar gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.
- Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
- Berita Acara Penunjukan.
- Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
- SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
- Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
- Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule).
- Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan
SKEMA PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN SETIAP HARI/NORMAL WORKING DAY :

LINGKUP PEKERJAN KONSTRUKSI INI SEBAGAI BERIKUT :

I PEKERJAAN PASANGAN TEMBOKAN


II PEKERJAAN PASANGAN BETONAN
III PEKERJAAN PASANGAN KAYU
IV PEKERJAAN PLAFOND
V PEKERJAAN ATAP
VI PEKERJAAN PENGECATAN
VII PEKERJAAN ELEKTRIKAL
VII PEKERJAAN LAIN-LAIN

URAIAN PENJELASAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS NARINGGUL SEBAGAI BERIKUT :


PEKERJAAN PERSIAPAN

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat, Tenaga Kerja dan bahan


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian
kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah
selesai ke tempat semula.
Pemyediaan Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyediakan Fasilitas / peralatan /perlengkapan
sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
- Beton Molen, Pompa Air, Genset, Scafolding
- Mesin Potong Keramik, Bor Listrik, Stamper
- Peralatan Tukang
- dll

Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus Memililki Tenaga Kerja sesuai dengan kebutuhan
dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
a. Manager Proyek
b. Manager Teknis
c. Pelaksana / Mandor
c. Administrasi Lapangan
d. Logistik
d. Tenaga Kerja (Pekerja
e. Dll

Program dan Pemberitahuan


- Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan.
- Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan
maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan
dan penyediaan personil.Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah
tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan

Pengukuran site
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui
oleh Konsultan
- Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran pengukuran yang dibuatnya.
- Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru
ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian
pekerjaan yang memerlukannya.
Pembersihan site
Sebelum dilaksanakan pekerjaan kontraktor harus membersikan Site Pekerjaan baik dari
awal pekerjaan hingga selesai pekerjaan .

Pembuatan Papan Nama proyek


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 80 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 (albasia ) dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai
dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Nama Pekerjaan : Perencana :


Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak : Pengawas :
Tahun Anggaran : 2018 Spesifikasi Umum Kegiatan :

PELAKSANA
Nama Perusahaan :
Alamat Perusahaan : Mulai Kerja :
NO.NPWP : Selesai :……………………….
NO. SIUJK :
Masyarakat dapat menyampaikan Direksi : ……………………...
Informasi Kepada : Telp/Fax : ………………………
Telp/Fax :

Pembuatan Direksi keet

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
- Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
- Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Syarat – syarat pelaksanaan
- Bahan untuk bangunan direksi keet
lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm
dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai
dengan discreeding.
- Selain bangunan direksi keet lapangan,
juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang
rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda
listrik, vibrator, semen, keramik, cat,
kabel, alat sanitair dan lainnya.
Bangunan gudang menggunakan rangka
kayu kaso, penutup dinding dari
multiplek 9 mm dan penutup
atapmenggunakan asbes/seng gelombang,
lantai dengan discreeding. Direksi keet
lapangan dan gudang didirikan pada area
yang tidak mengganggu proses
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

Administrasi, Perijinan dan Dokumentasi


Laporan Harian;
Catatan dan perintah/instruksi maupun peringatan dari Konsultan Pengawas tentang kegiatan
proyek yang dilaksanakan, hal-hal mengenai : hari kerja/jam kerja, kuantitas dan macam/jenis
bahan (material) dan peralatan yang dipergunakan setiap jenis pekerjaan yang telah
dilaksanakan, para tenaga kerja dan keahlian/tugasnya, kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan
yang dilaksanakan, keadaan cuaca termasuk hujan;banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan, catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan, dicatat secara tertulis dalam
Buku Harian Proyek/Lapangan oleh Manager/Pelaksana Lapangan, ditandatangani oleh
Manager/Pelaksana lapangan dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
diketahui/disetujui setiap harinya selama masa pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Mingguan (wewenang konsultan pengawas) ;


Laporan Mingguan dibuat setiap minggu berdasarkan Ihktisar/rangkuman laporan harian yang berisi
prestasi kemajuan fisik hasil pekerjaan setiap periode satu minggu (Progress minggu yang lalu dan
kemajuan/kelambatan atas rencana progress yang tercatat pada Time Schedule), Laporan
mingguan ditandatangani oleh Manager/Pelaksana lapangan dan Konsultan Pengawas.

Laporan Bulanan (wewenang konsultan pengawas) ;


Laporan Bulanan dibuat setiap bulan berdasarkan Ihktisar/rangkuman yang berisi laporan
mingguan dan prestasi kemajuan fisik hasil pekerjaan setiap periode satu bulan (Progress bulan
yang lalu dan kemajuan/kelambatan atas rencana progress komulatif setiap periode satu
minggu).
Shop Drawing
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum maupun yang sudah tercakup lengkap dalam gambar kerja untuk disetujui
pelaksanaannya oleh Konsultan Pengawas.
- Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan dan digambarkan
- Kontraktor wajib mengajukan 4 (Empat) set shop drawing dan persetujuan material yang
dilengkapi dengan 1 (Satu) set brosur / catalog asli guna disetujui untuk dilaksanakan. Dalam
pengajuan shop drawing apabila terjadi kesalahan
- Tetap Menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Walaupun Telah Mendapat Persetujuan Dari
Konsultan Pengawas.
- Shop Drawing Yang Pelaksanaannya Memerlukan Koordinasi Dengan Kontraktor L Ain Yang
Terlibat Akan Dikoordinasikan Oleh Konsultan Pengawas.

As Built Drawing

- Dokumen Gambar Terlaksana (As Built Drawing) Ini Harus Diperiksa Dan Disetujui Oleh
Pengawas.
- As Built Drawing Memuat Seluruhnya Secara Detail Dari Hasil Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai Dengan Yang Telah Dilaksanakan Lengkap Dengan Data, Dan Keterangan Lainnya.
- As Built Drawing Diserahkan Dalam Bentuk Cetakan Dan Dijilid Sebanyak 3 (Tiga) Set.
- As Built Drawing Terdiri Dari ; 3 (Tiga) Set A3
- Diserahkan Secara Bertahap Setelah Pekerjaan Terlaksana Untuk Diperiksa Dan Disetujui Oleh
Konsultan Pengawas.

Penyediaan air kerja dan listrik kerja

Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan besi,
pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja lainnya.
Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan ke PLN atau dari
Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi
untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan
air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air
dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air,
kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam
toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan
penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


Spesifikasi pekerjaan dapat digolongkan dalam dua kategori pekerjaan yakni pekerjaan utama dan
pekerjaan pendukung atau penunjang. Rinciannya ditampilkan dalam tabel berikut.

Jenis Pekerjaan Utama :


I PEKERJAAN PASANGAN TEMBOKAN
II PEKERJAAN PASANGAN BETONAN
III PEKERJAAN PASANGAN KAYU
IV PEKERJAAN PLAFOND
V PEKERJAAN ATAP
VI PEKERJAAN PENGECATAN
VII PEKERJAAN ELEKTRIKAL
VII PEKERJAAN LAIN-LAIN
Selain Jenis Pekerjaan Utama diatas, kami juga akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung
yang akan mempermudah dan memperlancar selama proses Pekerjaan Konstruksi berlangsung. Adapun
pekerjaan-pekerjaan pendungkung tsb adalah :

1. Penyediaan tenaga kerja yang cukup dan handal;


2. Pembuatan jadual dan waktu pelaksanaan pekerjaan;
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan;
4. Penyediaan Alat dan peralatan kerja yang dibutuhkan;
5. Penyediaan Material dan bahan bangunan sesuai standard SNI;
6. Mobilisasi/Demobilisasi Bahan dan Peralatan;
7. Perlindungan terhadap cuaca;
8. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3-K) dan perlindungan terhadap
lingkungan hidup;
9. Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan;
10. Kerusakan lingkungan yang harus dihindari;
11. Menjaga Ketertiban dan kebersihan lokasi proyek.
12. Pembuatan (Gambar Kerja);
13. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan dan buku penggunaan &
pemeliharaan bangunan;
14. P embenahan dan perbaikan kembali kerusakan fasilitas umum akibat kendaraan proyek;
15. Peraturan/persyaratan teknik yang mengikat;
16. Penelitian dokumen pelaksanaan.

PENGAJUAN PERIZINAN PROYEK

a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja

Dalam pelaksanaan ini Kami Pihak Penyedia/Kontraktor Jasa menerapkan standarisasi prosedur
sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin kepada pejabat setempat setiap
akan melaksanakan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta
untuk menghindari dari pekerjaan bongkar pasang yang akan mengakibatkan terjadinya
keterlambatan serta penambahan biaya dalam pelaksanaan. Selain perizinan yang utama
kita juga mempersiapkan perizinan-perizinan lain yang memperlancar proses pekerjaan. Seperti izin
pemakain listrik kerja, Air kerja , Izin pengamanan lokasi kerja dll.

b. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM)

Rapat persiapan pelaksanaan (PCM) diselenggarakan selambat-lambatnya 7(tujuh) hari setelah


dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau 21 hari setelah penandatanganan kontrak yang
diikuti oleh direksi pekerjaan(Pinpro/Pinbagpro), direksi teknis (konsultan pengawas), penyedia
jasa(kontraktor) serta unsure perencanaan.Salah satu agenda penting yaitu persyaratan- persyaratan
dalam kontrak kerjakonstruksi yang berhubungan dengan mutu konstruksi sesuai dengan Keputusan
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem Manajemen
Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, bahwa Program Mutu atau Rencana
Mutu Kontrak (RMK) yang telah disusun oleh kontraktor disampaikan selambat-lambatnya dalam rapat
persiapan pelaksanaan untuk mendapat persetujuan/pengesahan direksi pekerjaan.

Adapun untuk mengetahui kuantitas awal pekerjaan dari berbagai mata pembayaran yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga maka dilakukan pemeriksaan lapangan bersama yang
terdiri dari direksi teknis, panitia penelitipelaksanaan kontrak dan penyedia jasa/kontraktor setelah
penerbitan SPMK.Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara hasil
pemeriksaan bersama yang akan menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan.Apabila hasil pemeriksaan
lapangan bersama mengakibatkan perubahan isikontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan,
mata pembayaran, kuantitas) maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan
kontrak (contract change orders/CCO) yang ditindak lanjuti dengan pembuatan amandemen kontrak.

Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap kegiatan pekerjaan/ mata pembayaran
terus dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaanpekerjaan untuk menetapkan kuantitas hasil
pekerjaan yang akan dibayar setiapbulan/angsuran. Rapat lapangan (site meeting) dilakukan dilokasi
pekerjaan/lapangan dalamr angka koordinasi kegiatan pelaksanaan, yang diadakan sekali dalam satu
minggu atau mingguan, tengah bulanan, dan bulanan.

c. Gambar Kerja / Shop Drawing

Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang
detail dan diajukan kepihak MK untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja dibuat berdasarkan
gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari MK diserahkan kepada Site Manager untuk
dilaksanakan di lapangan.

Gambar kerja dibuat rangkap 3(tiga), 1 set untuk Kontraktor, 2. Untuk Pengguna Kerja .3. Untuk
Konsultan Pengawas MK.

d. Pemasangan Papan Nama Project

Pemasangan papan nama project ditempatkan pada posisi yang mudah di lihat orang, sebagai tempat
informasi project, terdiri dari Nama project, No dan Tanggal SPK, waktu pelaksanaan, Nilai Project
, Sumber dana dan Nama Penyedia jasa. Pemasangan papan nama project dlaksanakan pada
minggu ke-1

Pembuatan Papan Nama Proyek dengan menggunakan bahan multiplek dan memakai tiang penyangga
agar kelihatan dengan mudah. Tulisan yang tercantum mengenai informasi proyek harus jelas Dan
mudah terbaca.

e. Struktur Organisasi Project

Pemasangan Struktur Organisasi Project ditempatkan didalam direksikeet. Hal ini untuk
mempermudah kordinasi selama pelaksanaan proyek berlangsung. Organisasi proyek mencantumkan
semua tenaga ahli dan teknis yang bekerja didalam pelaksanaan pekerjaan dengan dilengkapi nomor
hand phone dan Jabatan yang bersangkutan.

Penyediaan Tenaga Kerja yang cukup dan memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing sesuai
dengan item pekerjaan yang dibutuhkan. Professional dan Tanggung jawab yang tinggi untuk
menyelesaikan pekerjaan adalah Motto dari tenaga kerja Kami Pihak Penyedia Jasa/ Kontraktor
Sesuai Kebutuhan Teknis Tenaga Inti yang dipersyaratkan
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Pekerjaan Persiapan
Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus telah disiapkan di
lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan bahan /
material dan lalu lintas.
Situasi dan Ukuran-ukuran

2) Pekerjaan Penunjang Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Semua Unsur dan Komponen-Komponen yang akan menghambat
Proses Kelancaran Pekerjaan Harus diminimalisir.
Sebelum pelaksanaan semua item pekerjaan dimulai maka dilaksanakan pengeringan lokasi
pekerjaan (jika lokasi pekerjaan Keadaan dan Sifat Tanah berkontur Basah). Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menyedot volume air dan membuangnya kesaluran air terdekat dengan menggunakan
Pompa Air. Setelah kering dllaksnakan proses pemadatan menggunakan tanah setempat dan
disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing item pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
gambardan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam Kontrak Kerja.
Persiapan Listrik kerja dan Peralatan Safety selama pekerjaan dilaksanakan sebelum memulai
pekerjaan .
Sebelum tahapan pelaksanaan pekerjaan sesuai item pekerjaan yang terdapat dalam Kontrak Kerja
maka kita harus dapat menganalisa semua faktor-faktor yang memperlancar dan menghambat proses
pekerjaan, diantaranya kami akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukungan antara lain :
1. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yaitu penentuan waktu dengan urutan-urutan
kegiatan proyek hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Penjadwalan
ini disusun untuk merencanakan antara lain :
1. Menyusun dan membuat Jadwal Pelaksanaan dalam bentuk Grafik dan Kurva S yang menjelaskan
Prestasi pekerjaan dan direncanakan berdasarkan butir-butir dalam komponen pekerjaan sesuai
dengan BOQ Penawaran

2. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas


(MK), akan disahkan oleh PPK

3. memberikan salinan Rencana Kerja 3 (tiga) rangkap kepada MK, 1 (satu) salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan/prestasi kerja. Untuk rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan
dilapangan kami lampirkan dalam dokumen teknis.

4. Setelah dilakukan penjadwalan pekerjaan melalui pembuatan Rencana Kerja & Network
Planning, untuk menyelesaikan proyek pembangunan, sehingga apabila dimungkinkan maka
penyelesaian proyek dapat dipercepat dari yang direncanakan. Hal ini akan sangat bermanfaat
agar gedung dapat segera dioperasikan dengan baik

5. Penyediaan Peralatan Kerja PihakPenyedia Jasa mempunyai peralatan- peralatan kerja yang
baik dan masih layak pakai. Sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan untuk menunjang
kelancaran pekerjaan ini maka kami mempersiapkan Peralatan Utama yang akan digunakan pada
waktu proses pekerjaan ini .

6. Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak MK. Semua material yang akan dipergunakan
untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga
benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
7. Mobilisai dan Demobilisasi. Mobilisai adalah Proses Pengiriman Material dan peralatan kerja dari
Gudang penyimpanan ke lokasi kerja harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan
Demobilisasi adalah pengembalian semua peralatan kerja yang sudah tidak terpakai lagi dari area
pekerjaan ke Gudang penyimpanan dilakukan dengan baik dan seaman mungkin.

8. Perlindungan Cuaca. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena faktor cuaca yang
berakibat pada penghambatan proses pekerjaan maka kami Penyedia Jasa/ Kontraktor sudah
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi akibat cuaca yang estrim. Seperti musim hujan,
cuaca panas dll. Maka kami menyediakan peralatan-peralatan sementara yang dapat melindungi hasil
kerja ( bangunan yang lagi dibangun) dengan pengaman hujan (terpal) dan Tangga pelindung /
penahan bangunan (schaffolding) dll.

9. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka dalam pembangunan ini semua penempatan
material harus ditempatkan pada lokasi yang aman dan mudah dijangkau untuk proses pengiriman
material ke lokasi pekerjaan tersebut. Hal ini di akomodir oleh bagian logistik. Pengamanan
terjatuhnya material atau lepasnya bekisting dalam proses pekerjaan yang berlangsung dapak
dilakukan dengan memasang stagger yang terbuat dari bambu atau memakai Scaffolding sesuai
kebutuhan item pekerjaan tersebut.

10. Jika lokasi pekerjaan ini mengganggu Prasarana dan Sarana umum yang ada sebelumnya dan
digunakan oleh masyarakan umum maka kami akan melakukan pengalihan arus lalu lintas
untuk jalan umum atau pembuatan jalan sementara yang dapat digunakan oleh masyarakat umum
dan sebelum pembuatan jalan sementara ini kita akan berkordinasi dengan aparat terkait dan
disetujui oleh PPK / KPA pekerjaan ini.

11. Gambar Kerja / Shop Drawing .Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop
Drawing) yang detail dan diajukan kepihak Pengawas untuk mendapat persetujuan. Gambar kerja
dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setelah mendapat persetujuan dari Pengawas diserahkan
Kepala Proyek untuk dilaksanakan di lapangan

12. As built Drawing dibuat sesuai dengan prestasi fisik pekerjaan dilapangan dengan
dilengkapi laporan harian dan laporan-laporan lainnya selama proses pekerjaan berlangsung. Dan di
buat buku induk sebagai pedoman untuk mempermudah pengechekan olah pejabat terkait.

13. Didalam direksikeet nantinya tertuang semua data-data administrasi yang diperlukan
selama berlangsungnya proses pekerjaan ini. Termasuk peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seperti Buku Kontrak. Gambar kerja, Schedule pelaksanaan, jadwal lengkap tenaga, bahan dan
peralatan kerja.

14. Penyediaan Listrik Kerja dengan memakai jasa Listrik dari PLN atau bisa juga sementara
memakai Genset Bensin

15. Penyediaan Jasa Keamanan dengan berkoordinasi dengan Aparat terkait


Pemerintah Daera setempat.

TINDAKAN UNTUK KESELAMATAN KERJA ATAS PERSETUJUAN PENGAWAS

1.1. Kontraktor wajib mempersiapkan pengamanan yang diperlukan untuk melindungi keselamatan
para pekerja ditempat pekerjaan.
1.2. Kontraktor wajib menyediakan sarana pengobatan dan kelengkapan pertolongan pertama
pada kecelakaan sesuai ketentuan yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
DAFTAR TENAGA KERJA & PERALATAN KONSTRUKSI

Kontraktor harus meneyerahkan kepada pengawas ahli laporan yang terperinci dalam bentuk formulir
pada waktu yang telah ditentukan oleh pengawas ahli yang antara lain mencantumkan jumlah tenaga
kerja serta keahliannya, peralatan-peralatan konstruksi dan lain-lain.

JASA PRODUKSI DALAM NEGERI

Pengutamaan Jasa Produksi Dalam Negeri, kecuali ditentukan laindalam kontrak, untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan pemelihatraan pekerjaan maka :

a. Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua : peralatan konstruksi
dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara.
b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, setengah jadi dan lain-lain, kontraktor
harus mengutamakan jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memeperhatikan syarat-syarat
mutu bahan yang bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan pengawas, kecuali bila
ditentukan dalam RKS Teknis.

MUTU BAHAN, HASIL KARJA & PENGUJIAN

1.3. Semua bahan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, pemborong terlebih dahulu harus
memberikan contoh kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum bahan- bahan
didatangkan ditempat pekerjaan.
1.4. Bahan yang tidak sesuai/tidak mememnuhi syarat atau berkualitas jelek yang dinyatakan ditolak
oelh pengawas lapangan, harus segera dikeluarkan dari lapangan dan tidak boleh digunakan.
1.5. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh pengawas lapangan dan
ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka pengawas lapangan wajib memerintahkan
pembongkaran kembali kepada pelaksana/pemborong yang mana segala yang disebabkan oleh
pembongkaran tersebut menjadi tanggungan pemborong.
1.6. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, pengawas lapangan berhak meminta kepada pelaksana/pemborong untuk mengambil
contoh-contoh dari bahan tersebut dan memeriksanya ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan
milik pemerintah yang mana segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
1.7. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan tersebut, pelaksana/pemborong tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

MEMASUKI LAPANGAN

Pengawas atau setiap petugas yang beri kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat
pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan, barang dibuat, kontraktor harus memberi fasilitas dan
membantu utnuk memasuki tempat-tempat tersebut.

PEMERIKSAAN PEKERJAAN SEBELUM DITUTUP

1.8. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapat
persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas
ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
1.9. Kontarktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali
apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor apa yang harus dilakukan.
KERJA MALAM HARI & HARI MINGGU
1.10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak, maka pekerjaan permanen tidak boleh
dilaksanakan pada malam hari, hari minggu atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari pengawas,
kecuali apabila pekerjaan itu tidak dapat ditunda atau mutlak harus dilaksanakan untuk
menyelamatkan jiwa atau harta benda/keselamatan pekerjaan.
Kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan segala biaya sebagai
akibat dari pelaksanaan pekerjaan tersebut akan ditanggung oleh kontraktor.

KEMAJUAN PEKERJAAN

1.12. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor
demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh pengawas.
1.13. Apabila laju kemajuan pekerjaaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian
pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada wakru yang telah ditentukan atau
pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-
langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pada waktu yang telah ditentukan.

PERUBAHAN, PENAMBAHAN & PENGURANGAN PEKERJAAN

Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan
dengan Dokumen Kontrak.
1.11. Dalam hal Kontraktor memerlukan untuk bekerja diluar jam kerja, hari minggu atau hari libur
resmi maka sebelumnya harus mengajukan permohonan tertulis kepada pengawas untuk
mempertimbangkan apabila pengawas memandang perlu Kontraktor diijinkan bekerja.

3) S i t u a s i

Volume pekerjaan tersebut dalam pasal terdahulu merupakan batasan minimal yang harus dipenuhi
dan dimaksudkan sebagai garis pelaksanaan dan pegangan kontraktor.

Kontraktor wajib meneliti situasi lapangan, terutama keadaan tanah, sifat dan luasan pekerjaan
serta hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penewaran kontraktor
.
Kelalaian atau kekurangan telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan.

Dan jika dalam perhitungan ulang atau MC.0 terdapat item-item pekerjaan yang berubah
Volume dan harganya maka dengan kesepakatan bersama antara pejabat terkait akan dilakukan
Addendum Kontrak.

MEMULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 PAGAR SEMENTARA
2.1.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus membuat pemagaran sementara.
2.1.2 Penutup pagar sementara memakai seng gelombang BJLS 18, tiang dan rangka kayu, termasuk
pondasi memakai beton cor setempat dan harus dijamin kuat dan tahan terhadap beban hujan dan
angin.
2.1.3 Seng gelombang harus dicat, warna ditentukan kemudian, bentuk pagar/ motif/ pola harus
dibuatkan gambar kerja atau shop drawing dan diajukan kepada Konsultan Pengawas/ MK/Pemberi
Tugas untuk disetujui.
2.1.4 Pagar proyek harus dipelihara keutuhannya selama pembangunan dan dibongkar atas
persetujuan Pemberi Tugas
2.1.5 Setelah selesai pembangunan pagar proyek, seluruh barang bongkaran dibuang keluar proyek.
2.2 PENGUKURAN KEMBALI TAPAK DAN BANGUNAN EKSISTING
2.2.1 Kontraktor Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengadakan pengukuran untuk seluruh tapak dan
bangunan atau yang menjadi bagian pekerjaan konservasi dan membuat penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas
tanah yang di tunjukkan oleh Konsultan Pengawas/ MK menggunakan alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2.2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/ MK untuk dimintakan keputusannya.
2.2.3 Penentuan titik koordinat benchmark dan batas lahan serta bangunan termasuk
ketinggian dan sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/ theodolite/digital total
station/gps

2.2.4 Kontraktor Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat ukur waterpass/


theodollite/digital total station/gps serta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Konsultan Pengawas /MK
2.2.5 Pengukuran sudut siku - siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
2.3. PENYEDIAAN AIR KERJA DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA
Lihat I.14 dan I.15.
2.4. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN DAN LOS KERJA
2.4.1. Ukuran luas kantor Pelaksana Pekerjaan, gudang bahan dan los kerja sesuai kebutuhan
Pelaksana Pekerjaan dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan, dan bahaya kebakaran, serta
harus dilengkapi tabung pemadam kebakaran. Biaya untuk pembuatan kantor Pelaksana Pekerjaan,
gudang dan los kerja ditanggung sendiri oleh Pelaksana Pekerjaan, termasuk pembongkaran kembali
setelah seluruh pekerjaan selesai. Atau jika kalau memungkinkan dapat menggunakan salah satu
ruang/ bangunan yang ada di gedung/ area pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan seijin dari pihak
Pemberi Tugas dan diperhitungkan dengan sistem sewa.

2.4.2. Khusus untuk tempat bahan - bahan seperti pasir pasang, pasir beton, split, harus dibuatkan
kotak simpan yang dibatasi dengan papan yang cukup rapat dan kuat, sehingga masing - masing bahan
tidak tercampur.

2.4.3. Alas lantai untuk gudang semen, harus dinaikkan setinggi 30cm atau lebih, memakai kayu
kamper, rangka dibuat sedemikian rupa supaya kuat.

2.4.4. Lokasi kantor Pelaksana Pekerjaan dan los kerja/ gudang harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/ MK terlebih dahulu.
2.5. DOKUMENTASI
2.5.1. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
membuat foto dan video dokumentasi yang menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :
• Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
• Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
• Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
• Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulan
• Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana.
• Keadaan koordinasi dan rapat lapangan pihak yang terlibat

2.5.2. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set,Pembuatan foto boleh menggunakan
foto digital yang harus selalu terekam tanggal pembuatannya dan atas ijin atau permintaan pemberi
tugas, Konsultan Pengawas/ MK

2.5.3. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan dan dilakukan sampai penyerahan pertama.

2.6. SISTEMATIKA URUTAN PEKERJAAN.


Pekerjaan meliputi :
• Pengukuran Kembali dan Pembersihan Lapangan
• Eksterior ( Atap, Plafond, Dinding, Lantai )
• Interior ( Plafond, Dinding dan Kusen, Pintu/ Jendela , Lantai,ornamen dll )
• M & E ( Penerangan, Daya Listrik, Elektrikal arus lemah, Penangkal petir )
Termasuk didalamnya setiap elemen serta ornamen arsitektural di dalam dan luar bangunan
yang terdapat di lantai, dinding, plafond, dan atap sesuai dengan yang tertera pada dokumen
pelelangan gambar penjelasan.

2.6.1. Langkah - langkah pekejaan dengan urutan sebagai berikut :


• Sebelum pelaksanaan dimulai Pelaksana Pekerjaan diharuskan meneliti setiap jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, mencocokannya dengan keadaan di lapangan, bila perlu melakukan
pembongkaran setempat untuk memastikan tingkat kesulitan, dan memprediksi faktor-faktor yang
akan berpengaruh dalam menentukan tahapan pelaksanaan.

• Sebelum pelaksanaan setiap pekerjaan harus dilengkapi dengan gambar shop drawing sesuai
dengan ukuran dan penelitian di lapangan dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/ MK dan
Konsultan Perancang dan atau Pemberi Tugas
• Persiapan pelindung dan peralatan pendukung.
• Pembongkaran, pengerokan dan pengelupasan (jika ada yang harus dibongkar, dikerok, dan
dikupas terlebih dahulu), dengan penjelasan sesuai dengan bagian Pekerjaan bongkaran dan yang
tertera pada Dokumen Pelelangan Gambar Penjelasan.
• Pembersihan dengan penjelasan sesuai dengan bagian Pekerjaan Pembersihan dan yang tertera
pada Dokumen Pelelangan Gambar Penjelasan
• Perbaikan dan perawatan meliputi : pemolesan, pengecatan, penambalan, plesteran,
penggantian/ pembuatan elemen baru, atau dengan penjelasan sesuai dengan item pekerjaan yang
diterangkan kemudian dan yang tercantum pada Dokumen Pelelangan Gambar Penjelasan .
• Perapihan, setelah semua pekerjaan di atas selesai dikerjakan, setiap peralatan, sampah, dan
kotoran hasil kerja harus dibersihkan kembali, sesuai yang tertera pada Dokumen Pelelangan Gambar
Penjelasan.
• Pembersihan dan perbaikan area lingkungan sekitar yang terkena pengaruh atau akibat
mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan aktivitas pelaksanaan pembangunan yang ada selama masa
konstruksi sampai dengan serah terima bangunan.
2.8. PEKERJAAN BAHAN PELINDUNG
2.8.1. Seluruh lantai dalam bangunan, harus diberi bahan pelindung atau ditutup dengan lapisan
berupa :
• Lapisan Styrofoam tebal 10 mm.
• Lapisan Multiplek 9 mm.
• Lapisan plastic pengaman.

2.8.2. Bahan pelindung tersebut tidak boleh dibongkar selama pekerjaan perbaikan pada ruang -
ruang yang diperbaiki belum selesai. Bahan pelindung tersebut dapat dipindahkan ke lokasi/ ruang
lain bila pekerjaan telah selesai dan hasilnya telah disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan
Pengawas/MK.
2.9. PEKERJAAN STEIGER, PERANCAH
2.9.1. Pada seluruh keliling dinding luar bangunan dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/
MK harus dipasangkan steiger, perancah berupa scaffolding besi dengan ketinggian sampai dinding
tertinggi.
2.9.2. Steiger tersebut harus dilengkapi dengan :
• Tangga sementara sampai ke atap / plat dak / talang
• Alas/ jalan di setiap ketinggian 200cm dari bahan papan kayu keras tebal 2 cm. direkatkan
sampai benar - benar kuat pada scaffolding, alas/ jalan tersebut diadakan / dipasang sepanjang jalur
steiger
• Jaring pengaman (safety net)
2.9.3. Steiger, perancah tersebut baru dapat dibongkar bila seluruh pekerjaan perbaikan telah
selesai dan atas persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/MK.
2.10. PEKERJAAN BONGKARAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan bongkaran adalah :
2.10.1. Pembongkaran bagian - bagian yang rusak, untuk diperbaiki kembali sesuai bahan dan bentuk
aslinya. Untuk itu sebelum dibongkar, wajib dan harus dibuat dokumentasi berupa foto - foto, gambar
kerja / as built drawing dan tanda letak dari bahan / bentuk benda tersebut.

2.10.2. Bila ada bagian bangunan yang memang harus dibongkar, maka barang - barang bekas
bongkaran yang masih baik harus diserahkan kepada Pemberi Tugas, sedangkan barang yang sudah
tidak terpakai dan puing - puing bekas bongkaran harus dikeluarkan, dibuang, dan dibersihkan dari
proyek.
2.10.3. Pembongkaran bangunan lama termasuk pondasinya, lubang pondasi harus ditutup kembali
dengan memakai lapisan tanah merah yang didatangkan dari luar termasuk pemadatannya.
2.10.4. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati - hati, bilamana terjadi kerusakan pada bagian
lain yang memang tidak boleh dibongkar, yang diakibatkan atas kesalahan Pelaksana Pekerjaan, maka
biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
2.10.5. Bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana
Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini termasuk pembiayaannya.
2.10.6. Semua barang - barang bekas bongkaran harus disimpan untuk diperiksa dan diteliti serta
mendapat persetujuan tertulis dari Dinas Arkeologi dan instansi terkait, jika ditemukannya situs dan
benda-benda purbakala di area pembangunan sebelum dibawa keluar dari lokasi proyek.
2.10.7. Barang bekas bongkaran hanya dapat dibawa keluar dari lokasi proyek setelah mendapat ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
2.11. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Yang dimaksud pekerjaan pembersihan adalah :
2.11.1. Membersihan sampah, kotoran, puing - puing bekas bongkaran yang berada di lokasi Pekerjaan
dan sekitarnya.

2.11.2. Membersihkan sampah, kotoran, tanaman hidup yang ada di seluruh bagian bangunan, bak
penampung air hujan, teras, dinding dan di talang atap.
2.11.3. Membersihkan seluruh permukaan atap genting, lubang -lubang angin, seluruh kaca polos dan
pembersihan lainnya sesuai permintaan Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas / MK , Pembersihan
dilakukan memakai alat dan bahan pembersih (sikat halus, kain lap, air)

2.11.4. Membersihkan abu atau kotoran halus, pembersihan dilakukan memakai alat penyedot debu
berupa (vaccum cleaner) atau sejenisnya.
2.11.5. Sampah / puing / bekas pembungkus dan sampah lainnya ditampung atau dimasukkan dalam
kantong - kanong plastic atau karung - karung. Lalu diangkut ketempat bak penampungan sampah,
sehingga pada saat pengangkutan tidak berterbangan.
2.11.6. Pembersihan dilakukan terus menerus sehingga tidak ada lagi sampah, kotoran - kotoran, dan
abu.
2.11.7. Pembersihan dengan bahan kimia tentu harus diuji cobakan terlebih dahulu sebelum
dipergunakan.
2.12. KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA
Untuk keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan pekerjaan, khususnya dalam ruangan dan
atap, maka :
• Para pekerja tidak diijinkan merokok
• Para pekerja wajib mengikuti peraturan dan tata laku dan prosedur keselamatan dan
keamanan kerja yang berlaku dan ditetapkan oleh pihak pemerintah.
• Menyimpan benda - benda atau bahan – bahan berbahaya dan yang mudah terbakar
• Para pekerja tidak diperkenankan membuang air besar atau air kecil di sembarang tempat
• Para pekerja tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang melanggar peraturan lingkungan,
sosial budaya, kesusilaan dan keamanan dan ketertiban umum yang berlaku sesuai perundang-
undangan yang ada.
• Dan peraturan - peraturan lainnya sesuai tata tertib bekerja yang dikeluarkan oleh Pemberi
tugas dan perusahaan yang ada.

3.1. PEKERJAAN LANTAI KERJA


3.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Dilakukan di bawah lapisan finishing lantai keramik, marmer atau seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

3.1.2. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78A.
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
c. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/ 0075-75.
d. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal 9, AFNOR P18-303
dan NZS-3121/1974.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2)
PUBI 1982 dan (NI- 8).

3.1.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus di serahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas/MK.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui dan Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi tugas.
c. Pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug di bawahnya harus
sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan
telah mempunyai daya dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split
dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 7 cm atau sesuai yang ditentu¬kan/
disyaratkan dalam detail gambar.
f. Permukaan lapisan lantai kerja dibuat rata/ waterpas. Kecuali pada lantai ruangan yang
disyaratkan dengan kemiringan tertentu, diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang
ditunjukkan gambar dan sesuai petunjuk MK/ Perencana

3.2. PEKERJAAN LANTAI DAN PLINT KERAMIK

3.2.1. gRANITE/HOMOGENOUS TILE


3.2.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan /ditunjukkan
dalam detail gambar.
3.2.1.2. Persyaratan Bahan
a. Jenis :
Geranit tile ukuran 60x60 cm KW 1 produk dalam negeri yang disetujui Konsultan
Perencana Konsultan MK/Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
b. Warna :
• Akan ditentukan kemudian.
• Warna yang ditentukan harus seragam.
c. Ketebalan : Minimum 8 mm
d. Finishing : Berglazuur
e. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.

f. Mutu : Tingkat I (satu)


g. Bahan pengisi : Grout semen berwarna
h. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah bahan
perekat
i. Ukuran : Sesuai yang ditunjukkan pada gambar
dengan pola pemasangan sesuai detail
gambar.
j. Pengendalian pekerjaan Granit/keramik ini harus sesuai peraturan-peraturan ASTM,
NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.
k. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
l. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Konsultan
MK/Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
m. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan dilapangan.

3.2.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar shop drawing dari pola
keramik yang disetujui Konsultan Pengawas /MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Keramik/Granit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
c. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan di tambah bahan perekat seperti yang
telah disyaratkan.
d. Bidang permukaan pasangan lantai keramik, harus benar - benar rata.
e. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik/Granit yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta
petunjuk Konsultan Pengawas /MK dan atau Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
f. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik/Granit yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
i. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-
hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
j. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.
k. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24
jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
3.2.2. LANTAI FLOOR HARDENER/RABAT BETON

3.2.2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya, peralatan dan alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Termasuk pekerjaan perrsiapan, pelaksanaan dan perawatan lantai Floor Hardener, yang
dilakukan sebagai finishing pada lantai Ruang Utilitas/ ruang ME, serta seluruh detail yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk dari MK/ Perencana.

3.2.2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan dari Non Metallic Floor Hardener, jenis Hard Aggregate non Premixed, merk CHICHIBU
Color Concrete, atau merk lain yang setara, yang dilakukan secara monolithic dan disetujui MK/
Konsultan Perencana. Untuk pekerjaan stairnosing dipergunakan bahan AH emery, Emerundum.
b. Kapasitas pemakaian bahan minimum 2,5 3,0 kg Non Metalic Floor Hardener untuk luas 1
meter persegi lantai pada area ruang ruang AHU dan ME. Sedangkan untuk lantai Parkir pemakaian
adalah 2,5 3,5 kg/m2, atau sesuai dengan persyaratan dan perhitungan dari pabrik bersangkutan
dan disetujui MK/ Konsultan Perencana. Sedang untuk bahan Emerundum, pemakaiannya adalah
perbandingan campuran 1 sak semen (94 lbs) : 2 sak (200 lbs) AH Emery.
c. Warna harus stabil, tahan terhadap beban berat, tahan getaran dan goresan ringan. Harus
dapat dicegah terjadinya retak retak pada permukaan lantai, tidak mudah kotor, mudah dalam
perawatan, dan dapat menahan kerusakan kerusakan permukaan lantai, serta tahan lama dan tidak
licin.
d. Pengendalian mutu bahan bahan serta cara pengerjaannya harus sesuai dengan syarat syarat
yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutaN.

3.2.2.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Alas dari lantai Floor Hardener merupakan lapisan beton yang telah dibuat rata
permukaannya. Dalam melakukan pekerjaan pembetonan, supaya ditambahkan bahan Horncure atau
setara ke permukaan beton, untuk mempertinggi mutu beton dan ikatan terhadap lapisan
pekerjaan finishing. Untuk pekerjaan pada area basement, pemasangan bahan Floor Hardener
dilakukan sekaligus pada waktu pekerjaan pengecoran beton.

b. Setelah pekerjaan lantai beton mengeras, seluruh permukaan dilapis bahan curing compound
sesuai dengan standard dari pabrik yang bersangkutan.
c. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga khusus yang telah ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya serta dilengkapi Trowelling Machine.
d. Pola pemasangan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
e. Siraman air di atas permukaan Floor Hardener dilakukan terus menerus kurang lebih 7 hari
berturut turut agar selalu basah untuk mencegah adanya retak rambut pada permukaan lantai Floor
Hardener dan untuk mencapai pengerasan yang sempurna.
f. Bahan Floor Hardener yang digunakan harus sesuai persyaratan, kapasitas pemakaian bahan
harus melalui timbangan berat yang cermat, sesuai dan sempurna.
g. Penggunaan bahan harus dicek dengan timbangan, antara jumlah bahan yang digunakan
dengan luas lantai yang akan dikerjakan, diusahakan agar bahan dapat habis terpakai dalam
pemakaian.
h. Pelaksanaan harus tepat waktunya, dengan mempertimbangkan lapisan di bawahnya, yaitu
lapisan beton yang telah memenuhi persyaratan.
i. Untuk permukaan lantai yang langsung kena sinar matahari, seluruh permukaan lantai harus
ditutup dengan karung goni yang selalu dibasahi dengan air.
j. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak retak, tidak ada lobang dan celah
celah, bebas debu, bebas lemak dan bebas minyak.
k. Pekerjaan lapisan Floor Hardener dilakukan setelah adanya persetujuan dari MK/ Perencana,
serta dapat diperoleh hasil pekerjaan yang sempurna dan bermutu baik.
l. Sebelum pekerjaan dilakukan, Pelaksana harus menyerahkan beberapa contoh bahan, warna
dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada MK/ Perencana untuk
disetujui dalam pelaksanaan.
m. Apabila dianggap perlu, MK/ Perencana dapat meminta untuk mengadakan test test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan bahan. Jenis sample untuk masing masing jenis test akan ditentukan kemudian. Seluruh
biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya.
n. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya kerusakan
akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang lain.
o. Pelaksana harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan, perawatan
dan selalu menjaga kebersihan dari pekerjaan yang dilakukan.
p. Jika terjadi kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Floor Hardener, Pelaksana
diharuskan untuk memperbaiki, hingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah disyaratkan
dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya.

3.3. PEKERJAAN DINDING

3.3.1. DINDING KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan dinding keramik tile ini dilakukan pada Ground tank sebagaimana dinyatakan
dalam gambar dan BQ, dan atau seluruh detail/ sskedul material finishing yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Jenis : Keramik tile, buatan dalam negeri Kwalitas Terbaik atau yang
disetujui Perencana/MK dan atau Pemberi Tugas.
b. Warna : akan ditentukan kemudian dan harus seragam.
c. Ketebalan : minimum 5 mm.
d. Finishing : berglazuur
e. Kekuatan lentur : 250 kg/cm2.
f. M u t u : tingkat I (satu)
g. Bahan pengisi : Grout semen berwarna
h. Bahan perekat : adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah bahan perekat
i. Ukuran : sesuai yang ditunjukkan pada gambar dengan pola pemasangan
sesuai detail gambar.
j. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai peraturan ASTM, NI-19,PUBI 1982
pasal 31 dan SII - 0023-81.
k. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air
harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
l. Bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada MK/ Perencana.
m. Untuk bahan pengisi/ grouting dan bahan perekat dilengkapi sertifikat produk dari pabrik
sebagai bukti penggunaan produk tersebut pada pelaksanaan d lapangan.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana diwajibkan membuat gambar dari pola keramik yang
disetujui MK/ Perencana.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
c. Adukan pengikat dengan campuran 1PC : 3 pasir dan ditambah bahan perekat seperti yang
telah disyaratkan.
d. Bidang permukaan pasangan dinding keramik, harus benar - benar rata.
e. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta
petunjuk MK/ Perencana, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
f. Siar-siar di isi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan bahan, warna bahan
pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah terpasang harus di bersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
i. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-
hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
j. Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik direndam dalam air sampai
jenuh.
k. Pinggulan pasangan keramik harus di lakukan dengan alat gurinda, sehingga diperoleh hasil
pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.
l. Keramik yang terpasang harus di hindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24
jam dan di lindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
m. Pelaksana wajib memperbaiki pekerjaan dinding keramik yang rusak.
n. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
o. Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pekerjaan dilaksanakan,
maka Pelaksana Wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh MK/ Perencana. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana.
p. Pelaksana wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
terhadap kerusakan-kerusakan.
q. Selama 7 x 24 jam sesudah pekerjaan dinding keramik selesai terpasang, permukaanya
dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain dan dilindungi terhadap kemungkinan cacat pada
permukannya.

r. Untuk pemeliharaan, Pelaksana harus menyediakan bahan keramik yang sama sebanyak 0,1%
dari jumlah terpasang untuk diserahkan pada Pemberi Tugas. Biaya pengadaan sudah termasuk
dalam penawaran.
s. Pelaksana memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai dengan
pengarahan serta persetujuan MK/ Perencana.
t. Pelaksanaan pekerjaan dinding keramik harus dipasang rata pada seluruh permukaan tidak
bergelombang, warnanya seragam serta tidak cacat/tidak bernoda.
u. Toleransi rata permukaan yang dapat diterima adalah 1 mm/m2.
v. Pelaksana wajib menyerahkan keramik tile sejumlah 0,1% dari jumlah yang terpasang kepada
Pemberi Tugas, dinyatakan dengan surat Penyerahan material.

3.3.2. DINDING BATU ALAM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja , bahan – bahan , biaya , peralatan dan alat -
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini , hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan dinding Batu Alam dilakukan pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu yang terbaik , terdiri dari satu jenis dan
merk dan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan .
b. Pasir harus terdiri dari butir - butir yang bersih , tajam dan bebas dari bahan - bahan
organis , lumpur , tanah lempung dan sebagainya.
c. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak , asam , alkali
dan bahan - bahan organis / bahan - bahan lain yang dapat merusak dinding Batu Alam.

d. Lapisan batu alam yang digunakan


1. Jenis bahan yang digunakan adalah : Batu Alam Templek
2. Finishing permukaan : Rata , potong mesin, Kasar , potong mesin.
3. Ukuran bentuk : Sesuai gambar
4. Ketebalan : Rata-rata minimum 30 mm Untuk Batu Alam
yang terlihat sisi tebalnya memiliki tebal 160 mm
5. Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir
6. Bahan pengisi siar : Grout semen Portland
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan PUBI 1982.
f. Bahan yang dipakai , sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh - contohnya
untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan dan Perencana.
g. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagian ini , harus benar - benar baru , berkualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Pengawas Lapangan .

3. Syarat - syarat Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pekerjaan , Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) buah contoh yang
berbeda untuk memperoleh persetujuan dari Pengawas lapangan dan perencana.
b. Siar - siar Batu Alam diisi dengan grout semen Portland sesuai dengan yang disyaratkan.
c. Pemotongan Batu Alam harus menggunakan alat pemotong mesin yang khusus untuk itu.
d. Pemasangan harus dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dalam pemasangan Batu Alam.
e. Bidang dinding parapet Batu Alam harus benar-benar rata , dan garis siar - siarnya kira - kira
sama lebar.

f. Awal pemasangan Batu Alam pada dinding serta kemana sisa ukuran harus diadakan , harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
g. Batu Alami yang sudah terpasang harus segera dibersihkan dari segala macam noda - noda
yang melekat , sehingga mencapai pekerjaan yang rapih dan sempurna.
h. Jika tidak ada ketentuan lain dalam gambar , maka untuk pertemuan ujung dengan ujung
Batu Alam , dilakukan sistem adu manis.

3.4. PEKERJAAN PLESTERAN


3.4.1. PLESTERAN DINDING BATA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja , bahan – bahan , biaya , peralatan dan alat
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini , sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi
bidangnya ( dalam dan luar ) , serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang disetujui
Konsultan Pengawas/MK serta memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih yang
benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan 1,6 -
2,0 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada
dinding batu bata trasram/rapat air.

b. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC : 3 PS (yang
dilakukan pada sekeliling dinding ruang kamar mandi dan bagian-bagian yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar).
c. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang
dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan di
setujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
e. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya,
dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
g. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
h. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas/MK dan
atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
i. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang telah
disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
j. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

k. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
l. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan Pengawas/MK dan atau
Pemberi Tugas.
m. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya, harus
diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila ditentukan
lain.
n. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara
cepat.
p. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan pemilik/ pemakai.

3.4.2. PLESTERAN DINDING BETON


1. LINGKUP PEKERJAAN
a. TERMASUK DALAM PEKERJAAN PLESTERAN INI ADALAH PENYEDIAAN TENAGA KERJA, BAHAN-
BAHAN YANG DIPERLUKAN TER MASUK ALAT-ALAT BANTU DAN ALAT ANGKUT YANG DIPERLUKAN
UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN PLESTERAN, SEHINGGA DAPAT DICAPAI HASIL PEKERJAAN YANG
BERMUTU BAIK.
b. LINGKUP PEKERJAAN PLESTERAN BETON INI MELIPUTI SELURUH PLESTERAN PLAFOND, DINDING
DAN KOLOM BETON PADA RUANG SEPERTI YANG DINYATAKAN DALAM GAMBAR DAN BQ.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. SEMEN HARUS MEMENUHI NI-8.
b. PASIR HARUS MEMENUHI NI-3 PASAL 14, PUBI 1982.
c. AIR HARUS MEMENUHI NI-3 PASAL 10.
d. CAMPURAN (AGGREGATE). UNTUK PLESTER HARUS DIPILIH YANG BENAR-BENAR BERSIH DAN
BEBAS DARI SEGALA MACAM KOTORAN. PASIR UNTUK FINISHING HARUS BERSIH DAN TERLEBIH
DAHULU DIAYAK.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. SELURUH PLESTERAN BETON DENGAN ADUK CAMPURAN 1PC : 3 PASIR PASANG.
b. PASIR PASANG YANG DIGUNAKAN HARUS DIAYAK TERLEBIH DAHULU DENGAN MATA AYAKAN
SEPERTI YANG DIPERSYARATKAN.
c. MATERIAL LAIN YANG TIDAK TERDAPAT PADA DAFTAR DI ATAS TETAPI DIBUTUHKAN UNTUK
PENYELESAIAN/ PENGGANTIAN PEKERJAAN DALAM BAGIAN INI, HARUS BERMUTU BAIK DARI JENISNYA
DAN DISETUJUI MK/ PERENCANA.
d. BAHAN SEMEN YANG DIKIRIM KE SITE HARUS DALAM KEADAAN TERTUTUP ATAU DALAM
KANTONG YANG MASIH DISEGEL DAN BERLABEL PABRIKNYA, BERTULISKAN TIPE DAN TINGKATANYA
DALAM KEADAAN UTUH DAN TIDAK BERCACAT.
e. BAHAN HARUS DILETAKKAN DITEMPAT YANG KERING, BERVENTILASI BAIK, TERLINDUNG,
BERSIH. TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN HARUS CUKUP UNTUK PROYEK INI, DAN DILINDUNGI
SESUAI DENGAN JENISNYA, SESUAI DENGAN PERSYARATAN PABRIK.
f. SEMUA BAHAN SEBELUM DIKERJAKAN HARUS DITUNJUKKAN KEPADA MK/ PERENCANA UNTUK
MENDAPATKAN PERSETUJUAN, LENGKAP DENGAN KETENTUAN/PERSYARATAN PABRIK YANG
BERSANGKUTAN. MATERIAL YANG TIDAK DISETUJUI HARUS DIGANTI DENGAN MATERIAL YANG
MUTUNYA SESUAI DENGAN YANG DISYARATKAN TANPA BIAYA TAMBAHAN.
g. BIDANG PERMUKAAN BETON SEBELUM DIPLESTER, PERMUKAANNYA HARUS DIBERSIHKAN DARI
SISA-SISA BEKISTING DAN TERLEBIH DAHULU DIBERI COLE BORD. PERMUKAAN BETON HARUS TERLEBIH
DAHULU DIKETREK (SCRATH) SERTA SEMUA LUBANG BEKAS PENGIKAT BEKISTING HARUS TERTUTUP
ADUK PLESTER.

h. SEBELUM MEMULAI PEKERJAAN, PELAKSANA DIHARUSKAN MEMERIKSA SITE YANG TELAH


DISIAPKAN APAKAH SUDAH SESUAI DENGAN SYARAT-SYARAT HINGGA PEKERJAAN INI DAPAT DIMULAI.

i. BILA ADA KELAINAN DALAM HAL APAPUN ANTAR GAMBAR, SPESIFIKASI DAN LAINNYA,
PELAKSANA HARUS SEGERA MELAPORKAN KEPADA MK/ KONSULTAN. TIDAK DIBENARKAN MEMULAI
PEKERJAAN DISUATU TEMPAT DALAM HAL KELAINAN / PERBEDAAN DITEMPAT ITU SEBELUM
KELAINAN TERSEBUT DISELESAIKAN.
j. PEKERJAAN PLESTERAN BETON DAPAT DILAKSANAKAN BILAMANA TELAH DISETUJUI OLEH MK/
PERENCANA.
k. TEBAL PLESTERAN MAKSIMUM 1,5 CM ATAU SESUAI YANG DITUNJUKKAN DALAM DETAIL
GAMBAR. KETEBALAN PLESTERAN YANG MELEBIHI 1,5 CM HARUS DIBERI KAWAT AYAM UNTUK
MEMBANTU DAN MEMPERKUAT DAYA LEKAT PLESTERANNYA.
l. PLESTERAN HALUS (ACIAN) DIPAKAI CAMPURAN PC DAN AIR SAMPAI MENDAPATKAN
CAMPURAN YANG HOMOGEN, ACIAN DAPAT DIKERJAKAN SESUDAH PLESTERAN BERUMUR 8 HARI
(KERING).
m. KELEMBABAN PLESTERAN HARUS DIJAGA SEHINGGA PENGERINGAN TIDAK TERLALU CEPAT,
DENGAN MEMBASAHI PERMUKAAN PLESTERAN SETIAP KALI TERLIHAT KERING DAN MELINDUNGI DARI
TERIK MATAHARI LANGSUNG DENGAN PENUTUP YANG BISA MENCEGAH PENYERAPAN AIR SECARA
CEPAT.
n. PELAKSANA WAJIB MEMPERBAIKI/MENGULANG/ MENGGANTI BILA ADA KERUSAKAN YANG
TERJADI SELAMA MASA PELAKSANAAN (DAN MASA GARANSI), ATAU BIAYA SENDIRI SELAMA
KERUSAKAN BUKAN DISEBABKAN OLEH TINDAKAN PEMAKAI
3.5 PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/ JENDELA

3.5.1 PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/ JENDELA KAYU

1. Lingkup pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan bahan meliputi pembuatan kusen, daun pintu dan daun jendela seperti
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
• Kusen pintu dan jendela
• Daun pintu kaca
• Daun pintu panel
• Daun pintu krepyak
• Daun jendela kaca
• Dll.

2. Persyaratan Bahan
2.1 BAHAN RANGKA KAYU
a. HARUS BENAR-BENAR KAYU MUTU TERBAIK DARI JENISNYA MASING-MASING
b. DIHINDARKAN ADANYA CACAT-CACAT KAYU ANTARA LAIN YANG BERUPA PUTIH KAYU, PECAH-
PECAH, MELENGKUNG, MELINTIR, URAT KAPUR, BASAH DAN LAPUK MELEBIHI YANG DIPERKENANKAN
SESUAI DENGAN PUBI-1982
c. SYARAT-SYARAT KELEMBABAN KAYU YANG DIPASANG/DIPAKAI IALAH KELAS KUAT I-II ATAU
YANG DISETUJUI OLEH PENGAWAS.
d. PENIMBUNAN KAYU DITEMPAT PEKERJAAN SEBELUM PEMASANGAN, HARUS DILETAKAN
DITEMPAT/RUANGAN YANG KERING DENGAN SIRKULASI UDARA YANG BAIK,TIDAK TERKENA CUACA
LANGSUNG DAN HARUS DILINDUNGI DARI KERUSAKAN.
e. SELURU KAYU HARUS DIANTI RAYAP, LIHAT PASAL TENTANG SPESIFIKASI ANTI RAYAP.
f. UKURAN KUSEN ADALAH 50X150 ATAU SESUAI DENGAN GAMBAR DETAIL.
g. TEBAL RANGKA KAYU DAUN ATAU SESUAI DENGAN GAMBAR/DOOR SCHEDULLE.
2.2 BAHAN PEREKAT
a. UNTUK PEREKAT DIGUNAKAN LEM KAYU BERMUTU BAIK.
b. SEMUA PERMUKAAN RANGKA KAYU HARUS DISERUT, HARUS RATA, LURUS DAN SIKU.

2.3 BAHAN PANIL DAUN PINTU


DAUN PINTU DENGAN KONSTRUKSI TEAK PLYWOOD/PLASTIK LAMINATED DENGAN BAHAN-BAHAN :
a. PLASTIK LAMINATED KETEBALAN 0.5 (NOL KOMA LIMA) MM, MUTU TERBAIK.
b. KAYU YANG DIPAKAI ADALAH KAYU KELAS I-II SEPERTI YANG TELAH DI SEBUTKAN TERDAHULU,
YANG TELAH DISETUJUI OLEH PERENCANA PENGAWAS.
c. SEMUA PERMUKAAN KAYU HARUS DISERUT HALUS RATA, LURUS DAN SIKU.
d. LIST AKHIRAN DAUN PINTU, LIST KACA DIGUNAKAN KAYU KELAS I-II SESUAI DENGAN GAMBAR
DETAIL.
2.4 BAHAN FINISHING
FINISHING UNTUK PERMUKAAN KAYU KUSEN DAN DAUN PINTU/DAUN JENDELA LIHAT DOOR
SCHEDULLE.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1 SEBELUM MELAKSANAKAN PEKERJAAN, KONTRAKTOR DIWAJIBKAN UNTUK MENELITI GAMBAR-
GAMBAR YANG ADA, KONDISI DILAPANGAN (UKURAN DAN LUBANG-LUBANG), TERMASUK
MEMPELAJARI BENTUK, POLA, PENEMPATAN, CARA PEMASANGAN, MEKANISME DAN DETAIL SESUAI
DENGAN GAMBAR DETAIL DARI PERENCANA.
3.2 SELURUH PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/JENDELA HARUS DIKERJAKAN DIWORKSHOP,
PENYIMPANAN KUSEN, PINTU/JENDELA DI WORKSHOP ATAU DITEMPAT PEKERJAAN HARUS
DITEMPATKAN PADA RUANG/TEMPAT YANG DENGAN SIRKULASI YANG BAIK, TIDAK TERKENA CUACA
LANGSUNG DAN KERUSAKN DAN KELEMBABAN.
3.3 HARUS DIPERHATIKAN SEMUA SAMBUNGAN SIKU/SUDUT UNTUK RANGKA KAYU DNA PENGUAT
LAIN YANG DIPERLUKAN HINGGA TERJAMIN KEKUATANNYA DENGAN MEMPERHATIKAN/MENJAGA
KERAPIHAN TERUTAMA UNTUK BIDANG-BIDANG TAMPAK TIDAK BOLEH ADA LUBANG-LUBANG ATAU
CACAT BEKAS PENYETELAN.
3.4 SEMUA KAYU TAMPAK HARUS DISERUT RATA, HALUS, LUSRUS DAN SIKU-SIKU SATU SMA LAIN
SISI-SISINYA, DAN DILAPANGAN SUDAH DALAM KEADAAN SIAP UNTUK PENYETELAN/PEMASANGAN.

3.5 SEMU UKURAN HARUS SESUAI DENGAN GAMBAR DAN MERUPAKAN UKURAN JADI.

3.6 DAUN PINTU :


a. DAUN PINTU SESEUAI DENGAN SCHEDULLE KUSEN YANG DIPASANG PADA RANGKA KAYU
ADALAH DENGAN CARA LEM, TANPA PEMAKUAN, JIKA DIPERLUKAN HARUS MENGGUNAKAN SKRUP
GALVANIZED ATAS PERSETUJUAN PERENCANA DAN PENGAWAS, TANPA MENINGGALKAN BEKAS CACAT
PADA PERMUKAAN YANG TAMPAK. KHUSUSNYA UNTUK HPL ( HIGH PRESSURE LAMINATED )
DIREKATKAN DENGAN LEM PADA PERMUKAAN BIDANG PLYWOOD YANG TELAH DIPASANG PADA
KERANGKA DAUN PINTU, PEREKATAN INI HARUS DILAKUKAN DENGAN PRESS DI WORK SHOP.
b. PADA BAGIAN PINTU LAPIS TEAK PLYWOOD, HARUS DIPASANG RATA, TIDAK BERGELOMBANG
DAN MELEKAT DENGAN SEMPURNA.
c. PERMUKAAN TEAK PLYWOOD TIDAK BOLEH DIDEMPUL.
3.7 SETELAH PEMASANGAN KUSEN ATAU DAUN PINTU/JENDELA KONTRAKTOR DIWAJIBKAN
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA TERHINDAR DARI KERUSAKAN-KERUSAKN
DARI BENTURAN BENDA-BENDA LAINNYA DAN DARI KELEMBABAN ATAUPUN TERKENA CUACA
LANGSUNG.

3.8 APABILA TERJADI CACAT ATAU KERUSAKAN BAIK YANG TERLIHAT MAUPUN YANG
TERSEMBUNYI, KONTRAKTOR WAIB MEMPERBAIKI ATAUPUN MENGGANTI DENGAN YANG BARU SAMPAI
DENGAN DISETUJUI OLEH PERENCANA ATAU PENGAWAS DENGAN SELURUH BIAYA DITANGGUNG OLEH
PIHAK KONTRAKTOR.

3.6 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan – bahan, biaya peralatan dan alat
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini , hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan , pemasangan , pengamanan dan pera¬watan dari seluruh alat alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan /
ditentukan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Kosen , Pintu dan Jendela.

2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini , dari produk yang bermutu baik , seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan bahan yang telah disetujui Konsultan Perencana,Konsultan
Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas .
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda penge¬nal terbuat dari pelat aluminium
yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.
Untuk anak anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan ' backed enamel finish '
dilengkapi kaitan kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor nomor pengenal. Lemari ini
harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
d. Perlengkapan daun pintu :
Untuk ketentuan perincian tipe dan jenis perlengkapan yang digunakan secara detail terdapat pada
Schedulle Kusen.
Engsel ( butt hinges ) dengan pemasangan 3 buah ukuran 5” untuk pintu tunggal dan 2 x
3 buah ukuran 5” untuk pintu double, pada daun jendela minimum di pasang 2 buah setiap
daunnya, atau ditentukan lain dan disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
Material dari bahan full solid stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama
dengan bahan engsel, finish satin stainless steel .
Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ditentukan dalam gambar, di
pasang peralatan - peralatan dari produk yang bermutu baik dan ada jaminan after sale service
atau yang disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

Lock set dan handle


Handle untuk kunci-kunci pintu akan ditentukan kemudian,dengan material dari produk ex Wilka
Germany atau setara yang bermutu baik dan ada jaminan after sale service atau yang disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

e. Jenis bahan dan penggunaan


1. Engsel digunakan untuk daun pintu panel kayu, daun pintu kaca, pintu besi, pintu besi tahan
api dan jendela.
2. Flush bolt/grendel digunakan untuk daun pintu double dan jendela.
3. Kunci berikut indikator digunakan untuk pintu cubicle WC.
4. Lock set digunakan pada semua pintu kecuali pintu cubicle WC.
5. Back plate dan handle digunakan pada semua daun pintu.
6. Pintu double panel kaca dan hpl menggunakan pull handle solid stainless steel dengan min L=
90 cm dan khusus untuk pintu utama serbaguna,r rapat,r Kelas d lab min L= 120 cm
7. Pintu single menggunakan lever handle solid stainless steel ex wilka germany atau setara
dengan L min= 120 mm
8. Dilengkapi dengan Master key jumlah group ditentukan kemudian

3. Syarat syarat Pelaksanaan


a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini , sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan con¬toh contohnya kepada Konsultan Pengawas/MK untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu , Konsultan Pengawas/MK dapat meminta untuk mengadakan test
test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah
dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang pada
jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas atau sesuai yang diarahkan oleh Konsultan Pengawas/MK

d. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.


e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel
pada kunci harus di bersihkan dan dihilangkan sama sekali.
f. Untuk pintu toilet , jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu dengan
jarak sama.
g. Penarik pintu ( handle ) dipasang 100 cm (as) dari per¬mukaan lantai setempat, namun tetap
sebelumnya dibuat shop drawing dan contoh mock-upnya.
h. Posisi 'lock' dan 'latch' harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Pengawas/MK untuk
mendapatkan persetujuan.
i. Engsel dan baut harus terbuat dari bahan solid stainless steel yang tebal dan yang tahan
karat dan berkualitas terbaik.
3.7 PEKERJAAN PLAFOND

3.7.1 PLAFOND GRC (Glassfibre Reinfoced Cemen)

3. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan langit - langit GRC BOARD ini dilakukan pada plafond area basah/toilet dan
teritis luar bangunan (kecuali drof off area) dan seluruh yang disebutkan / ditunjukkan dalam
detail gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

4. Persyaratan Bahan
a. Bahan GRC BOARD t = 6 mm

b. Rangka :
Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka Hollow.
- Bahan : Galvanized Steel
- Memenuhi persyaratan SII 0137-80/SII 0884-83, JAPAN Standard : JIS G3302. American
Standard : ASTM A.525/1.526/A.527/A.528
- Lapisan pelindung : min. 15 micron
- Untuk Bahan GYPSUM BOARD digunakan rangka terdiri dari rangka utama dan rangka
pembagi dengan bahan hollow 50 x 50 mm dan modul grid rangka ukuran 60cm x 60cm

c. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan gambar Interior/ Arsitektur.

d. Bahan finishing penutup plafond :


• Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik
produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas. Sebelum pengecatan
semua sambungan/pertemuan harus rata dan halus (ditreatment).
• Warna dari corak akan ditentukan kemudian.

e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI 82
pasal 38, memenuhi SII.0404 - 81 dan NI5.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetu¬juan dari Konsultan Pengawas/MK.

b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

c. Pada pekerjaan langit - langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini.

d. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas


langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.

e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan


perlengkapan instalasi yang diperlu¬kan.Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum
gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain
(Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Konsultan
Pengawas/MK.

f. Pola pemasangan langit-langit GRC BOARD sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Penggantung rangka utama harus dapat diatur ketinggiannya, jarak penggantung maksimum
120 cm.

h. Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.

i. Sebelum plafond GRC BOARD dipasang, terlebih dahulu bahan ini dicat semprot di lokasi
setempat.

j. Setelah bahan GRC BOARD di cat, pemasangan baru dapat dilaksanakan atau sesuai yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

3.7.2 PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond termasuk pemasangan list plafond profil
gypsum pada Area Lobby, koridor lantai dasar, Ruang Rapat, Ruang Serba Guna, Ruang Kamar atau
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK dan atau
Pemberi Tugas.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka :
Sebagai rangka langit-langit digunakan rangka Hollow Galvanised 40 x 40 mm ukuran grid 60 x 60
cm.
- Bahan : Galvanised Steel
- Memenuhi persyaratan SII 0137-80/SII 0884-83, JAPAN Standard : JIS G3302. American
Standard : ASTM A.525/1.526/A.527/A.528
- Lapisan pelindung :min. 15 micron

b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk ex. Lokal tebal = 9 mm.
Gypsum Board Tipe Fire Stop berfungsi sebagai bahan Sound Proof, memenuhi Standard American
Standard Specification untuk Gypsum wall board ASTM C-36. Fire resistance :3 jam.

c. Bahan finishing penutup plafond :


- Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik
produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas. Sebelum pengecatan
semua sambungan/pertemuan harus rata dan halus (ditreatment). Plafond gypsum ini difinish
dengan cat spray.
- Warna dari corak akan ditentukan kemudian.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Rangka langit-langit besi hollow dengan penggantung besi bulat diameter 10 mm yang
dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau
rangka baja yang ada.

b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan
penutup langit-langit yang dipasangkan.

c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal: permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

d. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus
dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.

e. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

g. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.

h. Seluruh antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari bahan gypsum
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.

i. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
j. Gypsum board dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar unit itu dan setelah
gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, akurasi laser waterpas
dan tidak bergelombang dan sambungan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.

k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel di langit-langit yang bisa
dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan/pemeliharaan
M & E.

l. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga
ahli.

m. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk pola lay-
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar dan membuat
mock-up detail konstruksinya dengan ukuran min 1,5 x 1,5 meter untuk persetujuan Konsultan
Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

3.8 PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP


3.8.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok tumpuan di
lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat sambung, pengangkutan kuda-kuda
dan bahan lain terkait sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh rangka atap baja Profil
sampai siap dipasangi bahan penutup atap, sesuai dengan Surat Kontrak Kerja.
2. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop.

3. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), reng, sekur overhang (jika ada), dan batang
pengaku / bracing.

3.8.2 Persyaratan Bahan


1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan PRYDA adalah baja high tensile
strength hot-dipped galvanized steel G550 (minimum yield strength 550 MPa) sebagai berikut:
• Batang utama (chord) memakai hot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau
74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z 10 (tebal 1 mm)
• Web memakai hot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal 0,8 mm) atau 65x26 C 10
(tebal 1 mm) atau 75x40 W 08 (tebal 0,8 mm) atau 75x40 W 10 (tebal 1 mm)

2. Alat sambung utama untuk rangka atap baja Profil adalah sekrup khusus yaitu sekrup
menakik sendiri (self drilling screw) yang sesuai dengan persyaratan pada “Screws – Self Drilling –
for The Building and Construction Industries” (Australian Standard 3566).

3.8.3 Persyaratan Pelaksanaan


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar desain yang telah dihitung dengan komputer menggunakan software dan sesuai
dengan Truss System’s Standards and Specifications.
2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi
4. kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar
ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan / disediakan / dikerjakan.

5. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja Profil dilakukan di workshop dan dilaksanakan dengan
mesin rakit / jig

6. Pemasangan sekrup (baik saat perakitan kuda-kuda di workshop maupun instalasi akhir di
lapangan) harus dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi agar
tidak terjadi aus / overtighten.

7. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap yang telah
disetujui

8. Pihak kontraktor memberi kesempatan kepada pihak untuk ikut melakukan supervisi
penyiapan struktur bangunan untuk peletakan kuda-kuda

9. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan pembebanan yang telah disepakati.
Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan perencana struktur berhak meminta informasi mengenai
reaksi perletakan kuda-kuda.

10. Penyedia berhak menolak / menunda pemasangan kuda-kuda jika struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda tidak kuat dan / atau tidak layak dibebani kuda-kuda.

11. Penyedia tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan dan / atau kerugian yang terjadi
akibat tidak kuat / tidak tahannya struktur yang dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda.

12. Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda tidak
diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada saat pelaksanaannya struktur
tersebut menyangga dan / atau menempel pada bagian dari kuda-kuda.

13. Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi maupun


melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun persetujuan dari penyedia.

14. Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan penutup atap, agar pihak
Penyedia dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan
saat kuda-kuda tiba di lokasi proyek.

3.9 PEKERJAAN PENGECATAN


3.9.1 DINDING & PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja , bahan – bahan , biaya , peralatan dan alat
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini , hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat syarat Bahan


a. Bahan cat yang digunakan Cat produk dalam negeri setara Dulux ICI atau setara
• Bahan cat dalam : Cat Vinyil Arcylic Emulsion
• Bahan cat luar : Cat Vinyil Arcylic Weather Shield Emulsion
• Bahan lapisan dasar : Mill putih Alkali Resisting Primer
• Bahan Plamur : Acrylic Wallfiller yang disetujui Konsultan Pengawas/MK.
• Warna : Akan ditentukan kemudian.
• Pengencer : Air bersih 20 %.
• Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat
dilakukan.
• Sistem Pengecatan : Minimal 2 lapis

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI 4.

3. Syarat syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di serahkan
contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi
Tugas.

b. Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh kepada
Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.
c. Bidang pengecatan siap di cat setelah di plamir terlebih dahulu. Sebelum di plamir,
plesteran harus betul - betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui Konsultan
Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
d. Lapisan Plamur dibuat setipis mungkin hingga membentuk bidang yang rata dan setelah 7 (
tujuh ) hari bidang plamur diampelas halus No. 00, kemudian dibersihkan.
e. Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.
f. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda - benda
dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.
3.9.2 PENGECATAN KAYU

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja , bahan –bahan ,
peralatan dan alat - alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini , sehingga
dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna .
b. Meliputi pengecatan permukaan kayu kosen, daun pintu, Hand Railing serta bagian - bagian
pekerjaan lain yang ditentu¬kan / ditunjukkan dalam gambar .

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan cat yang digunakan adalah Cat Jenis Melamic

b. Tahapan pengecatan dengan system spray :


- Cat lapis 1 : 1 lapis wood filler
- Cat lapis 2 : 1 lapis wood stain
- Cat lapis 3 : 1 lapis Sanding Sealer setebal 50 micron interval 8
jam .
- Cat lapis 4 : 2 lapis Plastofix setebal 50 micron , interval 8 jam .

c. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebal.

d. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasa
53 , BS No. 3900:1970 /1971 , AS.K-41 dan NI-4. Serta mengikuti ketentuan – ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan .

e. Warna akan ditentukan kemudian .

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bidang permukaan pengecatan harus diratakan /dihaluskan dengan bahan / alat mesin
amplas elektrik yang bermutu baik , sampai merupakan permukaan yang halus dan licin , segala
persiapan pengecatan telah memenuhi persya¬rata dengan baik dan telah disetujui Konsultan
Pengawas/MK.

b. Bidang permukaan pengecatan dibersihkan dari debu,serbuk gergaji, benar-benar bebas dari
minyak, dan sebagainya serta kering betul .

c. Harus dihindarkan adanya celah-celah / pori-pori serat kayu pada permukaan pengecatan
.

d. Pengecatan dilakukan stelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK serta


pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai dengan sempurna .

e. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan , kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan


contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil produk kepada Konsultan Pengawas/MK, selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang digunakan , dan akan menginstruksikan kepada kontraktor
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan .

f. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label parik pembuatnya .

g. Contoh bahan yang telah disetujui , dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan /
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan .

h. Percobaan – percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan , serta
pengerjaan sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang disyaratkan oleh Pabrik yang bersangkutan.

i. Hasil pekerjaan harus baik , warna dan pola tekstur merata, tidak terdapat noda – noda pada
permukaan pengecatan . Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan – pekerjaan
lain .

j. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan , dan perawatan
/ keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan .

k. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan , atau kerusakan , Kontraktor harus
memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya .

l. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain memperoleh permukaan yang halus , rata
dan bersih juga harus bebas dari minyak.

m. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian , sampai jenuh .

n. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang disyaratkan diatas atau sesuai
persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan .

o. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik , cat dasar dilapiskan sampai
rata dan sama tebal . Selanjutnya undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan
dari pabrik yang bersangkutan .

p. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/MK .

q. Pengecatan dilakukan dengan spray sesuai persyaratan .

r. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya .

3.9.3 PEKERJAAN PENGECATAN BESI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna

b. Meliputi pengecatan permukaan tangga besi atau pada seluruh detail yang di
sebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Digunakan bahan cat jenis Acrylic Super gloss dan disetujui Konsultan Pengawas/MK dan
atau Pemberi Tugas.

b. Bahan untuk cat dasar di gunakan dari bahan sesuai yang di syaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan.

c. Bahan yang di gunakan harus memenuhi syarat - syarat yang di tentukan dalam PUBI 1982
pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K-41 dan NI.4. serta mengikuti ketentuan - ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
d. Warna akan ditentukan kemudian.

e. Ketebalan : 2 x 30 micron dengan interval 2 jam.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan sebelum di gunakan harus di serahkan contoh - contohnya kepada Konsultan
Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuannya.

b. Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dan telah
disetujui Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

c. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak/lemak dan "karat" serta dalam
keadaan kering.

d. Permukaan pengecatan di amplas dengan amplas yang halus untuk memperoleh permukaan
yang halus, rata dan ber sih dari karat.

e. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.

f. Ulaskan satu atau dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti jenis yang
disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

g. Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering, barulah cat akhir di
lakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.

h. Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

i. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun.

j. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

4.0 PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan–bahan, biaya, peralatan dan alat alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar – gambar , uraian dan syarat - syarat dalam buku ini.

2. Persyaratan Bahan
Digunakan Sanitair produk Toto atau setara

Untuk Toilet Pria


1. Closet jongkok
2. Jet Washer
3. Wastafel
4. Lavatory Faucet
5. Floor Drain
Untuk Toilet Wanita
1. Closet jongkok
2. Jet Washer
3. Wastafel
4. Lavatory Faucet
5. Floor Drain

Untuk Service & R. Wudhu


1. Sink SKW 22 u wudhu dan janitor
2. Kitchen Sink 1 bowl
3. Kitchen Faucet

a. Semua material harus memenuhi ukuran , standar dan mudah didapatkan di pasaran ,
Kecuali bila ditentukan lain.

b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang
telah disediakan oleh pabrik
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan disyarat
kan dalam uraian dan syarat - syarat dalam buku ini

3. Syarat - syarat Pelaksanaan


a. Semua barang sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Konsultan Pengawas/MK dan atau
Pemberi Tugas berserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan

b. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian , maka bahan pengganti
harus disetujui Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.

c. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar - gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail
- detail sesuai gambar.

d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan Pengawas/MK .

e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan .

g. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai / Pemberi Tugas.

4.1 PEKERJAAN PEMASANGAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi pemasangan soffront (kaca mati), jendela kaca, pintu kaca , atau
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kontraktor yang disetujui Konsultan
Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

3. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kaca lembaran jenis panasap float glass, clear glass dan wire glass (proses float
glass smoke float glass)

b. Bahan kaca tersebut dari produk dalam negeri yang bermutu baik Produk Lokal merk
Asahimas dan disetujui Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

c. Tebal bahan kaca terdiri dari ukuran :


5 mm Float Glass Clear untuk kaca Pintu dan jendela.
Atau ukuran dan lokasi pemasangan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar detail.

d. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan

e. dalam PUBI 1982 pasal 63 dan memenuhi SII 0189-78.

f. Toleransi bahan
Ukuran-ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan maksimal 2,00 mm.

g. Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca yang digunakan yang
berbentuk segi empat panjang harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan
lurus, dengan toleransi kesikuan maksimum 1,50 mm untuk setiap 1 meter panjang.

h. Adapun untuk ketebalan bahan kaca lembaran dengan toleransi yang diizinkan maksimum
0,30 mm.

i. Segala alat bantu atau perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan daun pintu frameless
harus terbuat dari bahan stainless atau sesuai yang disyaratkan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan dilakukan, kontraktor diwajibkan ntuk meneliti dengan seksama gambar-
gambar untuk itu dan keadaan lapangan yang ada (ukuran serta lubang-lubang yang ada
hubungannya dengan pekerjaan tersebut termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan,
cara pemasangan mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

b. Sebelum pelaksanaan ,maka kontraktor diharuskan membuat shop drawing dan mengajukan
contoh material untuk persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas.

c. Sebelum pelaksanaan dimulai penimbunan bahan-bahan ditempat pekerjaan harus pada


lokasi dengan sirkulasi udara yang baik dan sempurna.

d. Hasil pemasangan daun pintu, jendela, soffront dan frameless harus rata dengan permukaan
rangka kusen/frame, siku, tidak membentur permukaan lantai dan semua peralatan yang dipasang
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

e. Bahan kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang) yang berisi gas yang
terdapat dalam kaca, bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari
keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari
gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebarnya kearah keluar/masuk), bebas dari benang
(string) dan gelombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan awan serta goresan dan
lengkungan.

f. Semua sisi kaca harus digurinda sampai licin, rata dan halus.
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang khusus dan telah berpengalaman dalam
bidang pemasangan pintu frameless, pintu kaca, jendela kaca dan soffront, dan pemasangan harus
baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat berfungsi dengan baik.

PERSYARATAN TEKNIS INTERIOR

4.1 INTERIOR
4.1.1 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT.

1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Meliputi semua peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
langit-langit sesuai gambar kerja.

1.2 Langit-langit harus dilevel ulang dengan baik, permukaan harus rata, garis vertical dan
horizontal harus saling tegak lurus sesuai disain, jika terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan
lain, Kontraktor wajib melaksanakan atas biaya Kontraktor.

2. Tahapan Pekerjaan
2.1 Sebelum dipasang, permukaan rangka yang akan ditempeli lembaran langit-langit tersebut
tersebut rata dan halus.

2.2 Hollow untuk rangka dan balok utama, semua bagian harus saling bersambung dengan saling
seksama dan secara keseluruhan merupakan penopang yang baik.

2.3 Setelah rangka langit-langit terpasang harus mempunyai permukaan yang rata, bila pada
waktu pemasangan langit-langit terjadi permukaan yang bergelombang atau melendut rangka
langit-langit yang telah terpasang segera diteliti dan diperbaikan bila perlu dibongkar kembali atas
biaya Kontraktor Pelaksana.

3. Pekerjaan Langit-Langit
3.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit gypsum board dan konstruksi penggantungan yang menyiapkan
tempat serta pemasangan pada tempat yang ditentukan sesuai gambar.

3.2 Rangka Langit-langit :


Kecuali ditentukan lain, tersebut dari batang besi hollow galvaniz ukuran 40 x 40 x 1.7 bersih untuk
rangka utama dengan grid 60x60 cm. Penggantung dari besi beugel diameter 10 mm cara
menggantung ke dak beton dan dinding ramset.

3.3 Pemasangan Gypsum Board :


a. Bahan gypsum board untuk langit-langit ketebalan 9 mm dipasang tanpa Naad dan pada
daerah basah dengan kalsium karbonat ketebaln 6 mm .
b. Gypsum board yang digunakan, merk Jaya Board atau setara sesuai yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK dan atau Pemberi Tugas
4.1.2 PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1 Persiapan permukaan yang akan diberi cat.

1.2 Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

1.3 Pengecatan semua permukaan dan areal yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan
Perancang

2. Standard Pengerjaan (Mock Up)


2.1 Sebelum pengecatan yang dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material, dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai
mock-up ini akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK Jika masing-masing bidang tersebut telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

3. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan


3.1 Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh-contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang ukuran 30 x 30 cm². Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir), tanggal dan jenis merk cat.

3.2 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Perencana dan Konsultan
Pengawas/MK. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, barulah, Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan
pembuatan mock-up seperti tercantum pada ayat 2 di atas.

4. Pekerjaan Cat Langit-Langit


4.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah cat langit-langit atau bagian-bagian lain
ditentukan dalam gambar.

4.2 Cara yang digunakan jenis dan warna yang telah disetujui oleh bagian-bagian lain serta telah
dilakukan percobaan pengecetan.

4.3 Plamur yang digunakan adalah plamur yang sama dengan merk catnya.

4.4 Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecetan,kecuali tidak digunakan


lapisan alkali resistance sealer pada pengecetan langit-langit ini.

4.5 Untuk pekerjaan cat semprot berstruktur, dipakai juga Danaglat yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK, juga tekstur finish.

5. Pekerjaan Pengecekan Langit-Langit


5.1 Semua permukaan harus dibersihkan dahulu.
5.2 Semua existing harus diberi perlindungan.
5.3 Semua yang ada di sekitarnya harus diberi pelindung dari percikan api.
PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

5.1 PERATURAN UMUM


5.1.1 PERATURAN DAN ACUAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2000.
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6481-2000 tentang sistem Plumbing.
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum. No.10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Linkungan.
4. Standar Nasional Indonesia (SNI) 036-0162-2000 tentang Pipa PVC untuk saluran air
buangan di dalam dan di luar gedung
5. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-1991 tentang Sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan, tata cara perencanaan Teknik.
6. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-6373-2000 tentang Tata cara pemilihan dan
pemasangan vent pada system plumbing.
7. Standar Nasional Indonesi (SNI) edisi terakhir yang berkaitan dengan instalasi dan
persyaratan teknis pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
8. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.
9. Peraturan lain yang berkaitan dengan keselamatan kerja.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dari Instansi yang berwenang
sesuai dengan bidang pekerjaannya dan telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk izin dari Kontraktor Instansi Listrik harus mempunyai tenaga AHLI dengan
Sertifikat KEAHLIAN (SKA) minimal tingkat Muda yang dikeluarkan oleh badan atau instansi yang
berwenang.

5.1.2 GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan satu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang


disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada MK pada saat
penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiridari 1 kalkirdan 3 (tiga) blue print, dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
5.1.3 KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalngi kemajuan
instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
5.1.4 PELAKSANAAN PEMASANGAN
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi. Pengambilan ukuran dan /atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
5.1.5 TESTING DAN COMMISSIONING
1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.
5.1.6 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran
dari Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak
menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas¬petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakn setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi serta
dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
a. Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama Pemborong dan MK.
b. Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang
berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja dan lain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang
dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
c. Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance
manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada MK.

5.1.7 LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan.
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran
mengenai :
a. Kegiatanfisik.
b. Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
c. Jumlah material masuk / ditolak.
d. Jumlah tenaga kerja.
e. Keadaan cuaca, dan
f. Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh Project
Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui.
2. Laporan Pengetesan.
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-hal
sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
b. Hasil pengetesan peralatan.
c. Hasil pengetesan kabel.
d. Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Direksi.
5.1.8 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK. Penaggung jawab
tersebut di atasa juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh
pihak MK.
5.1.9 PENAMBAHAN/ PENGURANGAN/ PERUBAHAN INSTALASI
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat pesetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan MK.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Direksi dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Mk secara
tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang/ perubahan yang ada harus disetujui oleh Mk secara
tertulis.

5.1.10 IZIN-IZIN
Pengurusan izin-izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
5.1.11 PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN
1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan
dari MK secara tertulis.
5.1.12 PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS
1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak
kurang dari tiap dua Minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan
dari pihak Direksi/ Pemilik dan atau bila gangguan dalam instalasi ini.
5.1.13 RAPAT LAPANGAN

Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek di atur oleh Pemberi Tugas.

5.2 SPESIFIKASI PERPIPAAN

5.2.1 U M U M
Lingkup pekerjaan meliputi :
Pipa
Sambungan
Katup
Strainer
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Pengecatan
Pengakhiran
Pengujian
Peralatan Bantu
1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.
2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan instalasi ME lain yang sudah ada serta menghindari gangguan dengan bagian
pekerjaan lainnya.
3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air, karat dan tekanan
sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
4. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung
dari cahaya matahari.
5. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
6. Cara pemasangannya harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga identitas pabrik pembuat
dapat mudah dilihat.
5.2.2 SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN
5.2.2.1 Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Sistem Kode
Sistem Tekanan
Kerja Tekanan Spesifikasi
Bahan Uji Pipa Isolasi
Air Bersih CW 3 10 15 PPR 10 TA
Air Kotor SW 8 10 12 PVC TA
Air Bekas WW 8 10 15 PVC TA
Air Hujan AH 5 10 15 PVC TA
Air Lemak WW 5 10 12 CIP TA
Bahan Bakar BB 3 10 30 BS TA
Hidran/Sprinkler HY 16 16 50 BS TA
Drain D Gravitasi 5 15 PVC TA

Catatan :
TA : Tanpa Isolasi
A : Lengkap dengan Isolasi

5.2.2.2 Spesifikasi G 10
Penggunaan : - Air bersih dalam gedung,
Tekanan standard : 10 bar
No. Uraian Keterangan
1. Pipa Dalam Bangunan PP – R 10
Sambungan/Fitting PP –R .
Flange PP – R
Valve/ Strainer Dia. 40 mm kebawah, bronze atau A – metal body class 150 lb, dengan
sambungan ulir, BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia. 50 mm keatas, cast iron body, class 150 lb dengan sambungan flanges.
2 Pipa Luar Bangunan Galvanized steel pipe BS 1386/1966 Class
medium
Smbungan/Fitting Dia. 40 mm kebawah mallable iron ANSI B16.3 Class 150 lb, screwed
end.
Dia. 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI B 16.9, sch. 40
Flange Dia. 40 mm kebawah, galvanized malleable cast iron RF class 150 lb, screw.
Dia. 50 mm keatas, forge steel RF class 150 lb, welding joint.
Valve/ Strainer Dia. 40 mm kebawah, bronze atau A – metal body class 150 lb, dengan
sambungan ulir, BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia. 50 mm keatas, cast iron body, class 150 lb dengan sambungan flanges.

5.2.2.3 Spesifikasi B 16
Penggunaan : Hidran/ Sprinkler
Tekanan standard : 16 bar

Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53
Sambungan/Fitting Dia. 40 mm ke bawah mallable iron ANSI B16.3 Class 300 lb, screwed end.
Dia. 50 mm ke atas, wrought steel butt weld fitting ANSI B 16.9, sch. 40
Flange Dia. 40 mm ke bawah, galvanized malleable cast iron RF class 300 lb, screwed.
Dia. 50 mm ke atas, forge steel RF class 300 lb, welding joint.
Valve/ Strainer Dia. 40 mm ke bawah, castiron body class 300 lb, dengan sambungan ulir, BS
21/ ANSI B 2.1.
Dia. 50 mm ke atas, castiron body, class 300 lb dengan sambungan flanges.

5.2.2.4 Spesifikasi PV 10 A
Penggunaan : Air limbah pengaliran gravitasi
Tekanan standard : 10 bar

Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Chloride (PVC) class 10 bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary fitting lageradius, solvent cement joint type.
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric, solvent cement joint type.
Solvent Cement Sesuairekomendasipabrikpembuat.
5.2.2.5 Spesifikasi PV 10 B
Penggunaan : Air Hujan
Tekanan standard : 10 bar
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Chloride (PVC) class 10 bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary fitting lage radius, solvent cement joint type
atau rubber ring type.
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric, solvent cement joint type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

5.2.2.6 Valve Schedule


Servis
Katup Isolasi
Katuppengatur KatupBalik
S/d
1/2” 2” ke
atas S/d
1 1/2” 2” ke
atas S/d
1 1/2” 2” ke
Atas
Air Dingin
(dalam gedung ) sorong butterfly globe butterfly swing -
Air Dingin
(luargedung) sorong butterfly globe butterfly - -
Hidran/ Sanitary Sanitary sanitary - Sanitary -
Springkler diaphragm diaphragm check
valve
Air Panas ball ball globe globe - double
disk
Minyak globe globe globe globe swing -
Air Bekas
dipompakan Sanitary
diaphragm Sanitary
diaphragm - - - -
Drain Sanitary
globe Sanitary
globe - - - -
5.3 PERSYARATAN PEMASANGAN
5.3.1 U m u m
1. Kontraktor khusus perlu menyediakan peralatan kerja yang mencukupi untuk
pelaksanaan pekerjaan mekanikal / elektrikal yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Kontraktor khusus perlu menyediakan tenaga kerja dalam group yang mencukupi,
sehingga dapat disatukan kelompok kerja yang benar-benar terpisah antara kelompok kerja
elektrikal, pemipaan mekanikal sistem air condition dan pemipaan mekanikal yang lain (carbon
steel, galvanized steel dan lain-lainnya).

3. Tenaga kerja yang disediakan harus mempunyai kwalifikasi kerja yang baik,
menguasai / memahami dan bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.

4. Untuk pekerjaan pemipaan


• bahan mengacu kepada spesifikasi bahan yang ada.
• Perlu diajukan contoh sambungan las yang dikerjakan untuk mendapat persetujuan.
• Untuk sambungan ulir agar mengacu kepada spesifikasi teknis yang ada.
• Tenaga kerja kelompok ini berkewajiban :
Fabrikasi dan pemasangan penggantung / penumpu pipa yang merupakan tanggung jawab kontraktor
khusus.

5. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar mengacu kepada standar
prosedur kerja yang berlaku umum untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.

6. Pelaksanaan pabrikasi pipa harus dilaksanakan dalam ruang yang bersih, terlindung
dari panas dan hujan.

7. Pekerjaan pemasangan instalasi pemipaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang
longgar, tidak kurang dari 65 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.

8. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.

9. Pipa dan fitting yang dating keproyek pada tiap ujungnya masih di lengkapi dengan
penutup plastic dari pabrik pembuat. Sertifikat dari pabrik pembuat dari tiap unit material perlu
disampaikan ke Pemilik / PemberiTugas.

10. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan, antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan pada gambar.

11. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan union
atau flange. (darijenis sanitary)
12. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

13. Reducers dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa air demineral, air injeksi serta uap
dan uap murni pada posisi horizontal dasarnya harus datar (eccentric reducer/expander) untuk
memungkinkan draniase.

14. Perpipaan untuk uap harus menurun searah dengan aliran uap.

15. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun serah dengan arah aliran.

16. Katup (valves) dans aringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian.
17. Pegangankatup (valve handle) tidakbolehmenukik.

18. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah¬ pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan Pabrik.

19. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

5.3.1.1 Penggantung dan Penunjang Pipa

1. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan alat penggantung (hanger), brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

Jenis
Pipa Ukuran Pipa
( mm) Batas Maksimum Ruang
Interval
Mendatar ( m) Internal Tegak (m)
Galvanised Steel, Black Steel, PPR Sampai 20
s/d 40
50 s/d 80
100 s/d 150
150 s/d 200
atau lebih 1.8 2.0 2.5 4.0 50 2.0 2.5 3.0 4.0 4.0
Besi Cor (CIP) Seluruh
sambungan 1 titik / sambungan 1 titik/sambungan
PVC ( AW) 50
80
100
150 0.6 0.9 1.2 1.8 0.9 1.2 1.5 2.1

Catatan :
• Klem untuk GS —> hot dip “u” bolt
• Klem untuk hot dip “u” bolt lengkap dengan karet isolator.

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
• Perubahan perubahan arah
• Titik percabangan.
• Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
UkuranPipa Baja, plastic dan tembaga Ukuran Baja Bulatpenggantungpipa
Sampai dengan 20mm 6 mm
25 s/d 50 mm 9 mm
65 s/d 150 mm 13 mm
200 s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan factor keamanan
Gantungan ganda 1 ukuran lebih ecil dari table di atas
Penunjang papal ebihd ari 2 Dihitung dengan factor keamanant erhadap kekuatan puncak

4. Bentuk dan Bahan Gantungan Untuk air dingin, limbah, hujan dan hidran : Split ring type
atau Clevis type.
5. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak. Semua gantungan
dan penumpu pipa baja, plastic dan tembaga harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum
dipasang.

5.3.1.2 Pemasangan Katup-katup


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini :

1. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


2. Sambungan kesaluran pembuangan pada titik- titik rendah.
Ukuran Pipa (mm) Ukuran Katup (mm)
Sampai 65 20
100 s/d 200 40
200 ataul ebih 50

3. Ventilasi udara otomatis


4. Katup control aliran keatas dan kebawah.
5. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.
6. Katup by-pass.

5.3.1.3 Pemasangan strainer


Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untu kalat-alat berikut ini :
1. Katup-katup pengontrol.
2. Katup-katup pengurang tekanan.
3. Steam traps
4. Sambungan utilitas keperalatan produksi.
5.3.1.4 Pemasangan katup-katup pelepasan tekanan (Relief Valve)
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan
tekanan.

5.3.1.5 Pemasangan katup-katup Pengaman


Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

5.3.1.6 Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan


Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan pemakai
lebih rendah dari tekanan suplai.

5.3.1.7 Sambungan Ulir


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran
minyak untuk air potable saja, untuk fluida lain akan dipergunakan bahan perapat sesuai
rekomendasi pabrik pembuat.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas sisa potongan dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan dan kotoran lain.
7. Untuk stainless steel tubing cara pemotongan, penyambungan dan pemasangannya mengacu
kepada standar yang telah dikeluarkan oleh pabrik pembuat atau peraturan-peraturan pelaksanaan
yang umum berlaku untuk stainless steel tubing.

5.3.1.8 Sambungan Las


1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk pipa uap biasa, udara tekan, bahan bakar solar,
pipa demineral, air injkesi dan uap murni.
2. Sambungan las ini berlaku antara : pipa baja dan fitting las.
3. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
4. Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Pemeberi Tugas contoh
hasil las untuk setiap bagian pekerjaannya untuk mendapat persetujuan tertulis.
5. Tukang las harus mempunyai sertifikat yang sesuai untuk perijinannya/ penggunaannya
untuk tiap bidang pekerjaan serta masih mempunyai masa penggunaannya yang sesuai dengan
pekerjaan yang akan dikerjakan dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari
Pemberi Tugas setelah mengajukan/memperlihatkan sertifikat yang dimiliki.
6. Untuk menghindari tumbuhnya karat pada bidang yang telah dilas, maka setiap bekas
sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
7. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yangberkondisi baik menurut
penilaian Pemberi Tugas.

8. Perlengkapan las acytelin untuk pipa tembaga harus yang berkondisi baik serta mempunyai
perlengkapan pengaman yang memadai.

5.3.1.9 Sambungan lem


1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC atau pipa non metal yang lain, dipergunakan lem
yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,maka untuk ini
harus di dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dan rekomendasi
dari pabrik pipa.
5.3.1.10 Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sbb :
1. Antara lavatory faucet dan supply valve.
2. Pada waste fitting dan Siphon.
3. Instalasi air demineral, air injeksi, dan uap murni yang memungkinkan kemudahan pada
waktu dilaksanakan perlu clamp, flange jenis sanitari. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh
adanya paking dan bukan seal threat.
1. Sleeves
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton. (dinding beton / lantai beton)
2. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa
ataupun isolasi.

3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai
kedap air harus digunakan sayap.

4. Untuk pipa pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".

5. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed, "Caulk" atau
silicon sealant.

5.3.1.11 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan disetiap service
harus dibersihkan dengan seksama menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.

5.3.2 PENGUJIAN
5.3.2.1 Sistem Air Bersih
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan untuk sistem air bersih harus diuji dengan
tekanan sebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka
waktu 1 jam.
2. Untuk system lain dipergunakan udara tekan dengan standar tekanan yang sama dengan air
dingin dan diflush dengan gas nitrogen.
3. Kebocoran-kebocoran yang timbul harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan yang ada harus
diuji ulang kembali.
4. Peralatan-peralatan uji tekanan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari
hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung, serta peralatan yang rusak tersebut perlu
diganti dengan yang baru.

5.3.2.2 Sistem Air Limbah


1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan takanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%
atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 6 meter diatas titik tertinggi
selama 1 jam.

5.3.3 PNGECATAN
5.3.3.1 U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
1. Pipa servis dari bahan baja hitam (black steel)
2. Support pipa dan peralatan konstruksi besi
3. Flens
4. Peralatan yang belum dicat dari pabrik
5. Peralatan yang catnya harus diperbarui

5.3.3.2 Persyaratan Pengecatan


Pengecatan primer dan proteksi anti korosi harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi Pengecatan Pengecatan
Pipa baja & peralatan plafond dalam Zinchromate primer 2 lapis
Pipa baja & peralatan expose Zinchromate primer
2 lapis dan cat akhir 2 lapis
Pipa dalam tanah 2 lapis flincotedanlapisan
pita anti korosi

5.3.3.3 Kode Warna Pengecatan (Color Code)


Jenis Pipa Warna
Pipa Air Bersih (supply) Biru gelap
Pipa Pemadam Kebakaran Merah gelap
Pipa Drain & Waste Abu-Abu
Pipa Hanger & Support Hitam
Panah Pengarah Aliran Putih/Merah
Gas Kuning

5.3.4 LABEL KATUP (VALVE TAG )


1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan ditags
katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

5.3 PEKERJAAN PLUMBING DAN DRAINASE

5.3.1 PERATURAN UMUM

5.3.1.1 Peraturan dan Acuan

1. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan- peraturan sebagai
berikut :
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-1991 tentang Sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan, tata cara perencanaan Teknik.
c. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-6363-2000 tentang Tata cara pemilihan dan
pemasangan vent pada system plumbing.
d. Standar nasional Indonesia (SNI) No. 036-0162-1986 tentang Pipa PVC untuk saluran
air buangan di dalam dan di luar bangunan..
e. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000)
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/Men/1982.
g. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.
h. Pedoman Plumbing Indonesia.
2. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk instalasi peralatan plumbing yang ada kaitannya instalasi listrik, maka
kontraktor diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS dari
AKLIN.

3. Gambar - gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.

4. Gambar – gambar sistem ini menunujukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service /maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.

5. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk


pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

6. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan
dengan instalasi ini.

7. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada MK pada saat
penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiridari 1 kalkirdan 3 (tiga) blue print, dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

8. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan maintenance instruction serta harus diserahkan kepada MK pada saat
penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkirdan 3 blue print, dijilid serta
dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi

9. Kontraktor instalasiini hendaknya bekerjasama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar


seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

10. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.

11. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggungjawab Kontraktor.

12. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

13. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,Kontraktor harus segera menghubungi
Kontraktor. Pengambilan ukuran dan /atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

5.3.2 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjanan sistem plumbing meliputi :
1. Sistem Air Bersih
2. Sistem Air Kotor
3. Pengolahan Limbah
4. Sistem Air Hujan
5. Sistim Air Mancur

5.3.2.1 Sistem Air Bersih


Lingkup pekerjaan sistem air bersih meliputi :
1. Perpipaan
2. Peralatan instrumen dan kontrol
3. Penyambungan ke peralatan penunjang
4. Penyambungan ke peralatan pemakai

5.3.2.2 Sistem Air Limbah


Lingkup pekerjaan sistem air limbah meliputi :
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan plumbing
3. Sumur periksa
4. Manhole
5. Bak sewage/ Bak Penampung
6. Floor drain
7. Clean out

5.3.2.3 Sistem Pengolahan Limbah


Lingkup pekerjaan pengolahan air limbah adalah pengadaan dan pemasangan tangki dan peralatan
sebagai berikut :
1. Perpipaan.
2. Tanki pengolah limbah Sewage Treatment Plant

5.3.3 SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN


5.3.3.1 Pipa dan Fitting
5.3.3.2 Sistem Air Bersih
1. Tangki Air Bawah
Tangki air berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu pemakaian sebesar pemakaian
rata-rata sehari.
Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higeinis sebagai berikut :
a. Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air.
b. Menghilangkan sudut tajam.
c. Mencegah air tanah masuk kedalam tangki.
d. Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
e. Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
Tangki air harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk memungkinkan pengurasan dan
perbaikan.
Untuk memperkecil volume air mati setebal 650 mm pada pipa isap pompa ,maka harus dibuat
suction pit sedalam 650 mm untuk setiap tangki air.
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi beton, glass reinforced atau coatedsteel.
Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
a. Manhole.
b. Tangga monyet.
c. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
d. Level indikator.
e. Pipa peluap.
f. Sleeve untuk masuk, pipa isap, pipa penguras dan kabel.
2. Sand Filter
a. Sand filter berfungsi untuk menurunkan kekeruhan air sampai 25 micrron.
b. Back wash harus dilakukan setiap hari selama 5 sampai 10 menit pada saat beban
pemakaian air surut.
c. Sand filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media, manual
back wash.
d. Laju aliran maksimum adalah 9 m3/jam
e. Bahan tangki dibuat dari wound polyester, sedangkan screen dari bronze atau
stainless steel.
f. Sand filter antara lain terdiri dari :
1) tangki termasuk screen
2) filter media
3) valves
4) interconnecting piping
5) controls
6) life indicator.
3. Carbon Filter
a. Carbon Filter berfungsi sebagai :
1) Menghilangkan bau, rasa
2) Meningktkan kualitas air
3) Membunuh bakteri serta mikroba / protozoa
4) Menghilangkanwarna, air menjadibening
5) Menyerap H2S (Sulfida ), NH4 ( Amoniak )
b. Media/bahan yang digunakan dalam filter adalah Carbon Actived.

5.3.3.3 Sistem Air Limbah


1. Perpipaan
a. Perpipaan yang dimaksud adalah perpipaan air limbah saniter, air limbah dapur dan
air hujan.
b. Jenis Pipa yang digunakan dapat dilihat dalam “spesifikasi perpipaan”
c. Perpipaan air hujan mulai dari atap atau canopy dan apabila belum ada sampai
saluran kota.
d. Perpipaan air limbah saniter mulai dari alat saniter, antara lain kloset, urinal,
lavatory dan floor dain, sampai pipa utama air kotor yang menuju ke pengolah limbah ( STP).
e. Perpipaan air limbah saniter mulai dari alat saniter, antara lain lavatory dan floor
dain, sampai pipa utama air kotor yang menuju ke pengolah limbah ( WWTP).
2. Sumur Periksa
a. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b. Sumur periksa harus dibuat konstruksi beton.
c. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 600 x 600 mm serta harus dibuat
beralur sesuai dengan fungsi saluran yaitu, lurus, cabang dan belokan.
3. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis dengan cat
bitumen.
b. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah diisi gease akan terbentuk
penahan bau.
c. Diameter lubang untuk lewat orang sebesar minimum 600 mm, sedangkan untuk
lewat peralatan harus sesuai dengan besara peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan lokasi.
4. Tangki Pengolahan Limbah
Tangki pengolah limbah sebelum dibuang ke saluran kota/ ke sungai diolah terlebih dahulu dengan
Sewage Treatment Plan (STP) " LIHAT DETAIL SPESIFIKASI STP".
5. Floor Drain ( dan pipa air hujan termasuk pekerjaan sipil ).
a. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket trap, water prooved type,
dengan 50 mm water seal.
b. Floor drain terdiri dari :
1) Chromium plate bronze cover and ring.
2) PVC neck
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water proving
c. Floor drain harus mempunyai ukuran :
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”

6. Floor Clean Out


a. Floor clean out yang digunakan di sini adalah surface opening water proved type.
b. Floor clean out terdiridari :
1) Chromium plate bronze cover and ring heave duty type.
2) PVC neck
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water proving.
c. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karat sehingga mudah di
buka dan ditutup.

7. Roof Drain (termasuk pekerjaan sipil)


a. Roof drain yang dipergunakan di sini harus dibuat dari cast iron dengan konstruksi.
b. Luas yang dilewati air dari tutup roof drain ialah sebesar 2 kali luas penampang pipa
buangan.
c. Roof drain harusterdiridari 3 bagian :
1) Bitumen coated cast iron body dengan water prooved flange.
2) Bitumen coated neck for adjustable fixing.
3) Bitumen coated cover dome type.
5.3.4 PENGUJIAN
5.3.4.1 Sistem Air Bersih
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air di bawah
tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi
dalam jangka waktu 1 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
5.3.4.2 Sistem Air Limbah
1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%
atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik tertinggi
selama 1 jam.

5.3.5 TESTING DAN COMMISSIONING


1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
3. Hasil Reciclyng sebelum digunakan harus ditest terlebih dahulu ke Sucofindo atau
PDAM.
5.3.6 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerah
pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan
terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Pemberi
Tugas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Pemberi Tugas berhak
menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Kontraktor.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontrakto rharus melatih petugas-petugasyang ditunjuk oleh
Owner sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pemberi
Tugas serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
a. Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditanda tangani bersama Kontraktor dan MK.
b. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang
berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerjadanlain-lain, hingga instalasi yang telah terpasang
dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
c. Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance
manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telahdi serahkan kepada MK.
5.3.7 PRODUK BAHAN & PERALATAN
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke Pemberi Tugas / Perencana /MK apabila
produk yang dimaksud tidak produksi lagi atau tidak ada dipasaran. Kontraktor baru bisa mengganti
bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas / MK.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

5.4 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

5.4.1 PERATURAN DAN PERSYARATAN


Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari
penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian,
pemeliharaan dan jaminan.

1. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Semua peralatan yang digunakan untuk proyek ini harus mempunyai sertifikat dan mengacu
standar IEC, VDE, ISO, BS, SNI dan lain-lain.
3. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing

4. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara

5. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :


a. Penerangan dalam dan luar bangunan.
b. Stop kontak biasa dan tenaga.
c. Air conditioning, Exhaust fan dan ventilating.
d. Pompa transfer, pompa Hidran dan Pompa Deepwell
e. Peralatan Elektronika dan peralatan lainnya.
f. Dan peralatan lain

6. Persyaratan Kontraktor Listrik


a. Harus mempunyai SKA dari AKLI atau Asoasi lain golongan D yang masih berlaku.
b. Harus dapat disetujui oleh Pemberi Tugas.

7. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana core yang ke
tiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik. Sedangkan instalasi dari panel
pembagi menggunakan 2 core kabel.
8. Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari toevoer
yang digunakan.

9. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat.

10. Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam dalam tanah
harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa atau
kabel dan pada pipa atau kabel setiap jarak 10 meter.

11. Sistem tegangan 220 V/380 V, 3 phase, 50 HZ, instalasi penerangan dan stop kontak 220 V- 1
phase - 50 HZ.

5.4.2 LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK


Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini, namun
Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerajaan sesuai yang tertera di dalam gambar-
gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara Aanwijzing.
1. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
2. Menyediakan dan memasang semua toevoer ( kabel ) listrik
3. Menyediakan dan memasang semua panel yang ada dalam gambar.
4. Melaksanakan seluruh instalasi pentanahan.
5. Instalasi penangkal petir.
6. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
7. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
8. Menyediakan dan memasang :
a. Semua armature lampu penerangan dalam dan luar bangunan.
b. Armature lampu penerangan luar.
c. Tiang lampu luar lengkap pondasi, bracket, Fuse / MCB dan Cat.
9. Mengurus penyambungan daya listrik ke PLN.
10. Mengurus dan membuat Sertifikat Layak Operasi (SLO) dengan menunjuk lembaga yang
berhak mengeluarkan Sertifikasi.
11. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
12. Melakukan pengetesan.
13. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.
14. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang jelas dari
bahan yang tahan lama.
15. Pengurusan ijin untuk generator set dan Penangkal Petir ke Depnaker.

5.4.3 PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


Syarat-syarat dasar / umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :
1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta merek atau dibuat oleh
pabrik yang sama.

2. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas
ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan itu diperlukan,
sehingga merupakan unit yang lengkap. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik
pembuatnya atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type perencanaan dan
karakteristik.

3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.

4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan syarat :
a. Mengajukan persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
c. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
d. Tidak meminta pertambahan ruang.
e. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
f. Tidak menurunkan waktu.

5.4.4 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PERALATAN

5.4.4.1 Kabel L istrik


1. Kabel Listrik
a. Kelas tegangan 1000 volt dan 600 /1000 volt.
b. Inti penghantar tembaga.
c. Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
d. Jumlah inti satu atau banyak.
e. Jenis kabel : NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
f. Produksi dalam negeri Standard PLN/ LMK dan SNI

2. Kabel Feeder
a. Kelas kabel 1000 Volt
b. Inti penghantar tembaga
c. Isolasi PVC, Sheated
d. Jenis Kabel NYY, FRC dan NYFGBY

3. Kabel Grounding
a. Inti tembaga
b. Jenis kabel BC atau NYY.

5.4.4.2 Pipa dan Fitting


1. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan exhausfan dilaksanakan dalam pipa
dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder dalam
trench atau tertanam dalam tanah memakai pipa galvanis kelas high.

2. Sparing menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa instalasi.

3. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible jenis PVC.

4. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan sebagainya


harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos, croos-doos, terminal 3
M, isolasi ban, klem besi dan lain-lain.

5. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker
dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
6. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing kabel.

5.4.4.3 Cable tray, rak kabel dan hanger


1. Cable tray/ Cable Ladder
a. Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang digalvanis.
b. Bahan support dari besi siku ynag dicat.
c. Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
d. Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
e. Gantungan memakai besi beton 0 3/8”.
f. Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk cable ladder.
g. Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
2. Rak kawat dan hanger

a. Pada shaft riser


• Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
• Bahan besi siku untuk angkur dan rangka.
• Palang tangga dari besi siku.
• Klem besi plat dan mur baut.
• Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.

b. Hanger
• Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi plat yang diklem setiap
jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan ikatan ramset atau fischerplug.
• Mur baut dan besi plat.
• Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.

5.4.4.4 Alat bantu instalasi


1. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.
2. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
3. Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman / Jalan

5.4.4.5 Sakelar dan Stop kontak


1. Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal.

2. Stop kontak biasa dengan rating10 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Stop
kontak tenaga dengan rating 16 A- 380 volt. 3 atau 4 kutub ditambah 1 untuk pentanahan.
Dalam suplai stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis
pasangan recessmounted atau surfacemounted.

5.4.4.6 Armature Lampu

1. Balk Lamp TL 1x28 W dan 1x14 W


• Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.6mm.
• Cat dasar anti karat, dengan finish powder coating.
• Ballast eletronik T5, minimal Power Faktor 0,90
• Tabung TL 28 Watt.
• Terminal Grounding pada badan.
• Baut expose dengan kepala khusus.
• Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
• Tiap tube dengan ballast sendiri.

2. TKI TL 1 X 28 W dan 1x 14 W
• Bahan kotak dan komponen idem (1 ).
• Reflektor.

3. GMS TL 1 x 28 Watt
• Komponen dan bahan kotak idem (1).
• Cover acrylic putih.

4. Barret lamp ( BSA 32 )


• Komponen dan kotak lampu idem (1)
• Proses anti karat.
• Pengecatan menggunakan sistem cat bakar / powder coating.
• Sistem terminal blok.
• Cover Acrylic putih susu.
• Tabung TL — E 32 watt.

5. Down Light (DRM) , PL 13 Watt dan PL 18 Watt


• Komponen idem (1)
• Bahan kotak lampu Steel plate
• Aluminium anodised reflektor.
• Diameter 143 mm.
• Terminal Grounding pada badan.
• Baut expose dengan kepala khusus.
• Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2

6. RMRL 2 x 28 W dan 2 x 14 W
• Komponen dan bahan kotak idem (1)
• Refletor tipe M5

7. Lampu yang belum disebutkan di dalam spesifkasi akan ditentukan kemudian, mengikuti
lighting desain atau interior.

5.4.4.7 Panel Listrik


Untuk proyek ini panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Low Voltage Main Distrution Panel (LVMDP).
a. Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 3 phafase – 50 Hz.
b. Interupting capacity untuk main breaker 50 kA dan cabang-cabangnya minimal 40 kA., atau
disesuaikan dengan beban.
c. Main Circuit Breaker tipe Fixed Type
d. Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
e. Lalu lintas feeder :
• keluar dari atas menggunakan kabel.
• Keluar dari bawah dan bawah menggunakan kabel.
f. Setiap Incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi dengan Arrester :
• Untuk Panel Utama (LVMDP) harus dilengkapi Arrester 65KA,
• Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA.

2. Panel Distribusi
a. Rated breaking capacity pada 220 volt / 380 volt – 1 fase / 3 fase – AC tidak kurang dari 42
kA.
b. Semua Pemutus Daya ( Breaker ) menggunakan tipe adjustable.
c. Release harus mengandung :
• Under Voltage relay disisi PLN.
• Thermal overload realase.
• Magnetic short circuit realase (mempunyai setting range).

3. Rumah Panel dan Busbar.


a. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan yang cukup
secara elektris dan fisik.
b. Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan mudah.
c. Rumah panel type Free Standing dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm, sedang
tipe wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.6 mm.
d. Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan pembersihan sejenis
”Phospatizing treatment” atau sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit
satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
e. Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
f. Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam dan digrafir
sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
g. Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
h. Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna, mudah
diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
i. Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan dari tembaga yang
berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole- pole isolator dengan kekuatan
dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada level hubung singkat.
j. Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel atau busbar
lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat secara standard untuk
membedakan fasa-fasanya.
k. Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai penampang yang cukup
dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari rating breaker.
l. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung (tinned).
m. Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel berwarna bahan tembaga.

4. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.


a. Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt, Frekuensi, Cos Phi, killo watt)
menggunakan type digital.
b. Pilot Lamp.
c. KWh meter single tariff! double tarif lengkap current transformer tipe digital dan harus bias
terbaca dengan Building Automation System (ModeBAS)

5.6.5 PERSYARATAN PEMASANGAN


5.6.5.1 Persyaratan Instalasi dan Peralatan
1. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat
Perintah Kerja (SPK). Dan bisa mengajukan usul-usul kepada MK, apa yang perlu dirubah atau diatur
kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-
baiknya.
a. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil-
peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
b. Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada MK.
c. Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0% - 25 % - 50% - 65 % dan 100 %.

2. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan detail
sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari MK.

3. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan
peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.

4. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang
harus mendapat persetujuan dari MK.

5.6.5.2 Pemasangan Instalasi dan Peralatan


1. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran plat
beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.

2. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai berikut:


a. Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem ke plat beton atau di klem ke hanger besi
plat.
b. Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus lewat kabel tray.
c. Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan Cable Ladder.

3. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.

4. Di bawah plafond atau langit-langit instalsai terpasang sebagai berikut :


a. Untuk saklar dan stop kontak instalasi terpasang recessedmounted ke kolom atau tembok.
Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.
b. Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai, sedangkan stop kontak di partisi jauh dari tembok
menggunakan under floor duct atau conduit.

5. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap
jarak 150 cm

6. Setiap sambungan cable tray / cable ladder dilengkapi kabel BC diameter 35mm.

7. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :


a. Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di bawah permukaan
tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis.
b. Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah permukaan tanah
dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.

8. Penyambungan dalam doos-doos percabangan mamakai pelindung terminal 3 M


kemudian doos tersebut ditutup.

9. Akhir dari instalasi exhaustfan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.

10. Semua pipa instalasi di plafond, di langit-langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak
10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.

11. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.

12. Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/rapih ke plat beton.

13. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi beton. Dapat
juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.

14. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung di mur baut ke angkur.

15. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R =
30 D dimana D adalah diameter kabel.

16. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan kecuali
pada tempat penyambungan.

17. Terminal kabel harus selau menggunakan sepatu kabel.

18. Armature lampu


a. Balk TL 1 x 28 watt (T5) terpasang rata dengan penggantung 2 tempat pada plat lantai.
b. Barret lamp, Bracket lamp, terpasang surface mounted ke plat beton atau plafond dengan di
sekrup atau mur baut pada 2 tempat.
c. TKITL 2 x 28 watt (T5) terpasang rata dengan plafon dengan di setup atau mur baut pada 2
tempat.
d. Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup atau mur baut pada 2 tempat.

19. Panel Listrik


a. Panel Utama LVMDP dan DP terpasang free standing di atas lantai..
b. Panel Penerangan, panel Aircondition, dan panel peralatan Komunikasi terpasang wall
mounted rata dengan dinding.

20. Instalasi Penangkal Petir


a. Menyediakan dan memasang terminal penangkal petir tipe Electrostatic dengan radius
minimal 65 meter dengan tinggi tiang 2 meter dan klem.
b. Penghantar COAXIAL 60 mm2 diklem setiap jarak 1.5 meter langsung turun ke bak kontrol
penangkal petir (pentanahan).
c. Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga minimal sedalam 6 m dan tanah-tanah lebih
kecil dari 0,5 Ohm.
d. Sambungan antara penghantar dan pentanahan dilaksanakan dalam bak kontrol mamakai
terminal tembaga.
e. Semua penyambungan harus secara metal (dilas atau di cor timah) dengan sistem Cadweld.
f. Semua grounding penangkal penangkal petir dikoneksikan dengan sistem grouding diluar
bangunan.

5.6.5.3 Gali Urug


1. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai spesifikasi yang
diminta.
2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail
dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana MK.
3. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi tanggung jawabnya.
4. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu sampai padat.
5. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki
kembali oleh kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.

5.6.5.4 Pembumian
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus dilengkapi dengan system pembumian.
Sistem pembumian baik peralatan elektronik maupun panel listrik dan sebagainya dihubungkan
dengan electrode pembumian (grounding).
Dari masing-masing bak control electrode pembumian dihubungkan dari satu dengan yang lainnya
sehingga terbentuk system ring. Hasil akhir tahanan pembumian system ring maksimal 2 Ohm.

5.6.6 PENGUJIAN DAN TESTING


1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang baik
dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan, bahan-bahan
instalasi dan peralatan dapat diminta oleh MK untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya
Kontraktor.

2. Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :


a. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut
tertutup sehingga diperoleh hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji tegangan dan
tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi yang
disyaratkan.
c. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan mantap dan tidak terjadi
kesalahan sambung atau polaritas.
e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
f. Pengujian harus bersama Pemberi Tugas dan dibuat laporan tertulis.

5.6.7 PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN


1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran lampiran sebagai
berikut :
a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 4 set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
c. Menyerahan brossure, operation dan maintenance manual dalam bahasa indonesia.
d. Penyerahan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.

2. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan secara


cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang di tentukan pada persyaratan umum, bahwa seluruh
instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena
kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaki dan bila perlu diganti baru.

3. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa jaminan selama 12 bulan
atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.

4. Setelah menyerahkan Tahap I, Kontraktor wajib melatih dan membantu mengoperate


instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan lancar dalam
tugasnya. Lamanya petugas Kontraktor di proyek 30 hari kalender selama jam kerja.

PEKERJAAN PLESTERAN

Pekerjaan plesteran dinding batu bata maupun batako merupakan pekerjaan mudah, namun
memerlukan perhatian dan metode cara plesteran dinding yang baik sehingga dapat dihasilkan
pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi.

Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding antara lain:

Meteran
Jidar alumunium / jidar kayu kaso
Roskam kayu / roskam besi
kertas semen/ kertas bekas zak semen
Benang

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran dinding yaitu:

triplek
kawat ayam ( digunakan pada plesteran yang memerlukan perkuatan khusus atau pada plesteran
dengan ketebalan lebih dari 3 cm )
air
semen

Berikut ini contoh metode cara plesteran dinding yang baik

a. Pasang dinding batu bata / atau batako sesuai dengan rencana dinding yang sudah dibuat
sebelumnya, pastikan dinding benar-benar tegak dan rapi karena akan menghemat pekerjaan
plesteran.
b. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air sampai basah dan rata
dalam kondisi jenuh air.
c. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan. d. pasang
benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan
penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan
kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran
yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.
e. tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan instalasi
sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari.
f. pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataanya dengan
menggunakan alat jidar.
g. setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak terjadi
keretakan dinding.
h. pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat,
karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada dinding
yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut.

Gambar 47. Plesteran dan Acian Dinding

Syarat-syarat pekerjaan plesteran yang baik adalah :

Permukaan rata dan halus


tali air lurus dan rapi
tidak keropos
ketegakan dinding lurus dan rapi
ketebalan plesteran hemat.

E. PEKERJAAN RING BALK

Ring Balok merupakan struktur atas dalam suatu bangunan, pekerjaan balok dibuat untuk menahan
beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, terlebih dahulu
pihak kontraktor harus mengajukan usulan rencana kerja dan mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas. Untuk pekerjaan balok diperlukan beberapa tahap seperti pekerjaan pembesian,
pembuatan dan pemasangan bekisting, Pekerjaan pengecoran dan pembongkaran

1. Pekerjaan Pembesian
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 24 Kg/cm2 untuk ukuran D Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh
karakteristik minimum 32 Kg/cm2). Tahapan untuk pekerjaan balok
adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atau pekerjayang
sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini juga
membutuhkan alat-alat diantara lain adalah sebagai berikut

• Gunting Besi/Pemotong Besi


• Pembengkok besi (Bar Bender)
• Meteran
• Sarung tangan/alat septy lainnya

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian ring balk pembangunan Dinas
Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Aceh Timur adalah sebagai berikut :

• Besi Polos Ø8
• Besi Ulir D 12
• Besi Ulir D 16
• Kawat Beton

Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang
dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak boleh
kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini
dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun
jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :

• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Besi 2 orang
• Tukang Besi 4 orang
• Pekerja 10 orang

Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan
bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual ini
terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang memiliki
lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan
dibengkokkan. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan lain
oleh Pengawas Lapangan
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas
lapangan.

• Kondisi Permukaan Baja Tulangan

Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis
bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan acuan
baku.
Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimu didasarkan pada diameter tulangan db, maka satu
unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat
dari luas ekuivalen penampang gabungan.
• Pekerjaan Pembesian di Lapangan dan Menurut SNI

Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan SNI karena
dilapangan pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh pekerja, jarak sengkang yang di tentukan
pada gambar bestek adalah 15 cm. Penempatan sambungan pada sengkang pada lapangan sesuai
dengan SNI dengan cara membuat penempatan sambungan sengkang
berselingan.

2. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex mal
dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas
dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya
harus rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut sudah
dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang
dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :

• Gergaji
• Palu
• Meteran
• Waterpas
• Unting-unting
• Selang air
• Pinsil
• Benang
• Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting

Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
Mandor 1 orang
Kepala Tukang Kayu 1 orang
Tukang Kayu 4 orang
Pekerja 8 orang

Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan untuk
menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking adalah
sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.

• Pekerjaan Bekisting di Lapangan dan Menurut SNI

Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur
akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada gambar
rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortal,
cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan
tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya, perencanaan
cetakan disertai pertimbangan faktor-faktor berikut
: a. Kecepatan dan metode pengecoran beton
b. Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertical, horizontal, dan tumbukan. c.
Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah, beton
arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.

3. Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai.
Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, bekesting terlebih dahulu dilapisi dengan oli
bekas/minyak bekesting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting agar setelah
beton mongering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi bekisting supaya tahan lama.
Untuk perbandingan campuran yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran ring balk adalah 1 pc :
1 1/5 ps : 2 1/5 kr untuk selimut betonnya adalah 5 cm. hasil adukan semen terlihat bagus namun
terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik suatu kontruksi, pengecoran ring balk harus
dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau dengan menggunakan mesin getar untuk hasil
yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan saja akan mengakibatkan kerikil menumpuk
disisi bawah struktur tersebut dan bisa melemahkan struktur.
Peralatan yang digunakan adalah kereta sorong, molen, ember, ruskam, sendok spesi, skop, mesin
getar (Vibro), dan alat bantu lainnya yang mendukung untuk campuran agregat dipesan dari toko
terdekat, sedangkan bahan yang digunakan pasir, semen, kerikil dan air. Tenaga kerja yang
dibutuhkan pada pekerjaan struktur ini adalah :

1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Batu 1 orang
3. Tukang Batu 2 orang
4. Pekerja 10 orang

Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilapangan dilakukan sebanyak 10 pekerja, yang 2 orang


menyiapkan campuran beton dengan menggunakan molen, 1 orang yang menyiapkan campuran beton
dari molen ke gerobak sorong, 4 orang yang membawa hasil campuran, 2 orang melakukan
pengecoran dan 1 orang menggetarkan struktur. Pengecoran dilakukan dari atas bekisting dengan 3
lapisan pengecoran dan digetarkan dengan menggunakan vibro.

• Pekerjaan Pengecoran di Lapangan dan Menurut SNI


Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi SNI diantaranya beton dicor dekat pada posisi
akhirnya tidak terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran, pengecoran beton
dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam
keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, Beton yang telah mengeras
sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada pengecoran, beton yang
ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikat awal tidak digunakan,
kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah dimulainnya pengecoran, maka pengecoran
dilakukan secara menerus sehingga memenuhi panel atau penampang pada batas dan sambungan
yang ditetapkan hingga selesai bagaimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan
vertikal secara umum datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara
yang sesuai selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk
ke semua sudut cetakan.

4. Pekerjaan Pembengkoran

Pekerjaan pembongkaran bekisting struktur tersebut dilakukan setelah umur beton 1 atau 2 hari
lebih. Pembongkaran bekisting dengan menggunakan linggis. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung supaya
dapat dipergunakan untuk pekerjaan selanjutnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan
pembongkaran bekisting kolom ini dikerjakan oleh 2
orang pekerja.

• Pekerjaan Pembongkaran di Lapangan dan Menurut SNI

Pekerjaan pembongkaran dilapangan sudah sesuai dengan SNI cetakan dibongkar dengan cara-cara
yang tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Beton yang akan dipengaruhi oleh
pembongkaran cetakan memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak oleh operasi
pembongkaran.

7. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah . Pada pembentukan triplex mal
dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas
dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus
rapat dan tidak terdapat rongga- rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.

Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut sudah
dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang
dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :

Pemasangan Bekisting Ring Balok


• Gergaj
• Palu
• Meteran
• Waterpas
• Unting-unting
• Selang air
• Pinsil
• Benang

Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :

• Multiplek 9 mm
• Kayu Dolken
• Kawat Beton
• Minyak bekisting

Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
• Mandor 1 orang
• Kepala Tukang Kayu 1 orang
• Tukang Kayu 4 orang
• Pekerja 8 orang

Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan untuk
menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Untuk menjaga kestabilan
bekisting agar tetap vertikal, sejajar dan lurus, bekisting diperkuat dengan bantuan penyangga yang
terbuat dari kayu berukuran 4/6 cm. Dan untuk menjaga ketahanan bekisting sewaktu dilakukan
pengecoran maka di sepanjang kolom dikunci dengan rangkaian kayu yang dibuat berbentuk persegi
dengan ukuran sebesar diameter kolom. Kayu yang digunakan untuk membuat pengunci ini
berukuran 5/7 cm. Pengunci ini juga berguna dalam membuat kolom tegak lurus. Pengerjaan
bekisting ini dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja untuk satu kolomnya.

8 Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang. Alat – alat yang digunakan
pada pengecoran kolom utama lantai II kantor Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Aceh Timur adalah :
1. Mesin molen
2. Timba cor
3. Ruskam
4. Concrete Pump

Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu beton yang digunakan untuk
pengecoran kolom adalah mutu beton K – 250.
Sebelum dimasukkan material terlebih dahulu tabung readymix dibasahi dengan air hingga merata.
Tujuannya adalah agar air untuk pengadukan mortar tidak diresap oleh dinding tabung readymix.
Pengadukan mortar dilakukan dengan menggunakan readymix. Kemudian hasil pengadukan
dituangkan ke dalam pumping machine untuk selanjutnya dikucurkan ke kolom sebanyak ¾ tinggi
kolom. Setelah selesai mengisi ¾ kolom, pekerja menusukkan tongkat kayu ke dalam kolom sambil
menggoyang-goyangkan tulangan untuk memadatkan campuran mortar. Setelah selesai dengan
pengecoran kolom lainnya, concrete pump kembali mengisi kolom yang sudah terisi ¾ ukuran
volume total ini hingga penuh. Setelah itu kembali pekerja meneruskan kegiatan pemadatan yang
sama. Selang waktu antara pengecoran pertama (3/4 volume total) dengan pengecoran kedua
(1/4volume total) memakan waktu 10 hingga 15 menit. Pengecoran dilakukan pada mulut kolom
sehingga tinggi jatuh pengecoran setinggi 4 m. Hal ini tidak sesuai dengan PBI-1971 yang menyatakan
bahwa kolom yang tingginya lebih dari 2 m maka harus digunakan jendela pengecoran, karena dapat
mengakibatkan penumpukan agregat berdiameter besar pada bagian bawah.

Untuk satu buah kolom pekerjaannya ditangani oleh 2 orang pekerja yang bertugas memadatkan
campuran dan 4 orang lainnya sebagai operator readymix dan concrete pump.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapat bahwa kuat tekan beton rata–rata dari 4 benda uji
untuk beton umur 28 hari adalah 267,78 kg/cm2. Dalam hal ini, kekuatan tekan beton telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 250 kg/cm2. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
lampiran.

Dinding bata hebel perekat menggunakan PM 100


Lingkup Pekerjaan
- Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua
pekerjaan pasangan bata seperti yang tertera pada gambar-gambar.
- Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk- bentuk
seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan di sini.

Pengendalian Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan pasangan bata ini tertera pada :
- PUBI – 1982
- NI - 3 – 1910
- NI - 10 - 1973
- SSII - 0021 - 78

Spesifikasi Bahan
Hebel :
Face Size : 600 x 200 mm
Thickness : 75 x 100 mm
Dry Densty : 550 Kg / m3
Wet Density : 600 Kg / m3
Compressive strenght : 3 >= N/mm2
Fire Resistance :2- 4 hours
Thermal Conductivity:0.226 w/m.k

Pasir :
- Digunakan pasir pasang; bebas lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya. Pasir diayak
dengan ayakan 2 mm.
Semen :
- Digunakan Portland Cement dari salah satu merk. Semen harus memenuhi Standar NI -
8 / 1964
Air :
- Digunakan air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, garam-garaman dan bebas dari zat-
zat yang merusak seperti asam, basa dan zat-zat organik. Air harus memenuhi standar NI-2 /
1970. Pemakaian air harus mendapatkan persetujuan pengawas.

Syarat – syarat pelaksanaan


- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja meteran, sendok semen/roskam, palu karet, waterpass, ember plastik,
alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).
- Pasang Profil dengan memakai hollow besi. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai
approval, termasuk pasang besi kolom praktis sesuai approval. Dengan ketentuan
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik
- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-100 dengan air dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar
terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan perbandingan 1 ember
semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai
dengan yang telah di ajukan approval.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow
alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

Marking Lokasi Penggunaan Profile Hollow Pembuatan adukan semen P100

Stater bar Pemasangan bata ringan Pengecoran kolom

Pekerjaan Plesteran Dan Acian

Lingkup Pekerjaan
- Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pelaksanaan pekerjaanplesteran
dan adukan pada dinding-dinding dan bagian-bagian lain bangunan serta pekerjaan, seperti
yang tertera pada gambar-gambar.

Pengendalian Pekerjaan

- Seluruh pekerjaan plesteran dan adukan harus disesuaikan dengan persyaratanpersyaratan


yang tertera pada standar-standar sebagai berikut :
a. NI - 2 - 1971
b. NI - 3 - 1970
c. NI - 8 - 1972
d. ASTM C90 - 70
e. ASTM A615 - 72
Bahan-Bahan
Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-
campuran lain sesuai dengan :
- NI - 3 Pasal 14
- NI - 2 Bab 3.3

Portland Cement
- Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam
zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI - 8. Hanya sebuah merek dari satu jenis
semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan pasangan yang bersifat
pengisi (non strukturil) maupun plesteran diperkenankan memakai jenis Portland Cement
bara type SPP-B produksi PT. Indocement Tunggal Perkasa atau setara.

Air
- Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti : minyak, asam dan
unsur organik lainnya. Kecuali dinyatakan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja atas
biaya sendiri.
Pengetesan
- untuk mendapatkan
perbandingan campuran plesteran dapat
dilaksanakan dalam waktu 1 minggu
sebelum pelaksanaan dimulai, dan tidak ada
penambahan waktu lagi untuk itu.
a. Plesteran dengan campuran 1 PC : 4 Ps
digunakan pada daerah-daerah seluruh
dinding bata, campuran 1 PC : 3 Ps
digunakan pada balok plat/dinding beton
seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 Ps
digunakan pada daerah-daerah basah
untuk kedap air seperti dinding toilet
setinggi 180 cm dari lantai dan dinding
lantai terbawah yang berhubungan dengan
tanah, setinggi 20 cm dari lantai
(trasraam), sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.
c. Plesteran boleh dicampur dengan bahan
additive untuk mencegah keretakan yang
tidak diinginkan. Untuk dapat
menggunakan bahan tersebut,
Pemborong terlebih dulu harus mengajukan kepada Pengawas agar mendapatkan
persetujuanny

Pelaksanaan Acian
- Acian dibuat adukan untuk plesteran harus
dilakukan dengan mesin (molen).
- Masukkan setengah dari jumlah air dan pasir
untuk adukan lebih dahulu ke dalam molen,
kemudian tambahkan semen dan setengah bagian
sisa dari air dan pasir.
- Pengadukan dalam molen dilaksanakan dalam
waktu + 3 menit. Pengadukan tanpa mesin hanya
boleh dilakukan, bilamana disetujui oleh
Pengawas.
- Adukan harus selalu plastis. Aduk-ulang
(retempering) dengan penambahan air
boleh dilakukan sebagaimana diperlukan.
Adukan yang berumur lebih lama dari pada 1 ½ jam
sejak pencampurannya, tidak boleh diaduk-ulang
dan tidak boleh dipergunakan lagi.
Plesteran sambungan :
- Untuk mendapatkan permukaan yang merata dan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan,
maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala” plesteran.
- Pasang lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15 mm). Ratakan dengan roskam kayu.
Basahkan terus selama + 3 hari.
- Sekeliling kosen pintu bagian dalam harus diberi plesteran tali air seperti dinyatakan dalam
gambar kerja.
- Seluruh plesteran dinding bagian bawah dibuat sponning sesuai tempat dan
ukuran-ukuran serta dicat DOF, seperti yang dinyatakan dalam gambargambar.

Plesteran permukaan beton :


- Bersihkan permukaan beton dari sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan lain bahan
yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air sehingga jenuh. Tunggu
sampai aliran air berhenti.
- Pasangkan acian setebal 2 - 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
- pasangkan plesteran sebelum acian mengering.
- Ulangi pekerjaan di atas, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan / kerataan yang
disyaratkan dalam gambar. Bilamana acian diperlukan, laksanakan, sesuai Persyaratan Teknis
untuk acian.

PEMASANGAN LISTPLANK GRC

LISTPLANK GRC lebih kuat, anti rayap, dan tahan terhadap kelembaban sehingga dapat digunakan
sebagai plafon eksternal.

A.Pemasangan Rangka

Gunakan rangka kayu kaso 5/7 atau besi hollowGalvanis 4 x 4 cm tebal 1,2 mm dengan modul (jarak
rangka vertikal dan horizontal) 40 x 40 cm. Jarak antar penggantung rangka plafon maksimum
100 cm, jarak antar rangka utama 80 cm, dan jarak antar anak rangka 40 cm (lihat gambar).

B.Pemasangan Plafon

dapat dipasang sebagai plafon dengan 2 cara yaitu dengan sistem gap nut
3-5 mm atau dengan memangkas miring 45 tepi sisi panjangnya (tapered edge).
Pasanglah kawat serangga pada rangka sebelum memasang WOODPLANK ELEPHANT untuk
menghindari masuknya serangga jika menggunakan sistem gap/nut.

PEMASANGAN LISTPLANK GRC SEBAGAI ORNAMEN ATAP


Pasanglah gording dengan jarak antar gording tidak lebih dari 1 meter. Pasanglah BIG FLAT
ELEPHANT sebagai subroof pelindung. Pasang kayu kaso 5/7 di atas BIG FLAT segarisdengan gording.
Pasang WOODPLANK dengan overlap minimal 5 cm. Gunakan paku payung untuk atap seng / asbes
gelombang yang dilengkapi dengan karet. Pasanglah dengan mengebor WOODPLANK terlebih dahulu.
Gunakan acrylic sealant atau acrylic silicone sebagai penutup celah pada sambungan dan kepala palu
untuk mencegah rembesan air hujan.
Minimum kemiringan atap adalah 30 (lihat gambar).
P e k er j aan L a n ta i K e r am i k
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik, semen PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.

Pengukuran
- Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Syarat – syarat Pelaksanaan Pekerjaan
- Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
- Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Buat adukan untuk pasang keramik.
- Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
- Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
- Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acua
- kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.Pada saat pemasangan, tekan keramik atau
pukul dengan palu karet untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata. Cek kerataan
permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
- Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan
pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

P e k er j aa n D i nd i n g K er a m i k
Umum
- Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang dilaksanakan
oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak.
NPekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik. Approval material
yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik 20 x 25 cm semen PC, pasir, semen grouting nat, air,
dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.

Penegendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.

Pel a ksanaan
- Pada permukaan plesteran dinding/beton yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 psatau dapat juga menggunakan perekat keramik,
diaduk baik air 1,5 liter tiap 5 kg bahan perekat, pemakaian perekat menggunakan trowel
bergigi dengan tebal adukan ± 3 mm. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat
lainnya.
- Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik.
- Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
- Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust Fan, Panel, Stop Kontak, Lemari Gantung dan lain-lain sebagimana yang
tertera didalam gambar.
- Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
- Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta harus
dibicarakan terlebih dahulu denga Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
- Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar
arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis
lurus.
- Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
- Bersihkan permukaan keramik segera jika terkotori dengan pekerjaan grouting dan kotoran
lainnya, bersihkan dengan hati-hati, tanpa merusak permukaan, lindungi keramik selama 14
hari setelah pemasangan.
- Pembersihan permukaan keramik yang sudah terpasang dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan komponen semen mortar siap pakai
(tile grout) yang dicampur air diisikan ke nat keramik dan diratakan dengan busa (spons).
Pemasangan keramik pada dinding kamar mandi atau lokasi lain yang disyaratkan harus
memakai waterproofing dilakukan setelah hasil tes waterproofing disetujui Konsultan
Pengawas.

PEKERJAAN PLAFOND

Pas. Plafond GRC + Rangka Hollow Galvanis


Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan tenaga dan pemasangan pekerjaan langit-
langit GRC seperti yang dijelaskan dalam gambar-gambar

Bahan yang digunakan


- Papan GRC
- Rangka Hollow Galvanis
Syarat – syarat pelaksanaan
- Pasangkan rangka utama setiap jarak 120 cm, sebisanya hindari penyambungan rangka utama.
Penggantungan rangka utama menggunakan besi penggantung setiap jarak maksimal 120 cm.
- Pasangkan rangka pengikat setiap jarak 60 cm atau seperti yang direkomendasikan pembuat
bahan GRC
- Gunakan type yang telah disetujui oleh perancang / pengawas. Pasangkan dengan screw
galvanized kepala pipih setiap jarak 30 cm. Pemasangan screw sampai terbenam dari permukaan
GRC
- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah Pengawas
- Bilamana “touching-up” tidak dapat memperbaiki permukaan-permukaan langit-langit
tersebut diganti dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.
Pas. Plafond Gypsum + Rangka Hollow Galvanis
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan tenaga dan pemasangan pekerjaan langit-
langit Gypsum seperti yang dijelaskan dalam gambar-gambar

Pengendalian Pekerjaan
Pengawasan dan pengendalian pekerjaan harus mengikuti dan memenuhi persyaratanpersyaratan
dibawah ini :
- NI - 3 – 1970
- NI - 5 – 1961

Bahan-Bahan
Gypsum
- Gypsum Board ukuran 1200x2400 mm t=9 mm produk Jaya board, Elephant board atau yang
setara dari jenis standart core dipasang di Kanopi, Gallery, Office, Teras Depan & Belakang,
Selasar, R.AC/ME, Storage, Perpustakaaan dan R.Latihan atau ruangan-ruangan seperti terlihat
pada gambar.
- Gypsum Board ukuran 1200x2400 mm t=9 mm dari jenis Water Resistant produk Jaya board,
Elephant board atau yang setara dipasang di Toilet dan Janitor, atau seperti terlihat pada
gambar
- Pada pemasangan Plafond Gypsum tersebut baik yang dari jenis Standart atau pun jenis
Water Resistant dipasang juga List Plafond Gypsum (Cornice).

Jointing
- Compound yang dipakai UB 888 dan untuk paper tape memakai produk yang direkomendasi
oleh pabrik pembuat Gypsum.

Rangka
- Rangka penggantung memakai besi hollow 40x40 mm tebal 0,4 mm, rangka tersebut dicat
meni. Sedangkan untuk Gypsum Tile memakai rangka penggantung Main Tee, Cross Tee dan
lain-lainnya sesuai aturan atau rekomendasi dari Pabrik Pembuat.
Sekrup / Paku
- Memakai paku Gypsum yang direkomendasi pabrik pembuat Gypsum atau dengan persetujuan
pengawas.

Gambar Rencana Pemasangan


- Serahkan gambar rencana pemasangan kepada Pengawas dalam skala 1 : 50 dan detail skala 1
: 5 dan 1 : 3, memperlihatkan detail-detail pemasangan langit-langit yang berhubungan
dengan lampu-lampu, pinggiran-pinggiran dan sebagainya untuk disetujui.

Syarat – syarat pelaksanaan

- Pasangkan rangka utama setiap jarak 120 cm, sebisanya hindari penyambungan rangka utama.
Penggantungan rangka utama menggunakan besi penggantung setiap jarak maksimal 120 cm.

- Pasangkan rangka pengikat setiap jarak 60 cm atau seperti yang direkomendasikan pembuat
bahan Gypsum

- Gunakan type yang telah disetujui oleh perancang / pengawas. Pasangkan dengan screw
galvanized kepala pipih setiap jarak 30 cm. Pemasangan screw sampai terbenam dari
permukaan gypsum.

- Pemasangan jointing compound pada celah penyambungan panel harus kelihatan rata dan
halus hingga tidak terlihat adanya perbedaan permukaan

- Reinforcing tape dipasangkan untuk menutup pasangan jointing compound pada sambungan
panel Gypsum dengan butt edge. Pemasangan tape dengan bantuan bahan perekat.
Pemasangan dilakukan pada saat jointing compound belum kering benar.

- Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai dengan perintah Pengawas

- Bilamana “touching-up” tidak dapat memperbaiki permukaan-permukaan langit-langit


tersebut diganti dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.

- Pemasangan ceiling harus rata dan tanpa nat (jarak/antara), dan diberi List Gypsum Profil
disetiap pertemuan dengan dinding atau kolom

- Langit-langit hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutupi selesai
dipasang.
- Langit-langit yang dipasang, akan tetapi harus dibuka untuk memperbaiki
pekerjaanpekerjaan yang berada didalamnya, maka perbaikan-perbaikan /
penggantianpenggantian tersebut harus ditanggung Pemborong, yang memperbaiki pekerjaan
tersebut
Gambar Pemasangan rangka plafond Gambar Papan Gypsum

Gambar Pemberian Kompon Gambar Finishing Plafond

Pek. List Plafond Gypsum (Plafond Gypsum )


Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan tenaga dan pemasangan seperti yang
dijelaskan dalam gambar-gambar

Material yang digunakan


- List gypsum
- Perekat

Peralatan yang digunakan


- Alat bantu
- Gergaji besi
- Meteran
- Dll

Syarat – syarat pelaksanaan


- Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset
beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama
bagian sambungan pojok).
- Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan
cutter atau gergaji besi.
- Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang
akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape. Bubuk compound diletakkan di
suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum atau potongan tripleks). Dikarenakan compound
setelah terkena air cepat mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan
agar air yang dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan- pelan.
- Perekat yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan
perekat tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan
plafond secara merata.
- Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke dinding dan plafond yang
akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda
tempat yang akan ditempel list). dan Langkah yang terakhir
- Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah
list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas “perekat” yang keluar.
Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape (alat untuk membersihkan sisa – sisa kerak
perekat yang menempel pada list plafond.)
Apabila Pada sambungan list ingin terlihat rapi, usahakan agar tidak sampai keliatan.
Caranya dengan menambah “perekat” atau membuat motif, seolah-olah list tersebut terlihat
menyambung.

PEKERJAAN ALUMINIUM
Lingkup Pekerjaan
- Semua pekerjaan kosen, jendela alumunium dengan alat perlengkapannya yang diperlukan
sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.
Pengendalian Pekerjaan
- Semua pekerjaan yang disebutkan dalam pelaksanaan harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik / produsen dan standar-standar antara lain :
1. The Alumunium Association (AA)
2. Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
3. America Standars for Testing Materials (ASTM)

Bahan-Bahan
- Kosen dan Pelat Aluminium Untuk kosen dan pelat alumunium yang akan digunakan adalah
produksi Alexindo, ALCAN/YKK, Superex, atau yang setaraf.
- Kadar Campur Architectural Billet 45 (AB45) atau setaraf dengan karakteristik kekuatan
sebagai berikuT: Ultimate Strength 28.000 p.s.i Yield Strength 22.000 p.s.i Shear Strength
17.000 p.s.i
- Anodizing Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron dengan warna
hitam.
- Hardware (Perlengkapan) Lihat Bab Perlengkapan Pintu.
- Accessories Lihat Bab Perlengkapan Pintu.
- Jaminan Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari tipe campuran (“alloy”).
- Sealant “Sealant”, sesuai dengan Bab Sealant, digunakan untuk jendela alumunium dan kaca
yang berhubungan langsung dengan udara luar.
Syarat – syarat pelaksanaan
- Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar pengerjaan
yang disetujui Pengawas.
- Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.
- Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih dari goresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.
- Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan Persyaratan Teknis ini.
- Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi “Sealant”.
- Tanda-tanda dan cacat akibat proses anodizing, yaitu “Rack” atau “Gripper” yang timbul di
permukaan alumunium harus dihilangkan
- Sudut / siku Pergeseran terhadap titik tangkap dari sisi horisontal atau vertikal sejauh 3 m,
tidak boleh melebihi 3 mm.
- Gap / celah Sambungan : maksimum 0,5 mm.
- Perbedaan tinggi Perbedaan tinggi untuk sisi vertikal dan horisontal maksimum 1,5 mm (plus
minus)
- Sealant Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung
- Semua alumunium harus dilindungi dengan “Lacquer Film”, atau bahan yang lain yang
disetujui Pengawas ketika dibawa ke lapangan.
- Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan, ketika
alumunium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
- Kosen harus dilindungi dengan plastic tape atau (zinc chromate primer permis transparant)
ketika pengerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan
“Lacquer Film” sampai pekerjaan selesai.
- Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan.
- Weather Seal Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal jenis polyurenthene
sealant dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi sebelum sealant
dipasang

Gambar Pemotong Rangka Kusen Gambar Perakitan Kusen


Gambar Pemasangan Kusen Alumunium Gambar Pemasangan Kaca

PEKERJAAN KACA
Lingkup
Pekerjaan
- Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti dalam gambar

Pengendalian Pekerjaan
- NI –3-1970, SII dan ASTM.
- Standar spesifikasi dari pabrik dan Persyaratan teknis

Bahan-Bahan
- Kaca Panashap, tebal 5mm digunakan untuk jendela dan tebal 6 mm digunakan untuk daun
pintu, ex. ASAHIMAS atau setara, lokasi sesuai dengan gambar pelaksanaan.
- Toleransi ketebalan maksimum kaca yang diizinkan adalah 3%, produksi ex. ASAHIMAS atau
setara

Syarat – syarat pelaksanaan


- Kontraktor harus memberikan contoh kaca kepada Direksi Lapangan untuk persetujuannya
kecuali dinyatakan lain oleh Direksi Lapangan, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan
sudah dalam keadaan siap pasang (cut to size).
- Tepi kaca harus diberi sealant kualitas terbaik Shinetsu, GE atau setara dan disetujui oleh
Direksi Lapangan untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Pemasangan harus bersih, rapi
dan tidak terjadi kebocoran. Persyaratan Teknis Pekerjaan Arsitektur T.A 2017 ~ 30 ~
- Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan
keahlian khusus dalam pekerjaan ini.
- Kontraktor diharuskan membuat mock up skala 1 : 1 untuk disetujui pemberi tugas dalam
bidang yang cukup lebar dengan konstruksi sendiri diluar bangunan.
- Bahan kaca yang telah terpasang harus di lindungi dari kerusakan dan benturan yang mungkin
terjadi serta diberi tanda agar mudah diketahui.

Perlindungan
- Kontraktor bertanggung jawab atas semua kaca yang terpasang sampai penyerahan
pekerjaan. Kerusakan harus diperbaiki / diganti atas biaya kontraktor.
-
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
Umum
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
- Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka
Aluminium b. Pekerjaan Pintu Kayu
c. Pekerjaan Kusen
Persyaratan Bahan
 Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat dan
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran
3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap
anak kunci.

Bahan/Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel / bebas
dan anti karat.
b. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel yang
dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
c. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu sistim general
Masterkey.
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas baik,
dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor hinge)
double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan
dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel kualitas baik.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi single
action.

Pelaksanaan
a) Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
b) Engsel bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
c) Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
e) Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
f) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
g) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
h) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.Shop Drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas
PEKERJAAN LISTRIK
PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
Instalasi Elektrikal
‐ PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
‐ PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi listrik.
‐ SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
‐ PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang berlaku.
‐ Standard penerangan buatan dalam gedung.
‐ Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.
‐ Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam standar/
peraturan
diatas.
‐ Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis Konversi Energi pada
Bangunan
Gedung.

GAMBAR - GAMBAR
Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
o Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertim-bangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan.
o Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
o Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-
gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
o Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.

KOORDINASI
o Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
o Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
o Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

PELAKSANAAN
PEMASANGAN
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera
menghubungi Direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang
salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

TESTING DAN COMMISSIONING


1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih
dahulu program Testing dan Commissioning.
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong

LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kecuali
ditentukan lain) :
Pengadaan, Pemasangan dan pengujian Panel TM dan penyambungan ke Transformer dan
pembumiannya termasuk lingkup pekerjaan Kontraktor Electrikal.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel Tegangan Menengah dan
penyambungan ke Transformator/ Panel TR.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel-Panel Tegangan Rendah, serta Transformator.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Panel dan kabel Tegangan Rendah.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-kontak biasa.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
‐ Pembuatan as built drawing (gambar terpasang) dan manual operation Book.
‐ Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.
‐ Pengadaan, Pemasangan Rak kabel untuk jalur kabel daya dan penerangan dalam bangunan
serta peralatan bantunya.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.
‐ Pengadaan, pemasangan, dan pengujian Busduct.
‐ Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Panel Tegangan Menengah Jika diperlukan
A. Panel Tegangan Menengah harus mengikuti Standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan-peraturan IEC dan PUIL.
B. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat baja yang digalvanisasi (Galvanized sheet steel)
dengan tebal minimum 2 mm dan atau sesuai dengan standard minimal IP-23 dengan rangka
besi serta dilengkapi dengan mimik diagram dan dicat bakar warna abu-abu. Tipe free
standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan
handle yang dapat dikunci.

C. Panel TM harus sesuai dengan spesifikasi minimum sebagai berikut.


 Tegangan kerja : 20 kV
 Nominal Insulation Voltage : 24 kV
 Rated Insulation Level for 1 min : 50 kV
 Impulse with stand voltage : 125 kV
 Frequency : 50 Hz
 Busbar normal current rating : 630 A
 Short circuit breaking capacity (Peak) : 25 kA
 Short time circuit rating 1 second : 14,5 kA
 System fault level : 500 MVA

D. Panel-panel tersebut terdiri dari satu atau beberapa unit yang masing-masing mempunyai
satu ukuran standard yang sama serta mudah untuk dapat disatukan dengan lainnya.
Ukuran minimum dari masing-masing unit cubicle adalah :
 Tinggi : 2.200 mm
 Lebar : 1.000 mm
 Tebal : 1.100 mm

E. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat pengetesan dari pabrik


pembuat serta harus diserahkan kepada Direksi/MK sebelum dipasang.

Panel Tegangan Rendah.


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL.
2. Standard minimal untuk panel tegangan rendah adalah IP – 23 untuk yang type
indoor, dan IP – 65 untuk yang type outdoor.
3. Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat besi tebal
minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco
2 kali dan harus dipakai cat Power Coating, warna dan cat akan ditentukan
4. kemudian oleh pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi
dengan master key.
5. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah
dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
6. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding Besarnya busbar harus diperhitung-
kan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebab-
kan suhu yang lebih dari 65 C.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
7. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linear dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
8. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi/MK.
9. Harus dilengkapi dengan sinkronise antara Genset dan PLN.
10. Komponen - komponen pengaman yang dapat dipakai adalah
: A.C.B.
MCCB
.
M.B.
Miniatur Circuit Breaker.
 Operating voltage : 220 V, 380 V
 Frequency : 50 Hz
 Breaking capacity : 6 KA
 Permitted ambient temp. : 55
C Auxiliary relay

11. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai


:
a. Current Transformer.
b. KWH meter.
c. Ampermeter. Voltmeter.
d. Frequency meter.
e. Power factor/ Cos phi meter.

 A.C.B. pada incoming & outgoing.


 Type : Fixed mounted.
 Number of pole : 3 phase, 4 pole.
 Rated operating voltage : 380 Volt.
 Frequency : 50 Hz.
 Permitted ambient temp. : max. 55 C
 Rated short time current (0.5 s) : 65 KA.
 Operator Mechanism : Motorized withstored
energy feature motor &
clossing solenoid 220 V,50 Hz.
 Over load release : Adjustable.
 Instantenous over current : Adjustable.
 M.C.C.B pada incoming outgoing.
 Rated continous curren :70 A, 100 A, 160 A, 200A, 250A atau
dinyatakan lain.
 T y p e : Fixed mounted.
 Number of pole : 3 phase, 4 pole.
 Rated operating voltage : 380 Volt.
 Rated Frequency : 50 Hz.
 Permitted ambient temp. : max. 55 C
 Rated short time current (0.5 s) :
 Operator Mechanisem : Manual35 KA.

 Operation & motorized(for incoming).


O
  ver load release : Adjustable.
 Instantenous over current : Adjustable
 Auxiliary switch : 4 NO + 1 NC

Kabel Tegangan Rendah


1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 kV dan 0,5 KV
untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel - kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY, untuk
kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY, NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

Lighting Fixtures untuk lampu TLD


‐ Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
‐ Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor
total minimal 0,85.
‐ Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis PLL 84 (Ref. Phillips).
‐ Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
‐ Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat Power Coating bebas dari karat dan lecet-
lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh MK.
‐ Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan.
‐ Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
Tebal aluminium louver minimum 0.5 mm.

Lampu Tabung (Down Light)


‐ Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflektor alluminium dan kaca penutup.
‐ Lamp holder sesuai type lampu yang digunakan dan atau standard E-27.
‐ Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar
‐ Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLL atau sesuai gambar, contoh harus
disetujui oleh
MK.
‐ Ketinggian dari casing + ballast maximum 100 mm.
‐ Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas/ MK, Perencana M/E dan Perencana
Interior
.

Kotak-Kontak Dan Saklar


‐ Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/ inbow (flush - mounting).
‐ Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard
VDE, sedangkan Kotak-kontak khusus/tenaga atau (outbow) mempunyai rating 15 A dan
mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.
‐ Flush-box (Inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push utton harus
dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.
‐ Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-ruang yang
basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari
permukaan lantai atau sesuai gambar.
‐ Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik pembuat yang
sama dengan underfloor duct atau built in.
‐ Contoh Type, Bentuk, Warna, harus disetujui oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti
spesifikasi yang ada pada perencana M/E dan Interior.

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Kabel-Kabel
‐ Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.Setiap kabel daya pada ujungnya harus
diberi isolasi berwarna untuk mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
‐ Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun
yang rapi.
‐ Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
memper-gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang
disesuaikan dengan jumlah kabel.Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus
mempergunakan kabel support, minumum setiap 50 cm.Pada route kabel setiap 25 m dan
disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel. Kabel yang ditanam dan menyeberangi
selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
‐ Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel.
Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam konduit.
‐ Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
‐ Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
‐ Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap ujungnya.
‐ Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
‐ Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

Kotak Kontak Dan Saklar


‐ Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail.
‐ Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila
ada).
‐ Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan
sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos tang harus terpasang pada saat
pengecoran kolom tersebut.

Lampu
Penerangan
‐ Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan
disetujui oleh Direksi/MK.
‐ Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu yang
terpasang harus - mempunyai gantungan tersendiri.
‐ Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus dilengkapi
dengan fleksibel konduit.
‐ Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan dari
bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/ MK.

PENGUJIAN
Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang
berwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu
disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.

Pengujian Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus
diuji. Panel-panel Tegangan Menengah dan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang
menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baikdan bekerja sempurna
dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis,
short circuit dan lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

Kabel-kabel Tegangan Menengah dan Rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang
isolasi kabel tegangan menengah maupun tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap
harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

Lighting Fixtures Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian/ pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

untuk Ventilasi dan Tata Udara disini adalah pekerjaan pengadaan dan pemasangan
peralatan mekanikal Air peralatan pendukungnya.
- Koordinasi dengan Pihak instansi tersebut yaitu :
a. Pelaksana wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini,
b. Pelaksana dapat meminta penjelasan kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk apabila menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-
gambar atau hal-hal lainnya kurang jelas.
c. Pelaksana wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak Pelaksana lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak
lain dapat mempengaruhi kelancarannya pekerjaannya. Apabila sampai terjadi
gangguan, maka Pelaksana wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap
pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka Pelaksana tetap bertanggung jawab
terhadap segala kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain
atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup system pekerjaan
instalasi ini, maka Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
e. Untuk segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pelaksana
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pelaksana
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang akan terjadi.

- Izin-izin Yaitu :
a. Pelaksana harus meminta izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
b. Semua izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan instalasi ini
harus dilakukan oleh Pelaksana.
c. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resmi yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan sistem instalasi ini haruslah dilakukan oleh Pelaksana
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas dimana semua biaya adalah
menjadi beban Pelaksana. harus menyerahkan semua izin atau surat keterangan resmi
dari pihak yang berwenang, yang diper-olehnya mengenai sistem instalasi proyek ini
kepada Direksi Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk hal tersebut, sebelum
penyerahan Kedua

PEKERJAAN PLUMBING

Pekerjaan Air Bersih


Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan Instalasi Air Bersih secara lengkap sehingga sistem
dapat interkoneksi
dengan instalasi eksisting dan berfungsi dengan baik. Pengadaan dan pemasangan Pemipaan air
bersih dari Pemipaan utama mesin pompa eksisting dengan tambahan bantuan pompa booster
yang menuju ke titik-titik distribusi air bersih dalam bangu-nan sesuai dengan gambar
perancangan.

Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan,


‐ Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal
terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing Indonesia.
‐ Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada DIREKSI untuk diperiksa dan
disetujui, selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan
‐ Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah katup/flange
pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/ turun harus benar-benar tegak.
‐ Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju
ke arah pipa tegak/riser.
‐ Pelaksanaan Pemasangan/penyambungan pipa dengan fitting – fitting/alat bantu harus
menggunakan bahan dengan standard ukuran/merk yang sama dan Kontraktor agar
memperhatikan petunjuk /ketentuan /persyaratan penyambungan dengan baik.
‐ Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow, standard elbow,
bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan.
‐ Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang
berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini.
‐ Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang
tertutup (capped dirt pocket).
‐ Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempu-nyai ketelitian yang
sewajarnya untuk pengukuran.
‐ Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan dop/blind flange untuk pipa baja
dan copper, pemanasan press untuk pipa PVC.
‐ Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa (compressed
air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk
ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali.
‐ Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu, dan yang
lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu

Pekerjaan Air-Kotor Dalam Bangunan


Lingkup Pekerjaan,
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures di setiap kamar mandi memalui shaft kamar mandi dan
koridor bangunan sampai dengan septic tank di luar gedung.Kontraktor sudah memperhitungkan,
akan adanya tambahan pipa utama yang menuju kelantai selanjutnya (Lantai 1 & 2) sehingga
dalam tahapan pelaksanaan selanjutnya tidak mengalami kesulitan dalam penyambungan.

Persyaratan Bahan dan Peralatan


Pipa dan Fitting,
‐ Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini
harus dari jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII 1246-85 , SII 1448-85 dan
JIS.
‐ Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa
yang diproduksi oleh pabrik itu menggunakan fitting standard ukuran yang diproduksi oleh
pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut.
‐ Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai
ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan
pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada DIREKSI dan mendapat persetujuan
untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan jaminan purna jual untuk
pipa dan fitting tersebut.

Sambungan
‐ Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 mM atau lebih kecil menggunakan perekat
solvent cement.
‐ Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mM menggunakan sambungan
dengan rubber-ring bell and spigot.

Persyaratan Pelaksanaan
‐ Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merk dan standad
yang sama.
‐ Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
‐ Fitting harus dari jenis "injection moulded", sedangkan "Welded fitting" sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
‐ Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau COMBINATION
WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan clean out dan untuk luar bangunan harus dilengkapi
dengan bak control.
‐ Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cM di atas muka banjir alat sanitair
tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%.
‐ Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
‐ Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cM di atas atap dan
tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
‐ Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
‐ Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan
pekerjaanpekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan lantai
maupun dinding.
‐ Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan
dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
‐ Di setiap floor drain dilengkapi dengan U Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau
kedalam ruangan.
‐ Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem permipaan
air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan stainless steel untuk
mencegah penyumbatan di dalam pipa.
‐ Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan
dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft).
‐ Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti
diuraikan pada bab sebelumnya.

Pas. Saluran Gravel 1/2 dia. 20 cm


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, peralatan,tenaga kerja serta pemasangan sesuai
dengan gambar rencana

Material yang dgunakan :


‐ Gravel 1/2 dia. 20 cm

Syarat – syarat pelaksanaan


‐ Sebelum dilaksanakan pekerjaan pelaksana memberikan contoh material yang akan dipasang
dan setelah disetujui maka dilanjutkan pemesanan barang sesuai dengan yang telah
disetujui konsultan pengawas
‐ Grevel dipasang pada lokasi yang digali sesuai dengan gambar rencana kerja dan setelah
dipasang maka dipingir grevel dipasang bata dan plesteran ,ketinggian bata yang dipasang
sesuai dengan gambar rencana kerja

Testing dan commissioning


‐ Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar selama 24 jam, dimana pada saat itu
tidak boleh ada penurunan tanah.
‐ Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari
kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang
clean out.
‐ Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang dimaksudkan apabila
ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang terpasang dapat segera
ditanggulangi/diperbaiki.
‐ Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang.

PEKERJAAN SANITARI

Pemasangan Closet Jongkok

Syarat – syarat Pelaksanaan


‐ Pertama kali pasang terlebih dahulu instalasi pipa pvc yang
digunakan sebagai saluran pembuangan, pipa yang dapat
digunakan minimal berukuran 4” dengan ujung pipa yang
terhubung dengan closet jongkok adalah lurus saja tanpa
sambungan.

‐ Buat gambar pemasangan keramik lantai dan dinding, tentukan posisi closet jongkok berada
diantara nad keramik yang simetris misalnya diperempatan keramik atau ditengah badan
keramik.
‐ Buat marking atau pengkuran posisi closet jongkok di ruang toilet sesuai dengan gambar
kerja yang telah dibuat sebelumnya.
‐ Pastikan posisi ujung pipa berada pada posisi tengah closet jongkok yang telah direncanakan
dan dilakukan pengukuran.
‐ Buat adukan beton dengan campuran 1 semen : 3 pasir untuk membuat dudukan closet dan
membuat cekungan pada ujung pipa sesuai dengan bentuk closet jongkok yang akan
dipasang.
‐ Dalam posisi adukan yang belum mongering lakukan peletakan closet jongkok pada posisi
yang tepat.
‐ Ukur kedataran closet jongkok dengan water pass.
‐ Tunggu sampai adukan benar-benar kering sebelum mulai membuat percobaan penyiraman
closet jongkok dengan air.
‐ Setelah urutan cara memasang closet jongkok no 1 s/d 8 ini lakukan maka closet jongkok
terpasang dengan bagus dan siap untuk dilakukan pekerjaan lainya seperti pemasangan
keramik lantai dengan ukuran pemotongan keramik sesuai dengan gambar toilet yang sudah
dibuat sebelumnya dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pemasangan closet jongkok.
Kloset Duduk

‐ Pemasangan kloset duduk yang benar merupakan bagian yang paling penting pada saat Anda
menata atau membangun kamar mandi. Sebelum memasang kloset duduk pastikan beberapa
hal berikut sudah terpasang: Adanya pipa air berukuran minimal 4 inci yang menjadi saluran
pembuangan air kotor menuju septik tank.
‐ Adanya saluran air bersih yang terletak di dinding di belakang kloset duduk untuk mengisi
tangki kloset serta saluran air bersih di samping kloset untuk shower bidet. Lantai kamar
mandi sudah dipasang keramik.

‐ Setelah ketiga hal tersebut di atas dipenuhi maka


kloset duduk siap dipasang dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
‐ Siapkan dulu tempat pemasangan dudukan kloset
(toilet flange) agar cocok ukuran dan posisi pada
lubang yang merupakan saluran pembuangan air
kotor (closet bend).
‐ Pasang dudukan kloset. Gunakan lem agar
menempel pada pipa pembuangan.
‐ Bor lubang dudukan kloset dan lakukan
pemasangan baut.
‐ Pasang head dan seal karet.

Pekerjaan Kran

Syarat – syarat Pelaksanaam


‐ Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk Toto dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat
sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding type T.23
B 13 V 7 (N).

‐Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan
dapat disambung dengan pipa leher angsa (extention Keran untuk sink di ruang saji type T.
30 AR 13 V 7 (N).\‐ Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan
dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
‐ Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

Floor Drain
‐ Floor drain yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi dengan
siphon dan penutup berengsel untuk floor drain merk setara Toto
‐ Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
‐ Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
‐ Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air Embeco
ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit ex. Ciba.
‐ Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

Tempat sabun keramik


‐ Tempat sabun keramik dipasang di dalam kamar mandi dan sabun keramik dipasang sesuai
dengan spesifikasi barang yang ditawarkan.

Pekerjaan Wastafel
‐ Wastafel yang digunakan adalah merk Toto dalam negeri atau setara lengkap dengan segala
accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat
pada skedul sanitair terlampir.
‐ Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Management Konstruksi.
‐ Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran-kebocoran.

PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding
Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar

Persyaratan Bahan
- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi Acrylic,
produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss Danapaint atau
setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991, SNI 03-
2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas Pemborong harus menyerahkan 2 teknis
operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamuur,
plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat retak-retak dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata Setelah
pelamuran 3 Pengawas, bidang pelamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
- Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimanpemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik Setiap kali lapisan cat dilaksanakan
harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benddan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 ( dua ) Jam

Pengecatan Plafond

Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna
- Meliputi pengecatan dinding/beton bagian luar dan dalam serta seluruh detail yang
ditunjukkan/ditentukan dalam gambar

PERSYARATAN BAHAN

- Cat serta pelapis-pelapis klain yang akan digunakan disini, adalah setara jenis Emulsi Acrylic,
produksi Vinilex untuk cat dinding dan merk ICI jenis Syntetic Super Gloss Danapaint atau
setara untuk cat besi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Bahan Plamur : Vinilex Undercoat atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengencer : Air bersih sesuai spesifikasi yang ditentukan
- Pengeringan : Minimum setelah 4 dilakukan
- Sistem pengecatan : Minimal dilakukan 3 dan tidak membayang Pengendalian seluruh
pekerjaan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 Pasal 54, NI-4, SNI 03-2407-1991,
SNI 03-2408-1991dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan

Syarat-syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu diserahkan contohnya


untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas Pemborong harus menyerahkan 2 teknis
operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Konsultan Pengawas
- Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu
- Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum diplamuur,
plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat retak-retak dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
- Lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata Setelah
pelamuran 3 Pengawas, bidang pelamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih
- Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimanpemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik Setiap kali lapisan cat dilaksanakan
harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benddan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 ( dua ) Jam

Pas. Sparing Pipa-pipa

Instalasi Air bersih Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian,
fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam
bangunan).
Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah
pekerjaan plesteran diselesaikan.
Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
(menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan
luas keramik.

Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :


- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor

Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
Hindari /jangan terlalu banyak percabangan. Sambungan harus betul-betul rapat.
Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol)
pada tempat-tempat tertentu.
Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat
= 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum
ditentukan , dipakai sistem Block Out.
Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), dimana letak sparing
clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan
apabila closet terjadi penyumbatan.
Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet
di gelontor dengan air.
Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

Saluran Air Hujan.


Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang. Pipa saluran air hujan
dapat dipasang menempel di dinding luar dengan menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding
bila berukuran < 2 “. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak
kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang. Bila terdapat sambungan, arah
shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar- benar kuat.
Pas. Penutup Atap Genteng Morando
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan sesuai gambar rencana kerja
Syarat – syarat pelaksanaan
-Pelaksana melakukan pengukuran loasi atap yang akan dipasang dan setelah diukur maka
dilanjutkan pemesanan atap genteng morando,
-Setelah atap genteng dipesan maka dilanjutkan pemasangan atapgenteng sesuai dengan
gambarrencana kerja .

PEKERJAAN LAIN LAIN


PEKERJAAN PERAPIHAN & PEMBERSIHAN AKHIR
- Seluruh pekerjaan akan diperiksa kembali dan akan dilaksanakan perapihan sesuia dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Seluruh lokasi pekerjaan akan dilakukan pembersihan akhir baik
puing, sampah dan sisa material lainnya akan diangkut dari lokasi pekerjaan sampai benar-benar
bersih. Penarikan kembali para tenaga kerja, peralatan, setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

SERAH TERIMA PEKERJAAN


Membuat Laporan Akhir dengan mengajukan surat tertulis bahwa pekerjaan telah selesai
dilaksanakan 100%, yang disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, dengan tembusan kepada
Konsultan Pengawas dan yang bersangkutan lainnya. Seluruh Dokumen yang berkaitan demgan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini dimulai awal pelaksanaan sampai selesai dilaksanakan 100%,
dalam rangka Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan (PHO) .

MASA PEMELIHARAAN
Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi ini sejak ditanda tanganinya Berita Acara
Serah Terima I (Pertama) Pekerjaan /(PHO). Selama masa pemeliharaan terhadap pekerjaan yang
telah selesai dilaksanakan, apabila ada pekerjaan yang kurang baik akibat cuaca atau akibat
unsur lainnya, akan dilakukan perbaikan terhadap pekerjaan yang rusak sampai dengan material
terpasang dengan baik sesuai mutu material yang lama dan biaya perbaikan akan menjadi beban
kami (kontraktor).

Dalam Masa Pemeliharaan selama 180 Hari kalender maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kerusakan pada pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu :
-Apabila ada kran air rusak maka kontraktor akan memperbaiki kerusakan kran air.
-Apabila kusen pintu mengalami kerusakan kontraktor memperbaiki kerusakan kusen pintu
alumunium.
-Setiap item pekerjaan pihak kontraktor yang mengalami kerusakan maka kami pihak kontraktor
akan memperbaiki sesuai item pekerjaan.

Cianjur, 17 Juni 2019


CV. MUTIARA JAYA

ROJALI
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai