Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

JOB VIII
KUAT LENTUR BETON

A. Tujuan
1. Untuk menentukan kuat lentur beton sesuai SNI 4431 : 2011
2. Dapat memperoleh keruntuan lentur
3. Untuk menentukan besarnya kemampuan beton menerima beban lentur
maksimum
B. Dasar Teori
Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat tekannya pada umur awal
dan berkisar seperdua puluh pada umur sesudahnya (28 hari), Pengamatan kuat
tarik beton khususnya pada beton bertulang sangat penting pada penentuan
kemungkinan pencegahan keretakan akibat susut dan perubahan panas. Sedangkan
untuk beton takbertulang, hasil pengujian ini dimanfaatkan pada perancangan
konstruksi jalan raya dan lapangan terbang serta beton prategang.

Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang disyaratkan pada
beton untuk struktur bangunan sipil, perlu dilakukan pengujian laboratorium baik
untuk agregat, adukan beton maupun beton pada umur tertentu. Agar struktur
beton aman terhadap gaya lentur yang bekerja, beton harus mempunyai kuat lentur
tertentusesuai dengan yang disyaratkan. Untuk mengetahui kuat lentur dari
struktur beton perlu dilakukan pengujian kuat lentur di laboratorium, sehingga
perlu adanya pedomaan cara uji kuat lentur beton yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam pengujian di laboratorium. Dipohusodo (1999), menjelaskan bahwa
suatu perkiraan kasar dapat dipakai, yaitu nilai kuat tarik lentur beton normal
hanya berkisar 8% - 15% dari kuat tekannya.

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10
5 10
1 5

40

Gambar 8.1 Skema pengujian kuat tarik lentur

Gambar 8.2 Garis perletakan dan pembebanan

Kuat lentur ( Modulus of Repture) yang terjadi pada bidang patah yang
terletak didaerah pusat (daerah 1/3 jarak titik perletakan bagian tengah), maka
kuat lentur betondihitung menurut persamaan :
𝐏𝐋
𝜎𝐥𝐭 =
𝐛𝐝𝟐

Apabila yang terjadi patahnya benda uji ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak
titik perletakan bagian tengah), dan jarak antara titik pusat dan titik patah kurang
dari 5% dari jarak antara titik perletakan maka kuat lentur beton dihitung
menurut persamaan :
𝟑𝐏 𝐱 𝐚
𝜎𝐥𝐭 =
𝐛𝐝𝟐
Keterangan :
σ‫׀‬ = Kuat lentur benda uji (Modulus of Repture) (Mpa)
P = Beban maksimum yang terjadi (N)
L = Panjang (bentang) antar dua garis perletakan (mm)
b = Lebar sampel (mm)

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d = Tinggi sampel (mm)


a = Jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik terletak diukur pada
bagian tarik sampel (mm)

Pengujian kuat lentur disyaratkan dalam SNI 4431 : 2011. Pengujian


lentur menggunakan uji lentur yang didapat ternyata lebih tinggi dari pada
tegangan lentur secara langsung dan beban lentur setiap 10 cm. Pisau penempu
dan pelentur bergaris tengah 30 cm dibebani pada benda uji dengan penambahan
kecepatan kurang lebih 1 kg/detik sampai benda uji patah dan dihitung rata-
ratanya.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Portable concrete mixer
b. Meja getar
c. Cetakan beton balok 40 cm × 10 cm × 10 cm
d. Sendok spesi
e. Timbangan digital
f. Sekop
g. Gelas ukur
h. Mistar ukur
i. Flexural Machine (Mesin uji lentur)
2. Bahan
a. Semen
b. Agregat kasar
c. Agregat halus
d. Air
e. Oli atau pelumas
f. Beton (balok 40 cm × 10 cm × 10 cm)

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. Langkah Kerja
 Persiapan material
1. Mempersiapkan campuran beton pada wadah terpisah dalam kondisi
agregat SSD.
2. Timbang semua jenis material yang akan digunakan sesuai dengan berat
masing masing yang tercantum dalam mix design dengan koreksi
seperlunya bila agregat kondisi alami
3. Siapkan cetakan benda uji kubus, kemudian kencangkan sekrupnya dan
olesi pelumas pada permukaan dalamnya.

 Pembuatan benda uji


1. Masukkan agregat kasar terlebih dahulu kedalam mesin portable
concrete mixer. Kemudian masukkan agregat halus sesuai dengan
takaran yang telah ditentukan, setelah itu masukkan material semen
2. Nyalakan mesin untuk memulai pencampuran
3. Biarkan agregat yang terdapat dalam mesin pengaduk hingga tercampur
rata atau homogen
4. Setelah 30 detik, masukkan air kedalam mesin secara berkala dengan
memperhatikan tingkat workability campuran beton.
5. Apabila digunakan bahan tambah beton, bahan tersebut harus
disesuaikan dengan petunjuk penggunaan
6. Setelah 2 menit, matikan mesin pengaduk dan aduk secara manual
campuran beton untuk menghindari material yang tidak tercampur
merata pada saat mesin pengaduk beroprasi
7. Nyalakan kembali mesin portable concrete mixer selama 1 menit agar
campuran beton benar benar homogen
8. Setelah beton tercampur homogen matikan mesin dan lakukan pengujian

 Pemadatan benda uji


1. Masukkan beton segar kedalam cetakan yang telah diolesi pelumas
2. Padatkan campuran pada mesin penggetar

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Penempatan cetakan
1. Memberi nama atau tanda pengenal pada sampel
2. Tempatkan cetakan dekat dengan penyimpanan awal dimana benda uji
akan disimpan selama 24 jam pada tempat yang permukaannya rata

 Perawatan beton
1. Membuka cetakan dan mengeluarkan benda uji setelah 24 jam dari
pembuatan benda uji
2. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang berisi air agar proses
pengikatan campuran beton berlangsung sempurna. Perendaman ini
dilakukan sesuai dengan umur rencana penekanan beton yang
diinginkan
3. Mengeluarkan beton dan dikeringkan sehari sebelum beton tersebut
ditekan, setelah umur beton sampai pada umur rencana

 Pengujian kuat lentur


1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2. Mengukur benda sampel uji dengan menandai as terlebih dahulu
menggunakan spidol, ukur 5 cm dari as pada bagian kanan dan kiri dan
kemudian tandai, ukur lagi sepanjang 10 cm dari patokan 5 cm
sebelumnya. Tandai pada sekeliling benda uji.
3. Memberi tanda pada bagian yang akan menjadi tumpuan pada balok.
4. Menyiapkan mesin uji lentur dan blok-blok tumpuan hingga tumpuan
berada pada posisi yang benar.
5. Meletakkan balok uji simetris di atas kedua blok tumpuan. Balok uji
ditumpu pada tumpuan 5 cm pada tepi balok uji.
6. Meletakkan blok beban tepat ditengah-tengah antara kedua tumpuan
pada posisi sejajar.
7. Blok beban diturunkan perlahan sampai menempel pada bidang atas
balok uji dan patah.
8. Mencatat semua perilaku pada benda uji (pola retak akibat
lenturan/geser dan beban maksimum).
9. Membersihkan lokasi pengujian dari sisa-sisa benda uji dan serahkan

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

kembali alat dan bahan yang digunakan pada instruktur.

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. Data dan Hasil Perhitungan

F. Analisa Hasil Perhitungan

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 8.2 data hasil pengujian kuat tarik lentur beton

G. Kesimpulan
Dari hasil pengujian kuat lentur beton didapatkan nilai kuat lentur rata-rata, yaitu
sebesar 3,096 Mpa. Untuk beton dengan bahan tambah hasil kuat lentur yang
diperoleh telah memenuhi syarat teoritis 8%-15% Mpa, sedangkan untuk beton
normal hasil kuat lenturnya lebih kuat dari beton dengan bahan tambah.

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

H. Dokumentasi

Gambar 8.3 Alat uji kuat lentur Gambar 8.4 Timbangan Digital

Gambar 8.5 Menggambar garis perletakan Gambar 8.6 Sampel sebelum di uji
Sesuai ukuran

Gambar 8.7 Sampel setelah di uji

KELOMPOK1
3B D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUN

Anda mungkin juga menyukai