= Beban maksimum ( kN )
A
N
o
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
Berat
( Kg )
Diame
ter
( cm )
Tinggi
( cm )
12,57
15
30,3
12,52
15
30,4
12,66
15
30,3
12,66
15
30,2
12,53
15
30,0
12,69
15
30,4
12,60
15
30,1
12,65
15
30,1
12,73
15
30,5
12,70
15
30,4
12,65
15
30,5
Luas
( cm2 )
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
176.6
25
Beban
Tekan
(kN)
190
200
210
320
300
350
390
400
400
480
460
28
hari
12,60
15
176.6
25
30,2
420
=1/4d2
LUAS
BEBAN RATA-RATA ( P )
Hasil Perhitungan
Umur
3 hari
7 hari
14 hari
28 hari
CATATAN
Benda uji untuk pemeriksaan kuat tekan beton berdasarkan PBI71 ada 3 bentuk, yaitu :
No
1
2
3
Benda uji
Kubus 15 x 15 x 15 cm
Kubus 20 x 20 x 20 cm
Silinder 15 x 30 cm
Benda uji kubus permukaan bidang tekannya tidak dilapisi adukan merata.
Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari.
14
21
28
90
360
0,4
0
0,5
0,65
0,75
0,88
0,90
0,95
0,95
1,00
1,00
1,20
1,15
1,35
1,20
Portland
kekuatan awal
tinggi
KESIMPULAN
Dari hasil grafik perbandingan kuat tekan beton dan umur beton pada praktikum diatas diperoleh
nilai kuat tekan beton pada 28 hari adalah 2,54 kN/cm 2.
Dengan menggunakan rumus ini maka kita dapat menemukan nilai kuat tekan
beton, rumusnya yaitu:
PERHITUNGAN:
Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
Dimana :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Nilai kuat tekan beton akan berbeda berdasarkan umurnya, mengenai hal ini bisa
dilihat pada: Tabel Konversi Kuat tekan beton umur 3 sampai 28 hari
Sedangkan sebelum memulai uji tes beton ini, kita harus menyiapkan beberapa
peralatan dan perlengkapan, diantaranya adalah :
1. Mesin penguji tekanan beton atau biasa di sebut Compression & Tension Machine
2. Alat bantu (alat pembuat benda uji beton) bisa berupa kubus atau silinder yang
biasa disebut Mold
3. dan beberapa peralatan lainnya yang dapat dilihat pada katalog ini.
Untuk prosedur pengujiannya, masih mengutip dari ilmusipil.com adalah sebagai
berikut :
PROSEDUR PENGUJIAN BETON
1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekutan tekanan dari bak perendam,
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain pelembab.
benda uji dapat menggunakan bentuk kubus ukuran 15cm x 15 cm atau
silinder diamter 15 cm dengan tinggi 30 cm.
2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
3. Letakkan benda uji pada mesin secara sentries. sesuai dengan tempat yang
tepat pada mesin tes kuat tekan beton.
4. Jalankan benda uji atau mesin tekan dengan penambahan beban konstan
berdasar 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
5. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
6. Pengujian kuat tekan beton ini dilakukan pada saat beton berumur 3,7,14 dan
28 hari lalu diambil rata-rata.
7. Untuk menghitung kekuatan beton pada umur hari kesekian dapat membaca
artikel yang khusus membahas tentang tabel konversi beton umur 3 sampai
dengan 28 hari.
8. Beton yang sering digunakan untuk pekerjaan bangunan antara lain K-225, K250, K-300, K-350, K-400, K-450, K-500 dan berbagai ukuran kuat tekan lain
menyesuiakan dengan kebutuhan kekuatan struktur.
dikembalikan.
2. Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.
SLUMP TEST
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak
terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari yang
ditargetkan.
Peralatan
Slump cone standar (diamter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm, dan tinggi 300 mm)
Sekup kecil
Penggaris/mistar/ruler
Prosedur
Bersihkan cone. Basahi permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan
slump harus bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan
sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali.
Lakukan dari bagian terluar ke bagian tengah.
Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke
bagian atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone.
Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.
Ratakan bagian atas beton yang meluap dengan menggunakan batang besi. Bersikan
papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan.
Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone yang
terbalik tersebut.
Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya.
Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain,
kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut boleh
ditolak.
UJI KUAT TEKAN
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah mengeras. Test ini
dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site). Yang bisa dilakukan
di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder untuk diuji. Kan, sampelnya ada
di site. Tidak boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder.
Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.
Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini
menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
Peralatan Pembuatan Sampel
Sekup kecil.
Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar
adukan beton tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding
sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.
Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali
sampai ke atas lapisan pertama.
Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di
sekitar cetakan.
Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurangkurangnya selama 24 jam.
Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan.
Untuk detail Uji Tekan, sambil menunggu.. saya hubungi laboratorium dulu kalau begitu.
atau
1
MPa
=
(100/9,81)
kg/cm2
;
gravitasi
( jika ditetapkan secara khusus oleh Konsultan Desain )
9.81
m/s2
Contoh :
1
MPa
N/mm2
10
kg/cm2
tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan mutu beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara
Kualitas Beton dengan fc ( Mpa ) dan K ( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa
dilakukan uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan
slump tes
Contoh :
K.300 (kg/cm2) ------> MPa. Dengan mengalikan 0,098 ==> fck = 300 x 0,098 =
29,4 MPa
Konversi K ke Fc sebagai berikut :
Fc=(0,76+0,2
log
(fck/15)
fck
29,4
MPa
terima kasih ..
semoga bermanfaat ....
Untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan agar
dicapai
hasil
yang
optimal.
Mutu
Beton
fc'
Beton dengan mufu fc' 25 menyatakan kekuatan tekan minimum adalah 25 MPa
pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan silinder beton diameter 15 cm,
tinggi
30
cm.
Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI (American
Concrete
Institute).
MPa
=
Mega
Pascal
;
1
MPa
=
1
N/mm2
=
10
kg/cm2.
Mutu
Beton
Karakteristik
Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik minimum
adalah 250 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan kubus beton
ukuran
15x15x15
cm.
Mengacu
pada
PBI
71
yang
merujuk
pada
standar
eropa
lama
.
Contoh :
K. 400, kekuatan tekan beton = 400 kg/cm2, dengan benda uji kubus 15 x 15 x 15
Fc = 40 MPa = kekuatan tekan beton = 40 Mpa, dengan benda uji silinder diameter
15 cm tinggi 30 cm
atau
1
MPa
=
(100/9,81)
kg/cm2
;
gravitasi
( jika ditetapkan secara khusus oleh Konsultan Desain )
9.81
m/s2
Contoh :
1
MPa
N/mm2
10
kg/cm2
tabel diatas merupakan contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam
menentukan mutu beton dalam pelaksanaan terkait dengan pemahaman antara
Kualitas Beton dengan fc ( Mpa ) dan K ( kg/cm2 ).
Untuk mengetahui kepastian komposisi campuran dan kualitas yang diinginkan bisa
dilakukan uji laboratorium Mix Design ( penyelidikan material ) serta melakukan
slump tes
Contoh :
K.300 (kg/cm2) ------> MPa. Dengan mengalikan 0,098 ==> fck = 300 x 0,098 =
29,4 MPa
Konversi K ke Fc sebagai berikut :
Fc=(0,76+0,2
log
(fck/15)
fck
29,4
MPa
terima kasih ..
semoga bermanfaat ....
Mutu Beton
Mutu Beton menyatakan kekuatan tekan luas bidang permukaan.
adalah
250
kg/cm2
pada
umur
beton
28
hari,
dengan
menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Mengacu pada PBI 71 yang
merujuk pada standar eropa lama.
kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasilhasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu
terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah
kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15
(+0,06) cm pada umur 28 hari.
Sedangkan fc adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat
berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30
cm. Penentuan nilai fc boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang
didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc didapat
dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah
kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau
perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.
= 1,00
Kubus 20x20x20 cm
= 0,95
Silinder 15x30 cm
= 0,83
Contoh :
Mutu beton fc' 25 MPa (benda uji silinder), mutu beton K berapa?
Apabila benda uji kubus 15x15x15 cm
Kuat tekan = 250 kg/cm2 : 0,83 = 301,20 kg/cm2 ~ K-300
Pasir
= 7 * 0.675 = 4.725 m
Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan.
Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian seperti Kuat tekan.
Pengambilan sample beton dengan coredrill (pengeboran inti) dan uji kuat tekan beton di
laboratorium untuk Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa
pipa dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder.
Contoh alat pengambilan sample beton dengan metode core drill tersebut yaitu sebagai berikut:
Silinder beton yang diperoleh tergantung ukuran diameter mata-bornya, umumnya antara 2
sampai 8. Dan disarankan diameter silinder tidak kurang dari 3 kali ukuran maksimum agregat
betonnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sample beton adalah sebagai berikut:
(1) Umur beton minimal 14 hari.
(2) Pengambilan contoh silinder beton dilakukan di daerah yang kuat tekannya diragukan,
biasanya berdasarkan data hasil uji contoh beton dari masing-masing bagian struktur, atau dari
hasil NDT (Non Destructive Testing) dengan concrete hammer ataupun UPVT (Ultrasonic Pulse
Velocity Test). Dari satu daerah beton diambil satu titik pengambilan contoh. Pengambilan
contoh pada bangunan sudah lama berdiri, maka biasanya core drill dilakukan pada bagianbagian elemen struktur beton yang ingin diketahui kuat tekannya
(3) Dari satu pengambilan contoh diambil 3 titik pengeboran. Pengeboran harus ditempat yang
tidak membahayakan struktur, misalnya jangan dekat sambungan tulangan, momen maksimum,
dan tulangan utama.
4) Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat kasar
yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk
5) Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm;
6) Rasio tinggi sample (L) dengan diameter (D) lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana L =
panjang dan D =diameter benda uji;
7) Pengeboran harus tegak lurus dengan permukaan beton.
8) Lubang bekas pengeboran harus segera diisi dengan beton yang mutunya minimal sama.
9) Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak lurus
terhadap sumbu benda uji;
10) Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2 batang;
11) Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2 batang,
benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga memenuhi ketentuan dan
bila tidak terpenuhi, benda uji tersebut tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan
12) Benda uji beton inti sesudah kaping yaitu harus memenuhi ketentuan 2,00 L/D 1,00
dimana tebal lapisan untuk kaping tidak boleh melebihi 10 mm.
Ilustrasi pengambilan sample beton seperti pada gambar berikut:
Pengeboran dihentikan:
Pengambilan sample:
Pengujian kuat tekan dari sampel tersebut diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian Beton
Inti (SNI 03-3403-1994). Alat uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari
2000 kN sampai dengan 3000 kN.
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan
berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Bila beton yang diambil berada dalam kondisi kering selama masa layannya, benda uji silinder
beton (hasil bor inti) harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton yang diambil berada dalam
kondisi sangat basah selama masa layannya, maka silinder harus direndam dahulu minimal 40
jam dan diuji dalam kondisi basah.
Ilustrasi pengujian, sebagai berikut:
Pesrsiapkan sample dan alat uji tekan:
Pemberian beban uji harus dilakukan bertahap dengan penambahan beban uji yang konstan
berkisar antara 0,2 N/mm^2 sampai 0,4 N/mm^2 per detik hingga benda uji hancur.
Selanjutnya Kuat tekan beton dengan dengan ketelitian 0.95 MPa dapat dihitung sebagai berikut:
Sedangkan kuat tekan beton dengan ketelitian sampai dengan 0.5 MPa dapat dihitung dengan:
(SNI 03-3403-1994)
Dimana:
Co adalah faktor pengali yang berhubungan dengan arah pengambilan benda uji beton inti pada
struktur beton, dimana Co adalah sebagai berikut:
Horisontal (tegak lurus pada arah tinggi dari struktur beton) = 1
Vertikal (sejajar dengan arah tinggi dari struktur beton) =0.92
C1 adalah faktor pengali yang berhubungan dengan rasio panjang sesudah diberi lapisan untuk
kaping (L) dengan diameter D dari benda uji, seperti yang diberikan pada table berikut:
C2 adalah faktor pengali karena adanya kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti yang
letaknya tegak lurus terhadap sumbu benda uji dapat dihitung dengan rumus:
Kuat tekan beton pada titik pengambilan contoh dapat dinyatakan tidak membahayakan jika kuat tekan 3 silinder beton (minimum 3 silinder beton) yang diambil dari
daerah beton tersebut memenuhi 2(dua) persyaratan sebagai berikut:
(1) Kuat tekan rata-rata dari 3 silinder betonnya tidak kurang dari 0,85 fc
(2) Kuat tekan masing-masing silinder betonnya tidak kurang dari 0,75 fc.
Untuk kebutuhan Pengambilan Sample Beton Dengan Coredrill yang anda butuhkan, silahkan
mengubungi kami PT Hesa Laras Cemerlang. Konsultan civi engineering dan jasa pengujian
lengkap dengan kualitas terbaik.
Sebagai Konsultan Non Destructive Test NDT kami sudah dipercaya untuk melakukan Uji Mutu
Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test di banyak gedung, jembatan dan bangunan
lainnya di Indonesia. Jika anda membutuhkan jasa ahli spesialis NDT maka anda berada di
website yang tepat. Untuk solusi kebutuhan pengujian mutu beton dan pengujian lainnya dengan
metode uji tanpa rusak, silahkan hubungi Konsultan Non Destructive Test dan Analisa Struktur
Terbaik dan terpercaya : PT. Hesa Laras Cemerlang melalui telpon atau email berikut ini :
Phone: 021-8304531 | 021-87783547
Email: kontak@hesa.co.id
Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis
bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat
melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan.
Tetang apa itu kelayakan teknis bangunan, silahkan baca artikel kami sebelumnya disini :
Setiap struktur bangunan gedung harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi kriteria teknis
bangunan yang layak baik dari segi mutu (keamanan bangunan), kenyamanan, sehingga dapat
melayani kebutuhan sesuai dengan fungsinya. Maka diperlukan uji Kelayakan Teknis Bangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu gedung adalah:
Faktor cuaca, iklim dan lingkungan
Faktor vibrasi akibat beban yang bekerja atau penambahan beban
Faktor kondisi tanah
jarak antara kedua transducer ini telah diketahui, maka kecepatan gelombang ultrasonik dalam material beton dapat dihitung, yaitu tebal beton dibagi dengan waktu
tempuh. Proses Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test tersebut akan kami jabarkan di artikel ini. Semoga dapat menambah wawasan anda.
Uji Mutu Dan Integritas Beton Dengan Ultrasonic Pulse Velocity Test UPVT Proceq
PUNDIT Plus
Read more: Uji Mutu Dan Integritas Beton Ultrasonic Pulse Velocity Test
Sertifikat Laik Fungsi atau SLF, adalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan
fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai syarat untuk
dapat dimanfaatkan. Fungsi dan tujuan diterbitkannya Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
adalah :
(1) SLF merupakan persyaratan untuk dapat dilakukannya pemanfaatan bangunan gedung.
(2) SLF diberikan kepada bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan memenuhi
persyaratan keandalan bangunan gedung serta sesuai dengan izin yang diberikan.
Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung berdasarkan kesesuaian IMB yang telah
diberikan, mencakup:
a. kesesuaian fungsi;
b. persyaratan tata bangunan;
c. keselamatan;
d. kesehatan;
e. kenyamanan; dan
f. kemudahan.
Secara sederhana, Modified Shock Test atau Seismic Shock Test menggunakan uji seismic
menggunakan ketukan palu/ hammer sebagai gaya dan tranducer sebagai pengambil (pembaca)
data getaran yang terjadi dengan menggunakan aplikasi digital filtering techniques yaitu suatu
metode mekanikal yang diakui keakuratannya yang dihubungkan terhadap frekuensi yang
dihasilkan. Untuk mengungkap lebih jauh tentang Uji Kedalaman Daya Dukung Dan Integritas
Tiang Seismic Shock Test kami tuliskan artikel berikut.
Cara Pengujian UJI KEDALAMAN, DAYA DUKUNG DAN INTEGRITAS TIANG
DENGAN SEISMIC SHOCK TEST/ MODIFIED SHOCK TEST
Cara pengujian SST ini memiliki dua aplikasi utama, yaitu :
Analisis integritas pile yang sudah tertanam, baik bore pile maupun tiang pancang, sekaligus
memprediksi perilaku penurunan tiang akibat beban yang bekerja.
Analisis gelombang kejut yang ditimbulkan selama proses pemancangan tiang.
Ilustrasi uji seperti yang digambarkan pada gambar berikut:
Read more: Uji Kedalaman Daya Dukung Dan Integritas Tiang Seismic Shock Test