Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2012 Kelompok 4

BAB 6 PENGUJIAN AGREGAT KASAR

6.1

Dasar Teori

Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan butiran lebih dari 4,75 mm. Untuk memilih agregat kasar yang akan digunakan sebagai campuran beton ditentukan dari mutu, jenis konstruksi dan ketersediaan bahan. Syarat agregat kasar yang akan dipakai sebagai bahan campuran beton : a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Sisa diatas ayakan 30.5 mm harus 0% dari berat. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90%-98% dari berat. b. Selisih antara sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% dari berat

Menurut peraturan di Indonesia saaat ini ( dalam SK-SNI-T-15-1990-03) telah ditetapkan bahwa gradasi agregat kasar yang baik adalah yang berada di dalam batas-batas sebagaimana tampak seperti tabel di bawah ini.

64

65
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

Tabel 6.1 Persyaratan Gradasi Agregat Kasar Ukuran saringan (mm) 40 20 10 4,8
Sumber : Teknologi Beton; Kardiyono

Prosentase lolos saringan 40 mm 95-100 30-70 10-35 0-5 20mm 100 95 100 22-55 0-10

6.2

Tujuan

Pengujian gradasi agregat kasar ini bertujuan untuk memeriksa susunan atau variasi susunan agregat kasar (kerikil) yang akan digunakan dalam pembuatan beton. 6.3 Alat dan Bahan

6.3.1 Alat

1. Neraca / timbangan berkapasitas 2 kg, ketelitian 100 mg. 2. Satu set mesin getar 3. Satu set ayakan dengan diameter: a. 38,0 mm b. 25,0 mm c. 19,0 mm d. 12,5 mm e. 9,5 mm f. 4,75 mm g. 2,36 mm h. 0,00 mm (pan)

66
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

6.3.2 Bahan

1. Agregat kasar (kerikil) 3000 gram

6.4

Langkah Kerja

1. Menyiapkan agregat kasar (kerikil) seberat 3000 gram. 2. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari diameter bawah ke atas : pan ; 2,36mm ; 4,75mm ; 9,5mm ; 12,5mm ; 19mm ; 25mm ; 38 mm 3. Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapat-rapat susunan ayakan tersebut dan diayak secara manual. 4. Pengayakan secara manual selama 5 menit. 5. Setelah 5 menit, kemudian menimbang dan mencatat berat agregat kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan.

67
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

6.5

Alur Kerja Mulai Menyiapkan agregat kasar (kerikil) seberat 3000 gram Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun berurutan mulai dari diameter bawah ke atas : pan ; 2,36mm ; 4,75mm ; 9,5mm ; 12,5mm ; 19mm ; 25mm ; 38mm 38 mm Menuangkan kerikil ke dalam ayakan paling atas dan menutup rapatrapat susunan ayakan tersebut dan diayak secara manual. Pengayakan secara manual selama 5 menit Setelah 5 menit, kemudian menimbang dan mencatat berat agregat kasar yang tertinggal pada masing-masing ayakan selesai Gambar 6.1 Diagram Alur Pengujian Gradasi Agregat Kasar

68
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

6.6

Data Hasil Percobaan

Tabel 6.2 Data Hasil Percobaan Gradasi Agregat Kasar Diameter ayakan (mm) 38 25 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,85 0,3 0,15 0,00(pan) Agregat kasar yang tertinggal (gram) 0 0 55 2005 635 260 5 0 0 0 0 25

1. Berat awal kerikil 2. Berat kerikil setelah diayak 3. Berat kerikil yang hilang 4. Berat kerikil tertinggal (%)

= 3000 gram = 2985 gram = 15 gram = =


berat _ tertinggal 100% 3000

2985 100% 3000


3000 2985 100% 0,5% 3000

= 99,5 % 5. Berat kerikil yang hilang (%) =

69
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

6.7

Analisis Data

Tabel 6.3 Analisis Data Gradasi Agregat Kasar


Ayakan 38.00 25.00 19.00 12.50 9.50 4.75 2.36 1.18 0.85 0.30 0.15 0.00 Total Gram 0 0 55 2005 635 260 5 0 0 0 0 25 2985 Berat Tertinggal % Kumolatif (%) 0 0 0 0 1,86 1,86 67,16 69,02 21,26 90,28 8,71 98,99 0,17 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0,85 100 100 859,31 Berat Lulus Komulatif (%) 100 100 98,14 30,98 9,72 1,01 0 0 0 0 0 0 340,69 British Standard 95-100 35-70 14-40 0-5 SNI Standard 95-100 54-79 30-70 19-49 10-39 0-5 -

Modulus Kehalusan

= =

berat _ kumulatif _ tertinggal 100 100

859,31 100 100

= 7,5931 Dengan perhitungan di atas maka kerikil tersebut termasuk kerikil yang lewat ayakan 20 mm dan memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03.

70
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

Grafik Gradasi Agregat Kasar


120 100

% Lolos Saringan

80 60 40 20 0
0 0.15 0.3 0.85 1.18 2.36 4.75 9.5 12.5 19 25 38

Diameter Ayakan
Hasil Percobaan Batas Bawah Batas Atas

Grafik 6.1 Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan 6.8 Kesimpulan

Dari data hasil percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: a. Persentase kehilangan berat pada saat pengujian 0,3333 %. Hal ini menunjukkan bahwa agregat kasar sampel memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton karena standar nilai kehilangan berat harus < 1 %. b. Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 6,7626 . Berdasarkan ketentuan SK-SNI-T-15-1990-03, syarat modulus kehalusan agregat kasar adalah

5<MK<8. Jadi, agregat kasar sampel memenuhi syarat sebagai bahan bangunan pembuatan beton. c. Gambar 3.1 (Hubungan Antara Diameter Ayakan dengan % Lolos Ayakan) menunjukkan bahwa kerikil sampel belum memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03 sebagai bahan bangunan pembuatan beton.

71
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

6.9

Solusi

Agar agregat kasar diatas dapat memenuhi syarat dalam standart SK-SNI-T-151990-03, Perlu penambahan material kerikil yang diameternya lebih besar dan data dianalisis kembali dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 6.4 Analisis Data Gradasi Agregat Kasar

Diameter Ayakan (mm) 38 25 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,85 0,3 0,15 0 (pan) Jumlah

Berat Tertinggal Gram 0 1185 1050 1775 415 455 105 0 0 0 0 0 4985 % 0 23,77 21,06 35,61 8,32 9,13 2,11 0 0 0 0 0 100 Kumulatif (%) 0 23,77 44,83 80,44 88,76 97,89 100 100 100 100 100 100 835,69

Berat Lolos Kumulatif (%) 100 76,23 55,17 19,56 11,24 2,11 0 0 0 0 0 0 -

SNI Standar 95 100 54 79 30 70 19 49 10 39 0-5 -

Modulus Kehalusan

= =

berat _ kumulatif _ tertinggal 100 100


835,69 100 100

= 7,3569

72
Laporan Praktikum Bahan Bangunan Prodi DIII Infrastruktur Perkotaan Teknik Sipil 2013 Kelompok 7

Grafik Gradasi Agregat Kasar

110

90

% Lolos Saringan

70

50

30

10
0 0.15 0.3 0.85 1.18 2.36 4.75 9.5 12.5 19 25 38

-10

Diameter Ayakan
Hasil Percobaan Batas Bawah Batas Atas

Grafik 6.2 hubungan antara diameter ayakan dengan % lolos ayakan

Dari Gambar 6.3 menunjukan bahwa kerikil sempel memenuhi syarat dalam standar SK-SNI-T-15-1990-03 sebagai bahan pembangunan pembuatan beton.

Anda mungkin juga menyukai