Anda di halaman 1dari 19

REKAYASA PONDASI II

Metode pemasangan pondasi tiang pancang dan macam macam alat instalasi dan
contoh pemasangan

Disusun oleh :

Ananda Putri Azalea (1934290019)

PRODI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I

JALAN PANGERAN DIPONEGORO NO. 74, RT.2/RW.6, KENARI, KEC. SENEN,


KOTA JAKARTA PUSAT, DAERAH KHUSUS IBU KOTA (DKI) JAKARTA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis Rekayasa
Pondasi Teknik Sipil.
Adapun tugas ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki karya tulis ini.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................................... 3
BAB I.................................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................................................... 4
1.2 Maksud Dan Tujuan.......................................................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................................................................................... 4
BAB II.................................................................................................................................................................................. 5
Pembahasan....................................................................................................................................................................... 5
2.1 Metode Pemasangan Tiang Pancang........................................................................................................... 5
2. Persiapan Alat Pemancang................................................................................................................................ 6
3. Penyimpanan Tiang Pancang........................................................................................................................... 6
4. Pemancangan........................................................................................................................................................... 7
2.2 Macam - macam Alat Instalasi dan Contoh Pemasangannya........................................................12
BAB III.............................................................................................................................................................................. 17
PENUTUP........................................................................................................................................................................ 17
3.1 kesimpulan........................................................................................................................................................... 17
3.2 Saran...................................................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan
langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang
adalah kayu, baja (steel) dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah,
material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang diklasifikasikan berbeda-beda.
Karena pentingnya pondasi tiang pancang, sehingga perlu mempelajari dan meneliti
metode kerja pemasangan tiang pancang pada Jembatan yang aman dan tepat.
1.2 Maksud Dan Tujuan

 Menjelaskan step demi step ujuan penulisan adalah untuk menjelaskan step demi step
tentang metode kerja pelaksanaan pemancangan tiang pancang
 Sebagai sumbangan pemikiran bagi kontraktor dalam metode pelaksanaan pekerjaan
tiang pancang.
 Sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang metode
pelaksanaan pekerjaan tiang pancang dan merupakan informasi bagi mereka yang
tertarik dengan penelitian selanjutnya
1.3 Ruang Lingkup

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode


terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi
lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dimana waktu yang terus
berjalanmenuntut para engineer untuk memanfaatkan waktu yang terbatas semaksimal
mungkin untuk membuat rencana kerja yang efektif dan efisien. Pada pekerjaan awal
khususnya pekerjaan pemancangan tidak dapat dianggap remeh, karena disitu sering terjadi
masalah yang dapat memakan waktu.
Tiang pancang adalah awal dari pekerjaan struktur yang sering terjadi masalah, mulai
dari kondisi tanah yang tidak sama dari rencana, tanah yang basah karena musim hujan atau
adanya sumber air tanah,

BAB II

Pembahasan

2.1 Metode Pemasangan Tiang Pancang

Tahap pertama sebelum memulai suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus


ditentukan terlebih dahulu suatu metode untuk melaksanakannya. Dalam skala
organisasi suatu proses perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah penting
untuk menentukan metode konstruksi terlebih dahulu, karena setiap jenis metode konstruksi
akan memberikan karakteristik pekerjaan berbeda. Penentuan jenis metode konstruksi yang
dipilih akan sangat membantu menentukan jadwal proyek.
Metode konstruksi yang berbeda akan memberikan ruang lingkup pekerjaan dan durasi
yang berbeda pula, yang sudah barang tentu juga mempunyai pertimbangan finansial dalam
bentuk biaya. Ada faktor- faktor yang mempengaruhi jenis ruang lingkup pekerjaan yang
dilakukan, sehingga perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
1. Sumber daya manusia dengan skill yang cukup untuk melaksanakan suatu metode
pelaksanaan konstruksi.
2. Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.
3. Material cukup tersedia.
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum dibanding pilihan metode konstruksi lainnya.
5. Biaya yang bersaing.
Oleh karena faktor – faktor yang mempengaruhi metode pelaksanaan seperti: design
bangunan, medan/lokasi pekerjaan, dan ketersediaan dari tenaga kerja, bahan, dan
peralatan, seperti sudah dijelaskan diatas, maka kadang – kadang metode pelaksanaan
hanya memiliki alternatif yang terbatas.

1. Persiapan Lokasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas- batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

Gambar 3. Pembagian zona tiang pancang dan site plan metode kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebih dahulu.
3. Penyimpanan Tiang Pancang

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancangdisusun seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemancangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang
pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat. Setelah melakukan pemancangan, dilakukan
monitoring pancang sesuai dengan from yang ditelah disetujui. Seperti gambar di
bawah ini.
masuk pada bagian alat.
Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat


Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan

Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan palu pada mesin pancang.
Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.

Gambar 4. Monitoring tiang pancang


Kemudian dilakukan test PDA (Pile Driving Analyzer) yang bertujuan untuk::
a. Daya dukung aksial tiang pancang.
Penentuan daya dukung aksial tiang didasarkan pada karakteristik dari
pantulan gelombang yang diberikan oleh reaksi tanah (lengketan dan tahanan
ujung). Korelasi yang baik antara daya dukung tiang yang diberikan dari hasil
PDA dengan cara statis yang konvensional telah diakui, yang membawa pada
pengakuan PDA sebagai metode yang sah dalam ASTM D-4945-1996. Meski
demikian, harus dicatat korelasi yang ditujukan dalam grafik didasarkan pada hasil
pengujian jika daya dukung batas (ultimate) dicapai baik dengan ‘PDA’ maupun
dengan pengujian statis yang konvensional.
b. Keutuhan Tiang Pancang.
Kerusakan pada fondasi tiang dapat terjadi karena beberapa hal antara
lain pada saat pengangkatan tiang atau selama pemancangan tiang. Untuk tiang
bor, pengecilan penampang dan longsornya tanah adalah kerusakan yang paling
umum dijumpai. Kerusakan ini dapat dideteksi dengan ‘PDA’.
Berdasarkan gaya dan kecepatan yang terekam dari gelombang selama
perambatannya sepanjang tiang, lokasi dari kerusakan dapat dideteksi dan luas
penampang sisa dari tiang dapat diperkirakan. Jika hanya keutuhan tiang saja
yang dibutuhkan, sebuah sub sistem dari ‘PDA’ yang disebut Pile Integrity
Tester lebih ekonomis untuk digunakan dari pada ‘PDA’.

c. Peralatan yang digunakan untuk pengujian test PDA tersebut adalah:

i. Piling Driver Analyzer (PDA)

ii. Dua (2) strain transducer

Dua (2) accelerometer


iii.
iv.Kabel Penghubung
d. Persiapan Pengujian Test PDA (Pile Analyzer Test)
i. Penggalian tanah permukaan sekeliling kepala tiang, apabila kepala tiang sama
rata permukaan tanah.
ii. Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan
accelerometer.
iii. Pemasangan instrument.
e. Informasi yang diperlukan dalam test PDA (Pile Analyzer Test)
i. Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang.
ii. Tanggal pemancangan.
iii. Panjang tiang dan luas penampang tiang.
iv. Panjang tiang tertanam.
f. Prosedur Pengujian Test PDA (Pile Driver Analyzer)
Pengujian dinamis tiang didasarkan pada analisis gelombang satu dimensi yang
terjadi ketika tiang dipukul oleh palu. Regangan dan percepatan selama
pemancangan diukur menggunakan strain transducer dan accelerometer. Dua buah
strain transducer dan dua buah accelerometer dipasang pada bagian atas dari tiang
yang diuji (kira-kira 1,5- x diameter dari kepala tiang). Pemasangan kedua
instrument pada setiap pengukuran dimaksudkan untuk menjamin hasil
rekaman yang baik dan pengukuran tambahan jika salah satu instrument tidak
bekerja dengan baik. Pengukuran direkam oleh ‘PDA’ dan dianalisis dengan ‘
Case Method’ yang sudah umum dikenal, berdasarkan teori gelombang satu
dimensi.
2.2 Macam - macam Alat Instalasi dan Contoh Pemasangannya

Terdapat 5 jenis alat pancang yang dapat digunakan untuk memancang tiang pancang.
Namun beberapa jenis alat sudah jarang digunakan untuk memancang tiang pancang beton.
Misalnya steam single-acting hammer, steam double-acting hammer, dan steam differential-
acting hammer sekarang jarang digunakan karena alasan lingkungan dan kepraktisannya.
Selain itu juga karena besarnya instalasi generator mesin uap atau udara yang harus diatur di
setiap lokasi. Alat tersebut utamanya digunakan untuk memancang steel tube pile dan sheet
pile.

Demikian pula drop hammer yang memiliki kecepatan pukulan rendah sehingga tidak
digunakan umum kecuali untuk jumlah tiang yang sedikit. Selain itu drop hammer cocok
digunakan pada proyek terpencil, jumlah tiang sedikit, dan waktu penyelesaian bukan faktor
utama. Oleh karena itu kajian difokuskan pada alat diesel hammer, vibratory hammer, dan
hydraulic jacking-in pile. Ketiga alat tersebut mempunyai peluang yang hampir sama untuk
digunakan dalam proyek pemancangan tiang pancang beton.

1) Drop Hammer

Seperti namanya, alat ini berfungsi sebagai palu yang memukul tiang pancang agar
menancap sempurna pada tanah yang akan menjadi dasar dari bangunan yang
dibangun. Bentuk alat ini menyerupai palu yang diletakkan pada bagian atas tiang.
Palu ini sangat berat dan berat inilah yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
tiang agar tiang menancap pada tanah. Pada bagian atas tiang atau disebut kepala
tiang, diberikan topi atau cap yang berfungsi sebagai shock absorber. Topi ini sangat
diperlukan agar saat palu memukul tiang, tiang pancang tidak akan mengalami
kerusakan. Biasanya, topi penyerap tekanan ini dibuat dari bahan kayu.
 Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat
ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang.
 Penumbuk (hammer) ditarik keatas dengan kabel dengan kerekan sampai
mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk tersebut jatuh bebas
menimpa kepala tiang pancang. Utuk menghindari terjadi kerusakan akibat
tumbukan ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai
penahan energi atau shock absorber.
 Tenaga tarik drop hammer dapat berupa manusia atau mesin uap.
 Drop hammer dengan tenaga tarik manusia, tinggi jatuh 1 sampai dengan 1,5
meter, frekuensi pukulan 4 kali per menit, kalendering setelah 30 kali pukulan.
Sama dengan tenaga manusia drop hammer dengan tenaga tarik mesin uap,
tinggi jatuh 1 sampai 1,5 meter.
2) Diesel Hammer

Alat ini merupakan alat dengan kinerja paling sederhana diantara alat-alat lain yang
digunakan untuk memasang tiang pancang. Bentuknya berupa silinder dengan piston
atau ram yang berfungsi untuk menekan tiang pancang. Selain itu, terdapat dua mesin
diesel yang menggerakan piston ini. Bagian-bagian lain dari alat ini adalah tangki
untuk bahan bakar, tangki untuk pelumas, pompa bahan bakar, injector dan mesin
pelumas agar piston dapat bekerja dengan lancar. Saat bekerja, mesin diesel akan
memberikan tekanan pada udara dalam silinder. Tekanan udara yang bertambah ini
akan menggerakkan piston yang akan memukul tiang pancang.
 Mempunyai mobilitas tinggi, konsumsi bahan bakar rendah, efisien
dioperasikan pada suhu rendah, bobotnya ringan, dan dimensinya kecil.
 Dapat digunakan dengan baik pada tanah kohesif atau lapisan sangat padat dan
tidak dapat dioperasikan dengan baik pada tanah lunak.
 Diesel hammer merupakan pengembangan dari steam hammer, sebagai
penggerak hammer adalah campuran gas dan udara. Special diesel hammer
adalah:
a. Berat hammer 1,5 sampai dengan 2,5 ton
b. Tinggi jatuh 0.9 sampai dengan 1 meter
c. Frekuensi pukulan 40 sampai dengan 50 kali per menit
d. Kalendering setiap 10 kali pukulan.
3) Hydraulic Hammer

Seperti namanya, alat pemasang tiang pancang yagn satu ini menggunakan prinsip
perbedaan tekanan pada cairan yang ada didalam alat. Dengan menggunakan
perbedaan tekanan ini, maka alat ini dapat memberikan tekanan pada tiang pancang
agar mampu terpasang dengan baik. Biasanya, alat ini digunakan untuk memasang
pondasi tiang baja H dan pondasi lempengan baja. Alat ini bekerja dengan cara
menarik, mendorong dan mencengkeram tiang pancang agar mampu berada pada
posisi yang tepat. Tiang pancang yang dapat dipasang dengan alat ini biasanya
berukuran lebih pendek dari alat lainnya. Karena itu, alat ini sangat cocok untuk
digunakan pada area pembangunan yang tidak terlalu luas. Bila dibutuhkan tiang
pancang yang cukup panjang, biasanya dapat dilakukan dengan cara menyambung
ujung tiang pancang pendek yang dipasang menggunakan alat ini.
4) Vibratory Pile Driver
Alat ini menggunakan getaran untuk memasang tiang pancang. Didalam alat ini,
terdapat beberapa batang yang berada pada posisi horizontal. Batang ini akan berputar
dengan arah yang berlawanan. Hal ini akan menyebabkan beban eksentris pada alat
ini menimbulkan getaran. Getaran inilah yang digunakan untuk menggetarkan
material tiang pancang yang terpasang pada alat. Saat tiang pancang ikut bergetar,
maka tiang pancang akan mampu menembus area tempat dimana tiang tersebut akan
dipasang.
 Alat ini menekan tiang dengan getaran sehingga dapat mengurangi getaran
pemancangan, mengurangi kebisingan, dan mempunyai kecepatan penetrasi
yang bagus. Hasil terbaik digunakan pada tanah non kohesif, agak bagus pada
tanah berlempung dan berlanau.
 Secara khusus efektif digunakan pada tanah non kohesif jenuh air dan sulit
memancang pada tanah pasir kering atau tanah kohesif yang tidak merespon
getaran
 Getaran yang dibangkitkan untuk pemancangan suatu tiang berkisar antara
1200 VPM s.d 2400 VPM (vibration per minutes).
5) Hydraulic Jacking-In Pile

 Menggabungkan teknik menggenggam dan menekan atau menarik, sedikit


kebisingan dan getaran.
 Selain itu sangat cocok digunakan di area yang terbatas ruang geraknya.
Penggunaan energi lebih efisien dari single, double, differential-acting, dan
diesel hammer
Cara Kerja:
1. Tiang pancang diangkat dan dimasukan perlahan ke dalam lubang tiang yang
disebut grip, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau
memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka
tiang mulai ditekan.
2. Alat ini memiliki ruang kontrol/kabin yang dilengkapi dengan oil pressure
atau hydraulic yang menunjukan pile pressure yang kemudian akan
dikonversikan ke pressure force dengan menggunakan table yang sudah ada.
3. Jika grip hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang
mesin saja, maka penekanan dihentikan dan grip bergerak naik keatas untuk
mengambil tiang pancang sambungan yang telah disiapkan. Tiang pancang
sambungan kemudian diangkat dan dimasukan kedalam grip. Setelah itu
sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika
tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan mendekati tiang
pancang dibawah. Penekanan dihentikan sejenak saat ke dua tiang sudah
bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan ke dua
tiang pancang dengan cara pengelasan.
4. Untuk menyambung tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem
pengelasan. Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna,
maka ke dua ujung tiang pancang diberi plat harus benar-benar tanpa rongga.
Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena kecerobohan dapat berakibat
fatal, yaitu beban tidak tersalur sempurna. Apabila sudah penekanan tiang
pancang dapat dilanjutkan, demikian seterusnya
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
Tahap pertama sebelum memulai suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus
ditentukan terlebih dahulu suatu metode untuk melaksanakannya. Dalam skala
organisasi suatu proses perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangatlah penting
untuk menentukan metode konstruksi terlebih dahulu, karena setiap jenis metode konstruksi
akan memberikan karakteristik pekerjaan berbeda. Penentuan jenis metode konstruksi yang
dipilih akan sangat membantu menentukan jadwal proyek.
Terdapat 5 jenis alat pancang yang dapat digunakan untuk memancang tiang pancang.
Namun beberapa jenis alat sudah jarang digunakan untuk memancang tiang pancang beton.
Misalnya steam single-acting hammer, steam double-acting hammer, dan steam differential-
acting hammer sekarang jarang digunakan karena alasan lingkungan dan kepraktisannya.
Selain itu juga karena besarnya instalasi generator mesin uap atau udara yang harus diatur di
setiap lokasi. Alat tersebut utamanya digunakan untuk memancang steel tube pile dan sheet
pile.

3.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan saran yang diharapkan berguna untuk
diterapkan, yaitu:
1. Sebaiknya dalam pekerjaan pemancangan tiang pancang alat yang digunakan adalah alat pancang
hydrolic serta alat pancang harus menggunakan crane untuk pengangkutan tiang pancang dan alat
pancang agar supaya pekerjaan pemancangan tiang pancang dapat dilakukan secara cepat dan tidak
memakan waktu yang lama
2. Dalam kegiatan proyek pemancangan tiang pancang sebaiknya sebelum kegiatan dimulai terlebih
dahulu kita menghitung produktifitas alat yang akan digunakan dalam proyek tersebut, sehinggga alat-
alat yang akan digunakan berjalan sesuai dengan perencana.

DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/154681-ID-metode-pelaksanaan-pekerjaan-tiang-
panca.pdf
https://www.academia.edu/4710752/
BAB_I_METODE_PELAKSANAAN_PONDASI_TIANG_PANCANG

http://bestananda.blogspot.com/2014/08/metode-pelaksanaan-pondasi-tiang-pancang.html

http://repository.polimdo.ac.id/515/1/Recky%20sigar%20Full.pdf

https://sanggapramana.wordpress.com/2010/07/19/alat-pemancang-tiang/

https://nikifour.co.id/4-jenis-alat-pemasang-tiang-pancang/

https://www.google.com/search?
q=vibratory+piledriver&tbm=isch&ved=2ahUKEwj8iuyTkbb4AhXzjtgFHSO0DCIQ2-
cCegQIABAA&oq=vibratory+piledriver&gs_lcp=CgNpbWcQAzoECCMQJzoFCAAQgAQ
6BggAEB4QBzoECAAQHjoGCAAQHhAFOgYIABAeEAhQjgVYqzVgsEVoAHAAeACA
AcQCiAGUD5IBBzguOC4wLjGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&sclient=img
&ei=j1CtYryHBPOd4t4Po-iykAI&bih=568&biw=1366

Anda mungkin juga menyukai